3.1 UMUM
a. Penyusutan tanpa beban. Karena nilainya konstan, maka suatu alat ukur harus
diberikan pada sistem untuk mengukur tambahan kebutuhan pada waktu beban
Susut energi
Jaringan tegangan rendah merupakan salah satu media penghantar arus listrik
dari sisi pengirim menuju sisi penerima. Penghantar yang dipakai pada jaringan
tegangan rendah mempunyai hambatan (resistan), dimana besar hambatan tersebut
penghantar, maka semakin besar pula hambatan yang timbul. Besar hambatan
yang ditimbulkan oleh penghantar akan berpengaruh terhadap susut daya dan
energi yang ditimbulkan. Untuk itu perlu diupayakan cara mengurangi susut daya
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi susut daya dan
energi pada jaringan tegangan rendah akibat penghantar yang terlalu panjang
maka dilakukan pemecahan beban jaringan menjadi dua bagian dan membuatkan
akan menjadi pendek, sehingga disamping mutu teganaga akan menjadi baik,
energi yang disalurkan oleh gardu induk dengan energi yang terjual dalam selang
waktu tertentu. Selisih energi (kwh) yang disalurkan GI dan energi (kwh) yang
terjual dianggap susut energi. Adapun bila dituliskan dalam bentuk persamaannya
(3.1)
(3.2)
(3.3)
(3.4)
Total susut energi rata-rata = Total energi yang dikirim x Nilai prosentase rata-
rata susut
(3.5)
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi susut energi pada
jaringan tegangan rendah, dimana penghantar yang terpasang yang terlalu panjang
penampangnya lebih besar. Hal ini untuk memperoleh nilai resistan yang lebih
kecil. Dengan nilai resistan yang lebih kecil, maka mutu tegangan akan menjadi
lebih baik dan susut energi yang ditimbulkan akan lebih kecil.
biaya susut beban puncak. Beban puncak tahunan sistem berubah dari tahun ke
beban puncak suatu sistem mungkin tidak bersamaan dengan waktu beban puncak
pada faktor puncak (k) yang merupakan perbandingan antara beban suatu sistem
distribusi pada saat puncak untuk keseluruhan sistem dengan beban puncaknya.
Nilai k ini berkisar antara 0,2 dan 0,8 untuk sistem distribusi dan antara 0,8
maka susut merupakan fungsi dari k2 yang dipakai untuk menentukan biaya
kebutuhan. Jika suatu sistem distribusi mempunyai susut pada saat beban puncak
sebesar S p kW, maka susut pada saat beban puncak keseluruhan sistem adalah
S p k 2 [1] yang biayanya didasarkan pada kebutuhan. Karena itu, kebutuhan susut
Untuk susut yang didasarkan pada energi, maka faktor susut ( Fs ) sangat
penting diperhatikan. Faktor susut ini merupakan perbandingan antara susut daya
rata - rata dan susut daya pada beban puncak dalam periode tertentu.
pembebanan untuk periode tertentu tidak dapat diduga secara pasti, karenanya
perlu diperkirakan bentuk kurva pembebanannya (tipikal kurva beban dan kurva
Meskipun faktor susut dapat dihitung melalui prosedur yang panjang cara
yang termudah ialah mengasumsikan langsung besarnya faktor susut ini. Jika hal
ini dilakukan, maka didapatlah bentuk umum kurva beban untuk faktor susut yang
diasumsikan tadi untuk setiap nilai dari faktor beban. Meskipun faktor susut tidak
langsung sebagai fungsi dari faktor beban. Namun ada batasan hubungan antara
faktor susut dengan faktor beban[2]. Faktor susut tersebut terletak antara dua
limit, yaitu Fb dan Fb2 . Sebagai contoh, bila faktor bebannya ( Fb ) 0,5 maka
dari hubungan antara faktor susut dengan faktor beban. Pada gambar 3.4 d[1]
diperlihatkan batas atau limit hubungan kedua faktor tersebut, sedangkan pada
gambar 3.5[1] diberikan kurva yang menyatakan hubungan antara faktor susut
energi dengan faktor beban. Dengan menurunkan atau mengasumsikan nilai faktor
susut, maka susut energi dalam periode tertentu didapat dari hubungan berikut
ini[7] :
(3.5)
Dimana : Se = Susut energi pada periode tertentu (kWh)
Fs = Faktor susut
Sebagai contoh, bila susut tembaga = 1200 kW, faktor susut = 0,33 untuk
selang waktu 1 tahun, maka susut energi selama satu tahun = 1200 x 0,33 x 8760
kWh.
(a) (b)
(c) (d)
Fs = Fb1,732
(3.6)
Fs = cFb + (1 c ) Fb2
(3.7)
dimana c = 0,3 untuk sistem transmisi dan 0,15 untuk sistem distribusi.
Kedua hubungan pada (3.1) dan (3.2) dianggap tepat bila kebutuhan
minimum selama periode tersebut tidak kurang dari 0,2 pu dari kebutuhan puncak.
Bila faktor beban sistem di bawah 0,8, hubungan di bawah ini lebih tepat[7]:
Fs = Fb2 + 0,273( Fb K ) 2
(3.8)
Kebutuhan minimum
K =
Kebutuhan maksimum
(3.9)
berikut[1]:
Jika susut telah diperoleh, maka dapat dihitung biaya energi dari susut
beban. Biaya ini sama dengan 8760 kali perkalian faktor susut, susut beban
puncak sistem distribusi dan biaya energi. Angka 8760 merupakan jumlah jam
dalam setahun.
(3.9.2)
Beban puncak
Sedangkan I =
3 V Cos
(3.9.3)
dimana:
dengan batuan suatu program computer kemudian susut sistem dapat dihitung
dengan mudah. Studi aliran daya (load flow) dapat dilaksanakan sampai dengan
keseluruhan susut sistem. Untuk studi seperti ini, data lapangan yang akurat dari
pelayanan konsumen menjadi sangat penting. Arus (I) di atas didasarkan pada
8 Meter-meter 0,60
cara:
bebannya.
Pada tempat yang optimum di saluran untuk mengurangi susut saluran dan
memperbaiki tegangan.
e. Memilih sistem SWER (Single Wire Earth Return) untuk daerah pedesaan
g. Merubah sistem yang sudah ada dimana susut yang tinggi dapat terjadi karena:
beban.
trafo tambahan.
i. Penggunaan material yang bagus dan sambungan yang sesuai dan pelaksanaan