Anda di halaman 1dari 5

Awal Mula Kedatangan Jepang

Pada tanggal 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan


militer Amerika Serikat di Asia Timur Raya yakni Inggris, Belanda dan Amerika
Serikat. Serangan Jepang juga di arahkan ke Indonesia. Serangan ke Indonesia
tersebut bertujuan untuk mendapatkan bahan industri perang seperti: minyak
tanah, timah dan almunium. Sebab persediaan minyak di Indonesia di perkirakan
dapat mencukupi kebutuhan jepang selama Perang Pasifik. Pada tanggal 11
Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak dengan mendarat di Tarakan
Kalimantan Timur,di lanjutkan ke Balikpapan, Pontianak, Samarinda dan
Banjarmasin.

Pada tanggal 1 Maret 1942 tentara Jepang berhasil mendaratkan


pasukannya di pulau Jawa di tiga tempat sekaligus, yaitu teluk Banten, Eretan
Wetan (Jawa Barat), dan Kranggan (Jawa Tengah). Dalam upaya menguasai tanah
Jawa telah terjadi pertempuran di laut Jawa yaitu Tentara Jepang dengan Angkatan
Laut Belanda di bawah pimpinan Laksamana Karel Doorman. Dalam pertempuran
ini Laksamana Karel Doorman dan beberapa kapal Belanda berhasil di
tenggelamkan oleh tentara Jepang. Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-
pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa . Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke
tangan Jepang . Tentara jepang terus bergerak ke Selatan dan menguasai kota
Buitenzorg (Bogor) ,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang.
Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan
pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada
Jepang yang di wakili Letjen Hitoshi Immamura. Penandatanganan ini di
laksanakan di Kalijati,Subang. Lalu Indonesia berada di bawah pendudukan
tentara Jepang.

Masuknya Jepang di Indonesia tidak menutup kemungkinan bahwa akan


mempengaruhi kebudayaan yang di Hindia Belanda. Budaya Jepang atau nihon
telah masuk ke Indonesia. Salah satu aspek yang cukup berperan di Indonesia
adalah kehadiran komik Jepang (manga) ke tengah-tengah masyarakat. Manga
sangat mendominasi pasar komik Indonesia, sekitar 80 persen dari total komik
yang terjual adalah manga. Manga dengan mudah dapat ditemui di setiap toko
buku dan gerai komik di Indonesia. Bahkan manga dapat dengan mudah ditemui
di berbagai taman bacaan dan tempat penyewaan komik. Manga dapat
memperoleh kesuksesan dengan penggemar dalam jumlah besar di Indonesia. Saat
ini manga telah menjadi suatu yang identik dengan Jepang. Masyarakat seketika
akan terbayang pada manga ketika berpikir tentang Jepang dan sebaliknya. Hal ini
dapat dilihat pada sosok ikonik dari Doraemon. Kehadiran manga di Indonesia
semakin memperkenalkan Jepang kepada masyarakat. Manga seperti pendukung
dari suatu kesebelasan dimana kehadirannya mendukung keberhasilan dan
kepentingan nasional Jepang. Manga yang merupakan sub-kultur semakin dikenal
luas dan diminati oleh masyarakat Indonesia khususnya remaja. Jepang melalui
manga telah berdiri kurang lebih sejajar dengan Amerika Serikat dan film
Hollywoodnya dalam segi popularitas dan pengaruh budaya di Indonesia. Remaja
Indonesia semakin mengagumi dan mencintai Jepang sekalipun mereka hanya
melihat erta mengenalnya melalui manga. Hal ini merupakan keuntungan
tersendiri bagi Jepang dalam mempertahankan hubungan baik dengan Indonesia.
Dikarenakan memperoleh hati dan kepercayaan dari masyarakat di suatu negara
merupakan bagian. Dalam hal ini, Jepang melalui manga cukup berhasil
melakukannya di Indonesia. Manga merupakan keberhasilan dalam memadukan
unsur kreativitas dan pemanfaatan media secara maksimal. Indonesia merupakan
contoh sukses dimana diplomasi manga berhasil diterapkan dengan baik. Manga
merupakan media populer yang semakin memperkokoh hubungan Indonesia
dengan Jepang hingga mencapai tahun ke lima puluh. Selain itu, kehadiran manga
juga mendukung dan memperkuat pengaruh budaya Jepang di Indonesia. Suatu
pencapaian yang digunakan Jepang untuk merintis dan mempertahankan
keberhasilannya.

Bukan hanya manga saja adapula Anime (Film animasi Jepang) pada
tayangan televisi di Indonesia yang kini menyiarkan Kartun-kartun asal Jepang
(Anime) seperti Naruto, Dragonball, Detective Conan, , Sailormoon, Hamtaro,
Doraemon dan masih banyak lagi. Bentuk lain dari budaya pop Jepang adalah J-
Pop (Japanese Pop Music). Budaya ini berawal dari perkembangan dunia musik
Jepang dalam genre Pop yang memiliki keunikan tersendiri. Budaya pop ini
terkait sangat erat dengan dunia industri. Banyak orang yang diuntungkan dengan
keberadaan budaya pop. Berkembangnya budaya pop Jepang dalam kancah
internasional disalurkan melalui banyak jalur informasi mulai dari media cetak
(koran, majalah, dsb), media elektronik (televisi, radio, dsb), media interaktif
(internet), hingga media alternatif (film layar lebar, dsb), dan tentu saja budaya
pop itu sendiri.

