Anda di halaman 1dari 85

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 2658 K / Pid.Sus / 2015
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
Yang memeriksa perkara pidana khusus dalam tingkat kasasi telah
memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

do
gu Nama lengkap : NEIL BANTLEMAN alias Mr. B.;
Tempat lahir : London, Inggris;

In
A
Umur/tanggal lahir : 45 Tahun / 30 Mei 196;
Jenis kelamin : Laki-laki;
ah

lik
Kebangsaan : Kanada;
Tempat tinggal : Jakarta Selatan.
Agama : Kristen Protestan;
am

ub
Pekerjaan : -;
Terdakwa berada dalam tahanan:
ep
1. Penyidik di Rutan Polda Metro Jaya, sejak tanggal 14 Juli 2014
k

sampai dengan tanggal 2 Agustus 2014 ;


ah

2. Perpanjangan Kejaksaan Tinggi di Rutan Polda Metro Jaya, sejak


R

si
tanggal 3 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 11 September 2014 ;
3. Perpanjangan I oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di

ne
ng

Rutan Polda Metro Jaya, sejak tanggal 12 September 2014 sampai


dengan tanggal 11 Oktober 2014 ;

do
gu

4. Perpanjangan II oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di


Rutan Polda Metro Jaya, sejak tanggal 12 Oktober 2014 sampai
dengan tanggal 10 November 2014 ;
In
A

5. Penuntut Umum di tahan di Rutan Cipinang, sejak tanggal 6


November 2014 sampai dengan tanggal 25 November 2014 ;
ah

lik

6. Majelis Hakim ditahan di Rutan Cipinang, sejak tanggal 18 November


2014 sampai dengan tanggal 17 Desember 2014 ;
m

ub

7. Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di


Rutan Cipinang, sejak tanggal 18 Desember 2014 sampai dengan
ka

tanggal 15 Februari 2015 ;


ep

8. Perpanjangan I oleh Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta di Rutan


ah

Cipinang, sejak tanggal 16 Februari 2015 sampai dengan tanggal 17


R

Maret 2015 ;
es
M

ng

on
gu

Hal. 1 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9. Perpanjangan II oleh Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, di Rutan

si
Cipinang sejak tanggal 18 Maret 2015 sampai dengan tanggal 16
April 2015;

ne
ng
10. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi : di Rutan Cipinang Jakarta Timur,
sejak tanggal 06 April 2015 s/d tanggal 05 Mei 2015;
11. Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi: RUTAN, sejak tanggal

do
gu 06 Mei 2015 s/d tanggal 04 Juli 2015;
12. Permohonan perpanjangan kepada Ketua Mahkamah Agung RI

In
A
tanggal 29 Juni 2015 No. W10-U/2852/Hk.01.VI.2015 sejak tanggal
05 Juli 2015 s/d tanggal 3 Agustus 2015 ;
ah

lik
13. Permohonan perpanjangan kepada Ketua Mahkamah Agung RI
tanggal 30 Juli 2015 No. W10-U/3285/Hk.01.VII.2015 sejak tanggal 04
Agustus 2015 s/d tanggal 02 September 2015 ;
am

ub
Yang diajukan di depan persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
karena didakwa:
ep
PRIMAIR :
k

Bahwa Terdakwa NEIL BANTLEMAN alias Mr. B pada waktu yang sudah
ah

tidak dapat diingat lagi dengan pasti yakni pada suatu waktu tertentu antara
R

si
bulan Januari 2013 s/d bulan Maret 2014 atau setidaknya pada suatu waktu
tertentu dalam tahun 2013 s/d tahun 2014, bertempat di suatu ruangan yang

ne
ng

berada di lantai 2 (dua) dan di dapur yang berada di dalam area gedung sekolah
di Jakarta Selatan atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih

do
gu

termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang


berwenang untuk mengadili perkara tindak pidana ini, telah melakukan
beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
In
A

sendiri yakni dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,


memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk
ah

lik

anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul. Adapun


rangkaian perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
m

ub

Terdakwa mulai aktif bekerja di Jakarta Selatan sejak awal bulan Agustus
2010 s/d tahun 2014 dan sejak tahun 2012 s/d tahun 2013 Terdakwa
ka

bekerja -. Mulai tahun 2013 s/d tahun 2014 Terdakwa bekerja sebagai -,
ep

Terdakwa dapat dengan mudah berinteraksi dengan para murid yang


ah

bersekolah di area gedung sekolah di Jakarta Selatan dimana sebagai -,


R

Terdakwa juga dapat secara tidak langsung melakukan pembinaan


es

terhadap para murid yang dianggap bermasalah untuk mencari solusi ;


M

ng

on
gu

Hal. 2 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pada waktu yang sudah tidak dapat diingat lagi dengan pasti yakni pada

si
suatu waktu tertentu antara bulan Januari 2013 s/d bulan Maret 2014,
Terdakwa secara terpisah telah melakukan beberapa perbuatan cabul

ne
ng
terhadap 3 (tiga) orang anak yang bersekolah di Jakarta Selatan , yaitu :
Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III, dimana beberapa
perbuatan itu dilakukan oleh Terdakwa dengan cara - cara sebagai berikut :

do
gu Bermula saat Anak Korban I yang berdasarkan Birth and Deaths Registry,
Hong Kong dengan nomor registrasi: -, lahir pada tanggal -, sejak bulan

In
A
Agustus 2012 mulai bersekolah di Jakarta Selatan dimana kemudian pada
bulan Agustus 2013 Anak Korban I naik kelas ke tingkat Kindergarten (TK)
ah

lik
di Jakarta Selatan , merasakan sakit pada bagian perutnya lalu Anak
Korban I mengatakan hal tersebut kepada Saksi IV , Saksi V selaku guru
kelas Kindergaten (TK) Anak Korban I sehingga Anak Korban I dibawa ke
am

ub
ruang perawatan dan dikasih es kemudian Anak Korban I dibawa lagi oleh
Saksi IV , Saksi V ke dalam suatu ruangan yang lokasinya berada di gedung
ep
sekolah di Jakarta Selatan yang berada di dekat tangga lantai 2 (dua)
k

sebelah kiri dimana ruangan itu jendelanya tertutup jadi tidak bisa melihat
ah

keluar dan di ruangan tersebut sudah ada Terdakwa yang oleh Anak Korban
R

si
I dipanggil Mr. B atau Skeleton Guy atau The Boss dimana tidak lama
kemudian Saksi IV , Saksi V keluar dari ruangan tersebut dan meninggalkan

ne
ng

Anak Korban I bersama dengan Terdakwa kemudian dengan menggunakan


tangannya, Terdakwa memukul perut Anak Korban I dan membuka celana

do
gu

Anak Korban I selanjutnya Terdakwa memakai kondom atau yang disebut


oleh Anak Korban I sebagai Jelly Thing pada penis atau alat kelamin
In
Terdakwa kemudian setelah Terdakwa memakaikan kondom tersebut pada
A

penis atau alat kelaminnya, Terdakwa menyuruh Anak Korban I untuk


menghadap ke belakang dan Terdakwa langsung memasukkan penis atau
ah

lik

alat kelaminnya atau yang disebut oleh Anak Korban I sebagai Pinchy
Thing ke lubang anus Anak Korban I atau ke lubang Poo Poo / Body Back
m

ub

sebagaimana istilah yang digunakan oleh Anak Korban I, dimana setelah itu
Anak Korban I merasakan sakit pada bagian pantatnya namun perbuatan
ka

Terdakwa tidak berhenti sampai disitu karena selanjutnya Terdakwa


ep

menyuruh Anak Korban I untuk memegang-megang Pinchy Thing atau


ah

penis atau alat kelamin Terdakwa sampai Jelly Thing atau kondom yang
R

digunakan oleh Terdakwa pecah, dimana setelah melakukan perbuatan


es

tersebut Terdakwa mengatakan kepada Anak Korban I agar jangan bilang


M

ng

on
gu

Hal. 3 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada siapapun mengenai perbuatan yang telah dilakukan oleh Terdakwa

si
terhadap Anak Korban I.
Akibat perbuatan Terdakwa terhadap Anak Korban I, telah dilakukan Visum

ne
ng
et Repertum (VeR), yakni :
VISUM ET REPERTUM (VeR) Nomor: R/88/VER-PPT-KSA/VI/2014/

do
Rumkit Bhay Tk.I. tanggal 23 Juni 2014 yang dilakukan oleh dr.
gu Jefferson, M. Sp.B beserta Tim Medis dengan kesimpulan : Hasil
pemeriksaan ditemukan anus berbentuk corong dan terdapat jaringan

In
A
parut bekas luka pada arah jarum jam tujuh dan jam sebelas. Pada
pemeriksaan dokter ahli kulit dan kelamin pada anus ditemukan adanya
ah

lik
daerah yang berwarna kemerahan berbentuk bulat berbatas tegas
dengan ukuran diameter dua centimeter. Pada pemeriksaan dokter ahli
jiwa didapat hasil emosi labil bila pisah dengan orang tua, keadaan
am

ub
depresi dan kecemasan sudah dalam taraf perbaikan. Perlukaan di atas
sesuai dengan ciri-ciri sodomi ;
ep
Dan berdasarkan keterangan Ahli Psikologi Nurul Adiningtyas, M.Psi yang
k

telah melakukan pemeriksaan psikologis terhadap Anak Korban I,


ah

menyatakan cerita Anak Korban I cukup konsisten dan mendetail dimana


R

si
Anak Korban I juga menggambar apa yang disebut dengan Jelly Thing dan

ne
Pinchy Thing yaitu benda yang menyerupai kondom dan penis dimana
ng

sulit bagi anak-anak untuk berkhayal secara konsisten dan mendetail serta
untuk menggambarkan benda yang tidak pernah dilihatnya sehingga Ahli

do
gu

Psikologi Nurul Adiningtyas, M.Psi yakin bahwa Anak Korban I tidak


menghayal peristiwa yang dialaminya;

In
Serta berdasarkan HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGI DAN KONSELING
A

tertanggal 14 Juli 2014 yang ditandatangani oleh Ahli Psikologi Nurul


Adiningtyas, M.Psi yang melakukan pemeriksaan pada tanggal 3 April, 5
ah

lik

April dan 25 April 2014 terhadap Anak Korban I, pada point 13 menyatakan :
Dapat disimpulkan bahwa Anak Korban I menunjukkan adanya tekanan
m

ub

psikologis akibat peristiwa pencabulan yang dialaminya. Anak Korban I


masih merasa ketakutan dengan para pelaku sehingga hal ini cukup
ka

menggangu emosi dan fungsinya sehari-hari;


ep

Selain terhadap Anak Korban I, Terdakwa juga melakukan perbuatan cabul


ah

terhadap Anak Korban II yang berdasarkan Republic of Singapore


R

Certificate of Registration of Birth dengan nomor registrasi : - , Anak Korban


es
M

II lahir pada tanggal - yang sejak bulan Januari 2013 mulai bersekolah di
ng

Jakarta Selatan dimana kemudian pada bulan Agustus 2013 Anak Korban
on
gu

Hal. 4 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
II naik kelas ke tingkat Kindergarten (TK) di Jakarta Selatan dimana pada

si
suatu waktu tertentu antara bulan Januari 2013 s/d bulan Maret 2014,
berawal saat Terdakwa yang biasa dipanggil oleh Anak Korban II dengan

ne
ng
istilah The Boss menjemput Anak Korban II dari kelasnya kemudian oleh
Terdakwa dibawa ke ruangan saksi II selaku Kepala Sekolah -yang biasa
dipanggil oleh Anak Korban II dengan istilah Miss Jahat, kemudian

do
gu Terdakwa dan saksi II membawa Anak Korban II ke salah satu ruangan di
lantai 2 (dua) yang berada di sebelah kiri tangga sambil mengatakan kalau

In
A
Anak Korban II adalah anak nakal dan harus dihukum. Sesampainya di
ruangan tersebut, Anak Korban II diberi minuman seperti soda warna biru
ah

lik
oleh saksi II tapi Anak Korban tidak mau karena baunya seperti obat, lalu
Anak Korban II diberi suatu benda kecil yang oleh Anak Korban II disebut
Magic Stone kemudian Magic Stone tersebut dimasukkan Terdakwa ke
am

ub
dalam lubang ee atau lubang anus Anak Korban II sehingga Anak Korban
II tidak bisa merasakan apa-apa di sekitar tubuh bagian pantat sampai
ep
bagian paha belakang dan paha bagian depan, setelah itu Terdakwa
k

memasukkan burung atau penis atau alat kelamin Terdakwa ke dalam


ah

lubang ee atau lubang anus Anak Korban II namun dikarenakan pengaruh


R

si
dari Magic Stone, Anak Korban II sudah tidak merasakan sakit pada
lubang ee atau lubang anusnya tetapi Anak Korban II dapat merasakan

ne
ng

ada sesuatu yang masuk ke lubang ee atau lubang anusnya itu.


Kemudian masih di tempat yang sama dalam periode waktu tertentu antara

do
gu

bulan Januari 2013 s/d bulan Maret 2014, Terdakwa kembali membawa
Anak Korban II ke salah satu ruangan yang berada di lantai 2 (dua) yang
In
menurut Anak Korban II terletak di sebelah kiri tangga, dimana saat itu
A

Terdakwa mengatakan kalau Anak Korban II adalah anak nakal dan harus
dihukum kemudian dengan menggunakan tangannya, Terdakwa memukul
ah

lik

hidung Anak Korban II hingga berdarah selain itu Terdakwa juga membuka
celana Anak Korban II dan kembali memasukkan suatu benda kecil yang
m

ub

oleh Anak Korban II disebut Magic Stone ke lubang ee atau lubang anus
Anak Korban II sehingga Anak Korban II tidak bisa merasakan apa-apa di
ka

sekitar tubuh bagian pantat sampai bagian paha belakang dan paha bagian
ep

depan selanjutnya Terdakwa mewarnai burungnya (istilah Anak Korban II)


ah

atau memakai kondom pada burung atau penis atau alat kelaminnya
R

setelah itu Terdakwa memasukkan burung atau penis atau alat kelaminnya
es

ke dalam lubang ee atau lubang anus Anak Korban II namun dikarenakan


M

ng

pengaruh dari Magic Stone, Anak Korban II sudah tidak merasakan sakit
on
gu

Hal. 5 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada lubang ee atau lubang anusnya tetapi Anak Korban II dapat

si
merasakan ada sesuatu yang masuk ke lubang ee atau lubang anusnya
itu. Setelah Terdakwa selesai melakukan perbuatannya, kemudian Anak

ne
ng
Korban II keluar dari ruangan tersebut dan pergi ke klinik untuk mengobati
hidungnya yang berdarah ;
Kemudian masih dalam periode waktu tertentu antara bulan Januari 2013

do
gu s/d bulan Maret 2014, bertempat di dapur sekolah yang masih berada di
dalam area Jakarta Selatan , Terdakwa kembali memasukkan burungnya

In
A
atau penisnya atau alat kelaminnya kedalamlubang ee atau lubang anus
Anak Korban II, dimana Terdakwa melakukan perbuatannya dengan cara
ah

lik
terlebih dahulu mengikat badan Anak Korban II yang pada saat itu sedang
berada di dapur dengan menggunakan selendang warna kuning sambil
mengatakan kepada Anak Korban II adalah anak nakal kemudian Terdakwa
am

ub
kembali memasukkan suatu benda kecil yang oleh Anak Korban II disebut
Magic Stone kelubang ee atau lubang anus Anak Korban II sehingga
ep
Anak Korban II tidak bisa merasakan apa-apa di sekitar tubuh bagian pantat
k

sampai bagian paha belakang dan paha bagian depan setelah itu Terdakwa
ah

memasukkan burungnya atau penisnya atau alat kelaminnya ke dalam


R

si
lubang ee atau lubang anus Anak Korban II namun dikarenakan pengaruh
dari Magic Stone, Anak Korban II sudah tidak merasakan sakit pada

ne
ng

lubang ee atau lubang anusnya tetapi Anak Korban II dapat merasakan


ada sesuatu yang masuk ke lubang ee atau lubang anusnya itu ;

do
gu

Akibat dari perbuatan Terdakwa terhadap Anak Korban II telah dilakukan


Visum et Repertum (VeR) yang didukung oleh keterangan Ahli Kedokteran,
In
yakni :
A

VISUM ET REPERTUM (VeR) Nomor : 183/IV/PKT/03/2014 dari rumah


sakit RSCM tanggal 25 Maret 2014 yang dilakukan oleh dr. Oktavinda
ah

lik

Safitry, Sp.F, dimana atas hasil VeR tersebut yang menyatakan : Pada
pemeriksaan anak laki-laki usia lima tahun ini ditemukan memar pada
m

ub

perut akibat kekerasan tumpul. Selanjutnya tidak ditemukan luka-luka


pada lubang pelepasan. Tidak ditemukannya luka-luka pada lubang
ka

pelepasan tidak menyingkirkan peristiwa seperti yang diceritakan korban,


ep

dr. Oktavinda Safitry, Sp.F menerangkan : tidak ditemukannya luka-luka


ah

pada bagian luar lubang pelepas dikarenakan lubang pelepas adalah


R

organ yang memang dapat merenggang dan menutup sehingga jika ada
es

kekerasan pada daerah tersebut dapat tidak menimbulkan luka pada


M

ng

on
gu

Hal. 6 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lubang pelepas. Tidak adanya luka juga dapat disebabkan luka yang ada

si
sudah menyembuh karena peristiwa yang terjadi sudah cukup lama ;
VISUM ET REPERTUM (VeR) Nomor: 02/IV.MR/VIS/RSPI/2014 dari

ne
ng
rumah sakit Pondok Indah tanggal 21 April 2014, yang dilakukan oleh dr.
M. Luthfi Syafii, Sp.BD dimana atas hasil VeR tersebut yang menyatakan:
Anuscopy tampak luka lecet dan nanah pada rectum distal, dengan

do
gu KESIMPULAN : Proctitic (infeksi pada daerah rectum), dr. M.Luthfi Syafii,
Sp.BD selaku dokter pemeriksa, pada intinya menerangkan : penyebab

In
A
pasien Anak Korban II menderita proctitic bermacam-macam, antara lain:
infeksi amuba, diare, fases yang keras, dan sodomi / kekerasan di daerah
ah

lik
anus, namun pada saat itu, pasien Anak Korban II tidak menderita infeksi
amuba, diare atau fases yang keras ;
Berdasarkan HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGI DAN KONSELING
am

ub
tertanggal 18 Agustus 2014 yang dilakukan oleh Ahli Psikologi Dra. Setyani
Ambarwati, M.Psi pada tanggal 5 Juni, 9 Juni, 23 Juni, 30 Juni, 18 Juli & 21
ep
Juli 2014 pada Anak Korban II, pada point 32a menyatakan :
k

Kesimpulan: Anak Korban II mengalami kondisi traumatis sebagai


ah

akibat dari peristiwa sodomi yang dialaminya yang dilakukan oleh The
R

si
Boss (aka Mr. B aka NB) & The Bad Teacher (FT). Hasil tes

ne
menunjukkan M sebagai korban dari kekerasan seksual yang dilakukan
ng

oleh NB & FT, juga oleh beberapa lainnya. Keterangan yang diberikan
dan juga hasil tesnya dapat dipercaya, karena Anak Korban II

do
gu

mempunyai kemampuan berfikir, bernalar, dan potensi intelegensi yang


baik. Ia pun mengetahui beda antara baik dengan buruk, berbohong dan
In
berkata jujur serta konsekuensinya. Ia pun secara ajeg (konsisten)
A

menunjukkan reaksi emosi yang sama untuk pertanyaan tentang NB


atau FT. Dengan demikian semua keterangannya dapat dipercaya ;
ah

lik

Kemudian Terdakwa kembali melakukan perbuatan cabul terhadap Anak


Korban lainnya yakni, Anak Korban III yang berdasarkan : Bundesrepublik
m

ub

Deutschland, Civil Registry Office of I in Berlin, Extract from birth registration


number : -, lahir pada tanggal -, sejak bulan Agustus 2012 mulai bersekolah
ka

di Jakarta Selatan dimana kemudian pada bulan Agustus 2013 Anak


ep

Korban III naik kelas ke tingkat Kindergarten (TK) di Jakarta Selatan dan
ah

perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa bermula pada suatu waktu


R

tertentu antara bulan Januari 2013 s/d bulan Maret 2014, ketika Anak
es
M

Korban III mengadu kepada guru kelasnya di tingkat Kindergarten (TK)


ng

yakni saksi I bahwa Anak Korban III telah dijahati, selanjutnya saksi I
on
gu

Hal. 7 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengantar Anak Korban III ke ruang saksi II sebagai Kepala Sekolah -,

si
selanjutnya Anak Korban III diantar ke lantai atas ke suatu ruangan di lantai
2 (dua) yang ternyata di ruangan tersebut ada Terdakwa yang dipanggil

ne
ng
oleh Anak Korban III sebagai The Boss, kemudian Anak Korban III
melapor kepada Terdakwa kalau Anak Korban III sudah dijahati dan disakiti
oleh Saksi III akan tetapi Terdakwa malah mengatakan Anak Korban III

do
gu telah berbohong dan Anak Korban III nakal lalu dengan menggunakan
tangannya, Terdakwa memukul perut Anak Korban III kemudian Terdakwa

In
A
mendorong Anak Korban III ke lantai selanjutnya Terdakwa membuka
celana Anak Korban III dan Terdakwa memasukkan penis atau alat
ah

lik
kelaminnya atau yang oleh Anak Korban III disebut Pity-Pity ke dalam
lubang anus Anak Korban III sehingga Anak Korban III merasa sakit pada
bagian pantatnya dimana setelah itu Anak Korban III kembali memakai
am

ub
celana yang sebelumnya telah dibuka oleh Terdakwa kemudian Terdakwa
menyuruh Anak Korban III untuk keluar ruangan sambil berkata jika kamu
ep
berani ngomong ke orang lain, saya akan bunuh Ibu Kamu sehingga Anak
k

Korban III merasa takut ;


ah

Akibat dari perbuatan Terdakwa terhadap Anak Korban III, telah dilakukan
R

si
Visum et Repertum (VeR), yakni :
VISUM ET REPERTUM (VeR) Nomor: R/92/VER-PPT-KSA/VI/2014/

ne
ng

Rumkit Bhayangkara Tk I tanggal 24 Juni 2014 yang dilakukan oleh dr.


Jefferson, M. SpB beserta Tim Medis dengan kesimpulan: Pada hasil

do
gu

pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Hasil


pemeriksaan ditemukan anus berbentuk corong, kerutan lingkar anus
In
berkurang dan terdapat luka lecet lama pada arah jam enam hingga
A

tujuh. Hasil pemeriksaan laboratorium adalah terperiksa tidak dapat


disingkirkan bahwa terperiksa menderita penyakit infeksi herves. Untuk
ah

lik

kepastian dapat dilakukan pemeriksaan ulang enam minggu dari


pemeriksaan terakhir. Pada pemeriksaan dokter ahli penyakit kulit dan
m

ub

kelamin tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan dokter ahli jiwa


didapatkan hasil keadaan depresi dan kecemasan sudah dalam taraf
ka

perbaikan. Perlukaan tersebut sesuai dengan ciri-ciri sodomi.


ep

Kemudian berdasarkan keterangan Ahli Psikologi Dra. Nella Safitri Cholid,


ah

Psi yang telah melakukan periksaan psikologis terhadap Anak Korban III,
R

menyatakan bahwa : keterangan yang diberikan oleh Anak Korban III yang
es

menerangkan bahwa ia telah mengalami kekerasan seksual bukanlah


M

ng

on
gu

Hal. 8 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena pengaruh orang lain atau suatu kebohongan atau suatu khayalan

si
dari Anak Korban III ;
Serta berdasarkan HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGI DAN KONSELING

ne
ng
tertanggal 14 Juli 2014 yang ditandatangani oleh Ahli Psikologi Nurul
Adiningtyas, M.Psi yang melakukan pemeriksaan pada tanggal tanggal 26
Juni, 01 Juli, 04 Juli dan 21 Juli 2014 terhadap Anak Korban III, pada point

do
gu 12 menyatakan: Dari hasil pemeriksaan psikologis dan observasi bahwa
Anak Korban III mengalami trauma akibat peristiwa yang dialaminya.

In
A
Kekerasan seksual yang dialaminya di sekolah yang seharusnya menjadi
tempat yang aman bagi Anak Korban III menyebabkan CAP merasa
ah

lik
tertekan. Banyaknya pihak yang terlibat serta ancaman yang diajukan
kepada orang tua CAP membuatnya merasa ketakutan dan tidak berdaya
sehingga CAP akhirnya lebih memilih untuk diam.
am

ub
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
ep
Juncto Pasal 65 Ayat (1) KUHP ;
k

SUBSIDAIR :
ah

Bahwa Terdakwa NEIL BANTLEMAN alias Mr. B pada waktu yang sudah
R

si
tidak dapat diingat lagi dengan pasti yakni pada suatu waktu tertentu antara
bulan Januari 2013 s/d bulan Maret 2014 atau setidaknya pada suatu waktu

ne
ng

tertentu dalam tahun 2013 s/d tahun 2014, bertempat di suatu ruangan yang
berada di lantai 2 (dua) dan di dapur yang berada di dalam area gedung sekolah

do
gu

di Jakarta Selatan atau setidak-tidaknya berada di suatu ruangan dalam area


gedung sekolah di Jakarta Selatan atau setidaknya pada suatu tempat tertentu
In
yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
A

yang berwenang untuk mengadili perkara tindak pidana ini, telah melakukan
beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
ah

lik

sendiri yakni melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan atau


penganiayaan terhadap anak. Adapun rangkaian perbuatan Terdakwa dilakukan
m

ub

dengan cara-cara sebagai berikut :


Terdakwa mulai aktif bekerja di Jakarta Internasional School (JIS), Pondok
ka

Indah, Jakarta Selatan sejak awal bulan Agustus 2010 s/d tahun 2014 dan
ep

sejak tahun 2012 s/d tahun 2013 Terdakwa bekerja sebagai physical
ah

education teacher dan merangkap sebagai service learning and


R

environmental stewardship coordinator (menangani bidang lingkungan untuk


es

tingkat Kindergarten (TK) dan SD). Mulai tahun 2013 s/d tahun 2014
M

ng

Terdakwa bekerja sebagai learning leader (guru pembina dan


on
gu

Hal. 9 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pengembangan guru dan kurikulum) di Kampus Pondok Indah Elementry

si
(PIE) meliputi Kindergarten (TK) dan SD dimana sebagai physical education
teacher yang merangkap sebagai service learning and environmental

ne
ng
stewardship coordinator ataupun sebagai Learning Leader, Terdakwa dapat
dengan mudah berinteraksi dengan para murid yang bersekolah di area
gedung Pondok Indah Elementry (PIE) di Jakarta International School (JIS),

do
gu Pondok Indah, Jakarta Selatan dimana sebagai Learning Leader, Terdakwa
juga dapat secara tidak langsung melakukan pembinaan terhadap para

In
A
murid yang dianggap bermasalah untuk mencari solusi ;
Bahwa kemudian pada waktu yang sudah tidak dapat diingat lagi dengan
ah

lik
pasti yakni pada suatu waktu tertentu antara bulan Januari 2013 s/d bulan
Maret 2014, Terdakwa secara terpisah telah melakukan beberapa
perbuatan berupa ancaman kekerasan, kekerasan ataupun penganiayaan
am

ub
terhadap 3 (tiga) orang anak yang bersekolah di Jakarta Selatan , yaitu :
Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III, dimana beberapa
ep
perbuatan itu dilakukan oleh Terdakwa dengan cara - cara sebagai berikut :
k

Bermula saat Anak Korban I yang berdasarkan Birth and Deaths Registry,
ah

Hong Kong dengan nomor registrasi : - , lahir pada tanggal - , sejak bulan
R

si
Agustus 2012 mulai bersekolah di Jakarta Selatan dimana kemudian pada
bulan Agustus 2013 Anak Korban I naik kelas ke tingkat Kindergarten (TK)

ne
ng

di Jakarta Selatan , merasakan sakit pada bagian perutnya lalu Anak


Korban I mengatakan hal tersebut kepada Saksi IV , Saksi V selaku guru

do
gu

kelas Kindergarten (TK) Anak Korban I sehingga Anak Korban I dibawa ke


ruang perawatan dan dikasih es kemudian Anak Korban I dibawa lagi oleh
In
Saksi IV , Saksi V ke dalam suatu ruangan yang lokasinya berada di gedung
A

Pondok Indah Elementry (PIE) yang berada di dekat tangga lantai 2 (dua)
sebelah kiri dimana ruangan itu jendelanya tertutup jadi tidak bisa melihat
ah

lik

keluar dan di ruangan tersebut sudah ada Terdakwa yang oleh Anak Korban
I dipanggil Mr. B atau Skeleton Guy atau The Boss dimana tidak lama
m

ub

kemudian Saksi IV , Saksi V keluar dari ruangan tersebut dan meninggalkan


Anak Korban I bersama dengan Terdakwa kemudian dengan menggunakan
ka

tangannya, Terdakwa memukul perut Anak Korban I sehingga Anak Korban


ep

I merasakan sakit pada bagian perutnya dimana setelah melakukan


ah

pemukulan itu, Terdakwa mengatakan kepada Anak Korban I jangan bilang


R

kepada siapapun, ini rahasia kita sehingga Anak Korban I menjadi takut
es

untuk bercerita ;
M

ng

on
gu

Hal. 10 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selanjutnya Terdakwa juga melakukan kekerasan ataupun penganiayaan

si
terhadap Anak Korban II yang berdasarkan Republic of Singapore
Certificate of Registration of Birth dengan nomor registrasi : - , Anak Korban

ne
ng
II lahir pada tanggal - yang sejak bulan Januari 2013 mulai bersekolah di
Jakarta Selatan dimana kemudian pada bulan Agustus 2013 Anak Korban
II naik kelas ke tingkat Kindergarten (TK) di Jakarta Selatan dimana

do
gu perbuatan Terdakwa dimulai pada suatu waktu tertentu antara bulan Januari
2013 s/d bulan Maret 2014, berawal saat Terdakwa membawa Anak Korban

In
A
II ke salah satu ruangan di lantai 2 (dua) yang berada di sebelah kiri tangga
di dalam area sekolah di Jakarta Selatan sambil mengatakan kalau Anak
ah

lik
Korban II adalah anak nakal dan harus dihukum kemudian Terdakwa
memukul hidung Anak Korban II hingga berdarah selain itu Terdakwa juga
membuka celana Anak Korban II dan kembali memasukkan suatu benda
am

ub
kecil yang oleh Anak Korban II disebut Magic Stone ke lubang ee atau
lubang anus Anak Korban II sehingga Anak Korban II tidak bisa merasakan
ep
apa-apa di sekitar tubuh bagian pantat sampai bagian paha belakang dan
k

paha bagian depan, selanjutnya dikarenakan hidung Anak Korban II


ah

berdarah, Anak Korban II keluar dari ruangan tersebut dan pergi ke klinik
R

si
untuk mengobati hidungnya yang berdarah ;
Kemudian pada suatu waktu tertentu antara bulan Januari 2013 s/d bulan

ne
ng

Maret 2014, Terdakwa kembali melakukan kekerasan terhadap Anak


Korban II bertempat di dapur sekolah di Jakarta Selatan , dimana saat itu

do
gu

Terdakwa melakukan kekerasan terhadap Anak Korban II dengan cara


mengikat badan Anak Korban II dengan menggunakan selendang warna
In
kuning sambil mengatakan kepada Anak Korban II bahwa Anak Korban II
A

adalah anak nakal lalu Terdakwa membuka celana Anak Korban II dan
kembali memasukkan suatu benda kecil yang oleh Anak Korban II disebut
ah

lik

Magic Stone kelubang ee atau ke lubang anus Anak Korban II sehingga


Anak Korban II tidak bisa merasakan apa-apa di sekitar tubuh bagian pantat
m

ub

sampai bagian paha belakang dan paha bagian depan ;


Selanjutnya pada suatu waktu tertentu antara bulan Januari 2013 s/d bulan
ka

Maret 2014, Terdakwa kembali melakukan perbuatan berupa ancaman


ep

kekerasan atau kekerasan ataupun penganiayaan terhadap Anak Korban


ah

lainnya yakni, Anak Korban III yang berdasarkan : Bundesrepublik


R

Deutschland, Civil Registry Office of I in Berlin, Extract from birth registration


es

number : G 726/2009, lahir pada tanggal 25 Desember 2007, sejak bulan


M

ng

Agustus 2012 mulai bersekolah di Jakarta Selatan dimana kemudian pada


on
gu

Hal. 11 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bulan Agustus 2013 Anak Korban III naik kelas ke tingkat Kindergarten (TK)

si
di Jakarta Selatan dan perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa bermula
ketika Anak Korban III diantar oleh saksi I selaku guru kelasnya di tingkat

ne
ng
Kindergarten (TK) ke suatu ruangan di lantai 2 (dua) yang ternyata di
ruangan tersebut sudah ada Terdakwa dan saksi II selaku Kepala Sekolah
dimana kemudian Anak Korban III melapor kepada Terdakwa kalau Anak

do
gu Korban Anak Korban III sudah dijahati dan disakiti oleh Saksi III akan tetapi
Terdakwa malah mengatakan Anak Korban III telah berbohong dan Anak

In
A
Korban III nakal lalu dengan menggunakan tangannya, Terdakwa memukul
perut Anak Korban III dan Anak Korban III didorong ke lantai kemudian
ah

lik
Terdakwa menyuruh Anak Korban III keluar ruangan sambil berkata jika
kamu berani ngomong ke orang lain, saya akan bunuh Ibu kamu sehingga
Anak Korban III merasa takut ;
am

ub
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 80 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
ep
Anak juncto Pasal 65 Ayat (1) KUHP ;
k

Mahkamah Agung tersebut;


ah

Membaca tuntutan pidana Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan


R

si
Negeri Jakarta Selatan tanggal 12 Maret 2015 sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa NEIL BANTLEMAN alias Mr. B terbukti bersalah

ne
ng

melakukan tindak pidana telah melakukan beberapa perbuatan yang harus


dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri yakni dengan sengaja

do
gu

melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu


muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan
atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul sebagaimana diatur dan
In
A

diancam pidana dalam dakwaan Primair, Pasal 82 Undang-Undang RI


Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 65 Ayat (1)
ah

lik

KUHP.
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa NEIL BANTLEMAN alias Mr. B
m

ub

dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) Tahun dikurangi selama


Terdakwa menjalani tahanan sementara dengan perintah Terdakwa tetap
ka

ditahan dan denda sebesar Rp100.000.000,00. (seratus juta rupiah)


ep

subsidair selama 6 (enam) bulan kurungan.


ah

3. Menyatakan barang bukti berupa :


R

4 (empat buah selendang warna kuning panjang 1,5 meter.


es

1 (satu) buah selendang motif batik panjang 1,5 meter.


M

ng

on
gu

Hal. 12 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2 (dua) helai gordyn / tirai model kiri kanan motif garis garis warna

si
putih hitam.
1 (satu) buah blender Philip yang pada bagian cup terdapat gambar

ne
ng
warna kuning hijau bertuliskan Food Grade Safe.
1 (satu) lembar Power School health DOB : 12/25 /2 007 An Anak Korban

do
III.
gu 1 (satu) lembar Power School health DOB : 12/25 /2 007 An Anak Korban
II

In
A
1 (satu) lembar Power School health DOB : 12/25 /2 007 An Anak Korban
I
ah

lik
1 (satu) buah buku JIS More than faces in the crowd Faculty and staff
directory 2013 2014 PRIVATE & CONFIDENTIAL dengan cover
am

bermotif batik biru hitam, 49 halaman.

ub
1 (satu) buku JIS PIE Yearbook 2012 -2 130 hard cover dasar warna
putih motif warna merah, kuning, hijau, biru yang berisikan foto dan
ep
k

gambar berwarna.
dipergunakan untuk perkara an. Terdakwa Ferdinant Tjiong.
ah

R
4. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar

si
Rp5.000,00 (lima ribu rupiah).

ne
ng

Membaca putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor : 1236/PID.


SUS/2014/PN.JKT.SEL., tanggal 2 April 2015 yang amar lengkapnya sebagai
berikut:

do
gu

1. Menyatakan Terdakwa yang bernama NEIL BANTLEMAN alias Mr. B. telah


terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
In
A

beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri


sendiri yakni dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman
ah

kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan,


lik

atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan


cabul;
m

ub

2. Menghukum Terdakwa NEIL BANTLEMAN alias Mr. B.oleh karena itu dengan
pidana penjara selama 10 (sepuluh) tahun, denda sebesar Rp100.000.000,00
ka

ep

(seratus juta rupiah) dengan ketentuan jika denda tidak dapat dibayar harus
diganti dengan pidana kurungan selama 6 (enam) bulan;
ah

3. Menetapkan bahwa lamanya Terdakwa ditahan sebelum putusan ini


R

mempunyai kekuatan hukum tetap dikurangkan seluruhnya dari pidana


es
M

penjara yang dijatuhkan;


ng

4. Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan;


on
gu

Hal. 13 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Memerintahkan agar barang bukti berupa:

si
a. 5 (lima) buah selendang warna kuning panjang lebih kurang 1,5 (satu
koma lima) meter;

ne
ng
b. 1 (satu) buah selendang tenun (bukan motif batik sebagaimana yang ada
dalam daftar barang bukti) panjang lebih kurang 1,5 (satu koma lima)
meter;

do
gu c. 2 (dua) helai gordyn/tirai model kiri-kanan motif garis-garis warna putih
garis garis warna putih hitam;

In
A
d. 1 (satu) buah blender merek Philip yang pada bagian cup terdapat gambar
warna kuning-hijau bertuliskan Food Grade Safe;
ah

lik
e. 1 (satu) lembar Power School Health DOB: 12/25/2007 a/n Anak Korban
III;
f. 1 (satu) lembar Power School Health DOB: 03/22/2008 a/n Anak Korban II;
am

ub
g. 1 (satu) lembar Power School Health DOB: 05/25/2008 a/n Anak Korban I;
h. 1 (satu) buah buku JISMore Than Faces in The Crowd Faculty and Staff
ep
Directory 2013-2014, Private & Confidential dengan cover bermotif batik
k

biru-hitam, 49 (empat puluh sembilan) halaman;


ah

i. 1 (satu) buah buku JIS PIE Year Book 2012-2013, Hard Cover dasar
R

si
warna putih motif warna merah, kuning, hijau, biru yang berisikan foto dan
gambar berwarna;

ne
ng

dikembalikan pada Jaksa/ Penuntut Umum untuk dipergunakan bagi


pembuktian dalam perkara No.1237/Pid/Sus/2014/PN.Jkt.Sel atas nama

do
gu

Ferdinant Mitchel alias Ferdinant Tjiong ;


6. Bukti-bukti yang diajukan oleh Tim Penasehat Hukum Terdakwa berupa:
Rencana Jangka Panjang terhadap renovasi gedung PIE;
In
A

Hasil Laboratorium SOS Medika Klinik atas nama Anak Korban II;
Putusan Pengadilan Singapura yang menetapkan dapat digunakannya
ah

lik

hasil medis pemeriksaan atas nama Anak Korban III;


Video kasus Mac Martin;
m

ub

Rekaman dan Transkrip pertemuan Town Hall;


Laporan hasil analisa oleh ahli Kamala Newton London;
ka

Jurnal-jurnal referensi psikologis yang digunakan oleh ahli Kamala


ep

Newton London;
ah

Email Hector Munoz tanggal 17 Juni 2014 yang ditujukan pada Kepala
R

Sekolah JIS saksi Tim Carr;


es
M

ng

on
gu

Hal. 14 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Lembar penilaian yang diberikan tahunan dari Mis Haskey kepada saksi

si
Ferdinant;
Denah Kampus PIE JIS sebelum dan sesudah renovasi dan denah

ne
ng
gedung PIE;
Foto Anak Korban II yang diambil oleh saksi Marina Abraham;
Foto Anak Korban II yang diambil oleh saksi IV ;

do
gu Foto Anak Korban II yang diambil oleh saksi Luciana;
Foto Anak Korban III yang diambil oleh saksi Allan Dee;

In
A
Foto Anak Korban I yang diambil oleh saksi IV ;
Foto Central Module dan Ruang Kelas Anggrek;
ah

lik
Email saksi Dewi Reich kepada orang tua JIS tertanggal 28 April 2014;
Hasil penilaian Doreen terhadap Anak Korban III dan Dewi;
am

ub
Email kepada saksi Elsa tertanggal 29 April 2014 yang dikirimkan oleh
Javier del Pozo yang menyatakan anaknya, Anak Korban III tidak pernah
disodomi;
ep
k

Email dari Hector Munoz, bapak dari Juan Pablo;


ah

Pesan Whatsapp antara Myrna Kusnandar Pribadi tertanggal 9 Mei


R

si
dengan saksi Dewi Reich;
Gambar gambar dan pesan dari anak murid Terdakwa Neil Bantleman

ne
ng

alias Mr B di JIS;
tetap terlampir dalam berkas perkara ini;

do
7. Memerintahkan agar bukti surat berupa:
gu

a. Visum et Repertum No: R/92/VER-PPT-KSA/VI/2014/Rumkit Bhay Tk I dari


Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R Said Sukanto, Instalasi Kedokteran
In
A

Forensik tanggal 24 Juni 2014 yang dibuat oleh dr. Jefferson, Sp.B, dr.
Henny, Sp.Kj, dr. Vitalis, Sp.KK, dr. Edy Purnomo, MKKK atas nama Anak
ah

lik

Korban III;
b. Visum et Repertum No: R/88/VER-PPT-KSA/VI/2014/ Rumkit Bhay Tk I
dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R Said Sukanto, Instalasi Kedokteran
m

ub

Forensik tanggal 24 Juni 2014 yang dibuat oleh dr. Jefferson, Sp.B, dr.
ka

Henny, Sp.Kj, dr. Vitalis, Sp.KK, dr. Edy Purnomo, MKKK atas nama Anak
ep

Korban I;
c. Visum et Repertum No: 183/IV/PKT/03/2014 tanggal 24 Maret 2014 yang
ah

dibuat oleh dr. Oktavinda Safitry, Sp.F dari Rumah Sakit Umum Pusat
R

es

Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo atas nama Anak Korban II;


M

ng

on
gu

Hal. 15 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. Visum et Repertum No: 02/IV.MR/VIS /RSPI/2014 tanggal 21 April 2014

si
yang dibuat oleh dr. M Lutfi Syafii, Sp.BD dari Rumah Sakit Pondok Indah
atas nama Anak Korban II,

ne
ng
e. Hasil pemeriksaan Psikologi dan Konseling atas nama Anak Korban I dari
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
tanggal 14 Juli 2014 yang dibuat oleh Nurul Adiningtyas, M.Psi, Psikolog

do
gu SIPP: 0826-12-2-1,
f. Hasil pemeriksaan Psikologi dan Konseling atas nama Anak Korban III dari

In
A
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
tanggal 14 Agustus 2014 yang dibuat oleh Nurul Adiningtyas, M.Psi,
ah

lik
Psikolog SIPP: 0826-12-2-1;
g. Hasil pemeriksaan Psikologi dan Konseling atas nama Anak Korban II dari
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
am

ub
tanggal 18 Agustus 2014 yang dibuat oleh Nurul Adiningtyas, M.Psi,
Psikolog SIPP: 0826-12-2-1;
ep
dikembalikan pada Jaksa/ Penuntut Umum untuk dipergunakan bagi
k

pembuktian dalam perkara No.1237/Pid/Sus/2014/PN.Jkt.Sel atas nama


ah

Ferdinant Mitchel alias Ferdinant Tjiong;


R

si
a. Visum et Repertum No: R/48/VER-PPT-KSD/VII/2014/Rumkit Bhay Tk I
dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R Said Sukanto, Instalasi Kedokteran

ne
ng

Forensik tanggal 15 Juli 2014 yang dibuat oleh dr. Jefferson, Sp.B, dr.
Henny, Sp.Kj, dr. Vitalis, Sp.KK, dr. Edy Purnomo, MKKK atas nama Neil

do
gu

Bantleman als. Mr B;
b. Berita Acara Pemeriksaan Polygraph sehubungan dengan kasus/ tindak
pidana perbuatan cabul dan penganiayaan terhadap anak a/n Anak
In
A

Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III dari Badan Reserse Kriminal
Polri Pusat Laboratorium Forensik yang dibuat oleh Ir. Lukas Budi
ah

lik

Santoso, Msi, Nrp 61010870, Ir. Suparnomo, Nrp. 63061009, Nurkolis,


ST,SH, Nrp. 81051448 dan Aji Fibrianto Arrosyid, ST, Nrp. 860215 96 atas
m

ub

nama Neil Bantleman als Mr B;


tetap terlampir dalam berkas perkara ini ;
ka

8. Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar


ep

Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);


ah

Membaca Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor : 152/PID/2015/


R

PT.DKI., tanggal 10 Agustus 2015 yang amar lengkapnya sebagai berikut:


es

1. Menyatakan Terdakwa NEIL BANTLEMAN Alias Mr. B yang indentitas


M

ng

selengkapnya seperti tersebut di atas tidak terbukti secara sah dan


on
gu

Hal. 16 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan

si
Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan Primair maupun dakwaan subsidair ;
2. Membebaskan Terdakwa NEIL BANTLEMAN Alias Mr. B oleh karena itu

ne
ng
dari dakwaan Primair maupun dakwaan Subsidair;
3. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
martabat ;

do
gu 4. Memerintahkan agar Terdakwa dibebaskan dari tahanan ;
5. Menetapkan barang bukti berupa :

In
A
a. 5 (lima) buah selendang warna kuning panjang lebih kurang 1,5 (satu
koma lima) meter;
ah

lik
b. 1 (satu) buah selendang tenun (bukan motif batik sebagaimana yang
ada dalam daftar barang bukti) panjang lebih kurang 1,5 (satu koma
lima) meter;
am

ub
c. 2 (dua) helai gordyn/tirai model kiri-kanan motif garis-garis warna putih
hitam;
ep
d. 1 (satu) buah blender merek Philip yang pada bagian cup terdapat gam
k

bar warna kuning-hijau bertuliskan Food Grade Safe;


ah

e. 1 (satu) lembar Power School Health DOB: 12/25/2007 a/n Anak Korban
R

si
III;
f. 1 (satu) lembar Power School Health DOB: 03/22/2008 a/n Anak Korban

ne
ng

II;
g. 1 (satu) lembar Power School Health DOB: 05/25/2008 a/n Anak Korban

do
gu

I;
h. 1 (satu) buah buku JISMore Than Faces in The Crowd Faculty and
Staff Directory 2013-2014, Private & Confidential dengan cover bermotif
In
A

batik biru-hitam, 49 (empat puluh sembilan) halaman;


i. 1 (satu) buah buku JIS PIE Year Book 2012-2013, Hard Cover dasar
ah

lik

warna putih motif warna merah, kuning, hijau,biru yang berisikan foto
dan gambar berwarna;
m

ub

Dikembalikan pada Penuntut Umum untuk dipergunakan dalam perkara


No.150/Pid/2015/PT.DKI atas nama Ferdinant Mitchel Ferdinan Tjiong;
ka

6. Bukti yang diajukan oleh Tim Penasihat Hukum Terdakwa berupa :


ep

- Rencana jangka panjang terhadap renovasi gedung PIE;


ah

- Hasil Laboratorium SOS Medika Klinik atas nama Anak Korban II;
R

- Putusan Pengadilan Singapura yang menetapkan dapat digunakannya


es

hasil medis pemeriksaan atas nama Anak Korban III;


M

ng

- Video Kasus Mac Martin;


on
gu

Hal. 17 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Rekaman dan Transkrip pertemuan Town Hall;

si
- Laporan Hasil analisa oleh ahli Kamala Newton London;
- Jurnal-jurnal referensi psikologis yang digunakan oleh ahli Kamala

ne
ng
Newton London;
- Email Hector Munoz tanggal 17 Juni 2014 yang ditujukan pada Kepala
Sekolah JIS saksi Tim Carr;

do
gu - Lembar penilaian yang diberikan tahunan dari Mis Haskey, kepada
saksi Ferdinant;

In
A
- Denah Kampus PIE JIS sebelum dan sesudah renovasi dan denah
gedung PIE;
ah

lik
- Foto Anak Korban II yang diambil oleh saksi Marina Abraham;
- Foto Anak Korban II yang diambil oleh Murfhy;
- Foto Anak Korban II yang diambil oleh saksi Luciana;
am

ub
- Foto Anak Korban III yang diambil oleh Allan Dee;
- Foto Anak Korban I yang diambil oleh saksi Murfhy;
ep
- Foto Central Module dan Ruang Kelas Anggrek;
k

- Email saksi Dewi Reich kepada orang tua JIS tertanggal 28 April 2014;
ah

- Hasil penilaian Doreen terhadap Anak Korban III dan Dewi;


R

si
- Email kepada saksi Elsa tertanggal 29 April 2014 yang dikirimkan oleh
Javier del Pozo yang menyatakan anaknya, Anak Korban III tidak

ne
ng

pernah disodomi;
- Email dari Hector Munoz, Bapak dari Juan Pablo;

do
gu

- Pesan Whatsapp antara Myrna Kusnandar Pribadi tertanggal 9 Mei


dengan saksi Dewi Reich;
- Gambar-gambar dan pesan dari anak murid Terdakwa Neil Bantlemant
In
A

alias Mr. B di JIS;


tetap terlampir dalam berkas perkara;
ah

lik

7. Menetapkan bukti surat berupa :


a. Visum et Repertum No: R/92/VER-PPT-KSA/VI/2014/Rumkit Bhay Tk I
m

ub

dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R Said Sukanto, Instalasi


Kedokteran Forensik tanggal 24 Juni 2014 yang dibuat oleh dr.
ka

Jefferson, Sp.B, dr. Henny, Sp.Kj, dr. Vitalis, Sp.KK, dr. Edy Purnomo,
ep

MKKK atas nama Anak Korban III;


ah

b. Visum et Repertum No: R/88/VER-PPT-KSA/VI/2014/ Rumkit Bhay Tk I


R

dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R Said Sukanto, Instalasi


es

Kedokteran Forensik tanggal 24 Juni 2014 yang dibuat oleh dr.


M

ng

on
gu

Hal. 18 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jefferson, Sp.B, dr. Henny, Sp.Kj, dr. Vitalis, Sp.KK, dr. Edy Purnomo,

si
MKKK atas nama Anak Korban I;
c. Visum et Repertum No: 183/IV/PKT/03/2014 tanggal 24 Maret 2014

ne
ng
yang dibuat oleh dr. Oktavinda Safitry, Sp.F dari Rumah Sakit Umum
Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo atas nama Anak Korban II;
d. Visum et Repertum No: 02/IV.MR/VIS /RSPI/2014 tanggal 21 April 2014

do
gu yang dibuat oleh dr. M. Lutfi Syafii, Sp.BD dari Rumah Sakit Pondok
Indah atas nama Anak Korban II;

In
A
e. Hasil pemeriksaan Psikologi dan Konseling atas nama Anak Korban I
dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
ah

lik
(P2TP2A) tanggal 14 Juli 2014 yang dibuat oleh Nurul Adiningtyas,
M.Psi, Psikolog SIPP: 0826-12-2-1;
f. Hasil pemeriksaan Psikologi dan Konseling atas nama Anak Korban III
am

ub
dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) tanggal 14 Agustus 2014 yang dibuat oleh Nurul Adiningtyas,
ep
M.Psi, Psikolog SIPP : 0826-12-2-1;
k

g. Hasil pemeriksaan Psikologi dan Konseling atas nama Anak Korban II


ah

dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak


R

si
(P2TP2A) tanggal 18 Agustus 2014 yang dibuat oleh Nurul Adiningtyas,
M.Psi, Psikolog SIPP: 0826-12-2-1;

ne
ng

h. Visum et Repertum No: R/47/VER-PPT-KSD/VII/2014/Rumkit Bhay Tk I


dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Instalasi

do
gu

Kedokteran Forensik tanggal 15 Juli 2014 yang dibuat oleh dr.


Jefferson, Sp.B, dr. Henny, Sp.Kj, dr. Vitalis, Sp.KK, dr. Edy Purnomo,
MKKK atas nama III ;
In
A

i. Berita Acara Pemeriksaan Polygraph No. Lab 2189/FDF/2014 tanggal


11 Agustus 2014 sehubungan dengan kasus/ tindak pidana perbuatan
ah

lik

cabul dan penganiayaan terhadap anak a/n Anak Korban I, Anak


Korban II dan Anak Korban III dari Badan Reserse Kriminal Polri Pusat
m

ub

Laboratorium Forensik yang dibuat oleh Ir. Lukas Budi Santoso, Msi,
Nrp. 61010870, Ir. Suparnomo, Nrp. 63061009, Nurkolis, ST, SH, Nrp.
ka

81051448 dan Aji Fibrianto Arrosyid, ST, Nrp 860215 96 atas nama III ;
ep

j. Barang barang bukti yang diajukan oleh Tim Penasehat Hukum


ah

Terdakwa yaitu:
R

1. Video Truly CA - Witch Hunt;


es

2. Video McMartin Preschool;


M

ng

3. Video Metro TV Kasus JIS;


on
gu

Hal. 19 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Video Memori Palsu (False Memory);

si
5. Video Tur Gedung Kindergarten PIE & Admin;
6. Surat Referensi untuk Ferdinant Tjiong;

ne
ng
7. Keputusan Rencana Renovasi;
8. Peta JIS PIE 2013-2014;
9. Peta JIS PIE 2012-2013;

do
gu 10. Gambar Gedung Admin Sebelum & Sesudah Renovasi;
11. Foto Penggeledahan JIS 13 Juni 2014;

In
A
12. Foto Anak Anak Korban II 1;
13. Foto Anak Anak Korban I;
ah

lik
14. Foto Anak Anak Korban II 2;
15. Foto Anak Anak Korban II 3 ;
16. Foto Anak Anak Korban III;
am

ub
17. Foto Gedung Admin;
18. Foto Ruangan Kelas ;
ep
Tetap terlampir dalam berkas perkara ini;
k

8. Membebankan biaya perkara pada kedua tingkat Pengadilan kepada


ah

Negara;
R

si
Mengingat akta permohonan kasasi Nomor : 30/Akta.Pid/2015/
PN.Jkt.Sel. yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,

ne
ng

yang menerangkan, bahwa pada tanggal 21 Agustus 2015, Penuntut Umum


pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan mengajukan permohonan kasasi

do
gu

terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut;


Memerhatikan memori kasasi tanggal 02 September 2015 dari Penuntut
Umum tersebut sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan
In
A

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada hari itu juga ;


Membaca surat-surat yang bersangkutan;
ah

lik

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah


diberitahukan kepada Penuntut Umum pada tanggal 14 Agustus 2015 dan
m

ub

Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 21 Agustus


2015 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
ka

Jakarta Selatan pada tanggal 02 September 2015, dengan demikian


ep

permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam


ah

tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu
R

permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;


es

Menimbang, bahwa Pasal 244 KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum


M

ng

Acara Pidana) menentukan bahwa terhadap putusan perkara pidana yang


on
gu

Hal. 20 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain, selain daripada Mahkamah

si
Agung, Terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan kasasi
kepada Mahkamah Agung ;

ne
ng
Menimbang, bahwa akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat bahwa
selaku badan Peradilan Tertinggi yang mempunyai tugas untuk membina dan
menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah Negara

do
gu diterapkan secara tepat dan adil, serta dengan adanya putusan Mahkamah
Konstitusi No. 114/PUU-X/2012 tanggal 28 Maret 2013 yang menyatakan frasa

In
A
kecuali terhadap putusan bebas dalam Pasal 244 Undang-Undang No. 8
Tahun 1981 tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, maka
ah

lik
Mahkamah Agung berwenang memeriksa permohonan kasasi terhadap putusan
bebas;
Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
am

ub
Kasasi/ Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut:
1. Majelis Hakim Tingkat Banding telah tidak cermat ataupun tidak sempurna
ep
dalam menerapkan hukum pembuktian karena salah mempertimbangkan
k

hubungan persesuaian antara Yurisprudensi dengan alat bukti surat berupa


ah

Visum et Repertum (vide Pasal 187 KUHAP) & keterangan ahli (vide Pasal
R

si
186 KUHAP) yang menjelaskan latar belakang kehidupan seksual
Terdakwa; (Putusan : Hal. 26, Alinea 3).

ne
ng

Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding memberikan


pertimbangan sebagai berikut :

do
gu

Hal. 26 :
Alinea 3 :
kedangkalan, ketidakcermatan dan ketidakmatangan pertimbangan
In
A

hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam menyatakan unsur esensial


kedua dakwaan Primair tersebut terbukti terpenuhinya dapat dilihat dari
ah

lik

analisa Majelis Hakim Tingkat Pertama yang terlebih dahulu menyimpulkan


dengan menyatakan Terdakwa adalah seorang dengan perilaku sex
m

ub

menyimpang berdasarkan Visum et Repertum atas pemeriksaan yang


dibuat oleh Jefferson, S.Pb beserta Tim Medis dan keterangan ahli dr. Naek
ka

L. Tobing baru kemudian dikaitkan dengan keterangan anak korban : Anak


ep

Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III sehingga dari uraian
ah

pertimbangan tersebut menurut pendapat Majelis Hakim Tingkat Banding


R

sesungguhnya Terdakwa Neil Bantleman alias Mr. B telah disimpulkan


es

sebagai pelaku tindak pidana cabul terhadap anak korban : Anak Korban I,
M

ng

Anak Korban II dan Anak Korban III dengan mencari pembenaran melalui
on
gu

Hal. 21 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keterangan ketiga anak korban tersebut, padahal untuk membuktikan

si
terpenuhinya unsur esensial kedua dakwaan Primair ini, yakni apakah
Terdakwa telah melakukan kekerasan / ancaman kekerasan / memaksa /

ne
ng
melakukan tipu muslihat / serangkaian kebohongan / membujuk untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, seharusnya digali
dan dipertimbangkan terlebih dahulu dari keterangan saksi korban serta

do
gu saksi-saksi fakta lainnya, baru alat bukti lainnya, termasuk keterangan ahli,
surat dan sebagainya;

In
A
Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum
menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan
ah

lik
karena telah tidak cermat dan tidak sempurna mempertimbangkan
rangkaian fakta hukum yang terungkap di persidangan sehingga salah
dalam pertimbangan hukumnya dengan alasan sebagai berikut :
am

ub
a. Majelis Hakim Tingkat Banding telah salah dalam memahami
sistematika dari uraian analisa pada unsur esensial kedua dakwaan
ep
Primair karena sama sekali tidak ada hubungannya penjabaran analisa
k

mengenai perilaku seksual menyimpang dari Terdakwa berdasarkan


ah

Visum et Repertum dan keterangan ahli dr. Naek L. Tobing yang


R

si
dianalisa terlebih dahulu oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama, yang
kemudian baru dikaitkan dengan keterangan ketiga anak korban,

ne
ng

dengan pernyataan dari Majelis Hakim Tingkat Banding yang


menyatakan bahwa sesungguhnya Terdakwa telah disimpulkan

do
gu

sebagai pelaku tindak pidana cabul terhadap anak korban : Anak


Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III dengan mencari
pembenaran melalui keterangan ketiga anak korban tersebut.
In
A

Kami berpendapat demikian karena yang dilakukan oleh Majelis Hakim


Tingkat Pertama hanyalah merangkai fakta hukum yang terungkap di
ah

lik

persidangan dengan bersandar pada Yurisprudensi HR. 26 Januari


1931 : gambaran mengenai kelakuan Terdakwa mengenai bidang
m

ub

seksuil dapat dipergunakan sebagai sarana bukti.


Oleh karena itu sesungguhnya pun dengan ditempatkannya hasil
ka

analisa mengenai perilaku sex menyimpang dari Terdakwa berdasarkan


ep

Visum et Repertum dan keterangan ahli dr. Naek L. Tobing di belakang


ah

uraian keterangan ketiga saksi korban ataupun saksi lainnya, tidak akan
R

menimbulkan permasalahan hukum pembuktian dan bukanlah


es

merupakan tindakan mencari pembenaran sebagaimana yang


M

ng

dinyatakan oleh Majelis Hakim Tingkat Banding, melainkan tindakan


on
gu

Hal. 22 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mencari kebenaran dengan menghubungkan potongan fakta hukum

si
yang tersebar dari berbagai alat bukti sah yang terungkap di
persidangan lalu mengaitkannya pada kelakuan seksual dari Terdakwa.

ne
ng
Perlu diketahui bahwa hasil Visum et Repertum (VeR) Terdakwa No.
R/48/VER-PPT-KSD/VII/2014/Rumkit Bhay Tk. I tanggal 15 Juli 2014
telah menunjukkan adanya kuman Dipplococus Gram Negatif Ekstra

do
gu Seluler pada anusnya dimana dr. Jefferson Marampe, Sp.B & dr. Edy
Purnomo, M.KKK serta dr. Naek L. Tobing menyimpulkan bahwa

In
A
Terdakwa pernah menerima penis laki-laki dewasa pada anusnya
sehingga secara jelas telah menggambarkan perilaku seksual yang
ah

lik
menyimpang dari Terdakwa. Kemudian apabila dikaitkan lagi dengan
alat bukti surat berupa Hasil Laporan Pemeriksaan Seksual yang
dilakukan oleh dr. Naek L. Tobing kepada Terdakwa, maka akan
am

ub
tergambar suatu kesesuaian fakta dimana secara garis besar hasilnya
menyatakan bahwa keadaan yang dialami Terdakwa dapat menjadi
ep
kondisi terbentuknya pribadi dengan perilaku seks yang abnormal.
k

Selain itu, berdasarkan keterangan dari dr. Naek L. Tobing, ciri-ciri yang
ah

terdapat pada Terdakwa termasuk ke dalam kategori pedofilia yang


R

si
inklusif dimana masih tertarik pada orang dewasa sehingga kalau tidak
ada anak, mereka masih tertarik dan menyalurkan seks nya pada

ne
ng

dewasa. Jadi mereka masih bisa menahan diri dari bahaya yang
mungkin terjadi kalau memangsa anak.

do
gu

Oleh karena itu, dilihat dari asas-asas yang bersifat umum menurut
kepatutan & kewajaran dalam masyarakat, maka mengetahui latar
belakang seksual dari Terdakwa menjadi penting dalam setiap tindak
In
A

pidana yang melibatkan perilaku seksual menyimpang yang dalam hal


ini adalah sodomi, sehingga dengan mengesampingkan alat bukti surat
ah

lik

(Vide Pasal 187 KUHAP) berupa Visum et Repertum & Hasil Laporan
Pemeriksaan Seksual dan keterangan ahli dr. Naek L. Tobing (vide
m

ub

Pasal 186 KUHAP), maka Majelis Hakim Tingkat Banding telah salah
dalam memaknai fungsi pembuktian dari Visum et Repertum & Hasil
ka

Laporan Pemeriksaan Seksual ataupun keterangan ahli dr. Naek L.


ep

Tobing mengenai keadaan seksualitas Terdakwa dengan Yurisprudensi


ah

sebagaimana tersebut di atas, karena secara logis tidak akan mungkin


R

seseorang yang mempunyai kehidupan seks normal akan melakukan


es

perbuatan sodomi terhadap ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak


M

ng

Korban II & Anak Korban III yang masih berusia 6 (enam) 7 (tujuh)
on
gu

Hal. 23 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tahun sebagaimana perbuatan Terdakwa tersebut apabila memang

si
tidak memiliki penyimpangan seksual;
b. Selain itu, tidak ada keharusan ataupun kewajiban dalam Teori Hukum

ne
ng
Pembuktian & ketentuan Undang-Undang bahwa pembuktian unsur
seharusnya digali dan dipertimbangkan terlebih dahulu dari keterangan
saksi korban serta saksi-saksi fakta lainnya, baru alat bukti lainnya,

do
gu termasuk keterangan ahli, surat dan sebagainya, sebagaimana
pernyataan dari Majelis Hakim Tingkat Banding.

