Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi


Sub Pokok Bahasan : IVA
Waktu : 15 menit
Tempat : Ruang Nuri RSUD Ajibarang
Sasaran : Ibu Hamil
Penyuluh : Tyas Fibri S.P

A.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit reproduksi dengan deteksi
dini .
2. Tujuan Khusus
a. Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu dapat :
b. Menjelaskan tentang pengertian IVA
c. Menjelaskan tentang keuntungan, jadwal dan syarat mengikuti IVA
d. Menjelaskan tentang kategori IVA dan tempat pelayanan IVA
C. Materi :
1. Pengertian IVA
2. Keuntungan, Jadwal dan syarat mengikuti IVA
3. Kategori IVA dan tempat pelayanan IVA
D. Metode
Ceramah, Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan :
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
1. Pembukaan 3 menit Salam
Perkenalan
Menjelaskan tujuan penyuluhan
2. Pelaksanaan 10 menit Memberi penyuluhan tentang : Leaflet
Pengertian IVA
Keuntungan, Jadwal dan syarat
mengikuti IVA
Kategori IVA dan tempat
pelayanan IVA
3. Penutup 2 menit Evaluasi
Salam
F. Evaluasi :
1. Peserta tahu tentang pengertian IVA
2. Peserta tahu tentang Keuntungan, Jadwal dan syarat mengikuti IVA
3. Peserta tahu kategori IVA dan tempat pelayanan IVA
G. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
MATERI IVA

A. Pengertian
1. IVA (Inspeksi Visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi
kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009)
2. IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan
mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-
5% (Wijaya Delia, 2010).
3. Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat
prakanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan
spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai
prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-97%
(Wijaya Delia, 2010).
4. Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap smear karena
biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.
5. Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah
diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan
terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat
dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk
dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel.

B. Tujuan IVA
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap
kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.

C. Keuntungan IVA
Menurut (Nugroho. 2010:65) keuntungan IVA dibandingkan tes diagnose lainnya adalah :
1. Mudah, praktis, dan mampu laksana
2. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
3. Alat- alat yang dibutuhkan sederhana
4. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
Menurut (Emilia. 2010 :53) keuntungan IVA
1. Kinerja tes sama dengan tes lain
2. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai
penatalaksanaannya
D. Kerugian IVA
1. Hasil subyektif
2. Hasil harus segera dibaca

E. Jadwal IVA
1. Segera setelah berhubungan seksual pertama kali
2. Jika pemeriksaan iva negative lakukan pemeriksaan iva 1 tahun 1 kali.

F. Syarat Mengikuti Tes IVA


1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

G. Kategori IVA
Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah
satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
a) IVA negatif : menunjukkan leher rahim normal.
b) IVA radang : Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
(polipserviks).
c) IVA positif : ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang
menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan
ini mengarah pada diagnosis Serviks prakanker (dispalsiaringan-sedang-berat atau
kanker serviks in situ).
d) IVA-Kanker serviks : Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium
kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker
serviks bila ditemukan masih pada stadium invasive dini (stadium IB-IIA).

H. Penatalaksanaan IVA
1. Pemeriksaan IVA dilakukan dengan speculum melihat langsung leher rahim yang telah
dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak muncul
plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negative. Sebaliknya jika leher rahim
berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau
kelainan pra kanker.
2. Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati dengan
metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke leher rahim.
Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan metode diagnosis
yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi
sejak dini. Dengan demikian, bisa segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker
stadium lanjut.
3. Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker pada suhu
yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh,
dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat (Samadi Priyanto. H, 2010)
4. Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari adanya
perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya perubahan sel
akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa dimatikan atau dihilangkan
dengan dibakar atau dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker yang disebabkan
human papillomavirus (HPV) itu tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh yang
lain.

I. Tempat Pelayanan
IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya oleh :
1. Perawat terlatih
2. Bidan
3. Dokter Umum
4. Dokter Spesialis Obgyn.
DAFTAR PUSTAKA

1. Alimul Aziz. 2007. Metode penelitian kebidanan dan teknik analisa data. Jakarta: PT Rineka
Cipta
2. Azwar. 2009. Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
3. Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta :
EGC
4. Melianti Mira. 2011. Skining kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam
asetat (IVA) test. (http://stikesdhb.ac.id/kebidanan/91-skrining-kanker-serviks.html)
5. Notoatmodjo. 2003. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai