Foaming
Foaming
Oleh :
1.3 Rumus
mg
ppm = L
Wt halus
% serbuk halus = W awal X 100 %
Wt halus
% serbuk kasar = W awal X 100 %
W lost product
% lost product = Wbhn kering X 100%
Buah Naga
Trimming Kulit
Pemotongan
Albumin Penghancuran
Pencampuran
Penggilingan
Pengayakan
Foaming
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Foamung Buah Naga
Faktor yang mempengaruhi volume dan kestabilan buih adalah umur telur.
Semakin lama umur telur, maka volume dan kestabilan buih putih telur ayam
semakin menurun. Suhu telur juga mempengaruhi kemampuan putih telur dalam
pembentukan buih. Telur yang disimpan pada suhu ruang mempunyai kemampuan
membentuk buih dan tekstur lebih baik daripada telur yang didimpan pada
refrigerator karena putih telur menjadi terlalu kental sehingga lebih sulit untuk
dibuat buih. Keberadaan lemak, meskipun dalam jumlah kecil juga akan
mengganggu pembentukan buih dan menurunkan volume buih yang dihasilkan
(Adi, 2014).
Kelebihan dair foaming yaitu lebih efisien waktu dan biaya, mutu bahan
tetap terjaga. Sedangkan kekurangannya yaitu bila dibandingkan dengan alat lain,
alat spray drying yang digunakan untuk foaming lebih efektif.
Jenis buah yang paling baik untuk dijadikan foaming yaitu buah yang
memilimengakibatkan proses pengeringan menjadi lambat dan terkadang
membuat warna hasil pengeringan buah menjadi tidak seragam.
Berdasarkan pengamatan hasil pembuatan foaming buah naga, mutu dari
bahan tambahan sesuai dengan SNI. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari
faktor-faktor tertentu seperti sifat bahan, suhu udara, kecepatan aliran udara, dan
unit permuatan. Berdasarkan SNI mengenai syarat mutu minuman serbuk
memiliki rasa, aroma, dan bau yang normal atau tidak menyimpang. Hal ini sesuai
dengan produk yang dihasilkan yaitu foaming buah naga, yang memilliki rasa,
aroma, dan bau khas buah naga sebagai bahan tambahannya.
Critical control point (CCP) pada metode pembuatan foaming yang perlu
diperhatikan adalah pada saat proses pengupasan harus bersih agar tidak
mempengaruhi kualitas produk menjadi buruk. Pada proses pembuihan dimana
saat pengocokan putih telur harus benar sampai terbentuk busa agar saat dilakukan
pengeringan didapat struktur yang stabil. Kemudian pada saat pencampuran CMC
serta dicampurkan dekstrin sedikit demi sedikit harus tercampur rata karena dapat
mempengaruhi proses pengeringan, jika CMC masih kasar watu pada proses
pengeringan akan semakin lama. Pada saat pengeringan, suhu yang digunakan
jangan terlalu tinggi agar hasilnya tidak menyimpang.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Diketahui :
Buah Naga 74 %, Albumin 10%, Dekstrin 15%,CMC 1%
Wfoam halus = 15,03 gram
Wfoam kasar = 3,8 gram
Wbahan kerimg = 18,87 gram
Wawal = 75 gram
74
Buah naga= 75 gram=55,5 gram
100
10
Albumin= 75 gram=7,5 gram
100
1
CMC= 75 gram=0,75 gram
100
15
Dekstrin= 75 gram=11,25 gram
100
Jawab :
w bahan halus 202
% bahan halus = w awal x 100% = 70 x 100% = 28,86%