Terjadinya Minyak Bumi
Terjadinya Minyak Bumi
TEKNIK REFINERY
Oleh
Bagas Aprilian Mustofa 14010212
Bela Muhammad Akbar 14010214
Dyah Ayu Larasati 14010245
Fahrijal Hakim 14010256
Nicholas Bobby P 14010199
Rizky Budiman 14010228
Senna Hermawan 14010207
Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk
memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari
minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme
sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas
alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang
mati.
Minyak Bumi adalah salah satu sumber energi yang paling berperan dalam
kehidupan manusia Minyak Bumi merupakan salah satu sumber energi yang
paling sering digunakan oleh manusia. Berdasarkan model OWEM (OPEC
World Energy Model), permintaan minyak dunia pada periode jangka
menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel per hari
(bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata 1.8% per tahun. Sedangkan
pada periode berikutnya (2010-2020), permintaan naik menjadi 106 juta bph
denganpertumbuhansebesar17jutabph.
Tak hanya untuk bahan bakar mesin, namun minyak bumi juga digunakan
untuk sumber energi dalam memasak, bahkan lilin pun terbuat dari minyak
bumi. Minyak bumi berasal dari sisa sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati
kemudian diuraikan oleh tanah, sehingga Sumber Daya Alam ini tergolong
lambat dalam pembaharuan, sehingga dapat dikategorikan sumber daya alam
tak terbaharui. Minyak bumi yang telah diolah dan dimanfaatkan oleh manusia
contohnya seperti pelumas, plastik, karet, bahan bakar minyak, bitumen, lilin,
pestisida,
ISI
Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi
sangat rendah, yaitu 0,1-2%. Kandungan tertinggi
terdapat pada tipe asphalitik. Nitrogen mempunyai
sifat racun terhadap katalis dan dapat
membentuk gum (getah) pada fuel oil. Kandungan
nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih
tinggi.
Unsur-Unsur Logam
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel
dan vanadium pada proses catalytic cracking
mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat
menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak
gas, dan pembentukkan coke. Pada power
generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas
turbine, adanya konstituen logam terutama
vanadium dapat membentuk kerak pada rotor
turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel
yang mengandung natrium dan terutama vanadium
dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata
tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur
campuran sehingga merusakkan refractory itu.
3. Komposisi Molekul Hidrokarbon dalam
Minyak Bumi
Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama
adalah parafin, naptena, aspaltena, dan aromatik.
Komposisi molekul hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak bumi berdasarkan beratnya adalah
sebagai berikut:
Primary Processing
Pada primary processing minyak mentah diolah dengan bantuan proses
fisika sehingga dapat dipisahkan fraksi-fraksinya. Proses yang digunakan
ada distilasi bertingkat karena dapat memisahkan tiap fraksi berdasarkan
rentang titik didihnya. Minyak mentah yang baru saja didapatkan dari
pengeboran, dialirkan menggunakan pipa atau diangkut menggunakan
truk tangki ke tangki penyimpanan di kilang minyak. Minyak mentah yang
ada didalam tangki penyimpanan akan dialirkan untuk diproses pada CDU
(Crude Distilation Unit). Namun sebelum sebelumnya harus diberi pre-
treatment untuk menghilangkan kadar air dan garam mineral yang ada
dalam minyak mentah tersebut. Contoh unit dalam pre-treatment adalah
water drainer dan desalter. Setelah selesai diberikan pre-treatment minyak
mentah dialirkan menuju ke sebuah furnace untuk dinaikan suhunya
sehingga siap untuk proses distilasi bertingkat. Setelah melewati furnace,
suhu dari minyak mentah tersebut kurang lebih 400C lalu masuk kedalam
CDU. Untuk menjaga suhu dan tekanan operasi dalam CDU, steam
panas dipompakan dari sebuah reboiler kedalam CDU. Didalam CDU
minyak mentah akan menguap tergantung panjang pendeknya rantai
karbon. Semakin panjang rantai karbonnya semakin besar suhu yang
dibutuhkan untuk mencapai fase gas. Setelah menguap dalam titik didih,
maka terbentuklah berbagi fraksi minyak mentah, seperti fraksi gas, fraksi
gasoline, fraksi kerosene, fraksi gas oil dan residue. Primary processing
selesai setelah mendapat fraksi-fraksi tersebut.
Secondary Processing
Fraksi-fraksi minyak mentah yang dihasilkan dari primary processing kemudian
kembali diolah di secondary processing, dimana pada secondary processing
pengolahan masing-masing fraksi berbeda tergantung jenis fraksi dan kebutuhan
produk akhir. Secara garis besar secondary processing adalah proses lanjutan
terhadap produk dari fraksi minyak mentah (hasil distillasi), bertujuan untuk
meningkatkan nilai tambah maupun meningkatkan konversi dan recovery minyak
mentah. Proses yang ada dibagian secondary processing dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu