Oleh :
Hamy Rafika Pratiwi
161610101047
LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2017BAB I
PENDAHULUAN
N. C
No. Nervus Fungsi
Ke-
1. N. Trigeminus V : (1) Mengatur proses mengunyah dan
menggigit
(2) Mengatur pergerakan rahang ke
lateral
2. N. Fasialis VII : (1) Mengukur reseptor rasa pada 2/3
anterior lidah
(2) Menginervasi kelenjar saliva
3. N. Glossopharyngeal IX : (1) Mengatur sekresi saliva
(2) Mengatur proses penelanan
(3) Mengatur sensasi pada faring
tonsil, palatum mole, bagian 1/3
posterior lidah
(4) Mengatur reseptor rasa pada 1/3
bagian posterior lidah
(5) Mengendalikan reflek muntah
4. N. Vagus X : Mengatur proses penelanan
5. N. Hypoglossal XI : Mengatur gerakan lidah
A. Pengunyahan/Mastikasi
(1) Pada saat makanan akan masuk ke dalam mulut akan merangsang refleks
inhibisi otot-otot pengunyahan, yang menstimulasi membukanya rongga mulut
karena rahang bawah turun.
(2) Penurunan ini segera menginisiasi refleks regang otot-otot rahang yang
menyebabkan kontraksi otot di sekitar rongga mulut. Hal ini secara otomatis
mengangkat rahang bawah sehingga terjadi penutupan rongga mulut dan
oklusi gigi-gigi.
(3) Oklusi gigi mengakibatkan terdorongnya bolus yang berada di atas permukaan
oklusal gigi bergerak ke arah pipi.
(4) Dorongan makanan ini akan menimbulkan penghambatan kontraksi otot-otot
rahang sehingga mulut kembali terbuka.
(5) Pada saat mulut terbuka, lidah dan pipi akan berfungsi mengangkat kembali
makanan ke atas permukaan gigi-gigi dan mencampur makanan dengan enzim
pencernaan di rongga mulut. Kondisi ini akan terus menerus terjadi sehingga
terjadi pemecahan ukuran partikel makanan menjadi lebih kecil dan siap untuk
ditelan. Kecepatan pencernaan makanan sangat tergantung pada luas
permukaan total yang dapat menghasilkan getah lambung. Penghancuran
makanan menjadi parikel-partikel halus berfungsi mncegah ekskorias/lukanya
saluran pencernaan. Dalam hal ini, pergerakan lidah diatur oleh saraf kranialis
ke-12, Hypoglossus.
B. Penelanan
Perkembangan Proses Penelanan
Menelan merupakan salah satu bagian dari proses makan. Menelan
pada dasarnya merupakan suatu mekanisme yang kompleks. Pada proses
penelanan makanan digerakkan dari faring menuju esophagus. Proses
penelanan terdiri dari tiga fase, yaitu:
(1) Fase Volunter
Makanan ditelan secara sadar. Makanan ditekan atau didorong ke
bagian belakang mulut oleh tekanan lidah yang bergerak ke atas dan
kebelakang terhadap palatum sehingga lidah memaksa bolus makanan masuk
ke dalam orofaring. Proses menelan pada fase ini seluruhnya atau hamper
seluruhnya terjadi secara otomatis dan biasanya tidak dapat dihentikan.
(2) Fase Faringeal
Setelah makanan didorong ke belakang mulut, ia merangsang daerah
reseptor menelan yang semuanya terletak di sekitar orofaring, khususnya
tonsil. Selanjutnya, impuls berjalan ke batang otak untuk memulai serangkaian
kontraksi otot faring dengan jalan sebagai berikut.
a. Palatum molle didorong ke atas menutup nares posterior, untuk mencegah
refluks makanan ke rongga hidung.
b. Arkus palato-faringeus pada tiap sisi faring tertarik ke tengah untuk saling
mendekati hingga membentuk celah sagittal sebagai jalan masuk makanan
ke posterior-faring.
c. Pita suara larings menjadi berdekatan dan epiglottis terdorong ke belakang
ke atas pintu superior larings. Kedua efek ini mencegah masuknya
makanan ke dalam trakea.
d. Seluruh laring ditarik ke bawah dan ke depan oleh otot-otot yang melekat
pada os hyoideus. Pergerakan ini meregangkan pintu esophagus.
e. Selanjutnya, bagian atas esophagus (sfingter esophagus atas) berelaksasi
sehingga memungkinkan makanan berjalan dari posterior faring ke dalam
esophagus bagian atas. Pada saat menelan sfingter tetap berkontraksi
secara tonik dengan kuat untuk mencegah udara masuk ke dalam
esophagus saat bernapas.