Begitu derasnya informasi-informasi tersebut sehingga sadar atau tidak


sadar budaya-budaya tersebut sudah menjadi bagian dari budaya internasional.
Ditambah dengan adanya kecangihan teknologi adan informasi transfer nilai-nilai
budaya akan semakin mudah tersalurkan dan disentuh oleh berbagai pihak di
berbagai wilayah yang berbeda. Sebuah bentuk kenyataan sehari-hari yang khas
Jepang bisa dipastikan sangat berbeda dengan kehidupan dan tradisi budaya di
berbagai negara. Budaya pop Jepang saat ini berkembang hampir di seluruh
belahan dunia, dan memiliki dampak terhadap masyarakat internasional.

Banyak remaja yang ikut mempelajari lagu jepang, tarian ataupun dance.
Dampak dari budaya pop Jepang tidak hanya mempengaruhi bidang industri
hiburan di Indonesia seperti komik dan tayangan kartun animasi khas Jepang
seperti yang telah disebutkan diatas. Budaya pop Jepang juga ikut mempengaruhi
gaya berpakaian para remaja di Indonesia. Gaya berpakaian khas Jepang ini
disebut dengan Harajuku Style. Dandanan dan tingkah para remaja diambil dari
style Harajuku yang berasal dari gaya kehidupan anak muda di Jepang.Hal ini
membuktikan mulai menjamurnya ketertarikan masyarakat Indonesia terutama
para remaja terhadap masuknya kebudayaan Jepang. Beberapa orang ada yang
menganggap kegiatan tersebut sebagai kegiatan positive maupun negatif.
Bidang kebudayaan Jepang sebagai negara fasis selalu berusaha untuk
menanamkan kebudayaannya. Salah satu cara Jepang adalah kebiasaan
menghormat ke arah matahari terbit (Seikeirei). Tradisi Seikeirei yaitu
membungkukkan badan kearah matahari terbit sebagai wujud penghormatan
Kaisar Jepang dan Dewa Matahari. Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti
dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang ( kimigayo) . Tidak semua rakyat
Indonesia dapat menerima kebiasaan ini, khususnya dari kalangan Agama.
Penerapan Seikerei ini ditentang umat Islam, salah satunya perlawanan yang
dilakukan KH. Zainal Mustafa, seorang pemimpin pondok pesantren Sukamanah
Jawa Barat. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Singaparna.
Pengaruh Jepang di bidang kebudayaan lebih banyak dalam lagu-lagu,
film, drama yang seringkali dipakai untuk propaganda. Banyak lagu Indonesia
diangkat dari lagu Jepang yang populer pada jaman Jepang. Iwa Kusuma
Sumantri dari buku Sang Pejuang dalam Gejolak Sejarah menulis kebiasaan-
kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan yang sangat merintangi kemajuan kita,
mulai berkurang.
Pada masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia diizinkan digunakan
dalam komunikasi. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan. Papan
nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti
dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa
Belanda dilarang beredar.
Serta berkembangnya tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/
tradisi kebaktian di dalam masyarakat Indonesia. Adanya tradisi kebaktian, kerja
keras dan ulet dalam mengerjakan tugas. Nilai tradisi Jepang dan kemiliterannya
melaui semangat Bushido (semangat ksatria Jepang akan dapat Anda ketahui dari
analisa aspek militer).
Bangsa kita yang telah bertahun-tahun digembleng oleh penjajah Belanda
untuk selalu nun inggih kini telah berbalik menjadi pribadi yang berkeyakinan
tinggi, sadar akan harga diri dan kekuatannya. Juga cara-cara menangkap ikan,
bertani, dan lain-lain telah mengalami pembaharuan-pembaharuan berkat didikan
yang diberikan Jepang kepada bangsa Indonesia, walaupun bangsa Indonesia pada
waktu itu tidak secara sadar menginsafinya.
Untuk anak-anak sekolah diberikan latihan-latihan olahraga yang dinamai
Taiso, sangat baik untuk kesehatan mereka itu. Saya kira untuk kebiasaan sehari-
hari yang tertentu (misalnya senin) bagi anak-anak sekolah maupun untuk para
pegawai atau buruh untuk menghormati bendera kita (merah putih) serta pula
menyanyi-kan lagu kebangsaan atau lagu-lagu nasional merupakan kebiasaaan
yang diwariskan Jepang kepada bangsa Indonesi.
Pada masa pendudukan Jepang, seluruh media komunikasi dikendalikan
oleh pemerintah militer sehingga sebagian besar tulisan sastra diperuntukkan bagi
kepentingan penguasa. Kendati mengundang unsur-unsur semangat patriotisme
dan semangat kerja keras, tetapi semuanya diperuntukkan bagi pemujaan terhadap
Dai Nippon. Didirikan pusat kebudayaan yang bernama Keimin Bunka Shidosho
di Jakarta pada tanggal 1 April 1943. Melalui pusat kebudayaan ini, pemerintah
Jepang hendak menanamkan dan menyebarluaskan seni budaya Jepang.
Dalam bidang kebudayaan Jepang telah memaksakan unsur-unsur
kebudayaan Jepang (Japonisasi) untuk menggantikan kebudayaan Barat. Disatu
sisi ada positifnya, yaitu perkembangan bahasa dan sastra Indonesia diberi
kesempatan untuk berkembang melalui wadah pusat kebudayaan, tetapi tidak
sedikit dampak negatif yang dirasakan baik melalui Seikerei, kinrohosi dan
penggunaan bahasa Jepang. Khusus pada bidang pendidikan penggunaan bahasa
Jepang dan Indonesia menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran.

Anda mungkin juga menyukai