FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 A. Ageratum conyzoides (Babandotan) Batang bulat, tegak, hingga 90 cm, berbulu, bercabang, berumur semusim. Ruas batang dan bagian yang berbulu. Daun berhadapan, bulat telur, segi tiga hingga bulat telur atau belah ketupat hingga bulat telur, ujung lancip, tepi daun bergerigi. Bunga berbentuk bongkol, mengelompok berwarna putih sampai keunguan. Berkembang biak dengan biji. Tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung. Pengendalian gulma ini dengan metode mekanis adalah dengan mencabut atau membabat. Dengan tujuan untuk merusak sistem perakaran dengan alat-alat pertanian sehingga gulma mati. Melalui metode fisis dengan membakar gulma dan melalui metode kimia dengan herbisida, misalnya : glyphosate, dalapon, dll. B. Synedrella nodiflora (Asteraceae) atau Glentangan Batang tegak,menggarpu ganda, hingga 90 cm, berumur semusim. Daun berhadapan, jorong atau bulat telur, tepinya bergelombang bergerigi, kedua permukaan berbulu halus. Bunga berwarna kuning. Berkembang biak dengan biji. Tumbuh di tempat terbuka atau terlindung hingga 1.200 m dpl. Pengendalian gulma ini dengan memakai herbisida yang bertujuan gulma ini dapat diberantas sampai habis. C. Borreria alata (Rubiaceae) atau Goletak Batang segi empat bersayap, menjalar atau tegak, hingga 75 cm, bercabang mulai dari pangkal, berumur semusim. Daun berhadapan, jorong hingga bulat telur, tepi rata, permukaan licin, seringkali berwarna hijau\kekuningan. Bunga mengelompok di ketiak daun, berwarna ungu mudaberbentuk kapsul dengan 2 butir bij. Berkembang biak dengan biji dan ruas batang yang keluar akar. Tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1.700 m dpl. Pengendalian secara mekanik, yaitu dilakukan dengan cara mencabut dan membenamkan dalam tanah dalam-dalam. Sedangkan pengendalian secara kimiawi, yaitu dengan penyemprotan herbisida glyphosat, paraquat dengan interval penyemprotan 5 minggu. D. Borreria laevis (Rubiaceae) atau Katumpang Lemah Batang tegak hingga 50 cm, bersegi empat berbulu pendek, berwarna hijau sampai kekuningan berumur semusim. Daun berhadapan, bulat panjang berbentuk lanset, ujung lancip, tepi kasar berwarna keunguan, permukaan licin. Bunga mengelomok di ketiak daun, berwarna putih keunguan. Berkembang biak dengan biji. Tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1.100 m dpl. Pengendalian gulma ini dengan cara kimiawi yang menggunakan herbisida 2,4-D dan atrazine. E. Axonopus compressus (Poaceae) atau Rumput Pait Tumbuh menjalar dan menanjak hinga 50 cm. Batang berbuku, padat, tiap buku berakar, berumur tahunan. Daun berbentuk lanset, tepinya berbulu halus, permukaan atas berbulu jarang, permukaan bawah gundul, lidah daun pendek, berbulu pendek. Bunga berbentuk malai, mirip bulir, bercabang dua hingga banyak, anak bulir jorong. Berkembang biak dengan biji dan setek batang. Tumbuh di tempat terbuka/agak terlindung hingga 1.400 m dpl. Pengendalian yang dilakukan antara lain: secara mekanik, pembabatan,pencabutan, dan pengolahan tanah. Sedangkan secara kimia: 2,5 lbMSMA + 2 lb Sodium chlorate dalam 60 galon air. F. Cynodon dactylon (Poaceae) atau Rumput Gerinting Batang tumbuh menjalar membentuk rimpang, buluh yang berbunga tegak atau menanjak hingga 40 cm, buluh samping panjang, yang tua berongga, berumur tahunan. Ruas buluh berseling antara yang panjang dan yang pendek, daun dalam dua baris. Bunga berbentuk bulir ganda terdiri dari dua sampai beberapa cabang, anak bulir berwarna putih lembayung. Berkembang biak dengan biji dan setek batang. Tumbuh di tempat terbuka/terlindung hingga 1.650 mdpl. Pengendalian mekanis merupakan usaha menekan pertumbuhan gulma ini dengan cara merusak bagian-bagian sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya terhambat. Selain itu dengan cara kultur-teknis yaitu modifikasi lingkungan yang melibatkan pertumbuhan tanaman menjadi baik dan pertumbuhan gulma tertekan. G. Digitaria ciliaris (Poaceae) atau Gejoran Batang menjalar kemudian menanjak hingga 60 cm, berumur semusim. Daun bebentuk pita, lunak, berambut pada permukaannya, lidah daun rata. Bunga berbentuk bulir majemuk menjari. Anak bulir berpasangan dua-dua, berbentuk lanset. Berkembang biak dengan biji, dapat juga dari potongan buluh (ruas batang). Tumbuh di tempat terbuka hingga 900 m dpl. Pengendalian manual diantaranya dilakukan dengan babat dempes yaitu dengan membabat gulma pada ketinggian tertentu, serta dengan mencabut gulma dengan tangan atau dikenal dengan istilah jojo. Selain itu dapat dengan herbisida yaitu Potassium cyanate ( KOCN ) : 3-6 OZ dalam 1-2 galon air per1000 sq.ft. H. Eleusine indica (Poaceae) atau Rumput Belulang Rumput berumpun, tegak atau menanjak hingga 50 cm, pangkalnya membentuk roset, Berumur semusim atau tahunan namun tidak berumur panjang. Daun berbentuk pita, lidah daun berbulu halus. Bunga berbentuk bulir terdiri dari 2 hingga 12 cabang tersusun secara menjari. Berkembang biak dengan biji dan tumbuh di mana-mana hingg 2.000 m dpl. Pengendalian gulma ini dapat dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan Diuron dan Surfactan. I. Cyperus rotundus (Cyperaceae) atau Teki Berumbi Batang tumbuh berumpun, tegak hingga 50 cm, berumbi batang, banyak membentuk rangkaian umbi dengan stolon, tiap umbi mempunyai beberapa mata tunas, berumur tahunan. Daun berbentuk pita bersegi tiga, permukaan licin, mengelompok dekat pangkal batang. Bunga bulir tunggal atau majemuk, mengelompok atau membuka, berwarna cokelat. Berkembang biak dengan umbi dan biji. Tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1.000 m dpl. Pengendalian yang dilakukan yaitu secara kimia dengan herbisida 2,5 pon MSMA + 1 pon 2,4 Dalapon dalam 40 galon Air disemprotkan setiap 5 minggu sekali. J. Cyperus kyllingia (Cyperaceae) atau Teki Udelan Teki-tekian tumbuh tegak hingga 55 cm, berimpang, tidak berumbi, berumur tahunan. Daun berbentuk pita bersegi tiga permukaan licin dan kaku, pada pangkalnya berwarna kemerahan. Bunga berbentuk bongkol, terdapat di ujung tangkai bunga, berwarna putih. Berkembang biak dengan biji. Tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1.300 m dpl. Pengendalian gulma ini dapat dilakukan secara kimia dengan penyemprotan round up dosis 120 cc setiap 1 liter air. Bisa juga dengan paracol 100 120 cc setiap 15 liter air tergantung dari banyaknya gulma.