Anda di halaman 1dari 2

No UU No.

15 Tahun 2001 tentang Merek UU Merek dan Indikasi Geografis


Undang-undang terbaru memperluas merek yang akan
1 Hanya berhubungan dengan merek konvensional didaftarkan. Di antaranya penambahan merek 3
dimensi, merek suara, dan merek hologram.
Proses pendaftaran menjadi lebih singkat:
Permohonan dilanjutkan dengan pemeriksaan formal,
Proses pendaftaran relatif lebih lama.dilanjutkan dengan pengumuman (hal tersebut guna
Permohonan dilanjutkan dengan pemeriksaanmelihat apakah ada yang keberatan), dilanjutkan
2 formal, setelah itu pemeriksaan subtantif,dengan pemeriksaan subtantif dan di akhir dengan
kemudian pengumuman dan diakhiri dengansertifikasi.
sertifikasi.
Sehingga pemohon akan mendapatkan nomor lebih
cepat dari sebelumnya.
Menteri memiliki hak untuk menghapus merek
terdaftar dengan alasan merek tersebut merupakan
Indikasi Geografis, atau bertentangan dengan
Menteri tidak memiliki hak untuk menghapus kesusilaan dan agama.
3
merek terdaftar
Sedangkan untuk pemilik merek terdaftar tersebut
dapat mengajukan keberatannya melalui gugatan ke
PTUN.
Gugatan oleh merek terkenal sebelumnya tidak Merek terkenal dapat mengajukan gugatan
4
diatur. berdasarkan putusan pengadilan.
Memuat pemberatan sanksi pidana bagi merek yang
Tidak memuat mengenai pemberatan sanksi
5. produknya mengancam keselamatan dan kesehatan
pidana.
jiwa manusia.
Ketentuan mengenai indikasi geografis diatur dalam
empat BAB (Pasal 53 sampai dengan 71).

Pemohon indikasi geografis yaitu:


1. Lembaga yang mewakili masyarakat di kawasan
Hanya menyinggung sedikit mengenai indikasigeografis tertentu.
6. geografis, namun memang banyak diatur di
peraturan pemerintah. 2. Pemerintah Daerah provinsi atau kabupaten kota.

Produk yang dapat dimohonkan:


1. Sumber daya alam
2. Barang kerajinan tangan
3. Hasil industri
7. Berjumlah 101 Pasal Berjumlah 103 Pasal
Menggunakan system e-filing (Pasal 24 ayat 4 UUP
baru). Manfaatnya:
1. Pengajuan permohonan menjadi sederhana, cepat,
dan biaya yang dikeluarkan pemohon (selain biaya
Tidak menerapkan sistem e-filing (pengajuan
8. pendaftaran Paten) menjadi lebih murah.
permohonan paten) tetapi system manual.
2. Sesuai dengan kondisi geografis Indonesia sebagai
1egara kepulauan.
3. Efektif dan efisien untuk meningkatkan
perlindungan Paten di tanah air
9. Inventor adalah seorang atau beberapa orang Orang adalah perseorangan atau badan hukum
yang secara bersama-sama melaksanakan ide
Penafsiran inventor terdiri dari,
yang dituangkan ke dalam kegiatan yang
a) perseorangan,
menghasilkan invensi.
b) beberapa orang-perseorangan secara bersama,
Penafsiran inventor hanya berlaku bagi
c) badan hukum, dan
perorangan atau beberapa orang saja sedangkan
d) beberapa badan hukum secara bersama.
tidak mengatur badan hukum.
Pasal 13 (1) Pemegang Paten atas Invensi yang
dihasilkan oleh Inventor dalam hubungan dinas
dengan instansi pemerintah adalah instansi
pemerintah dimaksud dan Inventor, kecuali
diperjanjikan lain; (2) Setelah Paten dikomersialkan,
Inventor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berhak mendapatkan Imbalan atas Paten yang
1. Hanya mengatur hubungan karyawan yang
dihasilkannya dari sumber penerimaan negara bukan
mendapatkan invensi dengan tempat bekerja
pajak; (3) Dalam hal instansi pemerintah sebagai
yang memakai fasilitas kantor untuk
Pemegang Paten tidak dapat melaksanakan
10. mendapatkan invensi.
Patennya, Inventor atas persetujuan Pemegang Paten
2. Tidak mengatur hubungan inventor dalam
dapat melaksanakan Paten dengan pihak ketiga; (4)
hubungan dinas dengan instansi pemerintahan
Terhadap pelaksanaan Paten sebagaimana dimaksud
apabila menemukan suatu invensi.
pada ayat (3), selain Pemegang Paten, Inventor
memperoleh Royalti dari pihak ketiga yang
mendapatkan manfaat ekonomi dari komersialisasi
Paten tersebut; (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapuskan hak
Inventor untuk tetap dicantumkan namanya dalam
sertifikat Paten.
Mengatur peralihan Paten dengan cara:
Mengatur peralihan Paten dengan cara:
1. Pewarisan
1. Pewarisan
2. Hibah
2. Hibah
11 3. Wasiat
3. Wasiat
4. Wakaf
4. Perjanjian tertulis atau sebab lain yang
5. Perjanjian tertulis atau sebab lain yang
dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan
dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai