Puji syujur kepada Tuhan YME, atas segala rahmat yang telah di karuniakan kepada
penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas Buku Pedoman Pengorganisasian
Pelayanan HIV/AIDS di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.
Dalam buku pedoman ini diuraikan tentang gabaran umum rumah sakit,visi,misi,
nilai, dan tujuan rumah sakit, struktur organisasi rumah sakit, struktur organisasi Tim
HIV/AIDS, uraian tugas Tim HIV/AIDS, tata hubungan kerja,pola ketenagaan, kegiatan
orientasi, pertemuan/rapat dan pelaporan klinik VCT.
Diharapkan buku ini dapat meningkatkan mutu pelayanan di klinik VCT dan
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pelayanan di klinik VCT.
Penyusun
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS
NOMOR :
TENTANG
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
Ditetapkan Oleh :
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN PELAYANAN HIV/AIDS
RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS
M E M U T U S KAN :
Menetapkan :
KESATU : Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Pelayanan HIV-
AIDS Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.
Ditetapkan di : Kudus
pada tanggal : April 2017
Sejak kasus HIV/AIDS dilaporkan pertama kali pada tahun 1981, masalah
HIV/AIDS semakin menjadi ancaman global pada berbagai negara di berbagai
belahan dunia.Diperkirakan pada tahun 2007, berkisar antara 30 hingga 36 juta orang di
dunia menderita HIV.Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan Departemen
Kesahatan Republik Indonesia pada tahun 1987, hingga sekarang kasus HIV/AIDS
terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah kasus
kumulatif hingga tahun 2009 dilaporkan sebanyak 6668 kasus infeksi HIV, 16.964
kasus AIDS dan 3492 orang di antaranya meninggal. Diperkirakan terdapat 7 hingga 8
orang tiap 100.000 penduduk Indonesia menderita AIDS.
Status epidemi HIV dan AIDS di Indonesia sudah dinyatakan pada tingkat
concentrated epidemic level oleh karena angka prevalensi kasus HIV dan AIDS di
kalangan sub populasi tertentu di atas 5%. Hasil Surveilans TerpaduHIV dan
Perilaku (STHP) tahun 2009 menunjukan angka estimasi orang dengan HIV dan AIDS
(ODHA) di kalangan wanita penjaja seks (WPS) langsung 6%, WPS tidak langsung
2%, waria 6%, pelanggan WPS 22%,pasangan pelanggan 7%, lelaki seks lelaki (LSL)
10%, warga binaan 5%,pengguna napza suntik 37%, dan pasangan seks penasun 5%.
Saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia.
Indonesia berada pada level epidemi HIV terkonsentrasi (concentrated epidemic)
kecuali Tanah Papua yang termasuk epidemi HIV yang meluas. Sebagian
besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada beberapa sub-populasi berisiko tinggi yaitu
pengguna napza suntik, hetero dan homoseksual ( WPS, waria ). Sejak tahun 2000,
prevalensi HIV mulai konstan di atas 5% pada beberapa sub-populasi berisiko tinggi
tertentu. Di Tanah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat), prevalensi HIV
menunjukkan tingkat epidemi yang meluas (generalized epidemic) yaitu lebih besar
dari 1% pada masyarakat umum.Hasil estimasi jumlah ODHA di Indonesia tahun
2009 berkisar 142.187 ODHA (97,652 187,029). Penggunaan jarum suntik
merupakan cara transmisi HIV yang terbanyak (53%) diikuti dengan transmisi
heteroseksual (42%).Di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan RI
hingga desember 2014, secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan
berjumlah 65.390.
Penularan dan penyebaran HIV dan AIDS sangat berhubungan dengan perilaku
beresiko, oleh karena itu penanggulangan harus memperhatikan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perilaku tersebut. Bahwa kasus HIV dan AIDS diidap sebagian
besar oleh kelompok perilaku resiko tinggi yang merupakan kelompok yang
dimarginalkan, maka program-program pencegahan dan penanggulanganHIV dan
AIDS memerlukan pertimbangan keagamaan, adat-istiadat dan norma-norma
masyarakat yang berlaku disamping pertimbangan kesehatan. Perlu adanya program-
program pencegahan HIV dan AIDS yang efektif dan memiliki jangkauan layanan
yang semakin luas dan program-program pengobatan,perawatan dan dukungan yang
komprehensif bagi ODHA maupun OHIDA untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Tepat pada tanggal 1 Oktober 1990 M/ 12 Rabiul awal 1411 H Rumah Sakit Islam
SUNAN KUDUS dioperasionalkan pertama kali yang dilakukan peresmiannya oleh
Bapak H. Moh. Ismail Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan status
Rumah Sakit Umum swasta Madya (tipe C) berdasarkan penetapak kelas oleh Dirjen
Yanmed Nomer : YM.00.02.3.4.312 tanggal 28 April 1999.
BAB III
VISI, MISI, NILAI DAN MOTTO RUMAH SAKIT
1. Visi
Visi dari Rumah Sakit Islam SUNAN KUDUS adalah menjadi Rumah Sakit
swasta yang unggul di propinsi Jawa Tengah.
1. Misi
2. MOTTO
a. Profesional.
b. Ramah
Bahwa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam SUNAN KUDUS" adalah
ramah kepada pasien, yaitu seluruh petugas di semua lini mengedepankan penampilan
yang rapi dan sopan, senyum yang timbul dari ketulusan hati untuk melayani, dirangkai
dengan ucapan salam, menyapa dengan tutur bahasa yang santun, tidak ada kata- kata
yang terkesan meremehkan, diiringi dengan sikap badan/ anggota badan yang selalu
siap mendengarkan keluhan pasien, jauh dari sikap merendahkan lawan bicara, dalam
beraktifitas senantiasa peduli dan bersemangat dalam memberikan sesuatu yang
dibutuhkan pasien bahkan berusaha menawarkan pelayanan ekstra yaitu menawarkan
sesuatu yang mungkin segera akan dibutuhkan oleh pasien sehingga pasien benar
benar merasa nyaman dan merasakan bahwa setiap pelayanan yang diterimanya adalah
ditujukan semata mata demi kesembuhan dan keselamatan pasien. Pribadi yang penuh
keramahan juga diterapkan kepada sesama petugas, dengan menghormati yang tua dan
menyayangi yang muda, sehingga suasana kerja adalah suasana yang kondusif, penuh
persaudaraan, saling menghormati, bahkan pada saat terjadi ketidakcocokan/
kesepahaman dalam sesuatu urusan sekalipun, tetap mengedepankan pribadi yang
ramah.
c. Ikhlas .
d. Mandiri .
Bahwa semua tugas harus dilaksanakan dengan sebaik baiknya penuh kejujuran,
bahwa segala hal yang dikerjakan dan dipikirkan selama jam bekerja adalah semata
mata untuk kepentingan rumah sakit, bukan untuk kepentingan yang lain.Adil dan
bijaksana dalam menggunakan waktu, dapat dipercaya/amanah yaitu selalu mengikuti
peraturan, ketentuan dan standar prosedur yang ada, bertanggungjawab terhadap hasil
pekerjaan dan keberlangsungan tugas yang diembankan, selalu berpikiran maju dan
optimis bahwa kualitas pekerjaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari
esok harus lebih baik dari hari ini, bahwa tidak ada kebaikan yang sia sia, bahwa
memberi bantuan di luar kewajiban adalah saran mengundang pertolongan Allah, karena
barangsiapa memudahkan orang lain, Allah akan memudahkan urusannya.
Mengedepankan effektifitas, efisiensi dalam setiap langkah pekerjaan, mencegah
terjadinya in-efisiensi dan kerusakan yang berlanjut, menjaga ketahanan diri dan
keluarga terhadap pengaruh yang buruk dari lingkungan. Keyakinan adanya
pengawasan melekat yaitu bahwa setiap saat pikiran perbuatan manusia selalu dalam
pengawasan Allah SWT, Dzat Yang Mengetahui dan Maha Mengawasi , termasuk saat
melaksanakan pekerjaan di rumah sakit.
