Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin canggih sekarang ini, kita dituntut
untuk mampu mengikuti perkembangan zaman. Praktek pada
pembubutan salah satunya kita harus mengerti bagaimana
cara penggunaan cara kerja dan proses pengerjaan pada
mesin bubut. Karena mesin bubut adalah mesin yang sangat
penting bagi sebuah proses produksi.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari percoban miling ini adalah


1. Mengetahui dan memahami prinsip kerja mesin
bubut.
2. Mengalisa benda kerja sebelum dibubut agar
mendapatkan hasil yang baik.
3. Menunjukkan kemampuan dan ketelitian mesin
bubut dalam melakukan pembubutan.
4. Mengaplikasikan teori dari praktikum ke dalam
lapangan dan mengetahui cara mengaplikasikannya.

1.3. Maksud Praktikum


Hal : 1
1. Memberikan masukan bagi mahasiswa untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pemesanan bubut.
2. Memberikan berbagai ketentuan dan keselamatan
kerja yang khususnya dalam proses bubut.
3. Mengetahui bagian-bagian dari mesin bubut dan
fungsinya.
4. Mengetahui jenis dan macam-macam mesin bubut.

Hal : 2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Proses pembubutan


Proses pembubutan adalah proses permesinan untuk
menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang
dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut. Prinsip
kerjanya dapat didefenisikan sebagai proses permesinan
permukaan luar benda silendris atau bubut rata:
- Dengan benda kerja yang berputar
- Dengan satu pahat bermata potong putar (with a single
point cutting tool) .
- Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu kerja pada
jarak tertentu sehingga akan membuang permukkan luar
benda kerja.
Proses bubut permukaan (surface tunning) adalah
proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi
arah gerakan permukaan tegak lurus dengan sumbu benda
kerja. Proses bubut tirus (taper tunning) sebenarnya identik
dengan proses bubut rata diatas, hanya jalannnya pahat
membentuk sudut tertentu terhadap sumbu henda kerja.
Demikian pula proses bubut kantar, dilakukan dengan
cara mempariasikan kedalamam potong, sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan. Walaupun proses
bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong
tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap
termasuk proses bubut juga. Karena pada dasarnya setiap

Hal : 3
pahat bekerja sendiri-sendiri. Sementara itu proses
pengaturan (setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu.
Gerakan putar dari benda kerj disebut gerak potong
relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut gerakan
umpan dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi
benda kerja dan kecepatan tranlasi pahat maka diperoleh
bermacam-macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda.
Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi
tranlasi yang menghubungkan proses spindel dengan poros
uli.

2.2. Kontruksi Mesin Bubut

Gambar 2.1. Mesin Bubut


Pada gambar diatas dapat diperhatikan nama-nama bagian
atau komponen yang umum dari mesin bubut. Jenis ini
mempunyai kepela tetap berisi roda gigi dan mendapatkan
daya dari motor yang disambungkan dengan sabuk V.
Pengendali pada kepala tetap disetel sepanjang bangku,

Hal : 4
untuk menampung panjang stok yang berbeda beda
pergerakannya di atur dengan penyetel roda dan dilengkapi
dengan ulir pengencang. Pada dasarnya untuk menyetel
kelurusan dan untuk membubut tirus kecepatan yang
dihasilkan sampai 27 variasi.
Ukuran mesin bubut dinyatakan dalam diameter
benda kerja yang dapat berputar sehingga mesin bubut 400
m mempunyai arti dapat mengerjakan benda kerja hingga
pada diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan pada
sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja.
Pembubutan kecepatan adalah mesin bubut yang
mempunyai kontruksi sederhana dan terdiri dari bangku,
kepala tetap, ekor tetap, dan peluncur yang dapat disetel.

2.3. Operasi Mesin Bubut


Operasi yang dapat dilakukan mesin bubut terdapat
beberapa jenis yang dapat dikerjakan seperti berikut:
a. Pembubutan
b. Pengobaran
c. Pengerjaan tepi
d. Penguliran
e. Pembubutan Tirus
f. Penggurdian
g. Meluaskan luang

Hal : 5
2.2. Operasi pada mesin bubut

2.3.1. Pengerjaan tepi


Pengerjaan tepi dilakukan apabila permukaan
harus dipotong pada pembubutan. Benda kerja biasanya
dipegang pada plat muka atau dalam pencekam. Tetapi
bisa juga pengerjaan di tepi dilakukan dengan benda kerja
diantara pusatnya karena pemotongan tegak lurus
terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus
dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan
aksial.

2.3. Pengerjaan tepi


2.3.1. Pembubutan tirus
Terdapat beberapa standardt ketirusan dalam
praktek komersil. Adapun penggolongan yang biasanya
digunakan adalah:

Hal : 6
1. Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi
leher dan pusat pembubutan. Ketirusan adalah 0,0502
mm (5,02%).
2. Tirus Brown dan sharp. Terutama digunakan memfrais
spindel mesin, 0,0417 mm ( 0,166 %).
3. Tirus Sarno dan Reed. Digunakan oleh beberapa pabrik
pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua
sistem mempunyai ketirusan (0,05 mm/mm) ( 5.00 %)
tetapi diameter benda.
4. Pena tirus. Pena tirus digunakan sebagai pengunci
ketirusan 0,0208 mm ( 2,083 %).
Ketirusan luar yang diteliti dapat dipotong pada
sebuah pembubut dalam beberapa cara:
1. Mesin kendali numeris yang dapat memotong kerucut
sbagai hal yang biasa.
2. Dalam perlengkapan membubut tirus , perlengkapan
yang diperhatikan pada gambar disebelah. Dibuatkan
pada punggung mesin bubut dan mempunyai batang
pemandu yang dapat dikunci pada sudut maupun
ketirusan yang diinginkan. Ketika kereta luncur
bergerak masuk dan keluar, sesuai dengan penguncian
pada batang.
3. Peletakan majemum pada kereta luncur mempunyai
dasar bulat dan dapat diputar ke sembarang sudut
yang diinginkan pada benda kerja.

2.3. Macam-macam pisau frais


Hasil hasil bentuk perkerjaan mesin frais tergantung
dari bentuk pisau frais yang dipakai. Bentuk utama pisau
Hal : 7
frais tidak berubah meskipun diasah. Tidak seperti pahat
bubut yang disesuaikan menurut kebutuhannya disamping
bentuk-bentuk yang sudah tetap, pisau frais disekelilingnya
mempunyai gigi-gigi yang berperan sebagai mata pemotong.

2.3.3. Pemotongan Ulir


Biasanya pembubutan ulir dengan mesin bubut
dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat
bentuk khusus. Bentuk khusus ulir didapatkan dengan
mengindera pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan
penggunaan gaya atau plat pola. Gambar di bawah
memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir v
600 dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut
pahat. Gage ini disebut gage center. Sebab juga dapat
digunakan sebagai pencenter mesin bubut. Pemotong
berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong
ulir.

Hal : 8
Gambar 2.4. Pemotong ulir

Gambar 2.5. Pemotong ulir


4. Penguncian pusat ekor tetap yang digeser, seperti gambar
dibawah ini. Jika ekor tetap secara harizontal dari sumbu
sebesar 6,4 mm untuk batang silinder sepanjang 305 mm
akan diperoleh ketirusan 0,045 mm (4,16 %) jadi
ketirusan juga bergantung pada panjang silinder yang
akan dibuat.

Hal : 9
Gamabr 2.6. Pemotong Ulir

Dalam mengunci pahat untuk ulir V terdapat dua metode


hantaran pahat. Pahat dapat dihantaran lurus kedalam
benda kerja, ulir terbentuk karena serangkaian potongan
ringan seperti gamabr dihalaman sebelumnya.
Metode pemotongan ini baik digunakan untuk pemotongan
besi cor maupun kuningan. Metode kedua ialah dengan
menghantar pada suatu sudut seperti gambar pada bagian B
dan D. Metode ini digunakan untuk membuat ulir pada
bahan baja. Pahat diputar sebesar 29 0
dan pahat dihantar
pada benda kerja, sehingga seluruh pemotongan dilakukan
pada sisi kiri dari pahat.
Berikut ini dapat dilihat proses pembubutan dengan
menggunakan pahat yang berbeda.

Hal : 10
Gambar 2.7. Pembubutan dengan pahat

2.4. Penggolongan Mesin Bubut


A. Pembubut Kecepatan
1. Pengerjaan Kayu
2. Pemusingan logam
3. Pemolesan
B. Pembubut Mesin
1. Penggerak puli kerucut bertingkat
2. Penggerak roda gigi tangna
3. Penggerak kecepatan
C. Pembubut bangku
D. Pembubut ruang perkakas
E. Pembubut bangunan khusus
F. Pembubut Turet
1. Harizontal
a. Jenis Ram
b. Jenis Saidel
Hal : 11
2. Vertikal
a. Stasiun Tunggal
b. Stasiun banyak
3. Otomatis
G. Mesin Ulir otomatis
1. Spindel tunggal
2. Spindel Ganda
H. Pembobot otomatis
I. Fris pengebor otomatis

2.5. Jenis-jenis mesin bubut


Mesin bubut dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Mesin Bubut universal
2. Msin Bubut UNC
3. Mesin Bubut Biasa

2.5.1. Mesin Bubut Universal


Mesin bubut universal ini merupakan mesin
bubut yang umum dapat menyelesaikan banyak pekerjaan
pembubutan, misalnya pembubutan permukaan, bobot
tirus, pembubutan rata, pembubutan rata-rata
pembubutan lobang maupun memperbesar dimensi
lobang.

Hal : 12
Gambar 2.8. Mesin Bubut Universal.

2.5.2. Mesin bubut CNC


Mesin bubut CNC hampir sama dengan mesin
bubut universal, tetapi pada bagian mesin bubut CNC
telah dilengkapi dengan teknologi komputer untuk
pengaturan pada waktu melakukan pengerjaan dalam
pembubutan sehingga bubut CNC ini lebih teliti di
banding mesin bubut lainnya.

Gambar 2.9. Mesin Bubut CNC.


2.6. Pembubutan pada mesin bubut turet

Hal : 13
Mesin bubut turet dimiliki ciri khusus yang terutama
disesuaikan untuk kebutuhan mesin produksi. Karakteristik
kelompok mesin ini adalah bahwa pahat atau perkakas bisa
disetel untuk operasi beraturan. Tenaga atau skill yang
terlatih diperlukan untuk menyetel perkakas dengan keluar,
namun setelah itu untuk mengoperasikan bisa dilakukan
oleh tenaga tidak terlatih, mesin bobot turet terbagi menjadi
3 yaitu:
1. Turet Harizontal
2. Turet Vertikal
3. Turet Otomatis

2.6.1. Mesin Bubut Harizontal


Mesin ini dibuat dalam dua design umum yaitu ram
dan sadel. Mesin bubut jenis ram disebut demikian sesuai
dengan cara pemasangan turet. Turet ditempatkan pada
peluncur atau ram yang bergerak kebelakang dan kedepan
pada sebuah sadel yang diapitkan pada bangku mesin
bubut. Sadel ini tidak bergerak selama operasi. Pada jenis
sadel yang digunakan untuk pekerjaan pencekaman
mempunyai turet yang dipasang langsung pada sadel.
Sadel tersebut bergerak bolak-balik bersamaan dengan
turet. Karena perkakas pencekaman menggantung
(overhang) dan tidak mendukung benda kerja, maka
pekakas pencekam harus selaku mungkin.
Mesin bubut turet dikonstruksi dengan cara yang
sama dengan mesin bubut biasa, tetapi hanya ada
Hal : 14
perbedaan utamanya yaitu bahwa pada mesin bubut turet
disesuaikan untuk pekerjaan produksi yang banyak ,
sedangkan yang biasa digunakan untuk berbagai
pekerjaan untuk membuat ruang perkakas atau kerja
tunggal.

Gamar 2.10. Mesin Bobot Harizontal


2.6.2. Mesin Bubut Turet Vertikal
Mesin bubut turet vertikal mirip dengan pirs
pengebor vertikal tetapi memiliki karakteristik pengaturan
turet untuk memasang pahat.
Mesin ini terdiri dari pencekam atau meja berputar pada
kedudukan harizontal. Dengan turet dipasangkan diatas
rel menyilang. Mesin ini dikembangkan untuk
memudahkan pemutaran pemegang dari suku cadang
berat atau diameter berat.

Hal : 15
Gambar 2.11. Mesin Bubut Vertikal
Untuk mengadakan pemotongan bersudut baik ram
maupun turet dapat diputar 300 ke kiri maupun ke kanan
dari pusat. Ram menyediakan stasiun perkakas lain pada
mesin yang biasa dioperasikan terpisah atau bersama-
sama dengan yang lain. Mesin dilengkapi dengan
pengendali yang akan menghasilkan operasi otomatis
pada setiap kepala, laju dan arah hantaran dan
perubahan kecepatan spindel.

2.6.3. Mesin bubut otomatis


Mesin bubut otomatis perkakasnya secara
otomatis dihantarkan pada benda kerja dan mundur
setelah daunnya diselesaikan, dikenakan sebagai mesin
bubut otomatis. Mesin bubut otomatis sepenuhnya
dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah
suku cadang dapat dimesin secara berurutan dengan
hanya sedikit pengawasan dari operator, lihat pada
gambar dibawah ini.

Hal : 16
Gambar 2.12. Mesin Bubut Otomatis

Hal : 17
BAB III
GAMBAR ALAT DAN FUNGSINYA

3.1.Gambar Alat
3.1.1. Mesin Bubut

Gambar 3.2. Mesin Bubut

Mesin bubut yang digunakan dalam pengerjaan ini adalah


mesin bubut harizontal. Mesin ini dilengkapi dengan segala
perlengkapan yang diperlukan untuk membuat pekerjaan
perkakas yang teliti. Mesin bubut ini dapat dioperasikan
untuk pembubutan, pengeboran, pengejalan tepi,
penguliran, pembubutan tirus, maupun meluaskan lobang.

3.1.2. Mata Bor

Hal : 18
Mata bor ini berfungsi untuk membuat lubang pada
benda kerja yang berbentuk besi bulat pada proses
pembubutan

Gambar 3.2. Mata Bor


3.1.3. Kunci Pas
Kunci pas digunakan untuk mengencangkan mur
pengikat bagian ekor tetap (tail stock assembly) sehingga
tidak bergeser saat pengeboran.

Hal : 19
Gamba 3.3. Kunci Pas

3.1.4. Pengunci Kepal Tetap (spindel)


Alat ini digunakan untuk mengunci spindel, sehingga
chuck penjepit benda kerja dengan kuat

Gambar 3.4. Pengunci Kepala Tetap


3.1.5. Pengunci Ekor Tetap (Tail stock Gull)
Kunci ini digunakan untuk mengunci (tail stock guill)
sehingga mata bor tidak bergeser dan terkunci kuat.

Hal : 20
Gambar 3.5. Pengunci Ekor Tetap

3.1.6. Mistar Geser /Jangka Sorong


Mistar Geser /Jangka Sorong digunakan untuk
mengukur kedalaman, diameter maupun panjang suatu
benda kerja dengan ketelitian 0,001 0,005 mm.

Gambar 3.6. Mistar Geser


Hal : 21
3.1.7. Centre Deill
Alat ini digunakan untuk membuat lubang pada pusat
benda kerja sebelum dilakukan pengeboran.

Gambar 3.7. Centre deill


3.1. 8. Benda kerja
Alat ini berfungsi sebagai yang akan dibubut

Hal : 22
Gambar 3.8. Benda Kerja

Hal : 23
BAB IV
GAMBAR SPECIMEN DAN LANGKAH KERJA

3.1. Gambar Specimen

Gambar 4.1. Gambar Specimen

Hal : 24
4.2. Langkah Kerja
4.2.1. Sebelum Praktikum
1. Manyediakan peralatan dan benda kerja
2. Mempelajari bagaimana proses pengerjaan dan
fungsi bagian dari peralatan tersebut.
3. Memahami tahapan pengerjaan
4. Memahami cara kerja pembubutan
5. Melakukan pengukuran pada benda kerja yang
akan dibubut.

4.2.2. Pada saat praktek


1. memasang benda kerja dikepala tetap (chuck) di
ragum dengan serata mungkin.
2. Mengatur jarak mata pahat terhadap sumbu
utama
3. Menentukan ketebalan jarak benda kerja yang
akan dibuat
4. Menghidupkan tombol mesin dan tombol otomatis
pengerjaan
5. Memulai proses pengejalan, pembubutan
6. Jika dengan car manual, kita harus
menggerakkan eretan melintang dan eretan atas

Hal : 25
untuk mata pahat agar melakukan penyayatan
benda saat berputar.
7. Penyayatan dilakukan perlahan-lahan agar tidak
merusak pada bagian mata pahat, dan hasilnya
lebih baik.

