8 Bab Ii PDF
8 Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
(Aak, 1991) :
Ordo : Sapindales
Genus : Mangifera
a. Nama Daerah :
6
7
8) Melayu : Mangga.
Gambar 1.
Mangga (Mangifera indica L.)
Sumber : www.google.com
a. Habitus :
Tinggi pohon dewasa bisa mencapai 10-40 cm, umur pohon dapat
b. Batang :
Batang tegak dan bercabang banyak (rimbun). Kulit batang tebal dan
c. Daun :
8-40 cm ; lebar 2-12,5 cm. Bentuk daun lonjong dengan ujung seperti mata
tombak, segi empat tetapi berujung runcing, bulat telur dengan ujung
runcing seperti mata tombak, atau segi empat dengan ujung membulat.
Permukaan daun bagian atas hijau mengkilat, bagian bawah hijau muda.
d. Bunga :
warna itu akan berubah menjadi ungu saat kepala sari membuka, tangkai
e. Buah :
sedikit dan pucuk runcing, pangkal merah keunguan, ukuran buah 15,1 x
f. Biji :
Biji berkulit keras. Ukurannya ada yang besar dan juga kecil.
g. Akar :
(vitamin A. C dan E), mineral (Cu, Zn, Mn, dan Se), serat, dan karbohidrat
(Pangkalan Ide, 2010). Selain itu, mangga (Mangifera indica L.) juga
galat (Shah et al, 2010). Daun dan bunga mangga (Mangifera indica L.)
Dibalik rasanya yang enak dan segar, banyak sekali manfaat dari
tumbuhan mangga (Mangifera indica L.), salah satunya adalah memiliki aktivitas
sebagai antidiabetes (Patel et al, 2012). Tumbuhan mangga (Mangifera indica L.)
antidiabetes yang banyak ditemukan dalam ekstrak daun mangga (Pangkalan Ide,
2010). Daun mangga (Mangifera indica L.) terbukti memiliki sifat antidiabetes
mangga (Mangifera indica L.) dihasilkan oleh berbagai senyawa yang terdapat di
Serat pangan yang larut air dalam tumbuhan mangga (Mangifera indica
feses.
2010).
Serat pangan yang tidak larut air dalam tumbuhan mangga (Mangifera
Mangga (Mangifera indica L.) adalah buah tropis yang banyak terdapat
di Indonesia, buah ini adalah jenis buah musiman yang tidak selalu ada tiap waktu
indica L.) juga memiliki manfaat dan kegunaan. Daun mangga (Mangifera indica
L.) berguna meredakan gejala asam urat, perawatan dan pengobatan gigi dan gusi
yang kurang sehat selain itu daun mangga (Mangifera indica L.) juga berkhasiat
mengandung senyawa organik tarakserol, ekstrak etil asetat, dan zat lain yang
B. Metode Ekstraksi
1. Definisi
aktif dari simplisia nabati atau hewani, menggunakan pelarut yang sesuai
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa serbuk yang
2. Pembagian ekstrak
tetapi pada saat ini sudah tidak di pakai lagi (Voight, 1995).
Sediaan ini liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat di tuang.
Kandungan airnya berjumlah sampai 30%. Umumnya sudah tidak sesuai dengan
Ekstrak kering adalah sediaan berbentuk serbuk, yang dibuat dari ekstrak
sebagai pelarut atau bahan pengawet, atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika
tidak dinyatakan lain, maka tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 gr
simplisia yang memenuhi syarat. Ekstrak cair diperoleh pada umumnya melalui
3. Jenis-jenis Ekstraksi
merendam serbuk simplisia dengan pelarut yang sesuai pada suhu kamar
kemudian disimpan ditempat yang gelap, terlindung dari sinar matahari selama
a. Maserasi
sederhana. Bahan atau simplisia dicuci bersih lalu dikering anginkan selanjutnya
dengan pelarut di suatu bejana dan ditutup rapat. Simpan ditempat yang terlindung
dari cahaya. Waktu maserasi kurang lebih 4-10 hari, namun menurut pengalaman
proses penyaringan, diperas dan ampasnya dicuci dengan cairan penyari untuk
yang sejuk selama beberapa hari, lalu cairannya dituang dan disaring.
b. Perkolasi
kerucut (perkolator), yang memiliki jalan masuk dan keluar. Perkolasi dapat
dilakukan dengan cara mengalirkan cairan penyari secara lambat kedalam serbuk
simplisia yang telah dibasahi. Kemudian tunggu sampai larutan ekstrak mulai
14
menetes, lalu jalan keluar ditutup dan baru dibuka kembali jika cairan penyari
c. Sokletasi
alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinu, yang diletakkan diantara labu suling
dan suatu pendinginan aliran balik (kondensor) dan dihubungkan melalui pipet
(sippon). Labu yang berisi bahan pelarut akan terkondensasi dan menetes ke atas
bahan yang terekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi. Kemudian
C. Diabetes Militus
gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
2. Metabolisme Glukosa
dalam sel-sel ini dibutuhkan hormon insulin, yang dapat diibaratkan sebagai kunci
untuk pintu sel. Sesudah masuk ke dalam sel, glukosa lantas diubah di
Cadangan ini digunakan bila tubuh kekurangan energi karena misalnya berpuasa
memindahkan glukosa dari darah ke sel. Namun jika tidak cukup insulin atau
insulin tidak bekerja dengan baik, maka glukosa tetap dalam darah dan tidak dapat
masuk ke dalam sel-sel otot, jaringan adiposa atau hepar dan metabolismenya juga
dalam darah maka akan menyebabkan terjadinya diabetes mellitus. (Tjay dan
Rahardja, 2010).
Tabel 1. Patokan Nilai dari Kadar Kriteria Glukosa Darah Normal, Toleransi,
dan Diabetes (WHO, 2006)
Glukosa Puasa
2 jam Setelah Pembebanan Glukosa
Glukosa Darah 6,1-6,9 mmol/l (110 mg/dl-125 mg/dl)
Normal < 7,8 mmol/l (140 mg/dl)
Toleransi < 7,0 mmol/l (126 mg/dl)
7,8 dan < 11,1 mmol/l (140 mg/dl - 200 mg/dl)
Diabetes 7,0 mmol/l ( 126 mg/dl)
11,1 mmol/l ( 200 mg/dl)
16
a. Faktor Keturunan
kedua orang tuanya menderita diabetes berisiko terserang diabetes. Namun bukan
berati orang tersebut pasti terkena diabetes, hal tersebut dapat dicegah dengan
pola makan dan pola hidup yang sehat dan teratur. Penyakit diabetes
gaya hidup. Gaya hidup seseorang dapat menentukan besar kecilnya risiko
seseorang untuk terkena diabetes, hal ini juga berkaitan dengan pola makan serta
aktivitas yang dilakukan orang tersebut. Kemajuan teknologi dewasa ini, terbukti
memiliki kesadaran yang rendah terhadap pola makan yang sehat serta lebih
memilih makanan yang siap saji. Banyak orang hanya memilih makanan yang
glukosa darah, dan bahan pengawet yang tinggi dan sebagainya. Segala sesuatu
yang berlebihan akan memberikan dampak yang negatif seperti asupan gula yang
sangat banyak dan berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes. Selain itu
c. Faktor Obesitas
risiko diabetes dua kali lebih besar dari faktor risiko lainnya. Pada orang yang
obesitas, ditemukan kadar asam lemak bebas yang tinggi dalam darah.
trigliserida dijaringan lemak. Asam lemak bebas yang tinggi berperan terhadap
terjadinya resistensi insulin baik pada otot, hati, maupun pankreas. Karena
banyaknya asam lemak dalam darah menyebabkan otot melakukan oksidasi asam
lemak, hal ini yang kemudian menghambat pengambilan glukosa oleh otot
Pada tipe ini terdapat dekstrusi dari sel pankreas, sehingga tidak
memproduksi insulin lagi dengan akibat sel-sel tidak bisa menyerap glukosa dari
darah sehingga glukosa yang berlebihan dikeluarkan lewat urine bersama banyak
air (glycosuria). Penyebabnya belum begitu jelas, tetapi terdapat indikasi kuat
bahwa jenis ini disebabkan oleh suatu infeksi virus yang menimbulkan reaksi
tubuh tidak hanya membasmi virus, melainkan juga turut merusak atau
memusnahkan sel-sel Langerhans. Pada tipe ini faktor keturunan juga memegang
menghambat jalannya penyakit, tetapi hanya untuk sementara (Tjay dan Rahardja,
2010).
Pada tipe ini lazimnya mulai di atas 40 tahun dengan insidensi lebih
besar pada orang gemuk (overweight, dengan BMI > 27) dan pada usia lebih
lanjut. Mereka yang hidupnya makmur, makan terlampau banyak dan kurang
gerak badan lebih besar lagi risikonya. Mulainya diabetes mellitus sangat
Diabetes mellitus tipe-2 bersifat menyesatkan, karena dalam kebanyakan hal baru
menjadi manifes dengan tampilnya gejala stadium lanjut. Bahkan, bila sudah
Sel-sel yang tersisa pada umumnya masih aktif, tetapi sekresi insulinnya
sel ini bersama resistensi insulin yang meningkat mengakibatkan glukosa darah
dan lazimnya dapat diobati dengan antidiabetika oral. Antidiabetika oral pada
semua penderita diabetes termasuk jenis ini, faktor keturunan memegang peranan
19
besar. Bila salah satu orang tua menderita kencing manis, maka kemungkinan
didiagnosa pada stadium terlambat, padahal diagnosa dini adalah penting sekali
c. Diabetes Kehamilan
Pada wanita hamil dengan penyakit gula regulasi glukosa yang ketat
adalah penting sekali untuk menurunkan risiko akan keguguran spontan, cacat-
cacat dan kelebihan berat badan pada bayi atau kematian pre-natal (Tjay dan
Rahardja, 2010).
spektrofotometri.
b. Metode Enzimatik
penambahan enzim glukosa oksidase (GOD). Dengan adanya oksigen atau udara
yang mengoksidasi akseptor kromogen yang sesuai serta memberikan warna yang
sesuai pula. Kadar glukosa darah ditentukan berdasarkan intensitas warna yang
c. Metode Reduksi
suatu oksidan ferisianida yang direduksi menjadi ferosianida oleh glukosa dalam
suasana basa dengan pemanasan. Kemudian kelebihan garam feri dititrasi secara
iodometri.
d. Metode Pemisahan
Glukosa dipisahkan dalam keadaan panas dengan atron atau timol dalam
suasana asam sulfat pekat (H2SO4). Glukosa juga dapat dipisahkan secara
biasanya dilakukan dengan diet saja atau dengan gabungan antara diet dengan
antidiabetika oral dan adakalanya juga gabungan antara diet dan insulin.
Easy Touch Blood Glucose merupakan salah satu alat yang dapat
dipakai untuk mengukur kadar glukosa darah dalam tubuh dengan cara yang
cukup mudah, sederhana, dan tepat. Easy Touch Blood Glucose bekerja dengan
digunakan untuk diagnosa diluar tubuh khususnya pembuluh kapiler yang telah
direkomendasikan untuk plasma atau hasil uji serum glukosa. Alat ini
21
D glucose + Fe(CN)3+
6 glucono--lactone + Fe(CN)2+
6
Fe(CN)2+
6 Fe(CN)3+
6 +e
-
mengkonversi aliran elektron menjadi kadar glukosa darah dan ditampilkan dalam
D. Antidiabetes
1. Terapi Insulin
Insulin adalah hormon yang disekresi oleh sel pulau Langerhans dalam
pankreas (Neal, 2006). Menurut Tjay dan Rahardja (2010), pankreas adalah suatu
organ lonjong dari kira-kira 15 cm, yang terletak di belakang lambung dan
sebagian di belakang hati. Organ ini terdiri dari 98% sel-sel yang memproduksi
enzim-enzim cerna yang disalurkan ke usus dua belas jari dan sisanya terdiri dari
ke aliran darah.
diabetes mellitus tipe-1 dan tipe-2, pemberian insulin secara subkutan merupakan
22
pengobatan utama untuk semua pasien diabetes mellitus tipe-1, dan untuk pasien
diabetes mellitus tipe-2 yang tidak cukup baik dikontrol melalui diet dan/atau
senyawa hipoglikemik oral (Goodman dan Gilman, 2008). Sekresi insulin dirilis
dari sel pankreas, pada keadaan basal dengan kecepatan rendah dan pada
Lama kerja sediaan insulin tergantung dari lokasi injeksi, dosis, aktivitas
fisik dan faktor individual lainnya. Pemberian intramuskuler bekerja lebih cepat
dari pada subkutan dan subkutan di kulit perut lebih cepat dari pada di paha,
lengan atau bokong. Juga tergantung dari bentuk insulin yang digunakan, yaitu
Sediaan ini terdiri dari insulin tunggal atau biasa. Mulai kerjanya dalam
30 menit (injeksi subkutan) mencapai puncaknya 1-3 jam kemudian dan bertahan
7-8 jam.
digunakan adalah mencampur insulin dengan protein atau seng, atau mengubah
bentuk fisiknya. Mulai kerjanya setelah 4-8 jam dan bertahan hingga 24 jam.
23
bentuk insulin dengan lama kerja berlainan. Mulai kerjanya 1,5 jam, puncaknya
mengontrol metabolisme, serta mempunyai pengaruh pada hati, otot, dan lemak.
(inaktivasi) lipase. Juga menghambat kerja lipolitik adrenalin, GH, dan glukagon
lipogenesis di hati.
Efek metabolik insulin yang lain adalah transpor K+, Ca2+, nukleosida,
efek jangka lama dengan meningkatkan atau menurunkan sintesis enzim, insulin
merangsang enzim yang perlu untuk glikolisis dan menghambat enzim yang perlu
perkembangan janin.
Antidiabetika oral kini dapat dibagi dalam enam kelompok besar (Tjay
a. Sulfonilurea
insulin pada jaringan target dan reseptor (Mycek et al, 2001). Sulfonilurea
ditingkatkan, dan kepekaan sel bagi kadar glukosa darah diperbesar melalui
pengaruh atas protein-transpor glukosa. Ada indikasi bahwa obat-obat ini juga
insulin oleh hati. Resorpsinya dari usus umumnya lancar dan lengkap, sebagian
25
besar terikat pada protein. Waktu paronya berkisar antara 4 sampai 5 jam
lebih dari 30 jam (klorpropamida) (Tjay dan Rahardja, 2007). Efek sampingnya
yang terpenting adalah hipoglikemik yang dapat terjadi tanpa gejala (Tjay dan
Rahardja, 2007)
b. Kalium-channel Blocker
c. Biguanida
al, 2001). Contoh obat dari senyawa ini adalah metformin, fenformin dan
buformin (Goodman dan Gilman, 2008). Menurut Neal (2006), metformin bekerja
diketahui dan mempunyai efek samping meliputi mual, muntah, diare, dan sangat
d. Glukosidae-inhibitors
Contoh obat dari senyawa ini adalah akarbose dan miglitol (Tjay dan
pencernaan tepung dan sukrosa (Neal, 2006). Tidak seperti obat hipoglikemik oral
hipoglikemia. Absorbsinya sangat sedikit dan efek samping utama adalah perut
e. Thiazolidindion
jaringan perifer untuk insulin. Oleh karena ini penyerapan glukosa ke dalam
jaringan lemak dan otot meningkat, juga kapasitas penimbunannya di jaringan ini.
Efeknya kadar insulin, glukosa dan asam lemak bebas dalam darah menurun.
Contoh obat dari senyawa ini adalah rosiglitazon dan pioglitazon (Tjay dan
Rahardja, 2007).
pankreas. Incretin ini diuraikan oleh suatu enzim khas DPP-4 (Dipeptidyl
Rahardja, 2007).
27
E. Mangiferin
Gambar 2.
Struktur Kimia Mangiferin
Sumber : (Shah et al, 2010)
glycosylxantone yang larut baik dalam air (Matkowski, 2013). Komponen kimia
(Mangifera indica L.) terutama daun mangga (Mangifera indica L.). Mangiferin
et al, 2010). Secara in vitro dan in vivo studi farmakologi, menunjukkan kegiatan
memori ingatan, serta radioprotektif terhadap radiasi sinar-X, gamma, dan UV,
in vitro dan in vivo. Selain itu digunakan dalam kosmetik, karena antioksidan sifat
I. Glibenklamida
Gambar 3.
Struktur Kimia Glibenklamida
Sumber : (Matsuda et al, 2012)
generasi kedua dari senyawa sulfonilurea yang biasa digunakan dalam pengobatan
sulfonilurea dengan aktivitas jauh lebih tinggi dari senyawa generasi pertama,
konsentrasi plasma glukosa (Davis dan Granner, 1996). Mekanisme kerja dari
kerja kira-kira 24 jam. Glibenklamida memiliki sedikit efek samping yang tidak
F. Aloksan Monohidrat
Gambar 4.
Struktur Kimia Aloksan
Sumber : (Lenzen et al, 1988)
pirimidin sederhana (Nugroho dan Purwaningsih, 2006) dan juga dikenal sebagai
zat sitotoksik sel-B selektif (Oistenson, 1980). Menurut Lenzen (1979) bahwa,
salah satu nama lain dari aloksan yaitu Mesoxalylurea 5-oxobarbiturat. Rumus
aloksan adalah C4H2N2O4. Waktu paruh aloksan pada pH 7,4 dan suhu 37C
subkutan adalah 2-3 kalinya (Nugroho, 2001). Menurut penelitian Saravanan dan
dosis 150 mg/kg BB dapat menyebabkan kadar glukosa darah tikus putih
proses oksidasi sel terganggu. Keluarnya ion kalsium dari mitokondria ini
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Bangsa : Rodentia
Suku : Muridae
Marga : Rattus
Gambar 5.
Tikus Putih (Rattus novergicus)
Sumber : www.google.com
laboratorium (Rattus novergicus) jarang hidup lebih dari tiga tahun, berat badan
pada umur empat minggu dapat mencapai 35-40 gram dan dewasa dapat mencapai
200-250 gram, dan bervariasi tergantung pada galur. Tikus jantan tua dapat
mencapai 500 gram tetapi pada tikus betina jarang lebih dari 350 gram (Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988).
32
Tabel 4. Volume Maksimum Larutan Sediaan Uji yang Dapat diberikan pada
Beberapa Hewan Uji (Ritschel, 1974)
No. Jenis Hewan Volume Maksimum (ml) Sesuai Jalur Pemberian
Uji i.v i.m i.p s.c p.o
K. Kerangka Teori
Aloksan
Merusak
sel pankreas
Daun mangga
(Mangifera indica L.)
Sekresi
Insulin menurun
Mangiferin Glibenklamida
Meningkatkan Merangsang
pemanfaatan glukosa Kadar glukosa pelepasan atau
dan darah tinggi penguat sekresi
sensitivitas insulin insulin
Kadar glukosa
darah turun
L. Hipotesis
Ho: Ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.) tidak memiliki efek
diinduksi aloksan.
Hi: Ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.) memiliki efek sebagai
aloksan.