f. Pada saat laring terangkat dan sfingter esophagus atas relaksasi, m.
konstriktor faringis superior berkontraksi sehingga menimbulkan
gelombang peristaltik cepat yang berjalan ke bawah melewati otot-otot
faring dan masuk ke esophagus serta mendorong makanan masuk ke
esophagus bagian bawah. Mekanisme menelan pada stadium faringeal ini
ber
Impuls saraf pada fase faringeal dihantarkan dari daerah-daerah tersebut
melalui bagian sensoris N. Trigeminus dan N. Glosofaringeus menuju ke formasio
retikularis medulla oblongata dan bagian bawah pons sebagai pusat penelanan,
yang erat hubungannya dengan traktus solitaries sebagai penerima impuls sensoris
dari mulut. Selanjutnya, impuls motoris dari pusat menelan ke faring dan bagian
atas esophagus dihantarkan melalui saraf kranial ke V, IX, X dan XII serta
beberapa nervous servicalis superior (Hamzah, Zahreni. dkk : 2017).
C. Penelanan
Perkembangan Proses Penelanan
Menelan merupakan salah satu bagian dari proses makan. Menelan
pada dasarnya merupakan suatu mekanisme yang kompleks. Pada proses
penelanan makanan digerakkan dari faring menuju esophagus. Proses
penelanan terdiri dari tiga fase, yaitu:
(4) Fase Volunter
Makanan ditelan secara sadar. Makanan ditekan atau didorong ke
bagian belakang mulut oleh tekanan lidah yang bergerak ke atas dan
kebelakang terhadap palatum sehingga lidah memaksa bolus makanan masuk
ke dalam orofaring. Proses menelan pada fase ini seluruhnya atau hamper
seluruhnya terjadi secara otomatis dan biasanya tidak dapat dihentikan.
BAB II
HASIL PERCOBAAN
2.1 Pengunyahan
2.1.1 Kekuatan Gigit Maksimal
2. Pengunyahan 15 kali
- Berat saringan (s) : 11 gr
- Berat nasi awal : 20 gr
- Jumlah sisa makanan (N) : 18 gr
Berat setelah pengunyahan (Na)
Na = (N + S) - S
= (18 + 11) 11
= 18 gr
Efisiensi Kunyah ()
2018
= 100
20
2
100 10
20
3. Pengunyahan 10 kali
- Berat saringan (s) : 11 gr
- Berat nasi awal : 20 gr
- Jumlah sisa makanan (N) : 19 gr
Berat setelah pengunyahan (Na)
Na = (N + S) - S
= (19 + 11) 11
= 19 gr
Efisiensi Kunyah ()
2019
= 100
20
1
100 5
20
Jenis Kelamin Orang Coba Daerah yang ditetes Reaksi Orang Coba
Posterior Lidah Gagging reflex
Perempuan
Posterior Lidah Gagging reflex
PERTANYAAN
1. Apa ada perbedaan lebar permukaan rongga mulut antara laki-laki dan
perempuan? Jelaskan mengapa?
2. Apa ada perbedaan kekuatan gigit maksimal laki-laki dan perempuan?
Jelaskan mengapa?
3. Mengapa makanan ada yang mudah di telan dan ada yang sukar? Jelaskan
mengapa?
4. Mengapa rasa pahit dapat merangsang refleks muntah?
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengunyahan
b. Efisiensi Kunyah
Hal ini dikarenakan rasa pahit adalah rasa yang kuat dan dapat
merangsang refleks muntah karena pahit dapat dirasakan pada bagian
posterior lidah dimana daerah tersebut merupakan daerah rangsang muntah
atau Trigger Zone (CTZ). Bila pada CTZ ini terdapat adanya rangsang
maka akan dapat menyebabkan gagging refleks, khususnya pada bagian
posterior rongga mulut.
Jawaban
A.P Nirmal Raj, Sanajay Kumar, Nirmesh Vora and M Vijaya Raju. 2015. Gag
reflex: A dentists perspective. A Department of Prosthodontics, College of
Dental Sciences & Hospital, Amargadh. Bhavnagar, Dist, Gujarat, India.
Chandra. 2004. Testbook of Dental and Oral Anatomy Physiology and Occlusion.
New Delhi: Jaypee Brothers Publishers.
Guyton AC, Hall JE. 2014. Textbook of Medical Physiology. 13th ed. Philadelphia,
Pennsylvania: W. B. Saunders.
Hamzah, Zahreni, dkk. 2017. Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Blok Fungsi
Stomatognasi Edisi I. Jember: Universitas Jember.