PEMBAHASAN
I. Identitas Buku
1. Judul Buku : Fisika 2 Untuk SMA
2. Nama Pengarang : Ir. Marthen Kanginan, M.Sc.
3. Tahun Terbit : 2006
4. Penerbit : Erlangga
5. Jumlah Halaman : 364
6. Bab Yang Dikritik : Usaha dan Energi
II. Ringkasan
Bab IV Usaha dan Energi
A. Usaha
Usaha dalam fisika hanya dilakukan oleh gaya yang bekerja pada benda, dan suatu gaya
dikatakan melakukan usaha pada benda hanya jika gaya tersebut menyebabkan benda
berpindah. Sebagai contoh, Atlet mengerahkan gaya ototnya untuk mengangkat barbel dari
lantai ke atas kepalanya, kemudian menahan barbel itu sejenak diatas kepalanya. Disini gaya
otot atlet dikatakan melakukan usaha ketika mengangkat barbel dari lantai ke atas kepalanya.
Namun, usaha dalam keseharian diartikan sebagai segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia.
Sebagai contoh, Hilda berusaha sekuat tenaga mendorong mobil temannya yang mogok tetapi
mobil tidak bergerak.
W = Fxx
W = Fxx cos
dengan 0 < < 1800 adalah sudut terkecil antara F dan x. Dalam SI, satuan usaha adalah joule
(J), gaya adalah newton (N) dan satuan perpindahan adalah meter.
Satu joule adalah usaha yang kecil. Sebagai contoh, usaha untuk melemparkan bola
adalah 20 J. karena itu, satuan yang lebih sering digunakan adalah kelipatan sepuluhnya. (1 kJ =
1
1000 J ; 1 MJ = 1000000 J). Dalam keseharian, sering juga dijumpai satuan erg dan kalori
dengan
Wtotal = W1 + W2 + W3 +
B. Energi
Energi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar benda dapat melakukan
usaha. Contohnya, dak dapat lagi idak dapat lagi mobil yang kehabisan bensin (energi kimia)
tidak dapat lagi bergerak (melakukan usaha).
2. Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya (atau kecepatannya).
Sebagai contoh anak panah yang dilepas dari busurnya yang memiliki energi kinetiknya
sehingga anak panah dapat melakukan usaha yaitu menancap pada target.
2
1
EK = 2 mv2
Jadi energi kinetik (EK) sebanding dengan massa benda m dan kuadrat kecepatannya
2
(v ). Jika massa dilipatgandakan, energi mekanik meningkat 2 kali lipat. Akan tetapi, jika
kecepatan dilipatgandakan, energi kinetik meningkat 4 kali lipat.
Teorema usaha energi adalah usaha yang dilakukan oleh resultan gaya yang bekerja
pada suatu benda sama dengan perubahan energi kinetik yang dialami benda itu, yaitu energi
kinetik akhir dikurang dengan energi kinetik awal.
1 2 1 2
Wres = EK = EK ak EKaw = EK = 2 m v 2 - EK = 2 m v1
C. Daya
Daya difenisikan sebagai laju usaha dilakukan atau besar usaha per satuan waktu. Jadi,
daya (P) dihitung dengan membagi usaha (W) dilakukan terhadap selang waktu (t) lamanya
melakukan usaha.
W
P= t
P=Fv
Daya diperoleh dari hasil bagi antara dua besaran skalar (usaha dan waktu) sehinggs daya
termasuk besaran skalar. Adapun pesamaan umumnya digunakan untuk menghitung rata-rata
mesin yang menghasilkan kecepatan tertentu seperti mesin mobil.
w = mg
3
2. Usaha dengan Gaya Gravitasi Newton
Untuk benda yang jauh dari permukaan Bumi (h>10 km) gaya gravitasinya bervariasi dan
sebanding denga kuadrat r dari pusat bumi.
W grav = GMm ( r1 r1 )
2 1
1
W pegas = x2 x2
2 k( 2 - 1 )
dengan M = massa planet dan m = massa benda. Sebagai bidang acuan dari energi potensial
gravitasi Newton (EPgrav) yang dipilih tempat dengan jarak dari pusat planet teramat sangat
jauh (r = ~ ), sebab pada tempat itu
GMm
=0
EPgrav =
4
3. Energi Ptensial Elastis Pegas
1 2
kx
EPpegas = 2
Disini x adalah simpangan yaitu perpindahan yang diukur dari posisi acuan x = 0 (disebut
juga sebagai posisi keseimbangan pegas). Jadi, sebagai acuan EPelastis = 0 kita tetapkan pada
posisi x = 0.
1. Gaya Berat
1 2 1 2
mv mv
mghak + 2 ak = mghaw + 2 aw
2. Gaya Pegas
1 2 1 2 1 2 1 2
mv + kx = mv + kx
2 ak 2 ak 2 aw 2 aw
2. Lompat galah
Pelompat akan terlontar ke bawah menempuh lintasan melengkung turun karena energi
potensial gravitasinya diubah menjadi energi kinetik. Sesaat sebelum menyentuh tanah,
semua energi potensial gravitasi pelompat terhadap tanah yang dimilikinya pada ketinggian
maksimum telah di ubah seluruhnya menjadi energi kinetik. Jika semua hambatan dan
gesekan diabaikan, energi kimia yang semula dikerahkan oleh pelompat yang berlari akan
sama dengan energi potensial gravitasi pelompat di titik tertingginya dan juga sama dengan
5
energi kinetik pelompat sesaat sebelum mendarat di tanah. Ini membuktikan berlakunya
hukum kekekalan energi mekanik.
BAB II
A. Kelebihan Buku
1. Tiap bab diawali dengan suatu contoh aplikasi dari bab yang bersangkutan untuk menarik
minat siswa. Dengan menampilkan aplikasi menakjubkan dari konsep-konsep tiap bab,
diharapkan akan membangkitkan antusias dan motivasi siswa mempelajari bab tersebut.
2. Dalam buku disediakan kegiatan, maksudnya disini masih berhubungan dengan teks dan
lebih diarahkan pada daya kreasi dan inovasi untuk menggunakan bahan-bahan di
lingkungan sekitar. Dengan melakukan kegiatan ini diharapkan akan memudahkan siswa
memahami konsep-konsep fisika yang berkaitan, membangkitkan daya kreasi dan inovasi
serta melatih siswa untuk bersosialisasi pada kegiatan yang dilakukan berkelompok.
3. Dalam buku ini disajikan banyak contoh soal. Setiap contoh dibahas secara terperinci,
diselesaikan langkah demi langkah dan diberi komentar. Pada umumnya, sebelum contoh
dijawab diberikan strategi untuk mengarahkan siswa pada konsep utama yang terkandung
dalam soal. Tiap contoh diberi judul untuk menolong siswa memfokuskan perhatian pada
konsep yang sedang dibahas, dan juga membantu siswa ketika ingin mempelajari kembali
konsep yang telah di bahas.
4. Di akhir setiap subbab ada beberapa pertanyaan tentang pemahaman konsep secara
kualitatif. Pertanyaan-pertanyaan ini dengan mudah dapat dijawab dari bacaan teks. Ada
pula pertanyaan-pertanyaan yang patut siswa diskusikan dengan teman yang lain. Dengan
berbagau pertanyaan tersebut diharapkan akan memacu siswa untuk lebih memahami
konsep fisika serta merangsang siswa untuk bersikap kritis.
5. Gambar dan ilustrasi yang disajikan dipilih sedemikan rupa sehingga membantu siswa
memahami bacaan teks, contoh-contoh, dan soal. Disamping itu untuk mengatasi rasa
jenuh siswa membaca teks.
6. Untuk kasus-kasus tertentu, siswa terkadang harus menghemat waktu dalam
menyelesaikan suatu soal, yaitu dengan langsung menggunakan persamaan-persamaan
atau rumus-rumus tertentu. Dalam buku juga diberikan selingan dapat berupa sejarah
tokoh-tokoh terkemuka fisika temuan terkini dalam bidang teknologi, interaksi fisika
dengan disiplin ilmu lain, pemecahan masalah-maslah rumit yang memerlukan teknik
tertentu, berupa humor fisika, bahkan teka-teki fisika.
6
7. Disetiap akhir bab diberikan soal-soal latihan. Dengan mengerjakan soal-soal uji
kompetensi, siswa akan lebih memahami konsep-konsep fisika yang telah dipelajari
dalam bab.
8. Pada akhir beberapa bab, diberikan soal-soal sebagai latihan ujian akhir semester yang
berguna bagi siwa pada saat akan menghadapi ujian akhir semester.
B. Kekurangan Buku
1. Dalam setiap bab disediakan gambar, penjelasan gambar juga cukup jelas. Hanya saja
warna dari gambar itu tidak ada, hanya warna hitam putih saja sehingga menimbulkan
ketidaktertarikan siswa pada saat melihat gambar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran fisika di sekolah lebih mendukung pembelajaran produktif, pembelajaran lebih
menarik daripada menghadapi alat-alat yang sebenarnya.
2. Usaha dalam fisika hanya dilakukan oleh gaya yang bekerja pada benda, dan suatu gaya
dikatakan melakukan usaha pada benda hanya jika gaya tersebut menyebabkan benda
berpindah.
3. Jika pada suatu sistem hanya bekerja gaya-gaya dalam yang bersifat konservatif (tidak
bekerja gaya luar dan gaya dalam tak konservatif), energi mekanik sistem pada posisi apa
saja selalu tetap (kekal). Artinya, energi mekanik sistem pada posisi akhir sama dengan
energi mekanik sistem pada posisi awal.
4. Penerapan metode demonstrasi berbantu media animasi Software PhET efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis dengan kategori efektifitas
sedang.
5. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode demonstrasi berbantu media animasi
Software PhET lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
konvensional.
B. Saran
1. Untuk setiap gambar yang tersedia pada subbab lebih diberikan warna, sehingga lebih
menarik minat siswa lagi pada saat membaca buku.
2. Dalam penempatan biografi penemu, sebaiknya ditempatkan diawal bab atau materi bukan
ditengah materi, agar siswa mengetahui asal dari materi itu terlebih dulu, sebelum
mempelajarinya.
3. Dalam penulisan satuan joule seharusnya menggunakan hruf besar Joule karena akan
menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Satuan Joule itu diambil dari nama seorang ilmuwan
fisika, jadi karena itu nama maka harus diawali dengan huruf kapital.
7
DAFTAR PUSTAKA