4.2.3. Sesudah praktik


1. Melepas benda kerja dari mesin bubut.
2. Membersihkan mesin bubut dari serpihan besi
sisasisa pembubutan
3. Mengumpulkan peralatan dan menyimpang pada
tempat nya.

Hal : 26
BAB V
ANALISA HASIL

5.1. Sketsa Benda kerja

Gambar 5.1. Sketsa Benda kerja

5.2. Hasil Pengerjaan


Setelah dilakukan pembubutan maka diperoleh hasil
sepeti berikut:

Hal : 27
Gambar 5.2. Hasil Pengerjaan
Pada saat pemotongan benda kerja terjadi benda kerja
yang tidak rata, hal tersebut terjadi karena kesalahan pada
saat pemotongan pada benda kerja. Untuk itulah dilakukan
pengikiran terhadap benda kerja. Setelah itu barulah benda
kerja diproses lebih lanjut dengan menggunakan mesin
bubut untuk mendapatkan ukuran-ukuran dan bentuk
yang diinginkan.
Hasil yang dapat mempunyai ukuran
Panjang 80 mm dan 40 mm dengan diameter 15 mm.

Hal : 28
BAB VI
SUMBER KESALAHAN DALAM PENGERJAAN

Sumber-sumber kesalahan yang terjadi pada proses


pengerjaan bubut adalah dikarenakan:
1. Kurang teliti pada saat pengukuran dan pemotongan
benda kerja sehingga hasilnya tidak sesuai dengan ukuran
yang diinginkan.
2. Kesalahan dalam proses pembubutan sehingga ukuran
benda kerja tidak lagi sesuai dengan yang diinginkan
3. Melakukan eretan terlalu cepat yang dapat mengakibatkan
patahnya pahat.

Hal : 29
BAB VII
APLIKASI TEKNIK

- Adapun Aplikasi teknik dalam praktek ini adalah sebagai


pelatihan keterampilan dalam mengerjakan proses
pembubutan.
- Karena dengan keterampilan dalam melakukan proses
pembubutan ataupun pengoperasian mesin bubut maka
praktikan dapat pengaplikasikan keterampilannya di
dunia kerja khususnya didunia industri.

Hal : 30
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan beberapa hal :
1. Prosesa bubut merupakan proses permesinan untuk
menghasilkan bagian /bentuk benda kerja yang
diinginkan dengan menggunakan mesin bobot.
2. Hasil pembubutan tergantung ketelitian kita dalam
melakukan eretan pahat.

8.2. Saran
1. Percobaan yang dilakukan hendaknya dilakukan dengan
bentuk pembubutan yang berbeda.
2. Letak ataupun susunan posisi mesin yang tidak leluasa
sehingga mengakibatkan para praktikan tidak leluasa
bergerak.
3. Utamakan keselamatan kerja.

Hal : 31
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Syamsar, 1989. Dasar-dasar Perkakas dan mesin


Perkakas. Jakarta: CV. Rajawali

Daryus, Asyan, Proses Produksi II Jakarta: Universitas


Darma Persada.

Sulistiyo, Bambang , ST, 2010 Modul Proses Produksi


Medan: Institut Teknologi Medan.

Www. Perkakasku. Com

Www. Wikipedia .com

Hal : 32
TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM

1. Tugas Sebelum praktikum ?


- Jelaskan cara kerja mesin bubut universal?
- Coba gambarkan sendle pada mesin bubut (spindel 3
dan 4)?
- Apa yang dimaksud dengan gerak makan pada proses
bubut ?
- Pada umumnya pahat bubut terbuat dari jenis bahan
apa?, mengapa ? Jelaskan
Jawab:
1. Cara kerja mesin bubut universal , mesin ini dapat
digerakkan semua bagianbagian mesin baik secara
manual maupun secara otomatis. Apabila roda
pemutar digerakkan kekanan dan akan bergerak
kearah tersebut menuju sumbu utama dan apabila
diputar kekiri dan akan menjauhi sumbu utama.
2. Gambar Spindle.

Spindle Bubut 4 Spindel Bubut 3

Hal : 33
3. Yang dimaksud dengan gerak makan pada proses
bubut adalah perpindahan alat pokok (pahat)
mendekati benda kerja untuk menghasilkan
pemahatan yang berbentuk silindris ataupun
permukaan rata.

4. Pahat bubut terbuat dari bahan baja HSS (Hight Speed


Steel) karena bahan ini sangat kuat, getas dan ulet,
bahan ini juga tahan terhadap temperatur tinggi dan
tahan terhadap korosi maupun karat.

Hal : 34
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

1. Sebutkan urutan proses pembubutan ?


2. Apa perbedaan mesin bubut dengan mesin Bubut CNC?
3. Sebutkan peralatan utama mesin bubut dengan
fungsinya?
4. Jelaskan sistem keselamatan kerja (K3) pada proses
bubut?

Jawaban
1. Urutan Proses bubut
1. Mengikat dan menyetel benda kerja pada chuck
terlebih dahulu.
2. Pastikan mesin bubut sudah terhubung dengan
sumber listrik
3. Atur putaran sumbu utama /spindle mesin bubut
(berlawanan arah jarum jam)
4. Pasang pahat dan stel hingga pahat aman untuk
digunakan.
5. Hidupkan tombol mesin bubut
6. Mengatur posisi pahat untuk pembubutan facing
7. Lakukan eretan dengan pelan pelan sehingga pada
urutan yang ditentukan.
8. Mengatur posisi pahat untuk champer (pahat
dipasang miring 450 terhadap benda kerja
9. Lakukan pembubutan hingga mencapai ukuran

Hal : 35
10. Atur posisi pahat untuk champer (pahat dipasang
miring 450 terhadpa benda kerja
11. Mengubah arah putaran (searah jarum jam)
12. Matikan mesin
13. Ubah arah benda (dibalik)
14. Lakukan facing kembali sesuai ukuran yang
ditentukan
15. Matikan mesin bubut
16. Agar lebih tepat dilakukan pembubutan manual
apabila hampir mencapai garis ukuran.

2. Perbedaan mesin bubut dengan mesin bubut CNC adalah


mesin bubut merupakan mesin perkakas dimana benda
kerja berputar dan dapat dioperasikan secara manual
maupun otomatis sedangkan mesin CNC segala
pengerjaan diatur melalui tombol pada monitor.

3. Peralatan utama mesin bubut


1. Pahat, berfungsi untuk melakukan pembubutan yang
berupa pembuatan ulir, pembubutan tirus, silindris,
facing dan sebagainya.
2. Kepala tetap, untuk penempatan benda kerja dengan
menggunakan pengikat.
3. Ekor tetap, untuk melakukan pembubutan tirus,
maupun pembubutan dengan menggunakan mata bor.

Hal : 36
4. Sekrup pengarah , merupakan poros panjang berulir
untuk pembuatan ulir dan dapat dilepas bila tidak
dipakai
5. Batang hantaran untuk mengerakkan mekanisme
apren, dalam arah melintang atau memanjang pada
saat pembubutan.
6. Kepala lepas merupakan pendukung benda kerja yang
akan dipasang pada kedua center.

Hal : 37
4. Sistem keselamatan keja (K3) pada proses bubut.
1. Sebelum menjalankan mesin dan memulai bekerja ,
terlebih dahulu kepala lepas (paha dan benda kerja.
Apakah sudah berada di tempat semestinya.
2. Jangan sekali-sekali meninggalkan kunci chuck pada
chuck.
3. Jangan mengukur dan memegang pekerjaan yang
sedang berputar.
4. Jangan memindahkan tuas-tuas dan memindahkan
gigi selagi mesin berjalan.
5. Jangan mencoba memberhentikan chuck dengan
tangan.
6. Jangan menghilangkan tatalan dengan jari, terutama
diwaktu mesin sedang berkerja
7. Periksa minyak mesin sebelum bekerja
8. Jangan menaruh kunci dan alat lain pada bed
9. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup
10.Bersihkan mesin dan minyak setelah selesai bekerja.
11.Pertanyakanlah jika ada hal yang meragukan

Hal : 38

Anda mungkin juga menyukai