Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang


bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.

Dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya


kesehatan pengembangan, puskesmas harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas
secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat,
keterpaduan dan rujukan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat menghasilkan
luaran yang efektif dan efisien, puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik.
Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara keterkaitan dan
berkesinambungan.

Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun
upaya kesehatan penunjang.

Dengan di berlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan PP No 25 Tahun


2000, daerah mempunyai wewenang yang besar untuk menentukan masalah kesehatan yang
harus di prioritaskan dan intervensi yang perlu dilakukan serta menentukan berapa besar
anggaran yang di perlukan. Disamping itu juga mempunyai kewenangan untuk melakukan
integrasi perencanaan dan anggaran. Melalui pelaksanaan otonomi desentralisasi
diharapkan dapat terlaksana kegiatan-kegiatan yang lebih dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Dengan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ( RUK ) ini diharapkan semua komponen
yang ada di Puskesmas Kota Manna dapat :

a) Menganalisis Situasi Wilayah Kerja,Perilaku Kesehatan masyarakat dan Lembaga


Bersumber daya Masyarakat yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Kota Manna
b) Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Pasar Manna, kemudian membuat urutan prioritas masalah yang akan di selesaikan secara
bersama-sama bersama lintas program ataupun lintas sektoral.
c) Menganalisis hambatan, yaitu menganalisis kemungkinan hambatan yang akan
mempengaruhi pencapaian tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi hambatan
internal dan eksternal
d) Menyusun Kegiatan Intervensi berupa program kesehatan bersama-sama lintas program
dan lintas sektor untuk mengatasi permasalahan yang ada.
e) Mengetahui program-program prioritas apa saja yang akan di laksanakan oleh UPTD
Puskesmas Kota Manna dalam mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat satu
atau dua tahun kedepan.
f) Perhitungan Anggaran, yaitu melakukan perhitungan kebutuhan anggaran kegiatan yang di
rencanakan.

C. VISI,MISI DAN TATA NILAI PUSKESMAS KOTA MANNA

Puskesmas Kota Manna adalah salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah di bidang
kesehatan dimana Puskesmas Kota Manna merupakan perpanjangan tangan Dinas Kesehatan
Kabupaten Bengkulu Selatan dalam upaya menjalankan kebijakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja Kecamatan Kota Manna.

Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan kebijakan baik
yang ada di Dinas Kesehatan maupun kebijakan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu
Selatan, maka UPTD Puskesmas Kota Manna pada tahun 2016 ini memiliki Visi dan Misi
menyesuaikan Visi misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Visi Bengkulu
Selatan Sehat dan Mandiri 2015 :

VISI :

Terwujudkan Kemandirian Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Manna untuk Hidup
Sehat tahun 2020.

MISI :
1.Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan menjangkau seluruh
masyarakat
2.Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
4. Menggerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatan

TATA NILAI KOTA MANNA

K = Kerjasama : Melibatkan pasien dan pihak Puskesmas dalam melakukan


pelayanan kesehatan
O = Orientasi Pasien : Tidak menyusahkan pasien ( pelayanan terjangkau )
T = Tanggung Jawab : Melakukan Pelayanan sesuai prosedur
A = Akuntabel : memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan
standar pelayanan yang di
tetapkan, dapat di ukur dan di pertanggungjawabkan.
M = Mandiri : Mendorong Kemandirian Hidup Sehat
A = Adil : Tidak memandang latar belakang pasien
N = Nyaman : Lingkungan Puskesmas aman
N = Niat : Tulus untuk menolong Pasien
A = Amanah : Menjaga Keselamatan Pasien
MOTO
Moto UPTD Puskesmas Kota Manna

Senyum, Salam, Sapa

Dengan Visi, Misi, Tata Nilai dan Moto pelayanan yang jelas, maka di harapkan arah
pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna dapat berjalan
dengan baik, bermutu, Inovatif,Terpercaya, renponsif, dan Akurat sehingga bermanfaat
secara optimal bagi masyarakat.

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. ANALISA SITUASI
1. Analisa Geograf
Puskesmas Kota Manna terletak di wilayah Kecamatan Kota Manna yang terdiri dari 4
kelurahan dan 5 Desa. Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna yaitu : kelurahan
Ibul,kelurahan Gunung Ayu,kelurahan padang Kapuk,dan Kelurahan Kota Medan . Sedangkan
desa di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna terdiri dari 5 Desa yaitu : Desa Gelumbang,desa
Padang Berangin, desa Tebat Kubu,desa Padang Niur,dan desa Pagar Dewa. dengan luas
wilayah + 26,30 km2. Secara geografis Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada posisi
402132LS dan 10300240BT. Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki 11 Kecamatan, yaitu :
- Kecamatan Kedurang - Kecamatan Air Nipis
- Kecamatan Kedurang Ilir - Kecamatan Pino
- Kecamatan Bunga Mas - Kecamatan Ulu Manna
- Kecamatan Manna - Kecamatan Pino Raya
- Kecamatan Kota Manna - Kecamatan seginim
- Kecamatan Pasar Manna

Puskesmas Kota Manna terletak di Kelurahan Ibul Kecamatan Kota Manna Kabupaten
Bengkulu Selatan yang berjarak + 5 km dari pusat Kabupaten Bengkulu Selatan yang
berbatasan dengan :
Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Pino
Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Pino Raya
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Pasar Manna
Sebelah Timur Berbatasan dengan Air Manna

Puskesmas Kota Manna mempunyai 9 wilayah kerja yaitu terdiri dari 4 Kelurahan dan 5 Desa adapun :
kelurahan ibul, kel. Pd kapuk, kel. Gunung ayu, Kel. Kt. Medan dan 5 desa adalah : desa Pg. Dewa, desa Gelumbang,
Tebat Kubu, Pd. Niur, Pd. Berangin. Puskesmas Kt. Manna terletak di wilayah perkotaan yaitu jarak jangkau
mansyarakat ke tempat pelayanan + 5 menit jarak terdekat dan 10 menit jarak terjauh .
Keterjangkauan pelayanan kesehatan salah satunya dapat di lihat dari keadaaan dan kondisi
geografis wilayah tersebut, dimana Kecamatan Kota Manna secara geografis di daerah
perkotaan .

Adapun situasi geografis di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna dapat di lihat pada
gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kota Manna


Table 2.1 Situasi Geografis Desa dan Kelurahan Kota Manna

Jarak Kondisi Keterjangkauan Rata-


N DESA/KELURAHA JUMLAH Terjauh ke Desa/Kelurahan rata
KATEGORI
O N KK Fasilitas Roda Tempuh
Roda 2 Jalan
Kesehatan 4 ke PKM
1. Desa Tebat Kubu Perdesaa 322 0,5 km 5 mnt
n
2. Desa Perdesaa 218 1 km 10
Gelumbang n mnt
3. Desa Padang Perdesaa 247 0,5 km 5 mnt
Niur n
4. Desa Pagar Perdesaa 583 4 km 15
Dewa n mnt
5. Desa Padang Perdesaa 101 1 km 10
Berangin n mnt
6. Kelurahan Ibul Perkotaan 1104 1km 10
mnt
7. Kelurahan Perkotaan 1249 1 km 10
Padang Kapuk mnt
8. Kelurahan Perkotaan 596 0,5 km 5 mnt
Gunung Ayu
9 Kelurahan Kota Perkotaan 1.148 1 km 10
Medan mnt
Sumber : Data Kecamatan Kota Manna

Dari tabel 2.1 di atas, waktu tempuh yang di gunakan untuk mencapai ke fasilitas
kesehatan yaitu Puskesmas Kota Manna relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 15 Menit
dan waktu tempuh terdekat 5 menit, ini di ukur dengan menggunakan kendaraan umum.
Wilayah terjauh dari lokasi Puskesmas Kota Manna adalah Desa

Pagar Dewa ,Yang berjarak + 4 km dengan jarak tempuh + 15 menit dengan menggunakan
roda dua.

2. Kependudukan/ Demograf
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Manna meliputi 4 Kelurahan dan 5 Desa dengan jumlah
penduduk pada tahun 2016 menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkulu Selatan
sebanyak 19.914 jiwa terdiri dari 10.016 jiwa penduduk laki-laki dan 9.898 jiwa perempuan
dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 5.731 Kepala Keluarga (KK) . Jumlah penduduk
per desa/ kelurahan di Kecamatan Kota Manna yang paling banyak adalah Kelurahan Kota
Medan yaitu 4.810 jiwa , sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah Desa Padang
Berangin yaitu 379 jiwa

Secara rinci jumlah kepala keluarga, rumah dan penyebaran penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Kota Manna di tampilkan di Tabel 2.2

Tabel 2.2 Jumlah Kepala Keluarga,Rumah dan Penyebaran Penduduk di Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kota Manna Tahun 2015

No Desa/Kelurahan Jumlah Jumlah Rata- Jumlah


Rumah KK Rata Pddk
Jiwa/KK
1. Desa Tebat Kubu 301 377 5 1.229
2. Desa Gelumbang 185 202 5 768
3. Desa Padang Niur 204 240 4 686
4. Desa Pagar Dewa 531 483 5 1.636
5. Desa Padang 83 85 5 391
Berangin
6. Kelurahan Ibul 1351 1351 5 4.149
7. Kelurahan Padang 973 1249 5 3.891
Kapuk
8. Kelurahan Gunung 505 596 5 2.014
Ayu
9. Kelurahan Kota 1.112 1148 4 4.925
Medan
Jumlah 5245 5731 43 19.689
Sumber : Data Kec. Kota Manna

Berdasarkan UU No. 56/1960 tentang kategori jumlah penduduk, maka kriteria


kepadatan penduduk dapat di lihat pada table 2.3.

Tabel 2.3 Klasifikasi Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk Klasifikasi


0 50 Jiwa/km2 Tidak Padat
51 250 Jiwa/km2 Sedang / Kurang Padat
251 400 Jiwa / km2 Padat
>400 Jiwa/km2 Sangat Padat

Luas wilayah Puskemas Kota Manna menurut data yang kami peroleh dari Kecamatan
Kota Manna adalah kurang lebih 26,30 km 2 meliputi 5 Desa,4 Kelurahan serta 5731 KK
( Kepala Keluarga ). Dengan cara pembagi jumlah penduduk dengan luas daerah maka dapat
di ketahui kepadatan penduduk Desa/Kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas Kota Manna
rata-rata 757 jiwa/km2,dengan tingkat hunian > 4 jiwa/ rumah, ini merupakan tingkat hunian
yang sangat padat dan berpotensial terhadap penularan penyakit.
Komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang ada di
Kecamatan Kota Manna dapat di lihat pada table 2.4 di bawah ini.

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kota Manna tahun 2016

JUMLAH PENDUDUK
N KELOMPOK UMUR
LAKI-LAKI PEREMPUA JUMLAH
O (TH)
N
1 05 2.106 2051 4.157
2 6 14
3 15 44 2.656 2.767 5.423
4 45 64 6.902 6.909 13.811
5 >65
JUMLAH

Sumber : Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan

Jumlah penduduk Kecamatan Kota Manna yang berada pada golongan usia antara 15
64 tahun sebanyak 13.811 jiwa ( 69,35 % ) dimana golongan usia tersebut merupakan
usia produktif serta merupakan sasaran program paling efektif.

Untuk mengetahui angka beban tanggungan di Kecamatan Kota Manna maka digunakan
formula sebagai berikut :

Jumlah usia tidak produktif

Beban Tanggungan = Jumlah usia produktif X 100

6.103

Beban Tanggungan = 13.811 X 100

6.103 X 100

Beban Tanggungan = 13.811 = 44,19

Dari perhitungan diatas ini berarti bahwa setiap 100 jiwa penduduk produktif harus
menanggung 44 jiwa yang tidak produktif, tingginya rasio beban tanggungan yang mencapai
angka 44,19 ini merupakan factor penghambat pembangunan ekonomi di kecamatan Kota
Manna, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan usia produkif, harus
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan usia yang tidak produktif.

Sex ratio merupakan perbandingan penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk


perempuan dalam satu daerah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam banyaknya
penduduk laki-laki untuk tiap penduduk perempuan ( Lembaga Demografi, FEUI dalam
.Supartini: 2005).
Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan jumlah pria yang terdapat
dalam penduduk tertentu dan kemudian di bagi oleh jumlah perempuan yang termasuk
kedalam penduduk itu juga, dengan demikian ratio jenis kelamin sesuai dengan definisi
tersebut akan mencerminkan/ penduduk perempuan.

Rasio jenis kelamin penduduk kecamatan Kota Manna dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

Jumlah Penduduk Laki-Laki


Sex Ratio = X 100
Jumlah Penduduk Perempuan

Berdasarkan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk perempuan ( 9.898 jiwa) di
kecamatan Kota Manna lebih sedikit dari jumlah penduduk laki-laki ( 10.016 jiwa) dengan sex
ratio 10,26 %, oleh karenanya selain perlu memberikan perhatian pada penduduk golongan
perempuan upaya yang lebih intensif juga perlu dilakukan terhadap penduduk golongan laki-
laki sebagai pencari nafkah pada keluarganya.

Perbandingan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di kecamatan Kota Manna


dapat dilihat Tabel 2.5 tentang Komposisi penduduk Laki-Laki dan perempuan.

Tabel 2.5 Perbandingan Jumlah Penduduk Perempuan dan Laki-Laki di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kota Manna Tahun 2016

JUMLAH PENDUDUK
N KELOMPOK UMUR
LAKI-LAKI PEREMPUA JUMLAH
O (TH)
N
1 05 2.106 2051 4.157
2 6 14
3 15 44 2.656 2.767 5.423
4 45 64 6.902 6.909 13.811
5 >65
JUMLAH

Sumber : Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan

Dari jumlah penduduk di kecamatan Kota Manna yaitu 19.914 jiwa, 5074 jiwa ( 25,47
%) diantaranya merupakan Masyarakat Miskin (lihat Tabel 2.5), tentunya ini merupakan
permasalahan yang memerlukan penanganan serta prioritas kebijakan tersendiri.

Sampai tahun 2016 ini belum ada data terbaru mengenai jumlah penduduk menurut
jenis mata pencaharian, oleh sebab itu masih menggunakan data tahun 2015 dari kecamatan
Kota Manna.

Tabel 2.6 Jumlah dan Proporsi Penduduk Miskin di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna
Tahun 2015

NO KELURAHAN JUMLAH JUMLAH PROPORSI


PENDUDUK PENDUDUK PENDUDUK
SELURUHNY MISKIN MISKIN
A
1 Kelurahan Ibul 4.166 1041 24,98
2 Kelurahan Padang Kapuk 3.935 997 25,33
3 Kelurahan Kota Medan 4.810 1202 24,98
4 Kelurahan Gunung Ayu 2.037 527 25,87
5 Desa Gelumbang 777 194 24,96
6 Desa Padang Berangin 379 106 27,96
7 Desa Padang Niur 694 173 24,92
8 Desa Tebat Kubu 1.461 380 26,00
9 Desa Pagar Dewa 1.655 454 27,43
JUMLAH 19.914 5074 25,47
Sumber : Kec.Kota Manna

Mata pencaharian penduduk di wilayah Puskesmas Kota Manna sebagian besar buruh
tani yaitu 55 % dari seluruh jumlah penduduk , PNS/TNI/Polri 15 % , Swasta 15 % , pedagang
10 % ,yang berprofesi sebagai buruh bangunan sebanyak 5 %.

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna mayoritas beragama Islam yaitu
sebanyak 99,2 % selebihnya beragama Kristen Protestan sebanyak 0,4 %, Kristen Katolik
sebanyak 0,2 %, Hindu sebanyak 0,05 %, Budha sebanyak 0,05 %.

Dari gambaran Tabel 2.7 di bawah ini dapat kita lihat bahwa tingkat pendidikan
masyarakat di wilayah Puskesmas Kota Manna,

Tabel 2.7 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota
Manna tahun 2016.

NO PENDIDIKAN JUMLAH %
1 Jumlah Murid SD 2681 13,46
2 Jumlah Murid SLTP 1808 9,09
3 Jumlah murid SLTA
4 Lulus Perguruan Tinggi 871 4,37
JUMLAH

Sumber : Data Kecamatan Kota Manna


2016

Dalam menjalankan kegiatan operasional pelayanan program kesehatan, Puskesmas Kota


Manna mempunyai sasaran kelompok rentan lain yang akan menerima pelayanan kesehatan di
Puskesmas yaitu meliputi ibu hamil, Ibu Bersalin, dan Neonatus (tabel 2.8). dimana data tersebut
adalah data hasil proyeksi/estimasi tingkat kabupaten. Data sasaran di tahun 2016 ini tidak ada
perubahan dalam jumlah, tetapi berbeda dengan tahun 2016 dalam sebaran sasaran tiap desa
dan kelurahannya.

Tabel 2.8 Jumlah Sasaran di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2016

N NAMA SASARAN
O DESA/KELURAH IBU IBU IBU NEO BAYI BAL LAN ANAK
AN HA BERS MENY NATU 0- ITA SIA SEKO
MIL ALIN USUI S 11 LAH
BLN
1 Desa 15 8 8 8 27 32 62 270
. Gelumbang
2 Desa Tebat 26 25 25 25 35 106 410 103
. Kubu
3 Desa Padang 22 14 14 14 21 82 156 201
. Niur
4 Kelurahan Kota 107 98 98 98 53 482 154 494
. Medan 0
5 Desa Pagar 35 28 28 28 27 205 384 409
. Dewa
6 Kelurahan 44 42 42 42 63 154 430 203
Gunung Ayu
7 Desa Padang 8 8 8 8 2 32 98 109
. Berangin
8 Kelurahan 84 81 81 81 111 295
122 412
. Padang Kapuk 9
9 Kelurahan Ibul89 85 85 85 90 309 125 789
. 6
JUMLAH 430 389 389 389 429 169 556 2290
7 5
Sumber: Data Sasaran Wilayah UPTD Puskesmas Kota Manna 2016- Dinas Kesehatan Kabupaten
Bengkulu Selatan

Yang merupakan sasaran pelayanan kesehatan yang lainnya adalah masyarakat miskin.
Di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna, jumlah penduduk miskin yang mendapat jaminan
program Jamkesmas sebanyak 5022 jiwa . Proporsi penduduk miskin terhadap jumlah
penduduk selurnya masih cukup tinggi yaitu 25,47 % di wilayah kelurahan dan desa. Keadaan
ini tentunya sangat berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat Kecamatan Kota
Manna dan keberhasilan intervensi program UPTD Puskesmas Kota Manna.

Tabel 2.9 Masyarakat Miskin Yang Mendapatkan Kartu Jamkesmas Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kota Manna Tahun 2016

N DESA/KELURAHAN JUMLAH JUMLAH TOTAL


O JAMKESMAS
1. Kelurahan Ibul 1041
126
2. Kelurahan Padang 997
50
Kapuk
3. Kelurahan Kota 1202 75
Medan
4. Kelurahan Gunung 527 231
Ayu
5. Desa Gelumbang 194 218
6. Desa Padang 106 211
Berangin
7. Desa Padang Niur 173 75
8. Desa Tebat Kubu 380 170
9. Desa Pagar Dewa 454 241
JUMLAH 5074
Sumber: Data Peserta Jamkesmas/Jamkesda Wilayah UPTD Pusk Kota Manna

Dari jumlah seluruh masyarakat miskin yang mendapatkan Kartu Jamkesmas yaitu
sebanyak 5074 jiwa.
B.HASIL KEGIATAN PUSKESMAS
1. Analisa Ketenagaan
Puskesmas Kota Manna mempunyai tenaga 86 orang karyawan dengan rincian dapat di
lihat pada tabel 2.10 di bawah ini :

Tabel 2.10 Daftar Ketenagaan Berdasarkan Golongan Kerja di UPTD Puskesmas Kota Manna tahun
2016

N JENIS GOL GOL GOL PTT TKS JUMLA


O KETENAGAAN IV III II H
1. Dokter umum 1 1 0 0 0 2
2. Dokter Gigi 0 0 0 0 0 0
3. Asisten Apoteker 0 1 2 0 0 3
4. Kes Masyarakat 0 12 0 0 0 12
5. Bidan 2 20 15 4 0 41
6. Perawat 0 8 8 0 0 16
7. Perawat Gigi 0 2 0 0 0 2
8. Sanitarian 0 1 0 0 0 1
9. Promkes 0 0 0 0 0 0
10 Nutrisionist 0 1 0 0 0 1
.
11 Analis Kesehatan 0 0 1 0 0 1
.
12 Refraksi Optision 0 0 0 0 0 0
.
13 Cleaning Service 0 0 0 0 1 1
.
14 Tenaga 1 5 0 0 0 6
. Administrasi
15 Pekarya kesehatan 0 4 0 0 0 4
.
16 Sopir 0 0 0 0 0 1
.
17 Lainnya 0 0 0 0 0 0
.
JUMLAH 3 41 26 4 1 91
Sumber: Data Puskesmas Kota Manna

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah ketenagaan Puskesmas Kota Manna sudah
cukup banyak , dan dalam pelayan kepada pasien Puskesmas Kota Manna di bantu oleh
tenaga dokter Intership . Untuk ketenagaan dokter Gigi Puskesmas Kota Manna saat ini
belum ada, untuk melayani pasien gigi hanya di layani oleh perawat gigi Puskesmas. jumlah
sanitarian dan tenaga administrasi/ pelaksana di UPTD Puskesmas Kota Manna masih perlu
penambahan tenaga, terutama tenaga administrasi yang ada sekarang telah memiliki tugas
tambahan lebih dari satu .

2. Analisa Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna sudah cukup baik, yang
di tandai dengan kegiatan Posyandu berjalan lancar, Posbindu dan UKK. Di samping itu,
terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil kerjasama Puskesmas dengan Lintas
Sektoral, di antaranya yaitu :
1) Kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan
Departemen Agama
2) Kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan beberapa PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) dan TK ( Taman Kanak-Kanak)

3. Analisa Hasil Cakupan Program


Hasil Cakupan Kegiatan Program yang dilaksanakan di Puskesmas merupakan indikator
yang dapat di pergunakan untuk memberi gambaran hasil kinerja Puskesmas yang
bersangkutan. Berikut ini akan di tampilkan hasil cakupan program UPTD Puskesmas Kota
Manna, yang terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Perorangan.
UPAYA KESEHATAN WAJIB
Hasil cakupan Upaya Kesehatan Wajib meliputi program :
1.1. Upaya Promosi Kesehatan
1.2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
1.3. Upaya Kesehatan Lingkungan
1.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
1.5. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1.6. Upaya Pengobatan dan Penanganan Kegawatdaruratan
1.1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN

Kegiatan program promosi kesehatan meliputi : penyuluhan dan pembinaan posyandu


di 5 desa dan 4 Kelurahan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna yang di laksanakan
setiap bulan. Kegiatan penyuluhan meliputi penyuluhan perorangan di dalam gedung
Puskesmas Kota Manna terhadap setiap pengunjung Puskesmas oleh petugas terkait dan
penyuluhan diluar gedung puskesmas Kota Manna meliputi materi PHBS, UKS, di SD/TK/PAUD
dan penyuluhan PKPR di sekolah menengah.

1.2 UPAYA KIA DAN KB


Upaya Kesehatan Ibu dan anak meliputi kegiatan : pemeriksaan kesehatan bayi dan
balita, imunisasi ibu hamil, pemeriksaan ibu hamil,ibu melahirkan, ibu nifas,pemberian vitamin
A pada bayi, Balita dan ibu nifas dan penyuluhan di posyandu.

Tabel 2.11 Hasil Pencapaian Program KIA UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015 2016

N NAMA CAKUPAN
TARGET KETERANGAN TREND
O KEGIATAN 2015 2016
1. K1 95 % 94,86 97,65 Mencapai
target
2. K4 90 % 87,62 90,38 Mencapai
target
3. Deteksi Dini 90 % 91,12 94,12 Melebihi target
Tumbang Balita
4. Persalinan 90 % 86,14 84,31 Kurang dari
Nakes target
5. KN1 90 % 85,15 87,92 Kurang dari
target
6. KN2 90 % 85,15 87,92 Kurang dari
target
7. KN 3 90 % 85,15 87,92 Kurang dari
target
8. Pelayanan KB 75 % 87,96 99,58 Melebihi target
% %

Hasil pencapaian Program KIA UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2016 masih perlu
peningkatan yang lebih baik lagi, masih ada kegiatan yang belum memenuhi target, di
antaranya yaitu kegiatan ,dengan trend 2015-2016 ada
yang meningkat, tetap bahkan turun dari tahun sebelumnya.

Kesenjangan K1 dan K4 tahun 2016 ini cukup besar ( %) dibandingkan tahun 2015 (
%), itu artinya masih ada sekitar bumil yang blm msk K4.

Di perlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan dengan kader kesehatan melalui
kunjungan rumah dalam penemuan dan pemantauan ibu hamil serta neonatal sehingga
penanganan kasus resiko tinggi baik pada ibu hamil ataupun neonatal dapat dilakukan sedini
mungkin dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Di harapkan semua petugas memahami definisi operasional untuk tiap cakupan


sehingga dapat menghitung cakupan dengan benar. Salah satu upaya untuk meningkatkan
hasil cakupan yaitu dengan memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai SOP, tertib
administrasi KIA serta meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.

Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh petugas
dan seluruh binwil adalah upaya lain yang dapat di lakukan untuk meningkatkan hasil cakupan
program KIA.

Pelayanan Keluarga Berencana dilaksanakan setiap hari kerja. Kegiatan meliputi :


pelayanan kontrasepsi, bimbingan dan pengayoman peserta KB, rujukan, pencatatan dan
pelaporan. Jumlah pasangan usia subur tahun 2015 sebanyak 3.544 pasang sedangkan tahun
2016 sebanyak 3.545 pasang. Jumlah peserta KB baru tahun 2015 sebanyak 551 orang, tahun
2016 sebanyak 854 orang. Jumlah peserta KB aktif tahun 2015 sebanyak 3.083 orang, tahun
2016 sebanyak 3.530 orang.

Tabel 2.12 Peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2015 -
2016

N MKJP JUMLAH % NON JUMLAH %


O 2015 2016 201 2016 MKJP 201 201 201 201
5 5 6 5 6
1. IUD 234 346 6.60 9,76 Suntik 206 217 58,9 61,2
4 2 5 8
2. MOP 0 0 0 0 Pil 209 302 5,96 8,52
3. MOW 0 0 0 0 Kondom 69 98 1,97 2,76
4. IMPLAN 507 612 14,4 17,2 Lainnya 0 0 0 0
T 8 6
Tabel 2.13 Peserta KB Baru menurut jenis kontrasepsi UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2015
2016

N MKJP JUMLAH % NON JUMLAH %


O 2015 2016 201 2016 MKJP 201 201 201 201
5 5 6 5 6
1. IUD 48 88 1,35 2,48 Suntik 163 228 4,68 8,12
2. MOP 0 0 0 0 Pil 186 212 5,25 5,98
3. MOW 0 0 0 0 Kondom 14 32 0,44 0,90
4. IMPLAN 140 294 3,95 8,29 Lainnya 0 0 0 0
T

Hasil cakupan pelayanan KB sudah cukup baik, peserta KB baru 2015 2016
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Secara kualitas, pencapaian ini perlu di
perhatikan lagi, oleh karena masih banyak akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi yang
kurang mantap terutama akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih.

Upaya pendekatan dan promosi pada klien / masyarakat oleh petugas puskesmas,
kader, lintas sektor dengan BPPKB tentang Pengetahuan KB bagi masyakat perlu lagi di
galakkan agar akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih mau dengan kesadarannya
sendiri untuk menggunakan alat kontrasepsi yang lebih mantap. Serta bagi klien yang baru
memiliki satu anak mau menunda kehamilannya sampai anak tersebut melewati masa
balitanya.

Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut di atas dapat menekan laju pertumbuhan


penduduk khususnya di kecamatan Kota Manna sehingga kepadatan penduduk dapat
berkurang.

Tabel 2.14 Hasil Cakupan Kegiatan MTBM / MTBS Puskesmas Kota Manna tahun 2015-2016

N NAMA KEGIATAN TARGET CAKUPAN KETERANGAN TREND


O 2015 2016
1. MTBS (2 bl-5 th)
Balita 100 % 100 % 100 % Mencapai =
target
2. MTBM( 0-2 bl)
Neonatus (0- 100 % 100 % 100 % Mencapai =
28hr) target
Bayi (0-2 bl) 100 % 100 % 100 % Mencapai =
target

Hasil kegiatan MTBM / MTBS UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015 2016 sudah
cukup baik. Dari kegiatan ini telah menjaring beberapa kasus yang berpotensi menjadi wabah
seperti campak, diare serta kasus kasus yang harus segera mendapat penanganan yang
cepat dan tepat seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.

Dalam rangka menurunkan angka kematian balita, masih diperlukan kerjasama yang
aktif, evaluasi yang intensif dan berkesinambungan antara petugas lintas program, agar
pelaksanaan MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit ) dapat terlaksana dengan baik. Dengan
demikian program MTBS di harapkan akan dapat menjaring balita resti / yang sakit, sehingga
penanganannya dapat di lakukan sedini mungkin.

Kegiatan MTBS / MTBM ini harus terus di laksanakan secara berkesinambungan agar
cakupan program program yang lain ikut tercapai. Diperlukan kerjasama yang baik antara
lintas program dalam kesinambungan program MTBS / MTBM ini.

1.3 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


Kegiatan program kesehatan lingkungan meliputi : pemantauan rumah sehat, air bersih,
tempat tempat umum ( TTU ) dan tempat pengolahan makanan ( TPM ) serta pembinaan
Institusi yang ada di wilayah Puskesmas Kota Manna.

Tabel 2.15 Hasil Cakupan Program Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun
2015 2016

N CAKUPAN TREN
NAMA KEGIATAN TARGET KET
O 2015 2016 D
1. Klinik Sanitasi 10 % 0% 0% < target ==
2. Pengawasan dan 80,55 % 78 % 80 % < target
pembinaan TTU
3. Pengawasan dan 90 % 82 % 85 % < target
Pembinaan TTM
4. Pengawasan TPS 93 % 100 % 100 >target ==
5. Kunjungan 100 % 80 % 85 % < target
Rumah

Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di wilayah Puskesmas Kota Manna sudah


cukup baik namun masih harus di tingkatkan lagi, seperti pelayanan klinik sanitasi belum di
laksanakan 0 % dari semua yang datang berobat ke Puskesmas,pengawasan dan pembinaan
TTU baru di laksanakan 80 %,Pengawasan dan pembinaan TTM baru di laksanakan 85 % dan
Kunjungan rumah baru dilaksanakan 85% ,hanya pengawasan TPS yang sudah melebihi target
yang ingin di capai. Perlu peningkatan kerjasama yang baik antara lintas program dengan
dokter pemeriksa di poli umum agar kasus-kasus penyakit bersumber dari lingkungan atau
binatang dapat di konsul/di rujuk kperumahane klinik sanitasi agar petugas sanitasi bisa
mendapatkan data untuk memecahkan / mencari akar permasalahan di lapangan sehingga
kasus-kasus tersebut tidak menjadi KLB ( Kejadian Luar Biasa )

Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi perumahan,penilaian rumah sehat,


perlu di tingkatkan lagi melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor agar terwujudnya
wilayah kecamatan Kota Manna yang bersih dan sehat. Dengan demikian di harapkan derajat
kesehatan masyarakat Kecamatan Kota Manna pun akan meningkat. .

1.4 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Tabel 2.18 Hasil Cakupan Program Gizi UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2015 2016

N NAMA TARGET CAKUPAN KET TREND


O KEGIATAN 2015 2016
1. Jumlah Balita 100 % 100 % 100 % Mencapai ==
(S) target
2. Balita yg 100% 99,8% 97,3% Kurang
mempunyai dari Target
kartu (K)
3. Balita yg 80% 92,1% 94,9% Mencapai
ditimbang naik Target
berat badannya
(N/D)
4. Balita dgn < 5% 1% 1% Mencapai
Berat Badan Target
Kurang ( BGM)/
KEP Nyata
5. Cakupan 70% 70% 72% Mencapai
Penimbangan Target
(D/S)

Hasil kegiatan program gizi pada tahun 2016 di Puskesmas Kota Manna sudah cukup
baik. Peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan posyandu
oleh para kader posyandu sudah baik, hal tersebut dapat di lihat dari pencapaian cakupan D/S
( 72 %).

Secara kualitas masih ada yang harus di tingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus / intervensi lebih intensif mengenai peningkatan berat badan tiap kali penimbangan.

Jumlah balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna tidak mengalami
perubahan / tetap di bandingkan tahun sebelumnya, di harapkan adanya peningkatan
pengetahuan ibu ibu yang memiliki bayi dan balita tentang perilaku hidup ber PHBS,
sehingga bayi, balita serta anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna dapat tumbuh
dengan sehat. Di harapkan dengan perhatian yang lebih serta intervensi yang tepat tidak ada
lagi balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna.

1.5 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR


a. Program Imunisasi

Tabel 2.19 Hasil Cakupan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2015 2016

N NAMA TARGET CAKUPAN KET TREN


O KEGIATAN 2015 2016 D
1. Imunisasi BCG 95% 93 % 96,5 % Target
tercapai
2. Imunisasi DPT 95% 102 % 102 % Lebih dari
HB 1 target
3. Imunisasi DPT 93% 104 % 93 % Target
HB 2 tercapai
4. Imunisasi DPT 93% 105 % 102 % Lebih dari
HB 3 target
5. Imunisasi Polio 95% 93 % 96,5% Target
1 tercapai
6. Imunisasi Polio 93% 102 % 102 % Lebih dari
2 target
7. Imunisasi Polio 93% 104 % 93 % Lebih dari =
3 target
8. Imunisasi Polio 93% 105 % 102 % Lebih dari
4 target
9. Imunisasi 90% 94,5% 102 % Lebih dari
Campak target
10 Imunisasi 80% 95,6 % 98,6 % Lebih dari
. Hepatitis Unijek target
11 Imunisasi TT 1 100% 98,10 95,93% Kurang
. % dari target
12 Imunisasi TT 2 100% 98,10 95,80 % Kurang
. % dari target
Pencapaian program imunisasi yang sudah cukup baik ini di sebabkan karena jumlah
sasaran bayi / balita di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna berdasarkan proyeksi sesuai di
bandingkan jumlah riil bayi / balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna. Selain
itu tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi sudah cukup baik.

Tabel 2.20 Hasil Bulan Imunisasi Anak Sekolah ( BIAS ) Puskesmas Kota Manna tahun 2015 2016

N NAMA KEGIATAN TARGET CAKUPAN KET TREN


O 2015 2016 D
1. DT 98% 97,5 % 97 % Kurang
dari
target
2. TD 98% 98 % 97,5 % Kurang
dari
target
3. Campak 98% 97,6 % 97 % Kurang
dari
target
Hasil kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah ( BIAS ) pada tahun 2016 sudah baik, tapi
belum mencapai target yang di harapkan.

b. Demam Berdarah Dengue ( DBD )


Kejadian Demam Berdarah Dengue ( DBD ) pada tahun 2016 mengalami penurunan
yaitu ada sekitar 6 orang dari tahun 2015 yang ada 8 orang penderita. Namun demikian
berkat kesiap siagaan petugas dalam melaksanakan Penelitian Epidemiologi serta
meningkatkan kegiatan pemantauan jentik dalam rangka memutus rantai penularan kasus
DBD dapat di hentikan.
Keberhasilan ini pemutusan rantai penularan kasus DBD ini pun tidak lain karena
adanya system kewaspadaan di masyarakat sudah baik, sehingga Petugas Demam Berdarah
Dengu, Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Surveilans, serta Petugas Promosi Kesehatan
dapat menindak lanjuti dengan cepat

Tabel 2.21 Hasil Cakupan Program DBD UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015 2016

N KEGIATAN 2015 2016 TREND


O SASAR HASIL CAKUPA SASAR HASIL CAKUPA
AN N AN N
1. Penderita 8 8 100 % 6 6 100 % ==
DBD
2. Penderita 8 8 100 % 6 6 100 % ==
DBD yangdi
tangani
3. Rumah - - - - - - -
yang di
periksa
jentik
4. Rumah - - - - - - -
yang bebas
jentik
5. Kasus DBD 8 8 100 % 6 6 100 % ==
yang di PE
Upaya pemeriksaan jentik berkala oleh petugas Puskesmas serta kegiatan monitoring
pelaksanaan jentik berkala oleh petugas sangat membantu dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat DBD. Upaya ini harus di bantu oleh upaya semua masyarakat
kecamatan Kota Manna untuk melakukan gerakan 3M ( Menutup, Menguras, Mengubur ) dalam
rangka pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti.

c. Surveilans
Pelaksanaan program surveilans di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna sudah
cukup baik karena di tunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang di dapat
dari kegiatan dalam dan luar gedung yang berpotensi menjadi wabah cepat dan lengkap oleh
petugas. Dengan adanya data epidemiologi yang lengkap maka kegiatan penanggulangan
penyakit dapat di laksanakan dengan mudah dan cepat sehingga Kejadian Luar Biasa ( KLB )
serta perluasan wilayah KLB dapat di cegah.
Pertemuan rutin antara petugas kesehatan dalam rangka menggali permasalahan
kesehatan di wilayah kerja sudah dilaksanakan dengan baik di UPTD Puskesmas Kota Manna,
sehingga kerjasama lintas program antar petugas kesehatan sudah berjalan dengan baik.
Kerjasama lintas program antar petugas puskesmas, lintas sektoral, dukungan tokokh
masyarakat dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam membangun sistem
pengamatan penyakit serta faktor faktor resikonya di harapkan dapat mencegah timbulnya
penyakit menular di masyarakat yang dapat berpotensi KLB.
Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat di lihat pada tabel
2.19 :

Tabel 2.22 Hasil Kegiatan Surveilans UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015 2016

N NAMA 2015 2016 TREND


O KEGIATAN SASAR HASIL SASAR HASIL
AN AN
1. Penemuan 0 0 0 0 =
kasus
campak
2. Penemuan 8 8 7 7
kasus DBD
3. Penemuan 82 82 107 107
kasus Diare
4. Penemuan 1 1 1 1 =
kasus kusta
5. Penemuan 0 0 0 0 =
kasus Flu
Burung
6. Penemuan 0 0 0 0 =
kasus AFP
8. Penemuan 0 0 0 0 =
kasus
HFMD

d. Diare
Pelaksanaan program Diare sudah cukup baik, penemuan kasus diare cukup banyak di
wilayah UPTD Puskesmas Kota Manna. Hal ini dapat di sebabkan karena beberapa faktor di
antaranya karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan pribadi.

Tabel 2.23 Hasil Cakupan Program Diare UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015 2016

N NAMA TARGET CAKUPAN KET TREND


O KEGIATAN 2015 2016
1. Penemuan 100 % 92 109 Meningk
kasus at
( semua
umur)
2. Diare balita 100 % 43 47 Meningk
at
Dalam penanganan kasus diare, rehidrasi oral merupakan pertolongan pertama yang
paling penting di lakukan dalam mencegah dan menanggulangi dehidrasi akibat diare. Peran
serta masyarakat dalam upaya pencegahan kematian akibat diare telah dilakukan melalui
kegiatan rehidrasi oral yaitu pendistribusian oralit oleh kader posyandu kepada penderita
diare.

e.ISPA

Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Kota Manna telah berjalan cukup baik, hal ini di
tandai dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik yaitu tahun 2015 : 1274 kasus, dan
tahun 2016 : 1475 kasus. Pada kasus ISPA Pneumonia yang memerlukan penanganan lebih
lanjut telah di rujuk ke rumah sakit, yang kemudian akan di lakukan pemantauan pasca
perawatan oleh petugas dalam rangka care seeking untuk mencegah kematian bayi/ balita
akibat pneumonia.

Di harapkan dengan jumlah penemuan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
yang masih kurang dari target ini lebih menggambarkan sudah baiknya status kesehatan
masyarakat khususnya masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna.

Namun demikian penemuan kasus dan penanganan kasus ini masih harus lebih di
tingkatkan lagi dengan kerjasama yang baik antara lintas program dan kerjasama petugas
dengan kader kesehatan.

f. Hasil Kegiatan Program TB Paru


Pelaksanaan program TB Paru di UPTD Puskesmas Kota Manna sudah cukup baik,
penemuan kasus serta penemuan suspek tidak mencapai target yang seharusnya di capai.
Angka konversi belum mencapai target ini di sebabkan oleh karena penderita yang di temukan
pada tahun tersebut ada beberapa yang belum menyelesaikan pengobatan.
Selain penderita yang di obati oleh penderita dengan BTA + ( positif ), beberapa
penderita ada yang tidak dapat mengeluarkan sputum / setelah beberapa pemeriksaan BTA
selalu hasilnya (negatif) oleh karena pada pemeriksaan fisik pasien, di dapatkan beberapa
gejala yang mengarah pada kelainan TB paru serta hasil dari pemeriksaan RO + (positif) maka
penderita di berikan pengobatan TB untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TB paru
pada orang-orang sekitarnya.

Tabel 2.24 Hasil Cakupan Program TB Paru UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2015 2016

N NAMA TARGE PENCAPAIAN KET TRE


O KEGIATAN T 2015 2016 ND
SASAR CAPAI SASAR CAPAI
AN AN AN AN
1. Penemuan 100 % 31 27 31 14 Kurang
kasus dari
target
2. Perkiraan 68 % 31 265 31 130 Melebihi
suspek target
3. Angka 85 % 31 80 % 31 80 % Kurang
konversi dari
target
4. Angka 100 % 31 81 % 31 85 % Kurang
kesembuha dari
n target
5. Angka <5% 31 0 31 0 - -
kesalahan
laboratoriu
m
6. TB anak > 10 % 31 0 31 0 - -
7. RO (+) BTA < 10 % 31 27 31 14 Kurang
(+) dari
target
Angka kesembuhan baru mencapai 85 % pada akhir tahun 2016 ini di dapat dari
pemeriksaan sputum ulang penderita pada bulan terakhir pengobatan yang menyatakan
kuman BTA sudah negative ( kuman BTA sudah tidak di temukan pada pemeriksaan
mikroskopik apus sputum ).

Laboratorium UPTD Puskesmas Kota Manna mulai tahun 2010 sudah di berikan
kewenangan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai Laboratorium yang
dapat dan mampu memeriksa dan membaca hasil pemeriksaan apus sputumnya sendiri.
Dengan demikian sejak awal tahun 2010 UPTD Puskesmas Kota Manna tidak perlu lagi
merujuk pemeriksaan mikroskopik sputum ke Laboratorium Prn yang telah di tetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan. Hal ini di tunjang dengan adanya tenaga analis
serta sarana prasarana yang telah memenuhi persyaratan sebagai laboratorium pembaca
sendiri hasil pemeriksaan TB Paru. Dalam menjaga mutu dari hasil pemeriksaan mikroskopik
sputum tersebut, sediaan sediaan pemeriksaan sputum pasien ( preparat ) di laboratorium
UPTD Puskesmas Kota Manna selalu dilakukakan pemriksaan ulang mikroskopik oleh
Laboratorium Kesehatan Daerah Propinsi sebagai standar prosedur tetap yang harus di
laksanakan dalam penemuan dan penatalaksanaan program TB. Dalam pemeriksaan kroscek
ini Laboratorium UPTD Puskesmas Kota Manna telah melaksanakan kegiatannya dengan cukup
baik karena angka kesalahan dalam pembacaan preparat adalah 0 atau hasilnya telah sama /
sesuai dengan hasil pembacaan Laboratorium Kesehatan Daerah Propinsi.

Dengan adanya fasilitas laboratorium seperti tersebut di atas, sangat memberikan


kemudahan tidak hanya bagi dokter pemeriksa, petugas TB, petugas Laboratorium tapi juga
bagi penderita TB yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Kota Manna dapat dengan lebih cepat
mendapatkan hasil pemeriksaannya sehingga dapat dengan cepat pula di tentukan
penatalaksanaan selanjutnya.

g. Pes/Rabies
Untuk kegiatan program Pes/Rabies pada tahun 2015-2016 ada penemuan kasus di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna yaitu bisa dilihat pada tabel 2.25 dibawah
ini :

Tabel 2.25 Hasil Cakupan Program Pes/Rabies UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015-2016

NAMA HASIL
TAHUN KEGIATA SASARAN TARGET CAKUPA KET
N N
2015 Rabies - - 13 -
2016 Rabies - - 27 -
Tingginya Kasus Rabies di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna di sebabkan karena
tingkat kegemaran masyarakat dalam memelihara anjing dan kucing masih sangat tinggi tetapi
kesadaran untuk memvaksinasi hewan tersebut kurang selain itu masih banyak terdapat anjing
dan kucing liar di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kota Manna. Oleh karena itu diharapkan
petugas program Rabies dapat meningkatkan Sosialisasi kepada Masyarakat tentang pentingnya
kesadaran untuk memvaksinasi hewan peliharaannya, dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang bahaya penyakit rabies melalui penanganan secara dini bila terkena gigitan
hewan penular rabies (HPR).

h. Filariasis
Tidak ditemukan kasus/penderita Infeksi Filariasis pada tahun 2015 dan 2016 di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna.

Tabel 2.26 Hasil Cakupan Program Filariasis UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015-2016

TAHUN NAMA SASARAN TARGET HASIL KET


KEGIATAN CAKUPAN
2015 Filariasis 0 0 0 -
2016 Filariasis 0 0 0 -

2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


2.1USAHA KESEHATAN SEKOLAH
Ada 42 sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna, daftar sekolah dapat dilihat
pada tabel 2.27 dibawah ini :
Tabel 2.27 Data Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015-2016

JUMLAH SEKOLAH
SEKOLAH
2015 2016
Jumlah PAUD 10 10
Jumlah TK 10 10
Jumlah SD 12 12
Jumlah SLTP 5 5
Jumlah SLTA 5 5
JUMLAH 42 42
Adapun hasil kegiatan penjaringan anak sekolah dalam rangka deteksi dini penyakit pada
anak-anak sekolah dapat dilihat pada tabel 2.28 berikut :
Tabel 2.28 Hasil Cakupan Program Usaha Kesehatan Sekolah UPTD Puskesmas Kota Manna
Tahun 2015-2016

NO KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN KET TREND


2015 2016
1 Penjaringan TK 100 % 100 % 100 % Mencapa ==
i target
2 Penjaringan SD 100 % 100 % 100 % Mencapa ==
i target
3 Penjaringan 100 % 100 % 100 % Mencapa ==
SMP/MTS i target
4 Penjaringan 100 % 100 % 100 % Mencapa ==
SMA/MA i target
5 Pemeriksaan 100 % 100 % 100 % Mencapa ==
Berkala i target
6 Pemberian obat 0% 0% 0% - ==
cacing

Pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna
telah berjalan cukup baik, cakupan program seluruhnya telah mencapai target. Koordinasi
lintas program antar petugas serta koordinasi lintas sektor antara UPTD Puskesmas Kota
Manna dengan UPTD Pendidikan Kecamatan Kota Manna dan Pihak sekolah sudah terjalin
cukup baik.

2.2KESEHATAN JIWA
Tabel 2.29 Hasil Cakupan Program Kesehatan Jiwa UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun
2015-2016

NAMA KEGIATAN TARG 2015 2016 KET


NO ET SASAR CAKUPA SASARA CAKUPAN
AN N N
1 Deteksi Dini 20 % 19.698 9,02 % 19.914 8,3 % Hasil cakupan
gangguan masih rendah
Kesehatan Jiwa
2 Penanganan 100 % 20 100 % 20 100 % Target
Pasien Terdeteksi tercapai
Gangguan
Kesehatan Jiwa
Pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna
pada tahun 2015-2016 belum maksimal, untuk cakupan penemuan kasus/deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa masih sangat kurang dan trendnya mengalami penurunan,
tahun 2015 cakupan hanya 9,02 % dan tahun 2016 menurun lagi menjadi 8,3 %. Pada
tahun 2016 cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa sudah cukup baik dengan
capaian 100 %. Perlu adanya pelatihan untuk dokter puskesmas dan petugas kesehatan
jiwa dalam melakukan deteksi dini dengan menggunakan metode 2 (dua) menit pada
kasus-kasus gangguan kesehatan jiwa, karena dokter dan petugas di UPTD Puskesmas
Kota Manna belum pernah mendapatkan pelatihan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa.
Kerjasama serta komunikasi harus ditingkatkan antara petugas pemegang program
dengan lintas program serta dengan seluruh Lurah di wilayah kerja untuk
penemuan/deteksi dini gangguan kesehatan jiwa. Sehingga penderita gangguan
kesehatan jiwa bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dengan baik.

2.3KESEHATAN GIGI
Kegiatan program kesehatan gigi di laksanakan di dua tempat yaitu di dalam dan di
luar gedung. Kegiatan di dalam gedung yaitu pelayanan di poli gigi, sedangkan kegiatan
diluar gedung berupa kegiatan UKGS di 12 SD yang berada di wilayah kerja puskesmas
Kota Manna dan penyuluhan di posyandu.
Untuk kegiatan UKGS kegiatan yang baru dapat di lakukan adalah penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan mulut serta pemeriksaan gigi sedangkan untuk perawatan gigi
tidak ada dilakukan di sekolah.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di UPTD Puskesmas Kota Manna berupa
pencabutan gigi tetap sebanyak 0 orang. Sedangkan pelayanan UKGS di 12 SD dengan
jumlah murid 2739, murid SD diperiksa sebanyak 313 orang, murid SD yang perlu
mendapat perawatan sebanyak 138 orang.

2.4KESEHATAN MATA
Dari hasil pelayanan yang dilaksanakan diUPTD Puskesmas Kota Manna di temukan
13 kasus Konjungtivitis. Sedangkan kegiatan program kesehatan mata yang berupa
pendataan dan pemeriksaan tahap awal biasanya di lakukan apabila ada kegiatan operasi
katarak.

2.5KESEHATAN LANJUT USIA (LANSIA)


Tabel 2.32 Hasil Cakupan Program Lansia UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015-2016

2015 2016 KET TREND


N SASARA HASIL SASARA HASIL
KEGIATAN TARGET
O N CAKUPA N CAKUPA
N N
1 Pra Lansia 5522 3224 58,38 3224 58,38
2 Lansia 1435 1811 79,24 1811 79,24
3 Lansia Resti 866 707 81,64 707 81,64
Pelaksanaan kesehatan lansia di wialyah kerja Puskesmas Kota Manna telah berjalan
dengan baik . Meskipun demikian, petugas puskesmastetap mengadakan layanan di
lapangan maupun pelayanan di dalam gedung, selalu dilakukan pemantauan oleh
petugas.
UPTD Puskesmas Kota Manna memiliki Posbindu Binaan, dimana masing-masing
Posbindu akan dikunjungi petugas Puskesmas setiap bulan.
C. KUNJUNGAN PUSKESMAS
3.1JUMLAH KUNJUNGAN UPTD PUSKESMAS KOTA MANNA
Dibawah ini akan ditampilkan jumlah kunjungan UPTD Puskesmas Kota Manna dari
tahun 2015 dan tahun 2016
Tabel 2.33 Jumlah Kunjungan UPTD Puskesmas Kota Manna berdasarkan umum,BPJS
dan Gratis lainnya Tahun 2016
Kunjungan 2015
Penderita
Umum 661
BPJS 2110
Gratis Lainnya 88
Total Jumlah 2859

Jumlah Kunjungan Berdasarkan Umur Penderita tahun 2015

Umur Jumlah Penderita


0-1 tahun 92
1-5 tahun 348
5-9 tahun 267
10-19 tahun 317
20 tahun ke atas 1768
Total Jumlah 2.792

Tabel 2.34 Jumlah Kunjungan UPTD Puskesmas Kota Manna berdasarkan Umum, BPJS,
dan Gratis lainnya Tahun 2016

Kunjungan Penderita Jumlah


Umum 638
BPJS 2488
Gratis Lainnya 91
Total Jumlah 3217

Jumlah Kunjungan Berdasarkan Umur Penderita tahun 2016

Umur Jumlah Penderita


0-1 tahun 131
1-5 tahun 367
5-9 tahun 339
10-19 558
20 tahun ke atas 2309
Total Jumlah 3704
Jumlah total kunjungan pada tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada
peningkatan 912 ( 24,62 %) pengunjung, ini karena peserta BPJS bertama sehingga
terjadi peningkatan kunjungan dari peserta BPJS.

Jumlah Kunjungan Berdasarkan Jenis Layanan tahun 2015 :

Poliklinik Jumlah Penderita


KIA/KB 440
Gigi 289
Umum 2352
Total Jumlah 3081

Jumlah Kunjungan Berdasarkan jenis layanan tahun 2016 :

Poliklinik Jumlah Penderita


KIA/KB 498
Gigi 313
Umum 3206
Total Jumlah 4017

3.210 (SEPULUH) PENYAKIT TERBANYAK


Tabel 2.35 Jumlah 10 Penyakit Terbanyak UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2016

No Diagnosa Tahun 2016


Jumlah Kunjungan %
1 ISPA 1787 43.43
2 GASTRITIS 529 12,85
3 HYPERTENSI 524 12,73
4 DERMATITIS ALERGI 420 10,20
5 PSIKOSA 243 5,90
6 DIARE 130 3,15
7 HYPOTENSI 129 3,13
8 VULNUS 125 3,03
9 MIALGIA 115 2,79
10 CHEPALGIA 112 2,72
Jumlah 4114 100

Dari data kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2016, di dapat
informasi mengenai 10 Penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas Kota Manna. Dari data
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit ISPA (43,43%), Gastritis (12,85%),
Hypertensi (12,73%), Dermatitis Alergi (10,20%), Psikosa (5,90%), Diare (3,15%),
Hypotensi (3,13%), Vulnus (3,03%), Mialgia (2,79%), dan Chepalgia (2,72%) masih
merupakan penyakit terbanyak di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna. Hal ini
dapat dimengerti karena wilayah kecamatan Kota Manna merupakan wilayah yang
tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi sehingga potensi terhadap penularan
penyakit penduduk di kecamatan Kota Manna adalah masyarakat miskin. Tentunya ini
erat kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat kecamatan Kota Manna yang
akan berdampak baik langsung ataupun tidak langsung pada tingkat kesehatan individu
serta masyarakat di keacamatan Kota Manna.

3.3KEUANGAN
Sumber pembiayaan operasional dan kegiatan program di UPTD Puskesmas Kota
Manna berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten yang Berasal dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bengkulu Selatan ataupun berasal dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang berasal dari pusat.
Adapun besaran Jumlah penerimaan keuangan di UPTD Puskesmas Kota Manna
dapat dilhat pada Tabel 2.36.

Tabel 2.36 Jumlah Penerimaan Keuangan UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2016

No Sumber Dana Penerimaan Pengeluaran Keterangan


1 BOK 176.442.000,- 176.442.000,-
2 JKN 648.812.375,- 581.215.235,-
3 Dana Rutin 50.781.900,- 50.781.900,-
4 Retribusi 3.438.400,- 3.438.400,-
BAB II

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH


Sesuai dengan arah kebijakan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten
Bengkulu Selatan serta Tugas Pokok UPTD Puskesmas Kota Manna, sasaran yang ingin dicapai
pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 2015-2018 dalam bidang kesehatan adalah
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan yang berkualitas dengan arah kebijakan
Menyediakan Jaminan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi seluruh Warga Kabupaten Bengkulu
Selatan dan menyediakan baiay Operasional Pelayanan Kesehatan Rujukan.

Pada Bab ini akan dilakukan Analisa Masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan di
UPTD Puskesmas Kota Manna, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk intervensi
kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari proses analisa
masalah sampai dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

Identifikasi Masalah
Penentuan Prioritas Masalah
Perumusan Masalah
Mencari Penyebab Masalah
Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
Identifikasi Kegiatan

Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah


kerja UPTD Puskesmas Kota Manna dengan cermat, diharapkan UPTD Puskesmas Kota Manna
dapat menemukan alternative pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan
intervensi secara efektif dan efisien. Sehingga dapat membantu dan meningkatkan
pembangunan khususnya bidang kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna.

A. IDENTIFIKASI MASALAH
I.UPAYA KESEHATAN WAJIB
Tabel 3. 1 Identifikasi Masalah Upaya Kesehatan Wajib di UPTD Puskesmas Kota Manna
tahun 2016
NO PROGRAM TARGE CAKUPA KESENJANGAN
T N
1 Promosi Kesehatan :
Pembinaan UKBM Posyandu purnama dan
mandiri
150 100%
Pembinaan Pemberdaya Masyarakat Desa
dan Kelurahan
Cakupan Individu/ keluarga melaui
Kunjungan Rumah
2 Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga
Berencana: 95% 45 %
K1 88% 47,59 %
K4 80%
KN1 s/d KN3
3 Kesehatan Lingkungan : - -
Klinik Sanitasi
Kunjungan Rumah
4 Perbaikan Gizi Masyarakat :
Balita yang ditimbnag naik berat badannya 80% 99,4%
(N/D) 70% 77,2%
Tingkat Partisipasi masyarakat (D/S)
Pencapaian program (N/S)
5 Pencegahan dan penanggulangan Penyakit :
Imunisasi
Semua Antigen/Jenis Imunisasi dasar
DBD 100 % 100 %
Surveillans 100 % 100 %
Diare 100 % 100 %
ISPA Pneumonia 100 % 100 %

II. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

NO PROGRAM TARGE CAKUPA KESENJANGAN


T N
1 Publik Health Nursing (PHN) / Perawatan - -
Kesehatan -
Masyarakat - -
Keluarga rawan yang dibina 6957 100%
Anak balita resti yang memperoleh
pembinaan -
Lansia yang memperoleh pembinaan
Perawatan tindak Lanjut
KM II
Km III
KM IV
Maternal selesai dibina
Bayi selesai dibina
Balita selesai dibina
Lansia selesai dibina
Penyakit kronis selesai
2 Kesehatan Lanjut Usia (Lansia) 866
Lansia Resti

B. PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di UPTD Puskesmas Kota
Manna baik dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan maka di
dapatlah 4 (empat) masalah yaitu :
1. Rendahnya Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Tingginya Kasus Penyakit Rabies
Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan perlu dilakukan untuk menentukan masalah
kesehatan mana yang perlu mendapat perhatian lebih dari masalah kesehatan lainnya. Untuk
penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada, dilakukan menggunakan Analisa USG
dengan mempertimbangkan Kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak)


S : Seriousness ( Tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk
penanganan masalah )
G : Growth ( Tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan
pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya )
PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GWOWTH
5 Sangat Urgen Sangat Serius Sangat Tumbuh
4 Cukup Urgen Cukup Serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang Urgen Kurang Serius Kurang Tumbuh
1 Sangat Kurang Sangat Kurang
Sangat kurang Serius
Urgen Tumbuh
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah
kesehatan.
Tabel ANALISIS PENETAPAN PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


1 Rendahnya Cakupan Kesehatan 4 4 4 12
Ibu dan Anak
2 Rendahnya Cakupan Balita Yang 3 3 2 8
Berat Badannya naik saat
Penimbangan
3 Rendahnya Cakupan Pelayanan 3 3 3 9
Imunisasi pada Balita
4 Rendahnya Cakupan Klinik Sanitasi 3 2 2 7
dan Kunjungan Rumah
Dengan menjumlahkan ( U+S+G ), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah
kesehatan. Dengan demikian prioritas masalah yang ada di UPTD Puskesmas Kota Manna
adalah
C. PERUMUSAN MASALAH
Identifikasi permasalahan permasalahan kesehatan yang di temukan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kota Manna di lakukan dengan menganalisa data data hasil cakupan
program UPTD Puskesmas Kota Manna dalam kurun waktu satu tahun yaitu pada bulan Januari
sampai Desember 2016. Dari hasil analisa data data cakupan program tersebut, kemudian di
dapatkan beberapa prioritas masalah yang muncul, yang pada akhirnya di dapatkan
pokok masalah yang akan menjadi prioritas utama dalam pemecahan masalah kesehatan
yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Kota Manna.
Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap masalah tersebut, siapa yang
terkena dampak dari permasalahan tersebut, sebesar apa masalah yang di timbulkan, di mana
terjadi masalah tersebut terjadi.

KAPAN
YANG DI MANA
N MASALAH MASALAH
TERKENA BESARNYA MASALAH TERJADINYA
O KESEHATAN TERSEBUT
MASALAH MASALAH
TERJADI

D. PENYEBAB MASALAH
Setelah di lakukan pengkajian terhadap pokok masalah, maka dari pokok masalah tersebut di
analisa lagi terhadap faktor faktor resiko yang mempengaruhinya.

FAKTOR RESIKO ( DETERMINAN)


N MASALAH
O KESEHATAN LINGKUNGA
PERILAKU YAN-KES KEPENDUDUKAN
N

POHON MASALAH

( Penyataan Negatif )

ANALISIS USG
Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency ( tingkat kepentingan yang mendesak )


S : Seriousness ( tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu
untuk penanganan masalah )
G : Growth ( tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan
pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya )
PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat Urgent Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgent Cukup serius Cukup
3 Urgent Serius Tumbuh
2 Kurang urgent Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgent Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternatif masalah pokok
yang dominan

Tabel ANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH POKOK YANG DOMINAN

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL

POHON MASALAH

( Pernyataan negatif )

BAB. IV
RENCANA USULAN KEGIATAN

Rencana Usulan Kegiatan yang di susun adalah Rencana Usulan Kegiatan untuk tahun
2017. Di mana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan APBN
( JKN/ BOK ).

Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2017 ini, meliputi
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang
yaitu berupa :

1) Kegiatan Tahunan yang akan dating ( meliputi kegiatan rutin, sarana / prasarana,
operasional dan program hasil analisis masalah )
2) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada
tahun 2016
3) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang di butuhkan ke dalam
format RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.

Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2016, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional maupun
daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang
tersedia di puskesmas.

Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2017 dapat di lihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut :

RENCANA USULAN KEGIATAN PUSKESMAS KOTA MANNA TAHUN 2017

Tabel 4.1

Volume
Upaya Sasara Petuga Sumbe
No Kegiatan Tujuan Target Waktu Kegiata
PKM n s r dana
n
1. Program Pendataan Terpadau 100% 2 kl BOK
Ibu (bumil,bayi,balita,bu
mil KEK)
2. Pelaksanaan 1 kl BOK
program
perencanaan,pence
gahan persalinan
dan komplikasi
(P4K)
3. Pemantauan Bumil 3 kl BOK
Resti
4. Pelaksanaan Kelas 3 kl BOK
Ibu hamil
5. Kunjungan rumah 2 kl BOK
PUS tidak ber
KB/Droop Out
6. Pemantauan 1 kl BOK
kesehatan ibu nifas
7. Kesehatan Peamantauan 2 kl BOK
anak kesehatan neonates
termasuk neonates
resiko tinggi
8. Posyandu Bayi/balita 12 kl BOK
Pemantauan bayi 2 kl BOK
dan balita resiko
tinggi
9. Penyuluhan ASI 1 kl
Ekslusif/IMD
10 Pemberian Vitamin 2 kl
A
11 Sweeping Vit. A 2 kl
12 Surveilans & 2 kl
pelacakan Gizi
Buruk
13 Pendistribusian PMT 3 kl
Pemulihan gizi
Kurang & Bumil KEK
14 Pemantauan Gizi 2 kl
Buruk/ Kurang
15 Pelaksanaan 12 bln
Imunisasi bulanan
Bayi & balita
16 Penjaringan Peserta 1 kl
Didik Kelas 1,7,10
17 Pembinaaan Usia 2 kl
sekolah,UKS/ Dokter
Kecil
18 Pemeriksaaan 2 kl
berkala peserta
didik
19 Pemberian Tablet 2 kl
tambah darah TTD
remaja Putri
20 Pendataan Sasaran 1 kl
terpadu Catch Up
campaing campak
dan rubella
21 Pelaksanaan 2 kl
Imunisasi Lanjutan
BIAS/
CAMPAK/DT/TD
22 Imunisasi dalam 12 bln
rangka pelaksanaan
Imunisasi Bulanan
Bayi , Balita
23 Petugas KIA dalam 12 bln
rangka pelaksanan
imunisasi Bayi/
Balita
24 Penyuluhan 1 kl
Reproduksi Remaja
25 Penyuluhan 2 kl
Reproduksi dan KB
di desa
26 Pendataan Pra 1 kl
lansia dan Lansia
27 Pelayanan Lanjut 6 kl
Usia Di Posbindu
28 Pemantauan Lansia 6 kl
Resti
29 Inspeksi Kesehatan 1 kl
lingkungan TTU,TPM
dan sarana air
Minum
30 Pasca 2 kl
Pemberdayaan
TTU/TPM yang
memenuhi syarat
31 Represing Kader 1 kl
Posyandu
32 SMD & MMD 1 kl
33 Pelacakan Suspec 2 kl
TB Paru
34 Care Seeking/ 6 kl
kunjungan penderita
TB Paru
35 Penyululuhan 2 kl
kepada masyarakat
ttng penyakit
menular langsung
36 Diteksi Dini ttng 1 kl
Penyakit Kusta Dini
di SD
37 Penyuluhan 1 kl
HIV/AIDS di sekolah
38 Sweeping & 2 kl
Skerining pada
bumil
40 Pendistribusian 1kl
Kelambu
41 Penyuluhan kpd 2 kl
masyarakat ttg
penyakit tular
Vektor & Zoonotik
42 Pengambilan 1 kl
specimen malaria
43 Pengendalian Vektor 2 kl
( Abatesasi )
44 Pengukuran & 6 kl
Pemeriksaan PTM
45 Penyuluhan , 2 kl
Pengendalian PTM
46 Konsultasi ke 10 kl
Kabupaten
47 Pembinaan Tekhnis 6 Pustu
ke Jejaring
48 Pengiriman Laporan 12 bln
49 Diteksi Dini 2 kl
masyalah Keswa &
Napza
50 Penyuluhan Napza 1 kl
51 Penyuluhan KIE 1 kl
kesehatan jiwa
52 Pendataan Sasaran 1 kl
Terpadu (Pelayanan
Kesehatan Kerja,
Kesehatan
Tradisional,
Pelayanan
Kesehatan Olahraga
53 Sosialisasi, Oreintasi 1 kl
Kesehatan Kerja
54 Sosialisasi, Oreintasi 1 kl
Kesehatan
Tradisional Alternatif
dan Komplomenter
55 Sosialisasi, Oreintasi 1 kl
Kesehatan Olahraga
56 Pembinaan dan 2 kl
Pemantauan
Kesehatan
Tradisional dan
Komplomenter
57 Petugas Kabupaten 1 kl
dalam Rangka
Sosialisasi, Oreintasi
Kesehatan
Tradisional dan
Komplamenter
58 Petugas Kabupaten 1 kl
dalam Rangka
Kesehatan Kerja
59 Petugas Kabupaten 1 kl
dalam Rangka
Kesehatan Olahraga
60 Dalam Rangka 2 kl
Rapat Lintas
Program dan Lintas
Sektor
61 Narasumber 2 kl
Kabupaten Dalam
Rangka Lintas
Program dan Lintas
Sektor

Anda mungkin juga menyukai