KEPERAWATAN KOMUNITAS
KELOMPOK 2
Nama :
IRA PUSPITASARI
RATIH PUTRI MAHARANI
YULIANTI
MUHAMAD RAMADHAN
RESTI YULIANA NINGSIH
HAERUNNISAH PUTRI
FERI IRAWAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan karunianyalah
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini, juga kepada orang tua kami yang telah
memberikan dorongan baik moril maupun materil serta semangat kepada penyusun. Adapun
tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami mengenai asuhan keperawatan pada pasien
dengan halusinasi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, mengingat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masih sangat terbatas. Oleh
karena itu, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun semangat,
agar kedepan kami bias membuat makalah dengan lebih baik. Dan kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami, khususnya pembaca dan pihak yang memerlukan pada
umumnya.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat serta karunianNya kepada semua pihak yang telah
turut membantu penyusunan makalah ini.
Penulis
i
Daftar isi
Kata pengantar.................................................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
B. Perumusah Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ................................................................................................................. 2
B. Tujuan........................................................................................................................ 3
C. Ruang lingkup............................................................................................................4
A. Pengkajian.................................................................................................................. 5
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................. 6
C. Perencanaan Keperawatan......................................................................................... 7
D. Tindakan Keperawatan.............................................................................................. 10
E. Evaluasi...................................................................................................................... 10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih menjadi salah satu yang
tertinggi di Asia. Tahun 2002, angka kematian ibu saat melahirkan mencapai 307 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini 65 kali lebih tinggi dibandingkan Singapura, 9,5
kali lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia dan 2,5 kali lebih tinggi dibanding
Filipina. Rata-rata angka kematian ibu di dunia mencapai 400.000 per 100.000
kelahiran hidup. Pemerintah menargetkan untuk mengurangi angka kematian ibu dari
390 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 1994) menjadi 225 per 100.000 di tahun 1999,
dan menargetkan menjadi 225 per 100.000 di tahun 2010.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang masalah asuhan keperawatan kelompok
balita.
2. Untuk mengetahui pengertian tujuan asuhan keperawatan kelompok balita.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup asuhan keperawatan kelompok balita.
4. Untuk mengetahui proses keperawatan kelompok balita.
5. Untuk mengetahui pengembangan asuhan keperawatan kelompok balita di
masa yang akan datang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Balita adalah anak yang berumur 5 tahun ke bawah atau masih kecil yang perlu
tempat bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai kekuatan untuk mandiri.
Periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak sering disebut juga sebagai "Masa
Keemasan (golden period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity) atau
Masa Kritis (critical period)" karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, masa yang sangat peka bagi
otak anak dalam menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Mengingat
masa 5 tahun pertama merupakan masa yang 'relatif pendek' dan tidak akan
terulang kembali dalam kehidupan seorang anak, maka orang
tua/pengasuh/pendidik/masyarakat dan tenaga kesehatan harus memanfaatkan
kesempatan ini untuk membentuk anak menjadi anak yang berkualitas tinggi melalui
kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang.
a) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjumput, menulis, dan
sebagainya.
Masalah yang sering terjadi pada balita adalah tumbuh kembang terganggu,
gizi buruk dari sedang sampai berat, diare dan ISPA. Infeksi saluran pernafasan
adalah suatu penyakit yang mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi.
Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat
beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari balita ukuran dari
saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta
keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).
B. Tujuan
1. Upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan mencari upaya pemecahan
masalah kesehatan
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perkembangan balita, masalah
kesehatan pada balita kepada keluarga dan orang tua.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan
kesehatan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan
kesehatan yang ada di masyarakat telah dilakukan berbagai upaya salah
satunya adalah dengan meletakkan dasar pelayanan kesehatan pada sektor
pelayanan dasar. Pelayanan dasar dapat dilakukan di puskesmas induk,
puskesmas pembantu, posyandu serta unit-unit yang terkait di masyarakat.
Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu di dorong dan digerakkan untuk
menciptakan pelayanan yang prima. Selain itu cakupan di perluas dengan
pemerataan pelayanan kesehatan untuk segala aspek atau lapisan
masyarakat.
5. Meningkatkan status gizi masyarakat
Peningkatan status gizi masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk
mendorong terciptanya perbaikan status kesehatan. Dengan pemberian
gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan perkembangan anak akan
baik pula, disamping dapat memperbaiki status kesehatan anak.
6. Meningkatkan peran serta mayarakat
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup asuhan keperawatan kelompok khusus balita mencakup upaya-
upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan resosilitatif melalui
berbagai kegiatan yang terorganisisasi sebagai berikut :
o Pelayanan kesehatan dan keperawatan
o Penyuluhan kesehatan
o Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota, kader kesehata,
dan petugas kesehatan
o Penemuan kasus secara dini.
o Melakukan rujukan medis dan kesehatan
o Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat, kader, dan
petugas kesehatan
Fenomena yang menjadi bidang garapan keperawatan kelompok khusus
balita adalah:
1. Pemantauan tumbuh kembang balita melalui pemeriksaan oleh petugas
kesehatan
2. Perawatan anak balita dengan seksama.
3. Pemberian asi eksklusif dan makanan tambahan
4. Imunisasi secara lengkap dan berkala.
5. Penimbangan berat badan secara rtin.
6. Pemberian vitamin
7. Status gizi pada balita
8. Angka kematian dan kesakitan pada balita.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Data
Meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, usia, pendidikan, alamat, agama, mana
ayah/ibu, pekerjaan ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu serta suku bangsa.
2. Keluhan-keluhan yang dialami balita
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit masa lampau meliputi prenatal, natal dan postnatal.
5. Penyakit waktu kecil dan apakah pernah dirawat di rumas sakit.
6. Obat-obatan yang pernah digunakan
7. Riwayat alergi pada balita
8. Kecelakaan
9. Imunisasi
10. Riwayat keluarga dan genogram keluarga
11. Riwayat sosial meliputi pengasuh utama, pembawaan secara umum, dan
lingkungan rumah.
12. Keadaan kesehatan saat ini meliputi diagnosa medis, tindakan operasi, obat-
obatan, tindakan keperawatan yang pernah dilakukan, hasil laboratorium dan
hasil rontgen.
13. Pengkajian pola fungsional meliputi persepsi kesehatan dan pola manajemen
kesehatan, pola nutrisi metabolik, pola eliminasi seperti pola defeksi, pola
eliminasi urine, kebersihan pakaian, aktivitas pola latihan, pola istirahat tidur
anak seperti lama tidur perhari, perubahan pola istirahat, posisi tidur, gerak tidur,
pola kognitif persepsi anak, persepsi diri dan pola konsep diri, stressor dari
keluarga, interaksi anak dengan keluarga, pols bermaian, support sistem, dan
pola-pola keyakinan.
14. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, postur tubuh, tanda vital,
tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, mata, hidung, mulut,
telinga, dada, janung, paru-paru, perut, punggng, genitalia, ekstremitas dan kulit.
15. Pemeriksaan perkembangan meliputi kemandirian dalam bergaul, motorik halus,
konitif dan bahasa serta perkembangan motorik kasar.
B. Diagnosa keperawatan
2) Diare
C. Perencanaan
intervensi rasional
Berikan cairan oral dan parenteral Sebagai upaya rehidrasi untuk
sesuai dengan program rehidrasiPantau mengganti cairan yang keluar bersama
intake dan output. feses.Memberikan informasi status
keseimbangan cairan untuk menetapkan
kebutuhan cairan pengganti.
Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi Menilai status hidrasi, elektrolit dan
dan hasil pemeriksaan laboratorium keseimbangan asam basa
Intervensi Rasional
Pertahankan status puasa selama fase Pembatasan diet per oral mungkin
akut (sesuai program terapi) dan segera ditetapkan selama fase akut untuk
mulai pemberian makanan per oral menurunkan peristaltik sehingga terjadi
setelah kondisi klien mengizinkan kekurangan nutrisi. Pemberian
makanan sesegera mungkin penting
setelah keadaan klinis klien
memungkinkan.
Tujuan : Nyeri berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal
Intervensi Rasional
Menurunkan tegangan permukaan abdomen
Atur posisi yang nyaman bagi dan mengurangi nyeri
klien, misalnya dengan lutut
fleksi.
Intervensi Rasional
Dorong keluarga klien untuk Membantu mengidentifikasi penyebab
membicarakan kecemasan dan berikan kecemasan dan alternatif pemecahan
umpan balik tentang mekanisme masalah
koping yang tepat.
Tekankan bahwa kecemasan adalah Membantu menurunkan stres dengan
masalah yang umum terjadi pada orang mengetahui bahwa klien bukan satu-
tua klien yang anaknya mengalami satunya orang yang mengalami masalah
masalah yang sama yang demikian
Ciptakan lingkungan yang tenang, Mengurangi rangsang eksternal yang
tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dapat memicu peningkatan kecemasan
dalam membantu klien.
Intervensi Rasional
Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti Efektivitas pembelajaran dipengaruhi
pembelajaran, termasuk pengetahuan oleh kesiapan fisik dan mental serta
tentang penyakit dan perawatan latar belakang pengetahuan
anaknya. sebelumnya.
Intervensi Rasional
Anjurkan pada keluarga untuk selalu Mencegah stres yang berhubungan
mengunjungi klien dan berpartisipasi dengan perpisahan
dalam perawatn yang dilakukan
Berikan sentuhan dan berbicara pada Memberikan rasa nyaman dan
anak sesering mungkin mengurangi stress
Lakukan stimulasi sensory atau terapi Meningkatkan pertumbuhan dan
bermain sesuai dengan ingkat perkembangan secara optimum
perkembangan klien
D. Impementasi
E. Evaluasi
10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah balita yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian
masalah balita yang lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan
balita yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal. Dalam peningkatan
peranan serta masyarakat dapat dilaksanan dengan bentuk penyuluhan kesehatan
yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanan dan penilaian upaya
kesehatan kelompok balita dalam rangka menciptakan kemandirian masyarakat.
B. Saran
Harapan agar balita tetap menjadi bagian dari masyarakat. Sebab generasi
penerus bangsa tergantung dari proses pertumbuhan dan perkembangan saat usia
balita karena usia balita merupakan golden period. Agar pemberdayaan dapat
berhasil maka seluruh komponen bangsa harus ambil bagian mulai departemen/
kementerian/instansi, organisasi profesi, yayasan, institusi masyarakat, PKK,
Posyandu, Karang Taruna, PAUD dan seluruh petugas lapangan dari jajaran
instansi pemerintah serta anggota masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
http://www.infodokterku.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=92:kondisi-angka-kematian-neonatal-
akn-angka-kematian-bayi-akb-angka-kematian-balita-akbal-angka-kematian-ibu-
aki-dan-penyebabnya-di indonesia&catid=40:data&Itemid=54 di akses tanggal 4
Desember 2011
12