- Hiperlipidemia
Hiperlipidemia pada SN meliputi peningkatan kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan
asam lemak. Kolesterol hampir selalu ditemukan meningkat, namun kadar trigliserida,
fosfolipid tidak selalu meningkat. Peningkatan kadar kolesterol berbanding terbalik
dengan kadar albumin serum dan derajat proteinuria. Keadaan hiperlipidemia ini
disebabkan oleh karena penurunan tekanan onkotik plasma sebagai akibat dari
proteinuria merangsang hepar untuk melakukan sintesis lipid dan lipoprotein, di
samping itu katabolisme lipid pada SN juga menurun. Hiperlipidemia pada SNSS
biasanya bersifat sementara, kadar lipid kembali normal pada keadaan remisi,
sehingga pada keadaan ini cukup dengan pengurangan diit lemak. Pengaruh
hiperlipidemia terhadap morbiditas dan mortalitas akibat kelainan kardiovaskuler
pada anak penderita SN masih belum jelas.Manfaat pemberian obat-obat penurun
lipid seperti kolesteramin, derivat asam fibrat atau inhibitor HMG-CoA reduktase
(statin) masih diperdebatkan.
4. Plan :
Diagnosis:
Pasien ini didiagnosis dengan Sindrom Nefrotik. Dari anamnesa didapatkan pasien masuk
dengan keluhan bengkak pada wajah dan tungkai bawah. Tidak disertai sesak pada saat
beraktivitas, penderita dapat tidur satu bantal dan tidak sering terbangun tiba-tiba saat
tidur karena sesak.
Pemeriksaan fisis : TD : 220/150 mmHg, puffi face (+), edema preorbital +/+, edema
pretibial +/+
Pemeriksaan lab: albumin : Protein urin : 2+, albumin 1,5 g/dl Kolestrol total: 826
mg/dl
Sindrom nefrotik adalah Penyakit tersebut ditandai dengan sindrom klinik yang terdiri
dari beberapa gejala yaitu
1. proteinuria masif (>40 mg/m2 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu
>2 mg/mg atau dipstick 2+)
2. hipoalbuminemia 2,5 g/dL
3. edema
4. hiperkolesterolemia.
Dengan ini mengarah pada sindrom nefrotik.
Pengobatan:
Penanganan Awal pada pasien ini:
- Diet Rendah Garam Rendah Protein
- IVFD NaCL 0,9% 16 tetes/menit.
- Injeksi Ranitidin 1 Amp/12jam/iv
- Furosemide tablet 1-0-0
- Carpiaton 25 mg 2-2-2
- Metiprednisolon 8 mg 3x1 tablet
- Pemeriksaan Lab : Darah Rutin, SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin, Kolesterol total,
HDL, LDL, TG, albumin, globulin, protein total, GDS, Urin Lengkap.
Penatalaksanaan
- Diet rendah garam, untuk mencegah terjadinya retensi natrium dan cairan yang
berlebih sehingga mengurangi terjadinya edema atau penimbunan cairan lainnya
dalam ruang intestinal
- Pembatasan protein 0,8-1,0 g/kgbb/hari, dimaksudkan untuk mengurangi proteinuri
- IVFD NaCl 0,9% dengan kecepatan 20 ml/jam untuk mencegah kekurangan elektrolit.
- Pada pasien ini diberikan Ranitidine 1 amp/12jam/iv untuk mengatasi keluhan pasien
yaitu nyeri ulu hati dan mual.
- Pemberian furosemide untuk mengurangi edema.
- Pemberian carpiaton untuk menurunkan edema pada sindrom nefrotik sekaligus
menurunkan tekanan darah.
- Diberikan metilprednisolon dengan dosis 1 mg/kgbb/hari merupakan terapi khusus
untuk sindrom nefrotik.
- Ambil sampel untuk pemeriksaan darah: pemeriksaan darah perifer lengkap dan
trombosit, kimia darah (glukosa, SGOT, SGPT, protein total, albumin, globulin, asam
urat, profil lipid).
- Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis.
Pendidikan:
Kita menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Konsultasi:
konsultasi dengan spesialis penyakit dalam untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan
sarana dan prasarana yang lebih memadai.
Peserta, Pembimbing,
(dr. Jezy Reisya Pranasari ) (dr. Vitalis Talik, M.Kes)