Anda di halaman 1dari 4

MENGENALI GEJALA MUNCULNYA FRAUD

Fraud atau tindakan kecurangan, terlebih yang sifatnya adalah berkenaan dengan
masalah keuangan, merupakan tindak pidana yang cenderung sulit untuk diselidiki dan
dibuktikan. Yang menjadi titik kesulitan pendeteksian atas dugaan kasus tindakan kecurangan
keuangan ini adalah metode pelaksanaan kecurangannya yang rumit dan kasus tindakan
kecurangan ini memiliki banyak kesempatan untuk dihilangkan barang buktinya dengan beragam
cara.
Logika berfikir dalam mendeteksi dan nantinya menyelesaikan kasus fraud ini sama
ketika kita bandingkan dengan logika kerja yang digunakan oleh dokter dalam menyembuhkan
pasiennya. Di awal pemeriksaan, dokter pasti akan menanyakan tentang apa yang dirasakan
pasien. Langkah ini adalah untuk mendeteksi gejala-gejala dari sakit yang diderita si pasien.
Nantinya melalui analisis atas gejala tersebut, dokter dapat menentukan apa penyakit si pasien
secara spesifik dan pengobatannya. Tahapan ini sama dengan apa yang dilakukan akuntan
forensik dalam upayanya mendeteksi fraud. Pendeteksian tindak pidana fraud ini pada tahapan
awal selalu dimulai dengan mengidentifikasi gejala fraudnya (the sympthoms of fraud). Ketika
dapat diketahui gejalanya dengan pasti, maka untuk tahapan selanjutnya, akuntan forensik atau
auditor akan mampu mencari cara penyelesaian kasus yang tepat.
Gejala dari fraud bisa diklasifikasikan menjadi 6 kelompok, yaitu:
Keganjilan atau keanehan akuntansi (accounting anomalies).
Kelemahan sistem pengendalian internal (internal control weakness).
Keanehan analitis (analytical anomalies).
Gaya hidup konsumtif atau boros (extravagant lifestyles).
Sikap yang tidak biasa (unusual behavior).
Tips dan keluhan atau complain (tips and complain).

Keganjilan atau keanehan akuntansi (accounting anomalies).


Keganjilan akuntansi adalah salah satu gejala adanya fraud yang mencakup masalah-
masalah mengenai sumber bukti dari catatan akuntansi, kesalahan penjurnalan dan
ketidaktepatan pada buku besar.

Keganjilan dokumen sumber


Dalam kaitannya dengan keganjilan akuntansi berkaitan dengan tindakan kecurangan
yang melibatkan dokumen akuntansi sebagai bentuk fisik dari pencatatan akuntansi. Kejadian
yang biasanya terjadi sehubungan dengan dokumen adalah:
Adanya dokumen yang hilang.
Catatan rekonsiliasi bank yang usang.
Kenaikan item-item rekonsiliasi
Pembayaran ganda
Persetujuan ganda atas cek keluar.
Tulisan tangan pada dokumen yang dipertanyakan.
Dokumen yang digandakan
Kesalahan pencatatan jurnal
Berikut adalah pencatatan yang biasanya maerupakan gejala adanya fraud
Ada ayat jurnal yang dibuat tanpa dokumen pendukung.
Ada ayat jurnal penyesuaian yang tidak jelas terkait piutang/ utang/ pendapatan/
beban.
Ayat jurnal yang dibuat tidak seimbang.
Ayat jurnal dibuat oleh orang yang tidak seharusnya membuat jurnal tersebut.
Ayat jurnal yang dibuat di dekat tanggal berakhirnya periode akuntansi tersebut.
Buku besar yang tidak akurat
Buku besar tidak balance
Gejala ini dapat diketahui jika pencatatan akun tidak lengkap.
Account balance tidak sama dengan jumlah konsumen individu dan dan vendor
balance.
Gejala ini mengindikasikan adanya manipulasi pada konsumen individu dan vendor
balance tanpa mengubah balance pendapatan atau utang pada buku besar.
Kelemahan pengendalian internal (internal control weaknesses).
Perusahaan, secara normal akan menyusun sistem pengendalian internal yang ideal.
Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang dibentuk tersebut ditujukan agar semua kegiatan
operasional dalam perusahaan bisa berjalan dengan baik, bisa mengendalikan tahapan kerja yang
harus dilakukan oleh tiap-tiap bagian dari perusahaan tersebut, dan yang utama adalah agar dapat
menutup celah peluang terjadinya tindakan kecurangan yang dapat merugikan perusahaan. SPI
tersebut pada dasarnya harus mampu mengendalikan pegawai dalam setiap jenjang manajemen
untuk dapat bekerja sesuai aturan perusahaan.
Indikasi adanya kelemahan pengendalian internal adalah:
Ketiadaan pemisahan wewenang.
Ketiadaan pengendalian atas keamanan aset perusahaan.
Ketiadaan alur pemeriksaan.
Ketiadaan alur otorisasi
Ketiadaan sistem pendokumentasian yang baik
Overriding dari pengendalian yang sudah ada.
Sistem akuntansi yang tidak lagi mencukupi kebutuhan perusahaan.
Keanehan analitis (analytical anomalies).
Gejala keanehan analitis adalah suatu prosedur atau hubungan analitis yang tidak biasa
atau yang terlalu sulit untuk dipercaya. Pada dasarnya, keanehan analitis ini adalah segala
sesuatu yang sifatnya luar biasa. Indikasi adanya keanehan analitis bisa ditemukan melalui
beberapa kasus di bawah ini, yaitu jika ada:
Penyesuaian persediaan yang tidak bisa dijelaskan.
Penyimpangan dari spesifikasi persediaan.
Peningkatan jumlah bahan baku sisa.
Terlalu banyak ada retur dari konsumen atau retur beli yang dikirim perusahaan ke
supliernya.
Kenaikan atau penurunan yang signifikan terhadap saldo suatu akun atau atas rasio
laporan keuangannya.
Abnormalitas fisik.
Kelebihan atau kekurangan kas.
Beban atau pengembalian yang tidak rasional.
Hubungan aneh dalam laporan keuangan seperti meningkatnya pendapatan dengan
menurunnya persediaan, meningkatnya persediaan dengan menurunnya biaya
penyimpanan, dan lain sebagainya.
Terlalu banyak memo debit atau kredit

Gaya hidup yang konsumtif atau boros (extravagant lifestyle).


Kebanyakan pelaku tindak kecurangan adalah mereka yang berada di bawah tekanan
masalah keuangan. Masalah keuangan itu bisa muncul karena memang sedang dalam kondisi
kesulitan keuangan dalam artian sesungguhnya (bangkrut, sedang dalam musibah, dan lain
sebagainya) atau juga bisa muncul sebagai akibat dari gaya hidup yang boros.
Perubahan gaya hidup sering kali menjadi salah satu gejala fraud yang paling mudah
dideteksi. Meskipun perubahan gaya hidup hanya bukti fraud yang tidak langsung, tetapi
merupakan bukti yang dapat menguatkan
Sikap yang tidak biasa (unsual behaviour).
Riset psikologi mengindikasikan bahwa orang yang melakukan kriminal diliputi oleh
perasaan takut dan bersalah yang besar. Emosi ini mengekspresikan diri mereka sendiri dalam
respon fisik tidak senang yang berlebihan yang disebut dengan stres. Seseorang yang biasanya
baik menjadi merasa takut dan sering emosi. Orang yang biasanya suka emosi berubah menjadi
orang yang baik.
Tips dan komplain (tips and complaints)
Keluhan dan kabar rahasia dikategorikan sebagai gejala munculnya fraud daripada
sebagai bukti karena keluhan dan kabar rahasia bersifat palsu. Dalam kebanyakan organisasi, co-
worker dan tersangka lain mungkin mengetahui bahwa fraud terjadi tetapi mereka tidak
memberitahukan hal tersebut. Mereka ragu untuk melakukannya karena berbagai alasan.
Pertama, hampir tidak mungkin mengetahui kejadian fraud yang sebenarnya karena yang dilihat
selama ini hanyalah gejala bukan bukti yang asli. Kedua, karena informan telah mendengar
cerita-cerita menakutkan tentang apa yang terjadi pada whistle blower walaupun tidak semua
cerita itu benar dan sebagian hanyalah cerita yang dibesar-besarkan.
Ketiga, pegawai dan yang lainnya sering diintimidasi oleh pelaku. Informan akan
merasa lebih takut, cotohnya takut dipecat, jika pelaku adalah atasan mereka. Keempat,
kebanyakan dari kita biasanya dari kecil atau dari sejak sekolah dididik bahwa mengadukan
orang lain adalah perbuatan yang tidak baik. Ini adalah etika sosial yang harus dipandang secara
berbeda.
Alasan lainnya adalah karena jika terjadi fraud pegawai tidak tahu harus
memberitahukan pada siapa, bagaimana cara penyampaiannya atau konsekuensi apa yang akan
diterima jika hal tersebut dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai