Anda di halaman 1dari 10

PERHITUNGAN SUDUT LERENG TAMBANG TERBUKA

UNTUK PERHITUNGAN CADANGAN


PT. MAXIMA KEC. LAWANG KIDUL, KAB. MUARAENIM, SUMATERA SELATAN
Oleh :
Nur Hamid*, Raymond Franco**, Rolis Junwandi**, Duddy Setiadi**
(*): Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia (**) : Mahasiswa Sekolah Tinggi
Teknologi Mineral Indonesia

Abstract
Each mine using open pit methods, will always meet a problem on the slope angle stability,
these problems must be addressed, especially since mine planning for mining operations
based on the shape and the amount of existing reserves. in order to overcome problems of the
slope angle of technology and expertise needed to support the implementation of a stable
slope angle for planning and calculation of reserves.
The data required in the calculations in this way are: High slope, slope angle, rock properties
such as weight per unit volume, rock mechanical properties such as cohesion and friction
angle, soil and water conditions. The assumptions used are: cover layer material (overburden)
and between the layers (interburden) considered as soil, rock layer is considered homogeneous
and continuous, not a circular arc-shaped Avalanche
The results of the slope stability calculations using SLIDE software for singles bench is as
follows:

Heigt of levels of the southern area are 10 meters, 400 degree angle, FK 1:08. Western areas
of heigt levels are15 meters, FK 1:08 and Northern Areas of heigt levels are 10 meters, FK 1:12

The results of the slope stability calculations using SLIDE software for overall bench is as
follows:

South Area heigt levels are 80 meters, 260 degree angle, FK 1:08, West Area heigt level are
125 meters, 260 degree angle, and North areas with heigt levels are 125 meters, 24 0 degree
angle, with FK 1:12

Key words: slope stability, open pit mine

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

37
Abstrak
Setiap tambang yang menggunakan metode tambang terbuka, akan selalu mempunyai
masalah pada kestabilan sudut sudut lerengnya, permasalahan tersebut harus ditanggulangi
sejak perencanaan tambang terutama untuk perencanaan operasional penambangan yang
didasarkan pada bentuk dan jumlah cadangan yang ada. Untuk dapat mengatasi hal tersebut
dibutuhkan teknologi dan tenaga ahli yang dapat menunjang pelaksanaan untuk
perencanaan sudut lereng stabil dan perhitungan cadangannya.
Data-data yang diperlukan dalam perhitungan dengan cara ini adalah: Tinggi lereng, Sudut
kemiringan lereng, Sifat-sifat batuan yang berupa berat per satuan volume, Sifat mekanik
batuan yang berupa kohesi dan sudut geser dalam yang mempunyai harga puncak dan harga
sisa.dan Kondisi air tanah. Asumsi-asumsi yang digunakan adalah: Lapisan material penutup
(overburden) dan lapisan antara (interburden) dianggap tanah, Lapisan batuan tersebut
dianggap homogen dan kontinue, Longsoran berbentuk bukan busur lingkaran
Hasil dari perhitungan kesetabilan lereng dengan menggunakan software SLIDE untuk singgel
bench yang aman untuk digunakan adalah sebagai berikut:: Area selatan Tinggi jenjang 10
meter, sudut jenjang 400, FK 1.08. Area Barat tinggi jenjang 15 meter, FK 1.08 dan Area Utara
tinggi jenjang 10 meter, FK 1.12
Sedangkan perhitungan kesetabilan lereng menggunakan software SLIDE untuk overall slope,
dengan hasil sebagai berikut:.Area Selatan tinggi jenjang 80 meter, sudut jenjang 26 0, FK 1.08,
Area Barat tinggi jenjang 125 meter, sudut jenjang 260, dan Area utra dengan tinggi jenjang
125 meter, sudut jenjang 240, dengan FK 1.12

