Pentingnya Etika Profesi
Pentingnya Etika Profesi
Setiap orang memiliki kebebasan baik secara natural maupun secara yuridis untuk
menentukan sikap dalam kehidupan sehari-hari termasuk memilih
pekerjaan/profesi yang akan digeluti. Kebebasan tersebut menimbulkan
konsekuensi logis terhadap dampak positif maupun negatif yang harus diterima
dengan analogi segala langkah kehidupan tidak dapat lepas dari efek positif dan
efek negatif. Tanggung jawab tidaklah dapat lepas dari akibat kebebasan memilih
yang harus diterima dengan lapang dada.
Kebebasan tidaklah dapat dilaksanakan dengan sebebas-bebasnya mengingat
kebebasan dapat menyentuh hak hukum atau kebebasan orang lain. Kebebasan
harus diartikan sebagai kebebasan hukum yakni kebebasan sesuai ketentuan
hukum yang berupaya mengcover moral , hukum kebiasaan, dan adat istiadat yang
berlaku dimasyarakat.
Tanggung jawab merupakan bentuk pelaksanaan kewajibannya dan yang tak kalah
pentingnya tanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat. Tanggung jawab
oleh sebagian ahli hukum diartikan sebagai tanggung gugat. Tanggung gugat
sebenarnya merupakan tanggung jawab atas tuntutan hukum, tapi disisi lain
terdapat tanggung jawab moral yang tidak dapat digantikan oleh tanggung gugat
secara hukum, bahkan moral pertanggungjawabannya diwakilkan pada kode etik
melalui Dewan Kehormatan. Terdapat pertanggungjawaban lain yang tidak dapat
terselesaikan yaitu tanggung jawab hati nurani serta dampaknya terhadap nama
baik penyandang profesi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan
berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi
setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan
pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis.
Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat
mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak
akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau
instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang
hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan
membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan,
tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang
bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus
menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.
Dengan membuat kode etik, tanggung jawab profesi sendiri akan
menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai nilai moral yang
dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya
kode etik yang berisikan nilainilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu
sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan
untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat
lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa
pelaksanaannya di awasi terus menerus.
Kesadaran itu penting dan lebih penting lagi kesadaran itu timbul dari Diri kita
masing - masing yang sebentar lagi akan menjadi pelaksana profesi di bidang
komputer disetiap tempat kita bekerja, dan selalu memahami dengan baik atas
Etika Profesi yang membangun dan bukan untuk merugikan orang lain.
3.2. Saran
Agar tidak menyimpang dari kode etik yang berdampak pada profesionalitas
kerja maka :
1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik dan tanggung jawab profesi
2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang
di jalani.
3. Pembahasan makalah ini menjadikan individu yang tahu akan pentingnya kode
etik dan tanggung jawab profesi.
4. Kode etik yang diterapkan hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang
memungkinkan untuk dapat dijalankan bagi kelompok profesi.
5. Terhadap pelaksanaan profesi hendaknya menjalankan profesi yang jalani sesuai
dengan kode etik yang ditetapkan agar profesi yang dijalani sesuai dengan
tuntutannya.