Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

ANALISA KASUS
Pasien laki-laki usia 54 tahun dengan keluhan BAB berdarah yang
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis hemoroid interna derajat II.
Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan BAB keluar darah yang tidak
disertai nyeri sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu, Darah berwarna merah segar
dan tidak bercampur dengan feses. Darah kadang menetes saat BAB. Pasien
dengan riwayat BAB sering keras. Hal ini sesuai dengan teori bahwa perdarahan
umumnya merupakan tanda hemoroid interna. Perdarahan pada hemoroid interna
akibat trauma oleh feses yang keras dan salah satu faktor pencetusnya adalah
obstipasi. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan
feses. Dapat hanya berupa garis pada feses atau kertas pembersih sampai pada
perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah.
Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya
akan zat asam. Hemoroid interna umumnya tidak nyeri kecuali telah terjadi proses
radang.6
Pada pemeriksaan Rektal Touche tidak teraba adanya massa dan pada
pemeriksaan colonoscopy tampak adanya penonjolan pada daerah rektum
sehingga pasien didiagnosa dengan Hemoroid interna grade II. Berdasarkan teori,
hemorhoid interna dikelompokan dalam empat derajat. Pada derajat I hemoroid
menyebabkan perdarahan merah segar tanpa nyeri pada waktu defekasi. Pada
stadium yang awal seperti ini tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan
anoskopi terlihat hemoroid yang membesar menonjol ke dalam lumen. Hemoroid
interna derajat II menonjol melalui kanalis analis pada saat mengedan ringan
tetapi dapat masuk kembali secara spontan. Pada derajat III, hemoroid menonjol
saat mengedan dan harus didorong kembali sesudah defekasi. Hemoroid interna
derajat IV merupakan hemoroid yang menonjol keluar dan tidak dapat didorong
masuk. 6
Pada pemeriksaan fisik juga didapatkan pasien dengan konjungtiva
palpebra pucat dan pucat pada ekstremitas dengan hasil pemeriksaan lab. darah

18
didapatkan nilai hemoglobin menurun. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
perdarahan berulang pada hemoroid menyebabkan anemia.3,6
Tatalaksana pada pasien ini diberikan transamin sebagai anti pendarahan
dan juga diberikan pencahar untuk mengatasi keluhan pasien yang sulit BAB dan
merupakan faktor pencetus hemoroid. Seperti dalam teori disebutkan bahwa pada
pasien hemoroid interna yang simtomatik harus ditetapkan secara perorangan.
Hemoroid adalah normal oleh karenanya tujuan terapi bukan untuk
menghilangkan pleksus hemoroidal, tetapi untuk menghilangkan keluhan.
Kebanyakan pasien hemoroid derajat I dan II dapat ditolong dengan tindakan
lokal yang sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri
atas makanan berserat tinggi. Makanan ini membuat gumpalan isi usus besar,
namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan
mengedan secara berlebihan.6,7
Hemoroid interna yang mengalami prolap karena udem umumnya dapat
dimasukkan kembali secara perlahan disusul dengan istirahat baring dan kompres
lokal untuk mengurangi pembengkakan. Rendam duduk dengan cairan hangat
juga dapat mengurangi nyeri. Apabila ada penyakit radang usus besar yang
mendasarinya, misalnya penyaki Chron, terapi medik harus diberikan apabila
hemoroid menjadi simtomatik. Terapi bedah dipilih untuk penderita yang
mengalami keluhan menahun dan pada penderita hemoroid derajat III atau IV.
Terapi bedah juga dapat dilakukan pada penderita dengan perdarahan berulang
dan anemia yang tidak sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana.
Pada kasus ini pasien didiagnosis menderita hemoroid interna derajat II sehingga
terapi yang dipilih adalah terapi simtomatik dan terapi konservatif. Namun pada
pasien ini yang telah mengalami keluhan menahun dapat direncanakan
hemoroidektomi. Prinsip yang harus diperhatikan pada hemoroidektomi adalah
eksisi hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat
mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak
mengganggu sfingter anus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil
yang baik. Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi
dengan makan makanan berserat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala
hemoroid.6,7

19
Daftar Pustaka

1. Nelson, Heidi MD., Roger R. Dozois, MD., Anus, in Sabiston Text Book of
Surgery, Saunders Company, Phyladelphia 2001.
2. Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid, 2005. Dalam: Konsep konsep Klinis
Proses Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi Vol.1. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Hal: 467
3. Skandalakis ,John E. , Colon and Anorectum, in Surgical Anatomy and
Technique,Second edition, Atlanta, 1999.
4. Haemorrhoid treatment-Rectal Bleeding, http:\\ www.pph.com Ethicon Endo-
Surgery, Inc. 2003-2005.
5. Susan Galandiuk, MD, Louisville, KY, A Systematic Review of Stapled
Hemorrhoidectomy Invited Critique, Jama and Archives. 2002. 137 (12).
724 730.
6. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid, 2010 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah,
Ed.3, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 788 792.
7. Jacob D, Solomon CG. Clinical Practice : Hemorrhoids. N Eng J Med. 2014.
371 (10) : 944-951.
8. Linchan W.M,1994,Sabiston Buku Ajar Bedah Jilid II,EGC, Jakarta,hal 56
59.
9. Brown, John Stuart, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, alih Bahasa, Devi H,
Ronardy, Melfiawati, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001.

20

Anda mungkin juga menyukai