OLEH KELOMPOK II
KELAS IV/C
BUDIANTO : 152.14.5.122
ASNAWATI : 152.14.5.111
T.A 2015/2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
B. PENGERTIAN KONSUMSI
G. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ETIKA BISNIS DALAM BIDANG KONSUMSI
A. Latar belakang
Konsumsi merupakan pemakaian atau penggunaan manfaat dari
barang dan jasa. Sehingga konsumsi merupakan tujuan yang penting dari
produksi tetapi tujuan yang utama adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup seseorang. Islam adalah agama komprehensif dan mencakup
seluruh aspek kehidupan, yang mengatur segala tingkah laku manusia,
bahkan tidak ada satu sietem kemasyarakatan, baik modern atau lama,
yang menetapkan etika untuk manusia dan megatur segala aspek
kehidupan manusia sampai pada persoalan yang detail selain Islam,
termasuk dalam hal ini konsumsi.
Selain itu, perbuatan untuk memanfaatkan atau mengkonsumsi
barang-barang yang baik itu sendiri dianggap sebagai kebaikan dalam
Islam, karena kenikmatan yang dicipta Allah untuk manusia adalah
ketaatan kepada-Nya Yang berfirman kepada nenek moyang manusia,
yaitu Adam dan Hawa, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an: " ...dan
makanlah barang-barang yang penuh nikmat di dalamnya (surga) sesuai
dengan kehendakmu ...," dan yang menyuruh semua umat manusia:
"Wahai umat manusia, makanlah apa yang ada di bumi, dengan cara
yang sah dan baik."
Islam adalah agama yang ajarannya mengatur segenap prilaku
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula dalam
masalah konsumsi, Islam mengatur bagaimana manusia dapat melakukan
kegiatan-kegiatan konsumsi yang membawa manusia berguna bagi
kemashlahatan hidupnya. Seluruh aturan Islam mengenai aktivitas
konsumsi terdapat dalam al-Quran dan as-Sunnah. Prilaku konsumsi yang
sesuai dengan ketentuan al-Quran dan as-Sunnah ini akan membawa
pelakunya mencapai keberkahan dan kesejahteraan hidupnya.
B. Pengertian Konsumsi
Dalam Al-Quran ajaran tentang konsumsi dapat diambil dari kata kulu
dan isyrabu terdapat sebanyak 21 kali. sedangkan makan dan minumlah
(kulu wasyrabu) sebanyak enam kali. Jumlah ayat mengenai ajaran
konsumsi, belum termasuk derivasi dari akar kata akala dan syaraba
selain fiil amar diatas sejumlah 27 kali.1
Secara bahasa, konsumsi berasal dari bahasa belanda Consumtipe
yang berarti suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau
menghabiskan daya guna suatu benda, barang maupun jasa dalam
rangka memenuhi kebutuhan. Konsumen adalah individu aatau pengguna
barang dan jasa. jika pembelian ditujukan untuk dijual, maka ia disebut
distributor.
Dalam tulisan Arif Pujoyono dalam jurnal Dinamika Pembangunan vol.
3 No 2/Desember 2006 dijelaskan juga tentang pengertian umum
penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dalam tulisan itu dijelaskan bahwa konsumsi merupakan bagian aktivitas
ekonomi selain produksi dan distribusi. Konsumsi akan terjadi jika
manusia memiliki uang (harta). Manusia diperintahkan untuk
mengkonsumsi pada tingkat yang layak bagi dirinya, keluarganya dan
orang yang paling dekat disekitarnya. Walaupun demikian, konsumsi
islami tidak mengharuskan seseorang melampaui batas untuk
kepentingan konsumsi dasarnya, seperti mencuri atau merampok.
Konsumsi seorang muslim hanya sebagai sarana menolong untuk
beribadah kepada Allah.2
C. Konsumsi dalam islam
Konsumsi pada hakikatnya adalah mengeluarkan sesuatu dalam
rangka memenuhi kebutuhan. Konsumsi meliputi keperluan, kesenanga,
dan kemewahan. Kesenangan atau keindahan diperbolehkan asal tidak
berlebihan, yaitu tidak melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan
2 Ibid.,hlm. 159
tidak pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. Konsumen
muslim tidak akan melakukan permintaan terhadap barang sama banyak
dengn pendapatan, sehingga pendapatan habis. Karena mereka
mempunyai ebutuhan jangka pendek (dunia) dan kebutuhan jangka
panjang ( akhirat).3
Al-Quranul karim memberikan kepada kita petunjuk-petunjuk yang
sangat jelas dalam hal konsumsi. Ia mendorong penggunaan barang-
barang yang baik dan bermanfaat serta melarang adanya pemborosan
dan pengeluaran terhadap ha-hal yang tidak penting, juga melarang
orang muslim untuk makan dan berpakaian kecuali hanya yang baik 4,
berdasarkan ayat yang berbunyi:
(4:)
Artinya:
3 Ilfi Nur Diana, Hadits-hadist Ekonomi, UIN Malang Press, Malang, 2008, hlm. 57.
9 Muhammad sharif chaudry, sistem ekonomi islam, Kencana, jakarta, 2012, hlm.138
Dimaksudkan dengan pendidikan kemiliteran dan politik bagi umat Islam adalah
pendidikan yang mempersiapkan umat untuk menghadapi musuh-musuh mereka karena
musuh-musuh umat Islam memiliki kekuatan dan ketangguhan sehingga untuk melatih umat
ini agar memiliki kekuatan fisik dan akal mau tidak mau harus melalui pendidikan militer.
Umat yang berlebih-lebihan dan bersenang-senang cenderung kepada hidup santai dan
mewah.
G. SIMPULAN
Pemanfaatan atau konsumsi merupakan bagian akhir dan sangat
penting dalam pengolahan kekayaan, dengan kata lain, pemanfaatan
adalah akhir dari keseluruhan proses produksi. konsumsi (pemanfaatn)
berperan sebagai bagian yang sangat penting bagi kehidupan ekonomi
seseorang maupun Negara. Dan yang terpenting dalam hal ini adalah
cara penggunaan ang harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang baik dan
tepat agar kekayaan tersebut dimanfaatkan pada jalan sebaik mungkin.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam konsumsi adalah:
1. Prinsip kehalalan
2. Baik, sehat, dan bergizi,
3. Prinsip Keadilan
4. Prinsip kebersihan
5. Prinsip Kesederhanaan
6. Prinsip kemurahan hati
7. Prinsip moralitas.
Di bidang konsumsi, etika islam berarti seseorang ketika
mengkonsumsi barang-barang atau rezeki harus dengan cara yang halal
dan baik. Artinya, per-buatan yang baik dalam mencari barang-barang
atau rezeki baik untuk dikonsumsi maupun diproduksi adalah bentuk
ketaatan terhadap Allah SWT
DAFTAR PUSTAKA
Ilfi Nur Diana, Hadits-hadist Ekonomi., Malang, UIN Malang Press, 2008.
Yusuf Qardhawi, Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam., Jakarta, Robbani press, 1997.
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam., (Yogyakarta: PT. Daana Bhakti Wakaf, 1995).