PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat menghasilkan
luaran yang efektif dan efisien, puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik.
Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara keterkaitan dan
berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun
upaya kesehatan penunjang.
Dengan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ( RUK ) ini diharapkan semua komponen
yang ada di Puskesmas Kota Manna dapat :
Puskesmas Kota Manna adalah salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah di bidang
kesehatan dimana Puskesmas Kota Manna merupakan perpanjangan tangan Dinas Kesehatan
Kabupaten Bengkulu Selatan dalam upaya menjalankan kebijakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja Kecamatan Kota Manna.
Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan kebijakan baik
yang ada di Dinas Kesehatan maupun kebijakan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu
Selatan, maka UPTD Puskesmas Kota Manna pada tahun 2016 ini memiliki Visi dan Misi
menyesuaikan Visi misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Visi Bengkulu
Selatan Sehat dan Mandiri 2015 :
VISI :
Terwujudkan Kemandirian Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Manna untuk Hidup
Sehat tahun 2020.
MISI :
1.Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan menjangkau seluruh
masyarakat
2.Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
4. Menggerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatan
Dengan Visi, Misi, Tata Nilai dan Moto pelayanan yang jelas, maka di harapkan arah
pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna dapat berjalan
dengan baik, bermutu, Inovatif,Terpercaya, renponsif, dan Akurat sehingga bermanfaat
secara optimal bagi masyarakat.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. ANALISA SITUASI
1. Analisa Geograf
Puskesmas Kota Manna terletak di wilayah Kecamatan Kota Manna yang terdiri dari 4
kelurahan dan 5 Desa. Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna yaitu : kelurahan
Ibul,kelurahan Gunung Ayu,kelurahan padang Kapuk,dan Kelurahan Kota Medan . Sedangkan
desa di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna terdiri dari 5 Desa yaitu : Desa Gelumbang,desa
Padang Berangin, desa Tebat Kubu,desa Padang Niur,dan desa Pagar Dewa. dengan luas
wilayah + 26,30 km2. Secara geografis Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada posisi
402132LS dan 10300240BT. Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki 11 Kecamatan, yaitu :
- Kecamatan Kedurang - Kecamatan Air Nipis
- Kecamatan Kedurang Ilir - Kecamatan Pino
- Kecamatan Bunga Mas - Kecamatan Ulu Manna
- Kecamatan Manna - Kecamatan Pino Raya
- Kecamatan Kota Manna - Kecamatan seginim
- Kecamatan Pasar Manna
Puskesmas Kota Manna terletak di Kelurahan Ibul Kecamatan Kota Manna Kabupaten
Bengkulu Selatan yang berjarak + 5 km dari pusat Kabupaten Bengkulu Selatan yang
berbatasan dengan :
Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Pino
Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Pino Raya
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Pasar Manna
Sebelah Timur Berbatasan dengan Air Manna
Puskesmas Kota Manna mempunyai 9 wilayah kerja yaitu terdiri dari 4 Kelurahan dan 5 Desa adapun :
kelurahan ibul, kel. Pd kapuk, kel. Gunung ayu, Kel. Kt. Medan dan 5 desa adalah : desa Pg. Dewa, desa Gelumbang,
Tebat Kubu, Pd. Niur, Pd. Berangin. Puskesmas Kt. Manna terletak di wilayah perkotaan yaitu jarak jangkau
mansyarakat ke tempat pelayanan + 5 menit jarak terdekat dan 10 menit jarak terjauh .
Keterjangkauan pelayanan kesehatan salah satunya dapat di lihat dari keadaaan dan kondisi
geografis wilayah tersebut, dimana Kecamatan Kota Manna secara geografis di daerah
perkotaan .
Adapun situasi geografis di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna dapat di lihat pada
gambar di bawah ini :
Dari tabel 2.1 di atas, waktu tempuh yang di gunakan untuk mencapai ke fasilitas
kesehatan yaitu Puskesmas Kota Manna relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 15 Menit
dan waktu tempuh terdekat 5 menit, ini di ukur dengan menggunakan kendaraan umum.
Wilayah terjauh dari lokasi Puskesmas Kota Manna adalah Desa
Pagar Dewa ,Yang berjarak + 4 km dengan jarak tempuh + 15 menit dengan menggunakan
roda dua.
2. Kependudukan/ Demograf
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Manna meliputi 4 Kelurahan dan 5 Desa dengan jumlah
penduduk pada tahun 2016 menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkulu Selatan
sebanyak 19.914 jiwa terdiri dari 10.016 jiwa penduduk laki-laki dan 9.898 jiwa perempuan
dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 5.731 Kepala Keluarga (KK) . Jumlah penduduk
per desa/ kelurahan di Kecamatan Kota Manna yang paling banyak adalah Kelurahan Kota
Medan yaitu 4.810 jiwa , sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah Desa Padang
Berangin yaitu 379 jiwa
Secara rinci jumlah kepala keluarga, rumah dan penyebaran penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Kota Manna di tampilkan di Tabel 2.2
Tabel 2.2 Jumlah Kepala Keluarga,Rumah dan Penyebaran Penduduk di Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kota Manna Tahun 2015
Luas wilayah Puskemas Kota Manna menurut data yang kami peroleh dari Kecamatan
Kota Manna adalah kurang lebih 26,30 km 2 meliputi 5 Desa,4 Kelurahan serta 5731 KK
( Kepala Keluarga ). Dengan cara pembagi jumlah penduduk dengan luas daerah maka dapat
di ketahui kepadatan penduduk Desa/Kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas Kota Manna
rata-rata 757 jiwa/km2,dengan tingkat hunian > 4 jiwa/ rumah, ini merupakan tingkat hunian
yang sangat padat dan berpotensial terhadap penularan penyakit.
Komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang ada di
Kecamatan Kota Manna dapat di lihat pada table 2.4 di bawah ini.
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kota Manna tahun 2016
JUMLAH PENDUDUK
N KELOMPOK UMUR
LAKI-LAKI PEREMPUA JUMLAH
O (TH)
N
1 05 2.106 2051 4.157
2 6 14
3 15 44 2.656 2.767 5.423
4 45 64 6.902 6.909 13.811
5 >65
JUMLAH
Jumlah penduduk Kecamatan Kota Manna yang berada pada golongan usia antara 15
64 tahun sebanyak 13.811 jiwa ( 69,35 % ) dimana golongan usia tersebut merupakan
usia produktif serta merupakan sasaran program paling efektif.
Untuk mengetahui angka beban tanggungan di Kecamatan Kota Manna maka digunakan
formula sebagai berikut :
6.103
6.103 X 100
Dari perhitungan diatas ini berarti bahwa setiap 100 jiwa penduduk produktif harus
menanggung 44 jiwa yang tidak produktif, tingginya rasio beban tanggungan yang mencapai
angka 44,19 ini merupakan factor penghambat pembangunan ekonomi di kecamatan Kota
Manna, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan usia produkif, harus
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan usia yang tidak produktif.
Rasio jenis kelamin penduduk kecamatan Kota Manna dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Berdasarkan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk perempuan ( 9.898 jiwa) di
kecamatan Kota Manna lebih sedikit dari jumlah penduduk laki-laki ( 10.016 jiwa) dengan sex
ratio 10,26 %, oleh karenanya selain perlu memberikan perhatian pada penduduk golongan
perempuan upaya yang lebih intensif juga perlu dilakukan terhadap penduduk golongan laki-
laki sebagai pencari nafkah pada keluarganya.
Tabel 2.5 Perbandingan Jumlah Penduduk Perempuan dan Laki-Laki di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kota Manna Tahun 2016
JUMLAH PENDUDUK
N KELOMPOK UMUR
LAKI-LAKI PEREMPUA JUMLAH
O (TH)
N
1 05 2.106 2051 4.157
2 6 14
3 15 44 2.656 2.767 5.423
4 45 64 6.902 6.909 13.811
5 >65
JUMLAH
Dari jumlah penduduk di kecamatan Kota Manna yaitu 19.914 jiwa, 5074 jiwa ( 25,47
%) diantaranya merupakan Masyarakat Miskin (lihat Tabel 2.5), tentunya ini merupakan
permasalahan yang memerlukan penanganan serta prioritas kebijakan tersendiri.
Sampai tahun 2016 ini belum ada data terbaru mengenai jumlah penduduk menurut
jenis mata pencaharian, oleh sebab itu masih menggunakan data tahun 2015 dari kecamatan
Kota Manna.
Tabel 2.6 Jumlah dan Proporsi Penduduk Miskin di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna
Tahun 2015
Mata pencaharian penduduk di wilayah Puskesmas Kota Manna sebagian besar buruh
tani yaitu 55 % dari seluruh jumlah penduduk , PNS/TNI/Polri 15 % , Swasta 15 % , pedagang
10 % ,yang berprofesi sebagai buruh bangunan sebanyak 5 %.
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna mayoritas beragama Islam yaitu
sebanyak 99,2 % selebihnya beragama Kristen Protestan sebanyak 0,4 %, Kristen Katolik
sebanyak 0,2 %, Hindu sebanyak 0,05 %, Budha sebanyak 0,05 %.
Dari gambaran Tabel 2.7 di bawah ini dapat kita lihat bahwa tingkat pendidikan
masyarakat di wilayah Puskesmas Kota Manna,
Tabel 2.7 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota
Manna tahun 2016.
NO PENDIDIKAN JUMLAH %
1 Jumlah Murid SD 2681 13,46
2 Jumlah Murid SLTP 1808 9,09
3 Jumlah murid SLTA
4 Lulus Perguruan Tinggi 871 4,37
JUMLAH
Tabel 2.8 Jumlah Sasaran di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2016
N NAMA SASARAN
O DESA/KELURAH IBU IBU IBU NEO BAYI BAL LAN ANAK
AN HA BERS MENY NATU 0- ITA SIA SEKO
MIL ALIN USUI S 11 LAH
BLN
1 Desa 15 8 8 8 27 32 62 270
. Gelumbang
2 Desa Tebat 26 25 25 25 35 106 410 103
. Kubu
3 Desa Padang 22 14 14 14 21 82 156 201
. Niur
4 Kelurahan Kota 107 98 98 98 53 482 154 494
. Medan 0
5 Desa Pagar 35 28 28 28 27 205 384 409
. Dewa
6 Kelurahan 44 42 42 42 63 154 430 203
Gunung Ayu
7 Desa Padang 8 8 8 8 2 32 98 109
. Berangin
8 Kelurahan 84 81 81 81 111 295
122 412
. Padang Kapuk 9
9 Kelurahan Ibul89 85 85 85 90 309 125 789
. 6
JUMLAH 430 389 389 389 429 169 556 2290
7 5
Sumber: Data Sasaran Wilayah UPTD Puskesmas Kota Manna 2016- Dinas Kesehatan Kabupaten
Bengkulu Selatan
Yang merupakan sasaran pelayanan kesehatan yang lainnya adalah masyarakat miskin.
Di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna, jumlah penduduk miskin yang mendapat jaminan
program Jamkesmas sebanyak 5022 jiwa . Proporsi penduduk miskin terhadap jumlah
penduduk selurnya masih cukup tinggi yaitu 25,47 % di wilayah kelurahan dan desa. Keadaan
ini tentunya sangat berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat Kecamatan Kota
Manna dan keberhasilan intervensi program UPTD Puskesmas Kota Manna.
Tabel 2.9 Masyarakat Miskin Yang Mendapatkan Kartu Jamkesmas Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kota Manna Tahun 2016
Dari jumlah seluruh masyarakat miskin yang mendapatkan Kartu Jamkesmas yaitu
sebanyak 5074 jiwa.
B.HASIL KEGIATAN PUSKESMAS
1. Analisa Ketenagaan
Puskesmas Kota Manna mempunyai tenaga 86 orang karyawan dengan rincian dapat di
lihat pada tabel 2.10 di bawah ini :
Tabel 2.10 Daftar Ketenagaan Berdasarkan Golongan Kerja di UPTD Puskesmas Kota Manna tahun
2016
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah ketenagaan Puskesmas Kota Manna sudah
cukup banyak , dan dalam pelayan kepada pasien Puskesmas Kota Manna di bantu oleh
tenaga dokter Intership . Untuk ketenagaan dokter Gigi Puskesmas Kota Manna saat ini
belum ada, untuk melayani pasien gigi hanya di layani oleh perawat gigi Puskesmas. jumlah
sanitarian dan tenaga administrasi/ pelaksana di UPTD Puskesmas Kota Manna masih perlu
penambahan tenaga, terutama tenaga administrasi yang ada sekarang telah memiliki tugas
tambahan lebih dari satu .
Tabel 2.11 Hasil Pencapaian Program KIA UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015 2016
N NAMA CAKUPAN
TARGET KETERANGAN TREND
O KEGIATAN 2015 2016
1. K1 95 % 94,86 97,65 Mencapai
target
2. K4 90 % 87,62 90,38 Mencapai
target
3. Deteksi Dini 90 % 91,12 94,12 Melebihi target
Tumbang Balita
4. Persalinan 90 % 86,14 84,31 Kurang dari
Nakes target
5. KN1 90 % 85,15 87,92 Kurang dari
target
6. KN2 90 % 85,15 87,92 Kurang dari
target
7. KN 3 90 % 85,15 87,92 Kurang dari
target
8. Pelayanan KB 75 % 87,96 99,58 Melebihi target
% %
Hasil pencapaian Program KIA UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2016 masih perlu
peningkatan yang lebih baik lagi, masih ada kegiatan yang belum memenuhi target, di
antaranya yaitu kegiatan ,dengan trend 2015-2016 ada
yang meningkat, tetap bahkan turun dari tahun sebelumnya.
Kesenjangan K1 dan K4 tahun 2016 ini cukup besar ( %) dibandingkan tahun 2015 (
%), itu artinya masih ada sekitar bumil yang blm msk K4.
Di perlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan dengan kader kesehatan melalui
kunjungan rumah dalam penemuan dan pemantauan ibu hamil serta neonatal sehingga
penanganan kasus resiko tinggi baik pada ibu hamil ataupun neonatal dapat dilakukan sedini
mungkin dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh petugas
dan seluruh binwil adalah upaya lain yang dapat di lakukan untuk meningkatkan hasil cakupan
program KIA.
Tabel 2.12 Peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2015 -
2016
Hasil cakupan pelayanan KB sudah cukup baik, peserta KB baru 2015 2016
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Secara kualitas, pencapaian ini perlu di
perhatikan lagi, oleh karena masih banyak akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi yang
kurang mantap terutama akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih.
Upaya pendekatan dan promosi pada klien / masyarakat oleh petugas puskesmas,
kader, lintas sektor dengan BPPKB tentang Pengetahuan KB bagi masyakat perlu lagi di
galakkan agar akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih mau dengan kesadarannya
sendiri untuk menggunakan alat kontrasepsi yang lebih mantap. Serta bagi klien yang baru
memiliki satu anak mau menunda kehamilannya sampai anak tersebut melewati masa
balitanya.
Tabel 2.14 Hasil Cakupan Kegiatan MTBM / MTBS Puskesmas Kota Manna tahun 2015-2016
Hasil kegiatan MTBM / MTBS UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015 2016 sudah
cukup baik. Dari kegiatan ini telah menjaring beberapa kasus yang berpotensi menjadi wabah
seperti campak, diare serta kasus kasus yang harus segera mendapat penanganan yang
cepat dan tepat seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.
Dalam rangka menurunkan angka kematian balita, masih diperlukan kerjasama yang
aktif, evaluasi yang intensif dan berkesinambungan antara petugas lintas program, agar
pelaksanaan MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit ) dapat terlaksana dengan baik. Dengan
demikian program MTBS di harapkan akan dapat menjaring balita resti / yang sakit, sehingga
penanganannya dapat di lakukan sedini mungkin.
Kegiatan MTBS / MTBM ini harus terus di laksanakan secara berkesinambungan agar
cakupan program program yang lain ikut tercapai. Diperlukan kerjasama yang baik antara
lintas program dalam kesinambungan program MTBS / MTBM ini.
Tabel 2.15 Hasil Cakupan Program Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun
2015 2016
N CAKUPAN TREN
NAMA KEGIATAN TARGET KET
O 2015 2016 D
1. Klinik Sanitasi 10 % 0% 0% < target ==
2. Pengawasan dan 80,55 % 78 % 80 % < target
pembinaan TTU
3. Pengawasan dan 90 % 82 % 85 % < target
Pembinaan TTM
4. Pengawasan TPS 93 % 100 % 100 >target ==
5. Kunjungan 100 % 80 % 85 % < target
Rumah
Tabel 2.18 Hasil Cakupan Program Gizi UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2015 2016
Hasil kegiatan program gizi pada tahun 2016 di Puskesmas Kota Manna sudah cukup
baik. Peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan posyandu
oleh para kader posyandu sudah baik, hal tersebut dapat di lihat dari pencapaian cakupan D/S
( 72 %).
Secara kualitas masih ada yang harus di tingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus / intervensi lebih intensif mengenai peningkatan berat badan tiap kali penimbangan.
Jumlah balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna tidak mengalami
perubahan / tetap di bandingkan tahun sebelumnya, di harapkan adanya peningkatan
pengetahuan ibu ibu yang memiliki bayi dan balita tentang perilaku hidup ber PHBS,
sehingga bayi, balita serta anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna dapat tumbuh
dengan sehat. Di harapkan dengan perhatian yang lebih serta intervensi yang tepat tidak ada
lagi balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna.
Tabel 2.19 Hasil Cakupan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2015 2016
Tabel 2.20 Hasil Bulan Imunisasi Anak Sekolah ( BIAS ) Puskesmas Kota Manna tahun 2015 2016
Tabel 2.21 Hasil Cakupan Program DBD UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015 2016
c. Surveilans
Pelaksanaan program surveilans di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna sudah
cukup baik karena di tunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang di dapat
dari kegiatan dalam dan luar gedung yang berpotensi menjadi wabah cepat dan lengkap oleh
petugas. Dengan adanya data epidemiologi yang lengkap maka kegiatan penanggulangan
penyakit dapat di laksanakan dengan mudah dan cepat sehingga Kejadian Luar Biasa ( KLB )
serta perluasan wilayah KLB dapat di cegah.
Pertemuan rutin antara petugas kesehatan dalam rangka menggali permasalahan
kesehatan di wilayah kerja sudah dilaksanakan dengan baik di UPTD Puskesmas Kota Manna,
sehingga kerjasama lintas program antar petugas kesehatan sudah berjalan dengan baik.
Kerjasama lintas program antar petugas puskesmas, lintas sektoral, dukungan tokokh
masyarakat dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam membangun sistem
pengamatan penyakit serta faktor faktor resikonya di harapkan dapat mencegah timbulnya
penyakit menular di masyarakat yang dapat berpotensi KLB.
Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat di lihat pada tabel
2.19 :
Tabel 2.22 Hasil Kegiatan Surveilans UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015 2016
d. Diare
Pelaksanaan program Diare sudah cukup baik, penemuan kasus diare cukup banyak di
wilayah UPTD Puskesmas Kota Manna. Hal ini dapat di sebabkan karena beberapa faktor di
antaranya karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan pribadi.
Tabel 2.23 Hasil Cakupan Program Diare UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015 2016
e.ISPA
Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Kota Manna telah berjalan cukup baik, hal ini di
tandai dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik yaitu tahun 2015 : 1274 kasus, dan
tahun 2016 : 1475 kasus. Pada kasus ISPA Pneumonia yang memerlukan penanganan lebih
lanjut telah di rujuk ke rumah sakit, yang kemudian akan di lakukan pemantauan pasca
perawatan oleh petugas dalam rangka care seeking untuk mencegah kematian bayi/ balita
akibat pneumonia.
Di harapkan dengan jumlah penemuan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
yang masih kurang dari target ini lebih menggambarkan sudah baiknya status kesehatan
masyarakat khususnya masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna.
Namun demikian penemuan kasus dan penanganan kasus ini masih harus lebih di
tingkatkan lagi dengan kerjasama yang baik antara lintas program dan kerjasama petugas
dengan kader kesehatan.
Tabel 2.24 Hasil Cakupan Program TB Paru UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2015 2016
Laboratorium UPTD Puskesmas Kota Manna mulai tahun 2010 sudah di berikan
kewenangan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai Laboratorium yang
dapat dan mampu memeriksa dan membaca hasil pemeriksaan apus sputumnya sendiri.
Dengan demikian sejak awal tahun 2010 UPTD Puskesmas Kota Manna tidak perlu lagi
merujuk pemeriksaan mikroskopik sputum ke Laboratorium Prn yang telah di tetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan. Hal ini di tunjang dengan adanya tenaga analis
serta sarana prasarana yang telah memenuhi persyaratan sebagai laboratorium pembaca
sendiri hasil pemeriksaan TB Paru. Dalam menjaga mutu dari hasil pemeriksaan mikroskopik
sputum tersebut, sediaan sediaan pemeriksaan sputum pasien ( preparat ) di laboratorium
UPTD Puskesmas Kota Manna selalu dilakukakan pemriksaan ulang mikroskopik oleh
Laboratorium Kesehatan Daerah Propinsi sebagai standar prosedur tetap yang harus di
laksanakan dalam penemuan dan penatalaksanaan program TB. Dalam pemeriksaan kroscek
ini Laboratorium UPTD Puskesmas Kota Manna telah melaksanakan kegiatannya dengan cukup
baik karena angka kesalahan dalam pembacaan preparat adalah 0 atau hasilnya telah sama /
sesuai dengan hasil pembacaan Laboratorium Kesehatan Daerah Propinsi.
g. Pes/Rabies
Untuk kegiatan program Pes/Rabies pada tahun 2015-2016 ada penemuan kasus di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna yaitu bisa dilihat pada tabel 2.25 dibawah
ini :
Tabel 2.25 Hasil Cakupan Program Pes/Rabies UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015-2016
NAMA HASIL
TAHUN KEGIATA SASARAN TARGET CAKUPA KET
N N
2015 Rabies - - 13 -
2016 Rabies - - 27 -
Tingginya Kasus Rabies di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna di sebabkan karena
tingkat kegemaran masyarakat dalam memelihara anjing dan kucing masih sangat tinggi tetapi
kesadaran untuk memvaksinasi hewan tersebut kurang selain itu masih banyak terdapat anjing
dan kucing liar di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kota Manna. Oleh karena itu diharapkan
petugas program Rabies dapat meningkatkan Sosialisasi kepada Masyarakat tentang pentingnya
kesadaran untuk memvaksinasi hewan peliharaannya, dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang bahaya penyakit rabies melalui penanganan secara dini bila terkena gigitan
hewan penular rabies (HPR).
h. Filariasis
Tidak ditemukan kasus/penderita Infeksi Filariasis pada tahun 2015 dan 2016 di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna.