kata kunci: kesetabilan lereng, tambang terbuka


kadang pada sisi yang berlainan akan
PENDAHULUAN memiliki perbedaan tersebut, hal ini akan
Secara geologi Indonesia adalah mengakibatkan terjadinya perbedaan
merupakan daerah yang memiliki sumber sudut lereng yang terbentuk pada
daya alam yang sangat besar. Seluruh tambang yang sama.
kekayaan sumberdaya alam tersebut
dapat diketemukan tersebar di seluruh TUJUAN
kepulauan Indonesia. Untuk dapat Penelitian geologi teknik ini dilakukan
memanfaatkan sumberdaya alam yang untuk dapat membantu dalam
dimiliki tersebut dibutuhkan teknologi dan perhitungan cadangan dan pembuatan
keahlian yang dapat menunjang perencanaan sudut lereng tambang pada
pelaksanaan untuk pencariannya. tambang yang akan dilaksanakan, Hasil
Setiap tambang yang menggunakan analisis kesetabilan lereng pada laporan ini
metode tambang terbuka, akan selalu sifatnya masih sementara, dan akan
mempunyai masalah pada kestabilan diperbaiki bila penambangan/eksploitasi
sudut lerengnya, hal ini dikarenakan pada telah dimulai dengan jalan melakukan
setiap tambang akan mempunyai penelitian lanjut pada batuan yang telah
perbedaan batuan dan perbedaan struktur dikupas sehingga akan diketahui dengan
geologi yang ada pada daerah lebih teliti keadaan struktur geologinya
penambangan tersebut, bahkan bukan karena arah struktur geologi terhadap arah
hanya pada tambang yang berbeda, pada jenjang tambang sangat berpengaruh
satu tambang yang sama pun kadang- terhadap kesetabilannya. Saat penelitian
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

38
ini dilaksanakan data struktur geologi mempunyai harga puncak dan harga
masih sangat minim karena tertutup. sisa.
- Kondisi air tanah.
METODOLOGI Berdasarkan hal tersebut diatas
1. Penelitian secara langsung di perhitungan maka cara Janbu adalah
lapangan, dengan cara pemetaan metoda yang sesuai karena metoda Janbu
geologi dan pengambilan sampel untuk menganalisis kemantapan lereng
pada batuan permukaan dan dimana permukaan bidang luncurnya tidak
bawah permukaan dengan berupa busur lingkaran dan lereng terdiri
menggunakan mesin bor. dari berbagai jenis batuan yang berlapis
2. Penelitian secara laboratorium (tidak homogen) Perhitungan cara Janbu
dengan meneliti perconto batuan ini sangat sesuai untuk menganalisis
hasil pemboran inti untuk kemantapan lereng di rencana tambang
mengetahui keadaan fisik dan terbuka batubara ini baik untuk individual
mekanik batuannya. bench maupun overall benchnya. Untuk
3. Analisa kesetabilan lereng dengan dapat melakukan perhitungan dengan
menggunakan program komputer metoda Janbu diperlukan asumsi-asumsi.
SLIDE. Adapun asumsi-asumsi tersebut adalah:
- Lapisan material penutup
(overburden) dan lapisan antara
(interburden) dianggap tanah.
- Lapisan batuan tersebut dianggap
homogen dan kontinue
- Longsoran berbentuk bukan busur
Gambar 1. Kiri: mesin bor yang digunakan lingkaran.
dalam penelitian, Kanan: Core hasil
pemboran Untuk dapat mencari tinggi dan sudut
Dasar Perhitungan Kestabilan Lereng bench yang paling sesuai dengan faktor
Analisis kemantapan lereng untuk keamanannya maka dilakukan berbagai
longsoran yang mempunyai bentuk bidang percobaan ketinggi dan sudut lereng
luncur berupa busur lingkaran dapat (bench), dengan acuan Faktor keamanan
dihitung dengan cara Bishop dan bila (FK) dari Sosrodarsono dan Suyono,
bentuk luncuran tidak berupa busur sebagai berikut:
lingkaran maka dapat dihitung dengan cara Tabel 1. Pembagian klasifikasi Faktor
Janbu. Dalam perhitungan kestabilan Keamanan
lereng ini digunakan paket program Nilai Faktor Keadaan
SLIDE. Data-data yang diperlukan dalam Keamanan (FK) Lereng
perhitungan dengan cara ini adalah: < 1,0 Tidak
- Tinggi lereng Mantap
- Sudut kemiringan lereng 1,0 1,2 Kemantapan
- Sifat-sifat batuan yang berupa berat Diragukan
per satuan volume
1,3 1,4 Memuaskan
- Sifat mekanik batuan yang berupa
1,5 1,7 Mantap
kohesi dan sudut geser dalam yang

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

39
Metoda Janbu dengan menggunakan pada massa batuan atau tanah, kemudian
paket program SLIDE. melakukan perhitungan beberapa kali
Perhitungan jenjang tunggal untuk mendapatkan bidang longsor yang
memiliki faktor keamanan terendah.
Teori dasar dari perhitungan Janbu adalah Faktor keamanan untuk metoda Janbu
bahwa bidang longsor berbentuk busur dicari dengan menggunakan rumus
lingkaran yang circular. Bidang longsor sebagai berikut:
pada analisis Janbu ditentukan
berdasarkan zona lemah yang terdapat
Dimana:
X = (C + (h w.hw) tan ) (1 + tan2 ) x
Y = tan . tan
F0 / 1+Y/F
Z = h . x . sin
F=
Q = w . Z2
Z+Q
F0 = 1 + K (d/L 1,4 (d/L) 2)
Untuk C = 0; K = 0,31
Untuk C >0; > 0; K = 0,50

Untuk memudahkan dan menghindari kesimpulan bahwa hasil rata-rata adalah


kesalahan yang mungkin terjadi maka hampir sama pada setiap dan untuk
maka perhitungan tersebut diatas dalam perhitungan dengan menggunakan
mengerjakan analisis didaerah penelitian program paket SLIDE ini dipakai data
ini menggunakan alat bantu dengan rata-rata dari seluruh batuan yang ada,
program paket SLIDE dengan kata lain material batuan yang ada
Analisis dengan menggunakan paket dianggap sama. Sedangkan kondisi air
program SLIDE disini adalah untuk seperti yang juga telah diutarakan diatas
menentukan ketinggian bench/jenjang adalah dianggap jenuh.
tunggal dan sudut lereng aman dengan Analisis dilakukan pada lobang-lobang bor
Faktor keamanan 1,07, yang dilakukan yang dianggap dapat mewakili setiap
percobaan-percobaan dengan beberapa daerah yang dipertimbangkan dari formasi
ketinggian jenjang dan besar sudut lereng. batuan dan posisi arah kemiringan
Tinggian jenjang tunggal diambil sebagai (perlapisan) yang berkembang didaerah
percobaan adalah 5m, 10m dan 15m. penelitian, sedangkan untuk struktur
Sedangkan sudut lereng yang dipakai patahan karena masih dalam taraf awal
percobaan adalah 300, 400, dan 500. sementara diabaikan, tetapi dengan
Percobaan dihentikan pada tinggi bench 15 catatan bila penggalian tambang telah
meter dan sudut lereng bench tunggal 500 mencapai kedalaman tertentu (dianjurkan
karena pada kondisi ini Faktor Keamanan setelah mencapai kedalaman 5 meter)
(FK) sudah jauh dari ketentuan yang ada. harus dilakukan perbaikan/penyesuaian
Seperti yang telah diutarakan diatas dan hitungan), karena pada kedalaman 5 meter
atas dasar hasil dari hasil analisis rock berdasarkan perhitungan analisis belum
mekanik dari laboratorium terhadap ada masalah dengan kemiringan lereng
batuan yang ada pada lobang bor, diambil kecuali untuk tinggi bench 5 meter.

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

40
Gambar 2. Hasil analisis dengan menggunakan program SLIDE

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Pemetaan yaitu morfologi Pebukitan rendah
Morfologi daerah penelitian terbagi patahan dan satuan dataran.
menjadi dua satuan morfologi (gambar 3),

Satuan morfologi
Dataran

Satuan morfologi
Pebukitan rendah patahan

Gambar 3. pembagian morfologi daerah penelitian


sehingga tidak terbentuk atau sangat
Litologi daerah penelitian berdasarkan sedikit terbentuk joint.
pemetaan yang telah dilakukan terdiri dari Kecuali dari patahan tersebut didaerah
2 (dua) formasi yang terbagi menjadi 5 penelitian juga dijumpai struktur ketidak
(Lima) satuan batuan, yaitu Satuan selarasan batuan antara Formasi Enim dan
endapan sungai Formasi Kasai terdiri dari Formasi Kasai.
satuan batupasir kasar dan Formasi Enim Data-data patahan tersebut kecuali dari
terdiri dari satuan batuan Batubara, batu data bor, juga banyak dijumpai di
lempung dan batupasir halus. Singkapan lapangan. Disamping itu morfologi yang
yang baik dan lengkap dapat dijumpai di berkembang juga sangat mendukung data
sepanjang S. Simile yang merupakan anak patahan tersebut
S. Bangko. Didaerah penelitian ini dijumpai 2 (dua)
Struktur geologi yang dijumpai didaerah patahan yang berkembang, yaitu patahan
penelitian terutama adalah patahan, dengan arah N 240 E / 500 600 berupa
sedangkan joint sangat jarang bahkan patahan normal yang kemudian
hampir dapat dikatakan tidak dinamakan patahan normal F1 dan
diketemukan, hal ini kemungkinan karena patahan dengan arah sekitar N 150 E / 80 0
daerahnya disusun oleh satuan yang berupa patahan geser sinistral yang
batulempung dan batupasir halus yang kemudian diberi nama F2, patahan normal
mempunyai tingkat elestisitas tinggi terhenti pada patahan geser, hal ini dapat
disimpulkan bahwa setelah terbentuk
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

41
patahan geser sinistral disusul dengan
patahan normal.

Gambar 4. Kiri: Satuan batupasir, Tengah: Singkapan Batubara, Kanan: Slicken side di lokasi
penelitian

GAMBAR 5. Peta Geologi daerah penelitian


2. Hasil Pemboran Penelitian yang telah dilakukan adalah
Pola pemboran inti untuk sampel Geotek meliputi menganalisis core dari keenam
Pola pemboran dibuat melingkar dengan lubang bor inti yang telah dikerjakan yaitu
asumsi tambang yang akan dibuka adalah lubang GT-01, GT-02, GT-03, GT-04, GT-05.
open pit yang berbentuk lingkaran, lubang- dan GT 6. kondisi keteknikan dari batuan
lubang yang dibuat untuk keperluan yang ada didapatkan dari Analisis sampel
pengambilan sample geotek ini akan dari lubang bor yang dikerjakan pada
mewakili seluruh lingkaran open pit laboratorium geologi teknik. Kedua analisis
tersebut. Lubang bor yang dibuat dapat ini kemudian dijadikan acuan untuk
mewakili penampang yang berbentuk menghitung kemungkinan kesetabilan
radier dengan pusat ditengah, dan lereng yang dapat diterapkan pada proses
penampang yang dibuat ini dapat untuk eksploitasi (penambangan).
menganalisis sudut lereng seluruh
9580000

9579900

9579800

lingkaran tambang yang direncanakan.


9579700

9579600

9579500

9579400

9579300

9579200

9579100

9579000

9578900

9578800
GT-04
GT04
D
9578700

9578600

9578500

9578400 GT-03
9578300 GT03

9578200

9578100
F

9578000

GT-05 & GT02


C

9577900
GT06

GT-
9577800

9577700
GT-06 GT05
GT01
B
A

9577600

9577500

9577400
GambarGT-01
6. Pola pemboran
9577300

367500 367600 367700 367800 367900 368000 368100 368200 368300 368400 368500 368600 368700 368800 368900 369000 369100 369200 369300 369400 369500 369600 369700 369800 369900 370000 370100 370200 370300 370400 370500 370600 370700 370800

Gambar 6. Pola pemboran


Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

42
2. Hasil Analisis Laboratorium Geologi Karenanya untuk keperluan prakajian
Teknik kelayakan penambangan batubara di
Didaerah penelitian ini, yaitu daerah wilayah ini data geoteknik diperoleh
Simpang Karso desa Darmo, kecamatan dengan melakukan uji laboratorium
Lawang Kidul, kabupaten muara Enim, mekanika batuan terhadap inti (core) hasil
Sumatera Selatan, belum pernah dilakukan pemboran. Table 2. Dibawah ini adalah
penyelidikan geoteknik atau geomekanika. salah satu hasil uji laboratorium

Tabel 2. Hasil analisa laboratorium geotek pada lobang bor GT-1

No. Lubang Bor : GT-1


Kedalaman (m) 10.35 10.55 11.80 12.00 22.10 -22.25
Lithologi Claystone Sandstone Sandstone

Parameter yang diuji

Sifat Fisik
- Berat Isi asli (gr/cc) 1.8741 1.9422 2.2795
- Berat isi jenuh (gr/cc) 1.8863 2.0973 2.3206
- Berat Isi kering (gr/cc) 1.4074 1.7718 2.1183
- App. S.G 1.41 1.77 2.12
- True S.G 2.70 2.63 2.66
- Kadar air asli (%) 33.16 9.62 7.61
- Kadar air Jenuh (absortion) (%) 34.03 18.37 9.55
- Derajat Kejenuhan (%) 97.44 52.37 79.65
- Porositas (%) 47.89 32.55 20.23
- Void ratio 0.92 0.48 0.25

Sifat Mekanik
- Permeabilitas Cm/sec. 5.527E-06 2.091E-09 1.265E-07
- Triaxial Comp. Strength p (0) - - -
Cp (Kg/Cm2) - - -
- Kuat geser sisa p (0) 5.20 11.09 21.06
Cr (Kg/Cm2) 3.64 0.60 1.55
No. Lubang Bor : GT-1
Kedalaman (m) 47.90 48.20 54.30 54.60 66.80 67.00
Lithologi Claystone Claystone Batubara

Parameter yang diuji

Sifat Fisik
- Berat Isi asli (gr/cc) 2.4092 2.1851 1.2527
- Berat isi jenuh (gr/cc) 2.4355 2.1996 1.6082
- Berat Isi kering (gr/cc) 2.3064 1.9285 1.0115
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

43
- App. S.G 2.31 1.93 1.01
- True S.G 2.65 2.65 2.51
- Kadar air asli (%) 4.46 13.31 23.85
- Kadar air Jenuh (absortion) (%) 5.60 14.06 59.01
- Derajat Kejenuhan (%) 79.62 94.64 40.40
- Porositas (%) 12.91 27.11 59.67
- Void ratio 0.15 0.37 1.47

Sifat Mekanik
- Permeabilitas Cm/sec. 4.790E-05 1.025E-07 1.014E-07
- Triaxial Comp. Strength p (0) - - -
Cp (Kg/Cm2) - - -
- Kuat geser sisa p (0) 16.07 7.52 6.62
Cr (Kg/Cm2) 1.17 2.10 0.37

Gambar 7. Core yang sudah dikemas dan siap dikirim ke laboratorium

Gambar 8. Hasil analisa logging yang dikombinasikan dengan hasil data logging geofisikan

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

44
ANALISIS LERENG SECARA KESELURUHAN. dengan metoda Hoek and Bry maupun
Dari hasil pengamatan baik secara dengan menggunakan program komputer
lapangan, penelitian dari core dan SLIDE dihasilkan sudut yang sama, maka
laboratorium dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan bahwa overall slope
seluruh wilayah penelitian mempunyai secara keseluruhan dapat dipakai sudut
penyebaran batuan yang sama baik secara yang paling aman adalah 240
susunan litologi maupun hasil analisis KESIMPULAN
laboratorium dan juga dari hasil analisis Dari hasil penelitian dan analisis yang telah
kesetabilan lereng didapatkan sudut dilakukan dapat disimpulkan bahwa,
kemiringan yang hampir sama yaitu Morfologi daerah penelitian terbagi
sekitar 300 35 dan overall slope sekitar menjadi dua satuan seperti dalam tabel
0
24 Sudut lereng secara tunggal baik berikut,
Tabel 3. Satuan geomorfologi
Satuan Lithologi Kelas Proses. Karakteristik dan Kondisi
Morfologi Lereng lahan
Dataran Batupasir, 4 8% Lahan memiliki kemiringan landai, bila
batulempung terjadi longsor bergerak dengan
dan batubara kecepatan rendah, pengikisan dan
erosi akan meninggalkan bekas yang
sangat dalam
Pebukitan Batupasir, 10 15% Lahan memiliki lereng landai sampai
rendah batulempung curam, bila terjadi longsor bergerak
patahan dan batubara dengan kecepatan rendah, Sangat
rawan terhadap erosi

Pola aliran sungai yang berkembang adalah memungkinkan air akan mengalir dengan
pola aliran paralel yang mempunyai tebing cepat dan mengerosi batuan permukaan
yang terjal dan merupakan sungai dengan kuat dan hal ini terlihat pada
musiman dimana hanya ada air pada sungai-sungai yang berkembang
musim penghujan. Berdasarkan mempunyai tebing yang cukup curam.
pengamatan dilapangan fluktuasi air Batuan penyusun daerah penelitian terdiri
didarah penelitian ini cukup tinggi, dimana dari batupasir kasar yang termasuk dalam
pada saat hujan muka air sangat cepat formasi Kasai yang menutup tidak selaras
naik, kadang-kadang sampai terjadi banjir diatas formasi Enim yang terdiri dari
bila hujan sangat deras dan bila tidak hujan selang-seling antara batupasir halus, batu
muka air juga sama cepatnya akan segera lempung dan batubara. Yang terpotong
turun (untuk memantau fluktuasi oleh 2 (dua) patahan.
permukaan air ini diperlukan pizometer), Analisa rencana lereng
tingginya fluktuasi permukaan air ini penambangan dipakai acuan Faktor
dimungkinkan karena sifat batuan Keamanan (Safety Faktor) yang diambil
penyusun dipermukaan mempyai dari Sosrodarsono dan Suyono, seperti
porositas yang tinggi dan daerahnya tabel 1 diatas:
mempunyai gradien yang tinggi. Dengan Perhitungan perhitungan kesetabilan
gradien yang cukup tinggi ini lereng memakai software SLIDE untuk
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

45
jenjang tunggal yang aman untuk
digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil perhitungan kesetabilan lereng untuk jenjang tunggal

Area Tinggi Sudut Metode F.K


jenjang jenjang
Selatan 10 meter 400 SLIDE 1.082
0
Barat 15 meter 40 SLIDE 1.080
0
Utara 10 meter 30 SLIDE 1.12
Perhitungan perhitungan kesetabilan lereng memakai 2(dua) metode yaitu metode
Hoek and Bray dan software SLIDE untuk jenjang keseluruhan, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil perhitungan lereng stabil jenjang keseluruhan.

Area Tinggi Sudut Metode F.K


jenjang jenjang
Selatan 80 260 SLIDE 1.082
Barat 125 260 SLIDE 1.080
Utara 125 240 SLIDE 1.12

DAFTAR PUSTAKA kursus perencanaan


tambang, Direktorat
Brawner C.O and Milligan V, 1970 Jendral Pertambangan
STABILITY IN OPEN PIT Umum, Pusat
MINING First Pengembangan Tenaga
International Conference Pertambangan
on Stability in Open Pit
Mining Vancouver, BC,
Canada, November 23-25,
1970.
Harvey J.C, 1982, GEOLOGY FOR
GEOTECHNICAL
ENGGINERS, Cambridge
University Pers,
Cambridge
Hoek, E., and Bray, J.W.,1981, ROCK
SLOPE ENGINEERING
Institution of Mining and
Metalurgy, London
Hustrulid, W and Kuchta, M., 1998, OPEN
PIT MINE, Planing and
Design, A.A. Balkema,
Rotterdam, Netherland.
Made Astawa Rai, 1993, ANALISA
KEMANTAPAN LERENR,
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

46

Anda mungkin juga menyukai