Anda di halaman 1dari 3

8.

Dampak Kelebihan Vitamin

Hipervitaminosis atau kelebihan vitamin merupakan suatu istilah yang merujuk pada
kadar abnormal vitamin yang tersimpan dalam tubuh hingga dapat menyebabkan keracunan.
Kelompok vitamin juga mempengaruhi terjadinya hipervitaminosis. Adalah vitamin larut
lemak yang lebih sering menimbulkan efek hipervitaminosis, di antaranya vitamin A, D, E,
dan K. Berbeda dengan vitamin larut air (vitamin B dan C) yang tidak terlalu lama tersimpan
dalam tubuh, vitamin larut lemak dapat tersimpan di dalam lemak hingga dapat terjadi
akumulasi. Namun, vitamin larut air yang terlalu banyak juga dapat memberikan efek buruk
bagi tubuh (Fajar, 2017).

Vitamin dapat berasal bahan makanan dan suplemen vitamin, bahkan tubuh kita dapat
membentuk sendiri seperti vitamin D dari sintesis elgocalciferol saat berjemur di bawah sinar
matahari. Kelebihan vitamin (hipervitaminosis) terjadi apabila tubuh kita mendapatkan
vitamin dari beberapa sumber. Jika makanan sudah mengandung cukup vitamin, maka
suplement vitamin sudah tidak diperlukan lagi dan jika tetap dilakukan akan menimbulkan
dampak berbahaya bagi tubuh. Ciri kondisi hipervitaminosis adalah gangguan kesehatan
yang diakibatkan dari mekanisme fisiologis tubuh dan reaksi biokimia vitamin (Fajar, 2017).

Kelebihan vitamin A

Biasanya disebabkan konsumsi kadar vitamin A yang terlalu tinggi setiap hari dalam waktu
yang lama. Dampak hipervitaminosis A dapat terjadi secara akut dan kronis akibat
mekanisme fisiologis dan biokimia dalam tubuh yang menyimpan vitamin A. Efek akut dari
hipervitaminosis A akan terjadi apabila kadar vitamin A yang sudah tersimpan melebihi dari
25000 IU/kg. Sedangkan efek kronis akan muncul apabila konsumsi vitamin A mencapai atau
melebihi 4000 IU/kg setiap hari dalam waktu 6 hingga 15 bulan.

Gejala kondisi akut kelebihan vitamin A berupa sakit kepala, pusing, mual, rasa sakit di
perut, iritasi dan gangguan penglihatan. Sedangkan gejala kronis antara lain demam, mulut
kering, nyeri pada tulang, anoreksia. Dalam beberapa kasus, efek kronis hipervitaminosis A
termasuk adanya tekanan cairan di dalam tulang sekitar otak (intrakranial), anemia, dan
rendahnya kadar trombosit (trombositopenia). Jika mengalami kondisi hipervitaminosis A,
segera hentikan konsumsi vitamin. Efek kronis terutama tekanan intrakarnial harus segera
ditangani dengan obat diuretic dan mannitol (Fajar, 2017).

Kelebihan vitamin B

Biasanya disebabkan karena asupan vitamin B dari suplemen, karena belum pernah
dilaporkan hipervitaminosis B yang disebabkan dari konsumsi makanan. Penggunaan vitamin
lebih dari 200 mikrogram per hari menyebabkan efek toksik dan jika konsumsi dilakukan
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit saraf. Pada umumnya hipervitaminosis
B kompleks (vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9 dan B12) menyebabkan perubahan pada
kulit, mual, luka pada usus, liver berlemak, meningkatkan kadar gula dan asam urat dalam
darah (Fajar, 2017).

Kelebihan vitamin C

Kondisi ini disebabkan dari konsumsi vitamin C melebihi dosis 2000 mg per hari. Kelebihan
dosis konsumsi biasanya disebabkan asupan vitamin C dari suplemen. Gejala dari kelebihan
vitamin C berupa diare, mual, sakit kepala, insomnia, serta efek yang paling parah adalah
pembentukan batu ginjal. Pada umumnya gejala hipervitaminosis C diatasi dengan
pengobatan yang sesuai dengan gejala yang dialami individu (Fajar, 2017).

Kelebihan vitamin D

Biasanya disebabkan konsumsi suplemen vitamin D dan kalsium secara bersamaan. Kondisi
hipervitaminosis D biasanya tidak menyebabkan gejala secara langsung, namun karena efek
sekunder dari kelebihan kalsium dalam darah (hypercalcaemia), karena terlalu banyak
kalsium yang diserap dengan adanya vitamin D dalam tubuh. Batas konsumsi vitamin adalah
sekitar 600 IU per hari.

Efek akut dari vitamin D adalah sembelit, dehidrasi, hilangnya nafsu makan, kelelahan,
pusing, tekanan darah tinggi, dan aritmia. Sedangkan efek kronis yang ditimbulkan adalah
kerusakan pada ginjal, pengeroposan tulang, dan kalsifikasi (pengerasan) arteri dan dan
jaringan lunak pada tubuh. Untuk mengatasinya, segera hentikan asupan vitamin D, dan
kurangi konsumsi dalam beberapa saat. Pengobatan dengan mengurangi kadar kalsium juga
diperlukan agar kadar kalsium dalam tubuh kembali normal (Fajar, 2017).
Kelebihan vitamin E

Vitamin E berasal dari berbagai bahan makanan namun kondisi kelebihan vitamin E hanya
ditemukan pada orang yang mengkonsumsi suplemen vitamin E. Konsumsi vitamin E yang
dianjurkan hanya sebesar 30 mg per hari namun efek hipervitaminosis E muncul apabila
mengonsumsi vitamin E dengan dosis di atas 1gr per kg berat tubuh dalam satu hari.
Hipervitaminosis E menyebabkan perdarahan karena menghambat kerja vitamin K. Beberapa
gejala yang mungkin terjadi adalah kelelahan, sakit kepala, dan masalah pada sistem
pencernaan. Gejala ini dapat diatasi dengan menghentikan suplemen dan pengobatan sesuai
gejala pada individu (Fajar, 2017).

Kelebihan vitamin K

Meskipun vitamin K tersimpan di dalam lemak, gejala Hipervitaminosis K sangat jarang


ditemukan. Batas asupan vitamin K adalah 500 mikrogram per hari. Melebihi batas dosis
tersebut dapat menyebabkan rekasi alergi dan menyebabkan gangguan pada liver, namun hal
ini sangat jarang (Fajar, 2017).

Fajar, Kemal Al. 2017. Apa yang Terjadi kalau Saya Kebanyakan Makan Vitamin?.
https://hellosehat.com/hipervitaminosis-apa-yang-terjadi-jika-tubuh-kelebihan-vitamin/.
Diakses pada 1 Mei 2017.

Anda mungkin juga menyukai