Tabel 2.26 Hasil Cakupan Program Filariasis UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2015-2016
JUMLAH SEKOLAH
SEKOLAH
2015 2016
Jumlah PAUD 10 10
Jumlah TK 10 10
Jumlah SD 12 12
Jumlah SLTP 5 5
Jumlah SLTA 5 5
JUMLAH 42 42
Adapun hasil kegiatan penjaringan anak sekolah dalam rangka deteksi dini penyakit pada
anak-anak sekolah dapat dilihat pada tabel 2.28 berikut :
Tabel 2.28 Hasil Cakupan Program Usaha Kesehatan Sekolah UPTD Puskesmas Kota Manna
Tahun 2015-2016
Pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna
telah berjalan cukup baik, cakupan program seluruhnya telah mencapai target. Koordinasi
lintas program antar petugas serta koordinasi lintas sektor antara UPTD Puskesmas Kota
Manna dengan UPTD Pendidikan Kecamatan Kota Manna dan Pihak sekolah sudah terjalin
cukup baik.
2.2KESEHATAN JIWA
Tabel 2.29 Hasil Cakupan Program Kesehatan Jiwa UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun
2015-2016
2.3KESEHATAN GIGI
Kegiatan program kesehatan gigi di laksanakan di dua tempat yaitu di dalam dan di
luar gedung. Kegiatan di dalam gedung yaitu pelayanan di poli gigi, sedangkan kegiatan
diluar gedung berupa kegiatan UKGS di 12 SD yang berada di wilayah kerja puskesmas
Kota Manna dan penyuluhan di posyandu.
Untuk kegiatan UKGS kegiatan yang baru dapat di lakukan adalah penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan mulut serta pemeriksaan gigi sedangkan untuk perawatan gigi
tidak ada dilakukan di sekolah.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di UPTD Puskesmas Kota Manna berupa
pencabutan gigi tetap sebanyak 0 orang. Sedangkan pelayanan UKGS di 12 SD dengan
jumlah murid 2739, murid SD diperiksa sebanyak 313 orang, murid SD yang perlu
mendapat perawatan sebanyak 138 orang.
2.4KESEHATAN MATA
Dari hasil pelayanan yang dilaksanakan diUPTD Puskesmas Kota Manna di temukan
13 kasus Konjungtivitis. Sedangkan kegiatan program kesehatan mata yang berupa
pendataan dan pemeriksaan tahap awal biasanya di lakukan apabila ada kegiatan operasi
katarak.
Tabel 2.34 Jumlah Kunjungan UPTD Puskesmas Kota Manna berdasarkan Umum, BPJS,
dan Gratis lainnya Tahun 2016
Dari data kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2016, di dapat
informasi mengenai 10 Penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas Kota Manna. Dari data
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit ISPA (43,43%), Gastritis (12,85%),
Hypertensi (12,73%), Dermatitis Alergi (10,20%), Psikosa (5,90%), Diare (3,15%),
Hypotensi (3,13%), Vulnus (3,03%), Mialgia (2,79%), dan Chepalgia (2,72%) masih
merupakan penyakit terbanyak di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota Manna. Hal ini
dapat dimengerti karena wilayah kecamatan Kota Manna merupakan wilayah yang
tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi sehingga potensi terhadap penularan
penyakit penduduk di kecamatan Kota Manna adalah masyarakat miskin. Tentunya ini
erat kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat kecamatan Kota Manna yang
akan berdampak baik langsung ataupun tidak langsung pada tingkat kesehatan individu
serta masyarakat di keacamatan Kota Manna.
3.3KEUANGAN
Sumber pembiayaan operasional dan kegiatan program di UPTD Puskesmas Kota
Manna berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten yang Berasal dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bengkulu Selatan ataupun berasal dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang berasal dari pusat.
Adapun besaran Jumlah penerimaan keuangan di UPTD Puskesmas Kota Manna
dapat dilhat pada Tabel 2.36.
Tabel 2.36 Jumlah Penerimaan Keuangan UPTD Puskesmas Kota Manna Tahun 2016
Pada Bab ini akan dilakukan Analisa Masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan di
UPTD Puskesmas Kota Manna, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk intervensi
kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari proses analisa
masalah sampai dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
Identifikasi Masalah
Penentuan Prioritas Masalah
Perumusan Masalah
Mencari Penyebab Masalah
Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
Identifikasi Kegiatan
A. IDENTIFIKASI MASALAH
I.UPAYA KESEHATAN WAJIB
Tabel 3. 1 Identifikasi Masalah Upaya Kesehatan Wajib di UPTD Puskesmas Kota Manna
tahun 2016
NO PROGRAM TARGE CAKUPA KESENJANGAN
T N
1 Promosi Kesehatan :
Pembinaan UKBM Posyandu purnama dan
mandiri
150 100%
Pembinaan Pemberdaya Masyarakat Desa
dan Kelurahan
Cakupan Individu/ keluarga melaui
Kunjungan Rumah
2 Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga
Berencana: 95% 45 %
K1 88% 47,59 %
K4 80%
KN1 s/d KN3
3 Kesehatan Lingkungan : - -
Klinik Sanitasi
Kunjungan Rumah
4 Perbaikan Gizi Masyarakat :
Balita yang ditimbnag naik berat badannya 80% 99,4%
(N/D) 70% 77,2%
Tingkat Partisipasi masyarakat (D/S)
Pencapaian program (N/S)
5 Pencegahan dan penanggulangan Penyakit :
Imunisasi
Semua Antigen/Jenis Imunisasi dasar
DBD 100 % 100 %
Surveillans 100 % 100 %
Diare 100 % 100 %
ISPA Pneumonia 100 % 100 %
B. PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di UPTD Puskesmas Kota
Manna baik dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan maka di
dapatlah 4 (empat) masalah yaitu :
1. Rendahnya Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Tingginya Kasus Penyakit Rabies
Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan perlu dilakukan untuk menentukan masalah
kesehatan mana yang perlu mendapat perhatian lebih dari masalah kesehatan lainnya. Untuk
penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada, dilakukan menggunakan Analisa USG
dengan mempertimbangkan Kriteria sebagai berikut :
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GWOWTH
5 Sangat Urgen Sangat Serius Sangat Tumbuh
4 Cukup Urgen Cukup Serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang Urgen Kurang Serius Kurang Tumbuh
1 Sangat Kurang Sangat Kurang
Sangat kurang Serius
Urgen Tumbuh
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah
kesehatan.
Tabel ANALISIS PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
KAPAN
YANG DI MANA
N MASALAH MASALAH
TERKENA BESARNYA MASALAH TERJADINYA
O KESEHATAN TERSEBUT
MASALAH MASALAH
TERJADI
D. PENYEBAB MASALAH
Setelah di lakukan pengkajian terhadap pokok masalah, maka dari pokok masalah tersebut di
analisa lagi terhadap faktor faktor resiko yang mempengaruhinya.
POHON MASALAH
( Penyataan Negatif )
ANALISIS USG
Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat Urgent Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgent Cukup serius Cukup
3 Urgent Serius Tumbuh
2 Kurang urgent Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgent Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternatif masalah pokok
yang dominan
POHON MASALAH
( Pernyataan negatif )
BAB. IV
RENCANA USULAN KEGIATAN
Rencana Usulan Kegiatan yang di susun adalah Rencana Usulan Kegiatan untuk tahun
2017. Di mana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan APBN
( JKN/ BOK ).
Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2017 ini, meliputi
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang
yaitu berupa :
1) Kegiatan Tahunan yang akan dating ( meliputi kegiatan rutin, sarana / prasarana,
operasional dan program hasil analisis masalah )
2) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada
tahun 2016
3) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang di butuhkan ke dalam
format RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2016, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional maupun
daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang
tersedia di puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Kota Manna tahun 2017 dapat di lihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Volume
Upaya Sasara Petuga Sumbe
No Kegiatan Tujuan Target Waktu Kegiata
PKM n s r dana
n
1. Program Pendataan Terpadau 100% 2 kl BOK
Ibu (bumil,bayi,balita,bu
mil KEK)
2. Pelaksanaan 1 kl BOK
program
perencanaan,pence
gahan persalinan
dan komplikasi
(P4K)
3. Pemantauan Bumil 3 kl BOK
Resti
4. Pelaksanaan Kelas 3 kl BOK
Ibu hamil
5. Kunjungan rumah 2 kl BOK
PUS tidak ber
KB/Droop Out
6. Pemantauan 1 kl BOK
kesehatan ibu nifas
7. Kesehatan Peamantauan 2 kl BOK
anak kesehatan neonates
termasuk neonates
resiko tinggi
8. Posyandu Bayi/balita 12 kl BOK
Pemantauan bayi 2 kl BOK
dan balita resiko
tinggi
9. Penyuluhan ASI 1 kl
Ekslusif/IMD
10 Pemberian Vitamin 2 kl
A
11 Sweeping Vit. A 2 kl
12 Surveilans & 2 kl
pelacakan Gizi
Buruk
13 Pendistribusian PMT 3 kl
Pemulihan gizi
Kurang & Bumil KEK
14 Pemantauan Gizi 2 kl
Buruk/ Kurang
15 Pelaksanaan 12 bln
Imunisasi bulanan
Bayi & balita
16 Penjaringan Peserta 1 kl
Didik Kelas 1,7,10
17 Pembinaaan Usia 2 kl
sekolah,UKS/ Dokter
Kecil
18 Pemeriksaaan 2 kl
berkala peserta
didik
19 Pemberian Tablet 2 kl
tambah darah TTD
remaja Putri
20 Pendataan Sasaran 1 kl
terpadu Catch Up
campaing campak
dan rubella
21 Pelaksanaan 2 kl
Imunisasi Lanjutan
BIAS/
CAMPAK/DT/TD
22 Imunisasi dalam 12 bln
rangka pelaksanaan
Imunisasi Bulanan
Bayi , Balita
23 Petugas KIA dalam 12 bln
rangka pelaksanan
imunisasi Bayi/
Balita
24 Penyuluhan 1 kl
Reproduksi Remaja
25 Penyuluhan 2 kl
Reproduksi dan KB
di desa
26 Pendataan Pra 1 kl
lansia dan Lansia
27 Pelayanan Lanjut 6 kl
Usia Di Posbindu
28 Pemantauan Lansia 6 kl
Resti
29 Inspeksi Kesehatan 1 kl
lingkungan TTU,TPM
dan sarana air
Minum
30 Pasca 2 kl
Pemberdayaan
TTU/TPM yang
memenuhi syarat
31 Represing Kader 1 kl
Posyandu
32 SMD & MMD 1 kl
33 Pelacakan Suspec 2 kl
TB Paru
34 Care Seeking/ 6 kl
kunjungan penderita
TB Paru
35 Penyululuhan 2 kl
kepada masyarakat
ttng penyakit
menular langsung
36 Diteksi Dini ttng 1 kl
Penyakit Kusta Dini
di SD
37 Penyuluhan 1 kl
HIV/AIDS di sekolah
38 Sweeping & 2 kl
Skerining pada
bumil
40 Pendistribusian 1kl
Kelambu
41 Penyuluhan kpd 2 kl
masyarakat ttg
penyakit tular
Vektor & Zoonotik
42 Pengambilan 1 kl
specimen malaria
43 Pengendalian Vektor 2 kl
( Abatesasi )
44 Pengukuran & 6 kl
Pemeriksaan PTM
45 Penyuluhan , 2 kl
Pengendalian PTM
46 Konsultasi ke 10 kl
Kabupaten
47 Pembinaan Tekhnis 6 Pustu
ke Jejaring
48 Pengiriman Laporan 12 bln
49 Diteksi Dini 2 kl
masyalah Keswa &
Napza
50 Penyuluhan Napza 1 kl
51 Penyuluhan KIE 1 kl
kesehatan jiwa
52 Pendataan Sasaran 1 kl
Terpadu (Pelayanan
Kesehatan Kerja,
Kesehatan
Tradisional,
Pelayanan
Kesehatan Olahraga
53 Sosialisasi, Oreintasi 1 kl
Kesehatan Kerja
54 Sosialisasi, Oreintasi 1 kl
Kesehatan
Tradisional Alternatif
dan Komplomenter
55 Sosialisasi, Oreintasi 1 kl
Kesehatan Olahraga
56 Pembinaan dan 2 kl
Pemantauan
Kesehatan
Tradisional dan
Komplomenter
57 Petugas Kabupaten 1 kl
dalam Rangka
Sosialisasi, Oreintasi
Kesehatan
Tradisional dan
Komplamenter
58 Petugas Kabupaten 1 kl
dalam Rangka
Kesehatan Kerja
59 Petugas Kabupaten 1 kl
dalam Rangka
Kesehatan Olahraga
60 Dalam Rangka 2 kl
Rapat Lintas
Program dan Lintas
Sektor
61 Narasumber 2 kl
Kabupaten Dalam
Rangka Lintas
Program dan Lintas
Sektor