Dengan bekal motto tersebut di atas yang disederhanakan menjadi singkatan
PRIMA (Profesional, Ramah, Ihklas, Mandiri, Amanah) seluruh jajaran/komponen
Rumah Sakit Islam SUNAN KUDUS" tanpa terkecuali diharapkan mampu bekerja
sebagai sebuah tim yang solid dengan kesatuan gerak langkah yang dilandasi oleh
profesionalisme yang tinggi, keramahan, peduli dan bersemangat melayani, niat yang
ikhlas untuk bekerja dan beribadah, kemandirian dan kebersamaan, jujur, optimis,
effektif, efisien dan amanah, sehingga misi rumah sakit akan dapat dilaksanakan menuju
tercapainya visi yang telah dicita- citakan bersama.
3. NILAI
1. Arti Penyelenggaraan Rumah Sakit.
3. Personal Value
Personal value yang harus di junjung tinggi oleh seluruh pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan rumah sakit adalah :
a. Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai dasar utama, dapat membedakan dan memilih
antara hal yang baik dan hal yang buruk, berani menyampaikan apa adanya
dan dapat di percaya
b. Kerja keras
Kerja keras akan mendorong tumbuhnya kreatifitas dan inovasi dalam
bekerja, tidak mudah menyerah menghadapi hambatan maupun tantangan
c. Kerendahan hati
Rendah hati, menyadari kelebihan dan kekurangan, dapat terbuka dalam
menerima saran dan masukan, mau belajar
d. Kesediaan melayani
Kesediaan melayani dengan sabar, tulus, empati dan ikhlas, akan menjadikan
semua pekerjaan menjadi mudah, nyaman dan menyenangkan
e. Kompeten
Penguasaan atas ilmu pengetahuan dan ketrampilan sesuai profesi, untuk
dapat melakukan tugas pekerjaannya dengan kualitas tinggi, dapat di nilai
dan dapat di pertanggung jawabkan
f. Rasional
Menjalankan tugas pekerjaan dengan berdasar pada data dan bukti (evident
based), secara sistematis berkesinambungan (plan-do-check-act)
g. Komitmen
Bersedia berjuang bersama mewujudkan visi dan misi bersama.
h. Tenggang rasa
Saling menghormati, bisa menerima perbedaan, bisa memahami perasaan
orang lain.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
DEAN
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
KETUA
SEKERTARIS
KONSULAN
KONSELOR
(DOKTER/DOKTER
SPESIALIS)
BAB VI
URAIAN JABATAN
1. KETUA
Tugas :
a. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana klinik)
b. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit terkait
dengan operasional klinik
c. Membuat program kerja klinik VCT
d. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas tim HIV AIDS
e. Mengawasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan
f. Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
g. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan secara keseluruhan
berkualitas sesuai pedoman Departemen Kesehatan RI
h. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf konseling dan testing
minimal tiap bulan sekali
i. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit , lembaga-lembaga yang
bergerak dalam bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan, perawatan dan
dukungan
j. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten Kudus
k. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh petugas
tim HIV AIDS
l. Memantapkan system atau mekanisme monitoring dan evaluasi layanan yang
tepat
m. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus
n. Memastikan logistic terkait KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan
bahan lain yang dibutuhkan untuk pelayanan konseling dan testing
o. Memantapkan pengembangan diri melalui pelatihan peningkatan ketrampilan
dan pengetahuan HIV AIDS
2. SEKRETARIS
Tugas :
a. Bertanggung jawab terhadap Ketua Tim HIV AIDS
b. Bertanggung jawab terhadap pengurusan perijinan klinik VCT dan registrasi
konselor VCT
c. Melakukan surat menyurat dan administrasi terkait
d. Melakukan tata laksana dokumen, pengarsipan, melakukan pengumpulan,
pengolahan dan analisa data
e. Membuat pencatatan dan pelaporan
4. KONSELOR
Tugas :
a. Membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan kepada klien
b. Berfikir positif / pemahaman positif terhadap tata nilai klien
c. Menyiapkan psikologis klien melalui pre test dan pasca test d. Memfasilitasi
klien untuk mengikuti test HIV AIDS
d. Membuka dan menyampaikan hasil test bersama klien secara tepat, singkat
dan benar
e. Menjaga kerahasiaan klien
f. Mendata semua kegiatan konsultasi
g. Membuat lapotran kegiatan konsultasi kepada Tim untuk dilaporkan lebih
lanjut
h. Berkonsultasi dengan dokter spesialis atas klien yang ditangani jika
dibutuhkan
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh coordinator Klinik
j. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi
perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian
k. Sebagai komunikator dan pendengar yang baik dalam memberikan dukungan
dan motivasi
l. Membantu pasien sebagai individu agar kemampuan mereka meningkat
sehingga tercipta kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup
m. Bekerja sama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV AIDS agar terbentuk
kerjasama yang sinergis
5. PETUGAS LABORATORIUM
Tugas :
a. Mengambil sampel darah klien sesuai dengan SPO
b. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standar
laboratorium yang telah ditetapkan.
c. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi
d. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional
e. Mengikuti perkembangan kemajuan dan teknologi pemeriksaan laboratorium
f. Mencatat hasil testing HIV dan sesuaikan dengan nomor identifikasl klien g.
Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV
g. Melakukan pencatatan, menjaga kerahasiaan dan merujuk ke laboratorium
rujukan.
6. PETUGAS FARMASI
Tugas :
a. Mengelola obat infeksi oportunistik (IO)
b. Menyediakan dan memberikan obat IO yang berasal dari resep dokter
spesialis
c. Mencatat pemasukan dan pengeluaran obat IO secara teratur
d. Mempersiapkan obat IO bagi ODHA
e. Menjaga kondisi IO supaya tetap baik
f. Menjaga kerahasiaan ODHA
g. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV AIDS agar terbentuk
kerjasama yang sinergis
7. ADMINISTRASI
Tugas :
a. Melakukan pendaftaran klien
b. Menyiapkan CM dan formulir Rekam Medis Pasien VCT
c. Menghubungi petugas laboratorium pada saat ada pelayanan darah
d. Mengatur jadwal tugas konselor
e. Mengusulkan kebutuhan administrasi klinik VCT
f. Membuat laporan bulanan klinik VCT
g. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke klinik VCT
h. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV AIDS agar
terbentuk kerjasama yang sinergis
i. Bertanggungjawab dalam system pencatatan dan pelaporan klinik VCT
secara penuh
8. HUMAS
Tugas :
a. Menyelenggarakan promosi komunikaasi perubahan dan membangun
dukungan masyarakat bagi kolaborasi kegiatan penanggulangan HIV AIDS.
b. Melakukan kerjasama jejaring kerja dengan rumah sakit , lembaga-lembaga
yang bergerak dalam bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan,
perawatan dan dukungan
c. Menyediakan logistic terkait KIE dan bahan lain yang dibutuhkan untuk
pelayanan konseling dan testing
d. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV AIDS agar terbentuk
kerjasama yang sinergis
e. Mengusulkan kebutuhan terkait pelayanan HIV AIDS
f. Membuat laporan bulanan
g. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke klinik VCT
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
No. Jabatan Garis Hubungan
1. Direksi Konsultasi pelaksanaan tugas
2. Manager Konsultasi pelaksanaan tugas
3. Kepala Instansi Konsultasi dan koordinasi pelaksanaan tugas
4. Anggota Tim Dukungan dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Untuk karyawan baru mengikuti orientasi umum dan orientasi khusus, sedangkan
karyawan lama hanya mengikuti orientasi khusus :
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
Pertemua rutin bulanan yang diselenggarakan satu bulan sekali, guna membahas
evaluasi kerja bulan berjalan, pembahasan masalah atau kendala-kendala, serta
sosialisasi kebijakan terbaru di RSI Sunan Kudus
Rapat Koordinasi yang diselenggarakan dengan mengundang unit terkait yang
berhubungan dengan kegiatan pelayanan klinik HIV AIDS
Pertemuan insidentil dilaksanakan sewaktu waktu jika diperlukan sifatnya mendesak
dan tidak terjadwal
BAB X
PELAPORAN
1. Pelaporan Harian
Menerima dan membaca laporan kegiatan dari masing-masing anggota selama
seminggu berjalan
2. Pelaporan Bulanan
Menganalisa laporan hasil kerja bulanan yang disampaikan oleh koordinator
3. Pelaporan Tahunan
Menyusun laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas di klinik VCT
Menyusun rencana tahunan untuk klinik VCT