BAB I
PENDAHULUAN
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup kerja
praktek, jadwal kerja praktek dan sistematika penulisan
BAB V : PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Suka Jaya Makmur adalah perusahaan swasta nasional anggota dari
Alas Kusuma Group yang bergerak di bidang industri kehutanan, yang telah diberi
kepercayaan oleh pemerintah untuk mengelola areal hutan dalam bentuk Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Produk
yang dihasilkan berupa Plywood, Blokboard, Laminboard dan Veneer.
PT Suka Jaya Makmur terletak di Kabupaten Ketapang, Provinsi
Kalimantan Barat memulai kegiatan usahanya pada tahun 1979 berdasarkan
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 521/Kpts/Um/8/1979 dengan luas 119.000
Ha, dan pada tahun 1982 mendapatkan perpanjangan izin melalui Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: 310/Kpts/V/1982 dengan luas areal 294.000 ha,
selama 20 tahun.
Areal PT. Suka Jaya Makmur pada tahun 1999 terbagi dalam dua unit yang
terpisah, hal ini disebabkan karena adanya perubahan dalam peraturan pemerintah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 106/Kpts/II/2000 dua unit
tersebut telah tergabung kembali dengan luas 171.300 ha, selama 55 tahun (akan
berkhir pada tahun 2054).
Sejak tahun 2008 hingga tahun 2015 manajemen PT. Suka Jaya Makmur
sering mengalami pergantian pimpinan, hal ini berdampak pada kebijakan
produksi perusahaan tersebut. Dampak yang paling nyata dari kebijakan
manajemen perusahaan yaitu dihentikannya produksi plywood. Dampak krisis
sumber bahan baku pada tahun 2013 juga menjadi pertimbangan manajemen
perusahaan memutuskan untuk memproduksi bahan plywood setengah jadi
(venner). Saat ini PT. Suka Jaya Makmur hanya memproduksi veneer face, veneer
back dan core. Tingginya Upah Minimum Kabupaten (UMK) berdampak pada
pengurangan jumlah karyawan, hal ini yang menjadi dasar bagi perusahaan
memproduksi produk setengah jadi. Berkurangnya jumlah karyawan berdampak
pada menurunnya produktivitas produksi.
6
Makmur memiliki rencana jangka pendek dan jangka panjang. Adapun rencana
tersebut sebagai berikut:
a. Rencana Jangka Pendek
1) Memenuhi kebutuhan pasar Nasional dan Internasional
2) Memperthankan dan menjaga mutu produk.
3) Menjaga ketersedian pasokan bahan baku
4) Menjalin kerja sama yang baik antara stakeholder
b. Rencana Jangka Panjang
Berikut adalah rencana jangka panjang PT. Suka Jaya Makmur :
1) Melakukan integrasi rencana pengelolaan produksi dan pelestarian
satwa langka, khususnya orangutan, lewat pendekatan pengelolaan
hutan secara lestari.
2) Menggunakan sistem untuk akreditasi dan sertifikasi.
3) Menetapkan standar-standar untuk pengembangan dan pengesahan
standar.
2.3 Produk
Beberapa jenis produk yang pernah diproduksi PT. Suka Jaya Makmur
antara lain Plywood, Block Board, dan Lamin Board. PT. Suka Jaya Makmur
mampu menghasilkan 6.000 kubik plywood perbulan pada kondisi normal. Sejak
tahun 2013 manajemen PT. Suka Jaya Makmur mengambil kebijakan untuk
memproduksi bahan plywood setengah jadi (veneer). Saat ini PT. Suka Jaya
Makmur hanya memproduksi veneer face, veneer back dan veneer core dengan
berbagai jenis ukuran sesuai dengan permintaan pasar. Kapasitas produksi saat ini
berkurang menjadi 3.500 kubik perbulan.
Tabel 2.1 berikut ini merupakan jenis-jenis produk venner yang diproduksi
PT. Suka Jaya Makmur unit industri Ketapang
8
Tabel 2.1 Produk Veneer yang dihasilkan PT. Suka Jaya Makmur
Ukuran
Jenis Potong Lebar Panjang Ketebala
Aktual (mm)
(m) (mm) (mm) n (mm)
910 0,6
915 0,35
1820, 1830,
2,06 920 1930 0,65
1840
925 0,8
Face/bac 945 1,05
k 910 1,17
915 1,35
2,6 920 2540 2440 1,7
925 2,1
945 2,4
1220 1270 1220 2,45
1,32
1230 1283 1230 2,7
910 915 3
Core 915 920 3,3
1,06 920 965 900, 910, 925
925 970
945 1000
2.4 Pemasaran
Produksi Veneer yang dihasilkan PT. Suka Jaya Makmur di ekspor ke
Jepang, Taiwan, Hongkong, India, negara-negara kawasan Timur Tengah, Eropa
dan Amerika. Selain mengekspor bahan setengah jadi tersebut juga dikirim ke unit
industri kumpai, PT. Sari Bumi Kusuma dan PT. Harjohn Timber untuk dilakukan
proses assembly lanjutan menjadi plywood. Jumlah penjualan rata-rata perbulan
mencapai 3.500 kubik.
Gambar 2.1 Struktur organisasi PT.Suka Jaya Makmur Unit Industri Ketapang
Sumber : PT. Suka Jaya Makmur, 2015
10
Keterangan Istilah:
Ass. GM = Asisten General Manager
BAG = Kepala Bagian
KASIE = Kepala Seksi
SDM = Sumber Daya Manusia
PPC = Production Planning & Control
QC = Quality Control
KA = Kepala
ADM = Administrasi
Berdasarkan struktur organisasi di atas, setiap bagian mempunyai tugas
dan wewenang yang harus dilaksanakan. Tugas dan wewenang tersebut yaitu :
1. Assisten GM Industri
a. Tugas
1) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi para Kepala Bagian beserta
jajaran.
2) Memantau seluruh masalah yang berkaitan dengan jaminan mutu.
3) Membantu general manager dalam melaksanakan tugas.
b. Wewenang
1) Memberi persetujuan terhadap jadwal audit Mutu Internal yang di
usulkan oleh Kepala Bagian Mutu.
2) Mengkoordinasi seluruh dapartemen terhadap masalah mutu.
c. Tanggung jawab
1) Mengkoordinir dan mendorong pengembangan sistem manajemen mutu
secara berkesinambungan sehingga menjadi lebih efektif.
2) Mengimplementasikan tindakan koreksi, memantau dan mengevaluasi
efektifitas dari tindakan koreksi.
2. Pimpinan Pabrik
a. Tugas
Pimpinan Pabrik bertugas mengendalikan seluruh aktivitas produksi dan
hal-hal yang berkaitan dengan langkah strategis pabrik
b. Wewenang
1) Memberikan persetujuan terhadap proses produksi.
2) Mengkoordinasi depertemen-depertemen produksi.
3) Memberikan arahan kepada manajer produksi dan PPC/QC beserta
jajarannya.
c. Tanggung Jawab
1) Melakukan evaluasi terhadap proses dan sistem produksi
2) Mengkoordinasi manajer dan jajaran.
11
3. Manajer Produksi
a. Tugas
1) Mempersiapkan rencana produksi dan memastikan terlaksananya
jadwal produksi.
2) Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya dan kebutuhan bahan.
3) Memberikan arahan kepada kepala bagian produksi tentang proses
kerja.
4) Melaksanakan kebijakan dalam proses produksi dan mengawasi proses
poduksi.
b. Wewenang baku bagian produksi.
1) Mengkoordinir dan mengatur proses kegiatan produksi sesuai rencana
produksi.
2) Memastikan bahwa proses produksi masih dalam kondisi yang
terkendali.
3) Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan yang baik bila di
perlukan.
c. Tanggung jawab
1) Betanggung jawab terhadap proses kegitan produksi.
2) Bertanggung jawab atas operasional keseluruhan bagian produksi.
12
4. Kabag Produksi
a. Tugas
1) Memastikan bahwa keseluruhan material dan peralatan/mesin yang
dipergunakan spesifikasinya benar dan sesuai dengan prosedur yang
terdokumentasi.
2) Membantu manager produksi memantau proses produksi dan
memastikan bahwa proses tersebut berjalan sesuai dengan prosedur
terdokumentasi.
3) Memberikan pelatihan di tempat kerja kepada para pengawas dan
karyawan serta menilai unjuk kerja mereka secara
berkesinambunganan, sehingga dapat dipastikan menghasilkan mutu
kerja yang baik secara mandiri.
4) Memperbaharui dan memelihara seluruh rekaman di dalam bidang
tanggung jawabnya.
5) Memastikan bahwa seluruh produk yang tidak sesuai di identifikasi
dengan baik, dipisahkan dan diajukan untuk ditinjau oleh personil yang
berwenang.
b. Wewenang
Menentukan, melaksanakan dan memastikan bahwa seluruh produk yang
tidak sesuai di identifikasikan dengan baik, dipisahkan dan di ajukan untuk
ditinjau oleh personil yang berwenang perencanaan kegiatan perusahaan
secara menyeluruh.
c. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab atas operasional bagian produksi.
2) Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi.
5. Manajer PPC/QC
Membuat perencanaan dan perancangan terkait produksi perusahaan,
mengatur dan mengelola sumber bahan baku dan lain sebagainya. Memastikan
Kualitas produk terstandar dengan baik sesuai dengan standar jaminan mutu yang
ditetapkan. Secara rinci tugas, tanggung jawab dan wewenang Manajer PPC/QC
sebaagai berikut:
a. Tugas
1) Membantu Assisten general manager dalam implementasi sistem
manajemen mutu yang efektif.
2) Memastikan bahwa hanya dokumen yang telah disetujui yang boleh
dipergunakan.
13
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN KERJA PRAKTEK
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK
du+dp
Hitung diameter rata-rata dengan rumus d = 2
tidak terdapat lagi kotoran yang menempel pada batang kayu maka dapat
dilanjutkan ke proses berikutnya.
Tabel 4.2 Standar Kupasan Ketebalan Veneer Basah PT. SJM (Lanjutan)
Tebal (mm) Toleransi (mm) Keterangan Peruntukan
1,35 0,06 Face, Back 5 Ply
21
4.1.4 Dryer
Dryer merupakan tahapan pengeringan kadar air dan pemotongan
gulungan bahan. Dryer dibedakan menjadi relling dryer dan continous dryer.
Keluaran relling dryer berupa veneer core, sedangkan keluaran continous dryer
bervariasi bisa veneer face,back atau pun core tergantung hasil kupasan yang telah
dipotong. Jenis-jenis cacat pada dryer yaitu bahan terlalu basah dengan kadar air
diatas 12%, potongan serong dan diagonal. Penyebab cacat veneer di drayer juga
dapat disebabkan steam (tekanan panas) terlalu rendah, putaran mesin (rpm)
terlalu cepat dan tekanan angin pada auto clipper dibawah 40 km/jam . Lini
produksi drayer hal-hal yang diinspeksi meliputi:
1. Kadar Air
Pengujian kadar air dilakukan dengan metode sampling random, dengan
alat ukur mc taster. Tingkat kadar air yang diuji juga menyesuaikan dengan
pesanan. Kadar air yang memenuhi standar 6%- 12%. Jika warna Mc taster
berwarna kuning, itu berarti tingkat kekeringan kadar air sudah standar, namun
jika mc taster berwarna merah itu berarti kadar air veneer masih tinggi. Terhadap
veneer yang masih memiliki kadar air tinggi dilakukan pengerjaan ulang pada
masin dryer. Jika veneer terlalu kering dipisahkan disimpan pada tumpukan
selama satu sampai dua hari dengan harapan kadar airnya akan meningkat.
23
Standar kadar air untuk veneer kering dengan ketebalan 0,60 mm yaitu maksimal
12%, untuk core ketebalan 1,35 mm maksimal kadar air sebesar 10%. Kadar air
standar untuk veneer kering didasarkan pada pengukuran saat veneer dalam
keadaan kering.
2. Kesikuan Veneer
Pengujian kesikuan veneer keluaran drayer hasil potongan auto clipper
dilakukan secara random. Langkah awal ambil dua lembar veneer keluaran
continous drayer, balik salah satu dari kedua lembar veneer tersebut kemudian
rapatkan sehingga sisi-sisi sejajarnya berhimpitan. Potongan veneer siku bila bila
keempat sisinya tepat saling berhimpitan, maka veneer siku. Pengujian kesikuan
veneer juga dapat dilakukan dengan mengukur diagonal lembaran veneer .
3. Pengujian Panjang Veneer
Veneer kering hasil potongan auto clipper diuji kembali apakah panjang
veneer sudah sesuai standar atau belum. Pengujian panjang veneer menggunakan
meteran, pengujian panjang veneer biasanya diukur dengan lembaran veneer
afkir yang telah diberi ukuran.
Terhadap Veneer yang tidak memenuhi standar dilakukan pengerjaan ulang
seperti melakukan pengeringan ulang. Jika ini dilakukan maka akan terjadi down
great ( penurunan kualitas bahan), hal ini akan menimbulkan kerugian baik dalam
hal harga jual yang menurun, maupun kerugian tenaga kerja karena harus
melakukan pengerjaan ulang.
4.1.5 Veneer
Veneer merupakan produk akhir yang dihasilkan. Veneer keluaran dryer
terdiri dari veneer face langsung, veneer face rate, veneer back langsung dan
veneer back reparasi dan veneer back operasi. Terhadap veneer face/back
langsung dapat langsung disusun dan dipacking, sedangkan untuk veneer face
rate, veneer back reparasi dan veneer back operasi dilakukan pengerjaan lanjutan.
Unsur-unsur yang diinspeksi pada veneer face rate, veneer back reparasi
dan veneer back operasi yaitu celah tambalan atau sambungan maksimal 1-2 mm,
lem gamed tape tidak boleh tumpang tindih, warna tambalan harus sejenis,
panjang lem gamed tape tidak boleh melebihi 3 lubang dan jarak antara gamed
tape pada sambungan 25 cm. Jenis cacat pada veneer meliputi pecah, berlubang,
24
pecah memanjang, potongan miring dan cacat berat. Akibat yang timbul bila celah
tambalan atau sambungan terlau lebar akan mengakibatkan cacat saat dilakukan
proses assembly. Jika tambalan tumpang tindih menyebabkan produktivitas lambat
pada bagian assembly dan jika gamed tape berlebihan mengakibatkan pemborosan
dan mengganggu proses perekatan pada plywood.
Mengacu pada standar JAS, standar proses perbaikan dan seleksi veneer
dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Standar Proses Perbaikan dan Seleksi Veneer PT. SJM
Face Back, Core dan
Kategori
Grade 1 Grade 2 Center core
Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika
kurang dari 5 kali luas kurang dari 6 kali luas kurang dari 6 kali
permukaan panel permukaan panel luas permukaan
Total jumlah dan lokasi
dalam meter persegi dalam meter persegi panel dalam meter
mata kayu hidup, mati,
(jika terdapat angka (jika terdapat angka persegi (jika terdapat
lobang, kulit tersisip dan
dalam dengan pecahan, dalam dengan angka dalam dengan
kantong resin dengan
maka ditambahkan 1 pecahan, maka pecahan, maka
diameter lebih dari 5
dan pecahan ditambahkan 1 dan ditambahkan 1 dan
mm
dihilangkan), dan tidak pecahan dihilangkan), pecahan
bergerombol. dan tidak dihilangkan), dan
bergerombol. tidak bergerombol.
Diameter maksimal Diameter maksimal Diameter maksimal
tidak lebih dari 25 mm tidak lebih dari 45 tidak lebih dari 45
Mata kayu hidup mm mm dan diameter
arah lebar tidak lebih
dari 30 mm
Diameter maksimal Diameter maksimal Diameter maksimal
tidak lebih dari 15 mm tidak lebih dari 25 tidak lebih dari 40
Mata kayu mati mm mm dan diameter
arah lebar tidak lebih
dari 30 mm
Diameter terbesar Diameter terbesar Diameter terbesar
bagian yang lepas atau bagian yang lepas bagian yang lepas
lubang tidak lebih dari atau lubang tidak atau lubang tidak
Mata kayu lepas atau
3 mm lebih dari 5 mm lebih dari 40 mm dan
lubang
diameter arah lebar
tidak lebih dari 10
mm
Sumber : PT. Suka Jaya Makmur, 2007
25
Tabel 4.6 Standar Proses Perbaikan dan Seleksi Veneer PT. SJM ( Lanjutan)
Face Back, Core dan
Kategori
Grade 1 Grade 2 Center core
Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika
tidak mempengaruhi tidak terlalu tidak terlalu
Mata Kayu jarum
penampilan mempengaruhi mempengaruhi
penampilan penampilan
Kantong kulit atau Diameter terbesar tidak Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika
kantong damar lebih dari 30 mm tidak menyolok tidak menyolok
Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika
Gembol atau cakar
sedikit tidak menyolok tidak menyolok
ayam
Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika
Perubahan warna
sedikit tidak menyolok tidak menyolok
atau noda
Tidak diperbolehkan Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika
Lapuk
sangatsedikit sangat sedikit
Panjang tidak lebih dari Panjang tidak lebih Panjang tidak lebih
20% panjang panel, dari 20% panjang dari 40% panjang
lebar tidak lebih dari 1,5 panel, lebar tidak panel, lebar tidak
mm dan jumlah lebih dari 1,5 mm lebih dari 6 mm dan
maksimum dua dan jumlah jumlah
maksimum dua.
Pecah terbuka atau
Lebar tidak lebih
cacah
tiga atau tidak lebih
dari 20 % panjang
panel, lebar tidak
boleh lebih dari 2
mm dan jumlah
maksimal enam.
Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika
Pecah melintang
sedikit sedikit sedikit
Bukan lubang cacing Diperbolehkan jika Diperbolehkan jika
diameter panjang tidak terlalu banyak tidak terlalu banyak
maksimal 1,5 mm, tidak
menghitam dan
berkelompok. Lubang
cacing linear, panjang
Lubang cacing maksimum 10 mm,
tidak menghitam dan
jumlah dalam satu
kelompok tidak lebih
dari luas panel
dinyatakan dalam meter
persegi.
Sumber : PT. Suka Jaya Makmur, 2007
26
Secara umum proses inspeksi veneer dapat dilihat pada diagaram alir
berikut.
27
1. Pada lini produksi Log Cutting, bahan baku tidak lagi diinspeksi dan
langsung dipotong tanpa memperhatikan kualitas bahan baku. Hal ini
berdampak pada rendahnya produktivitas hasil kupasan pada rotary lathe
dan berpotensi tinggi menimbulkan cacat pada produk.
2. Sering terjadi kesalahan ukuran kupasan pada lini produksi rotary lathe.
Ukuran kupasan tidak sesuai dengan pre order (PO) konsumen. Hal ini
berdampak pada kurangnya target produksi harian.
3. Masih tingginya proses reparasi dan operasi pada veneer. Hal ini
menandakan masih cukup tingginya tingkat kecacatan produk.
4. Pengujian alat (uji Kalibrasi) peralatan tidak terjadwal dengan baik. Hal
ini akan mempengaruhi tingkat presisi pada bahan yang diukur.
Nawawi (1996:42) dalam Faras (2013) menyatakan bahwa manajemen sumber daya
manusia adalah proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi,
agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan
organisasi atau perusahaan.
4.3.1 Metode Penyelesaian Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka permasalahan
pengendalian kualitas veneer di PT. Suka Jaya Makmur dapat diselesaikan dengan
metode Statistical Process Control (SPC).
Statistical Process Control merupakan metoda pengambilan keputusan
secara analitis yang memperlihatkan suatu proses berjalan dengan baik atau tidak.
Statistical Process Control (SPC) digunakan untuk memantau konsistensi proses
yang digunakan untuk pembuatan produk yang dirancang dengan tujuan
mendapatkan proses yang terkendali. Pengendalian kualitas secara statistik dengan
menggunakan SPC (Statistical Processing Control) mempunyai 7 (tujuh) alat
statistik utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan
kualitas antara lain yaitu; check Sheet, histogram, control chart, diagram pareto,
diagam sebab akibat, scatter diagram, dan diagram proses (Zagloel & Nurcahyo,
2013 dalam Deviani dan Marwiji, 2014).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengendalian Kualitas produksi veneer di PT. Suka Jaya Makmur
dilakukan oleh departemen control, departemen ini bertugas
melakukan kontrol kualitas dan memeriksa semua proses yang terlibat
dalam proses produksi produk. Memastikan standar kualitas dipenuhi
oleh setiap komponen produk atau layanan yang disediakan oleh
perusahaan.
2. Mekanisme dan sistem kerja pengendalian mutu produk (Veneer) di
PT. Suka Jaya Makmur dilakukan di setiap work center. Proses
inspeksi veneer dimulai dengan menginspeksi panjang potongan log
di work center log cutting, kemudian pengujian panjang, pendek,
ketebalan dan pengaturan mata pisau mesin kupas pada rotary lathe,
pengujian kadar air di drayer, serta menginspeksi hasil operasi dan
reparasi veneer.
3. Selama kerja praktek di PT. Suka Jaya makmur penulis mendapat
beberapa pengalaman dari karyawan, staf dan pimpinan perusahaan.
Pengalaman yang didapat berupa gambaran nyata dari dunia kerja,
mekanisme, sistem dan cara kerja di PT. Suka Jaya Makmur dan lain
sebagainya.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada PT. Suka Jaya Makmur sebagai berikut:
1. Selama penulis melakukan kerja praktek ada beberapa permasalahan
yang ditemui diantaranya sering terjadi kesalahan pengupasan pada
rotary lathe, pengupasan tidak sesuai dengan PO. Saran yang dapat
penulis berikan yaitu perusahaan harus menepatkan operator yang
memiliki tingkat ketelitian tinggi agar proses pengupasan berjalan
dengan baik dan sesuai dengan pesanan konsumen.
34
DAFTAR PUSTAKA