In
A
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP hanya
mengatur mengenai didengarnya keterangan korban yang menjadi saksi
ah

lik
terlebih dahulu dalam proses persidangan sebagaimana ketentuan dari
Pasal 160 Ayat (1) huruf b KUHAP, namun demikian ketentuan tersebut
tidak dapat dimaknai bahwa keterangan saksi korban harus didahulukan
am

ub
pada saat analisa unsur pasal dalam suatu putusan.
Oleh karena itu, dengan mengharuskan pertimbangan analisa uraian
ep
unsur sebagaimana kemauan dari Majelis Hakim Tingkat Banding,
k

maka Majelis Hakim Tingkat Banding telah memaksakan sesuatu tanpa


ah

didasari oleh suatu ketentuan yuridis sehingga dengan sendirinya


R

si
Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan dalam
menerapkan prinsip-prinsip hukum pembuktian, yakni Pasal 183

ne
ng

KUHAP Jo Pasal 184 Ayat (1) KUHAP Jo Pasal 199 Ayat (1) huruf a
KUHAP Jo Pasal 197 Ayat (1) huruf d KUHAP karena tidak ada satu

do
gu

pun dari ketentuan pasal-pasal tersebut yang mengharuskan untuk


mendahulukan pertimbangan keterangan saksi korban dalam analisa
unsur pasal dalam suatu putusan;
In
A

2. Majelis Hakim Tingkat Banding tidak cermat ataupun tidak sempurna dalam
menerapkan hukum pembuktian karena hanya menerapkan ketentuan dari
ah

lik

Pasal 185 Ayat (7) KUHAP tanpa menghubungkannya dengan ketentuan


dari Penjelasan Pasal 171 huruf a KUHAP serta Pasal 184 Ayat (1) huruf d
m

ub

KUHAP dalam menilai keterangan dari Ketiga Anak korban, yakni : Anak
Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III yang seharusnya dapat
ka

dijadikan sebagai petunjuk & Pasal 160 Ayat (3) KUHAP Jo Pasal 184
ep

Ayat (1) huruf a KUHAP Jo Pasal 185 Ayat (1) KUHAP Jo Pasal 185 Ayat
ah

(4) KUHAP dalam menilai keterangan diatas sumpah para orang tua ketiga
R

anak korban, yakni : Orang Tua Korban II , Orang Tua Korban I & Orang
es

Tua Korban III yang seharusnya dapat digunakan sebagai alat bukti
M

ng

keterangan saksi yang ada hubungannya sedemikian rupa dengan kejadian


on
gu

Hal. 24 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ataupun keadaan dalam tindak pidana ini ; (Putusan : Hal. 27, Alinea 1, 2, 3

si
& 4).
Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding memberikan

ne
ng
pertimbangan sebagai berikut :
Alinea 1 :
bahwa keterangan saksi korban dalam perkara a quo yakni keterangan

do
gu anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III,
kenyataannya diberikan dengan tanpa dibawah sumpah, karena ketiganya

In
A
masih belum cukup umur 15 tahun dan belum pernah kawin
Alinea 2 :
ah

lik
bahwa ketentuan Pasal 185 Ayat (7) KUHAP sudah secara jelas
disebutkan bahwa keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun
sesuai satu dengan yang lain, tidak merupakan alat bukti, namun apabila
am

ub
keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah dapat
dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain
ep
Alinea 3 :
k

bahwa dengan mengacu kepada ketentuan Pasal 185 Ayat (7) KUHAP
ah

tersebut, maka keterangan anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II


R

si
dan Anak Korban III baru dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti
sah lainnya jika keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang

ne
ng

disumpah, sedangkan menurut ketentuan Pasal 185 Ayat (1) KUHAP,


keterangan saksi yang disumpah sebagai alat bukti ialah apa yang saksi

do
gu

nyatakan di sidang Pengadilan


Alinea 4 :
bahwa oleh karena itu pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama
In
A

yang menyatakan unsur esensial kedua dakwaan Primair telah terpenuhi


jika hanya didasarkan pada keterangan ketiga anak korban tersebut yang
ah

lik

dihubungkan dengan keterangan ahli maupun surat Visum et Repertum,


maka hal itu merupakan pertimbangan yang sangat keliru dan bertentangan
m

ub

dengan ketentuan Pasal 185 Ayat (7) KUHAP, karena keterangan ahli dan
surat Visum et Repertum adalah jenis alat bukti yang sama sekali berbeda
ka

dengan alat bukti saksi menurut ketentuan Pasal 184 Ayat (1) KUHAP,
ep

sehingga keterangan ketiga anak korban tersebut tidak dapat dipergunakan


ah

sebagai alat bukti sah lain untuk memperkuat keterangan ahli dan surat
R

Visum et Repertum dalam membuktikan unsur esensial kedua dakwaan


es

primair, dan di samping itu dalam kaitan pertimbangan Majelis Hakim


M

ng

Tingkat Pertama tersebut, menurut pendapat Majelis Hakim Tingkat


on
gu

Hal. 25 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Banding, keterangan ketiga anak korban yang disampaikan tanpa dibawah

si
sumpah itu adalah termasuk dalam kategori bukan merupakan alat bukti
sah, sehingga oleh karena itu pula tidak mempunyai nilai kekuatan

ne
ng
pembuktian
Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum
menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan

do
gu karena telah tidak cermat ataupun tidak sempurna dalam menerapkan
hukum pembuktian dalam menilai keterangan dari Ketiga Anak korban,

In
A
yakni : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III, sehingga salah
dalam pertimbangan hukumnya dengan alasan sebagai berikut :
ah

lik
Bahwa memang benar keterangan dari ketiga anak korban : Anak Korban I,
Anak Korban II & Anak Korban III tidak dilakukan dibawah sumpah
dikarenakan usia mereka dibawah 15 (lima) belas tahun, NAMUN
am

ub
DEMIKIAN bukan berarti keterangan ketiga anak korban : Anak Korban I,
Anak Korban II & Anak Korban III ini menjadi tidak mempunyai nilai
ep
kekuatan pembuktian di hadapan hukum, karena anak yang usianya belum
k

cukup lima belas tahun dan belum pernah kawin, boleh diperiksa untuk
ah

memberi keterangan tanpa sumpah berdasarkan Pasal 171 huruf a KUHAP,


R

si
dimana berdasarkan Penjelasan pasal tersebut intinya menyatakan
keterangan mereka dapat dipakai sebagai petunjuk.

ne
ng

Hal ini menandakan bahwa keterangan ketiga anak korban : Anak Korban I,
Anak Korban II & Anak Korban III tersebut yang telah menjelaskan bahwa

do
gu

Terdakwa telah melakukan sodomi terhadap mereka dimana mereka juga


secara konsisten telah menunjuk foto Terdakwa sebagai orang yang telah
melakukan sodomi padahal penunjukan foto Terdakwa telah diacak dan
In
A

diambil dari buku tahunan / year book yang isinya banyak sekali foto selain
wajah Terdakwa kemudian ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak
ah

lik

Korban II & Anak Korban III juga telah secara jelas memperagakan
bagaimana posisi mereka saat Terdakwa melakukan sodomi, Anak Korban
m

ub

II juga telah dengan tegas mengkonfirmasi barang bukti berupa blender dan
gorden sebagai barang yang ia lihat sewaktu disodomi oleh Terdakwa, juga
ka

selendang warna kuning yang digunakan Terdakwa untuk mengikat Anak


ep

Korban II, maka secara legalitas keterangan ketiga anak korban : Anak
ah

Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III tersebut berharga dan
R

mempunyai nilai di mata hukum sehingga dapat dikategorikan sebagai alat


es

bukti petunjuk yang sah berdasakan ketentuan dari Pasal 184 Ayat (1)
M

ng

huruf d KUHAP sebagaimana pendapat hukum dari Ahli Pidana Dr. Chairul
on
gu

Hal. 26 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Huda, SH, MH saat memberikan keterangannya dalam pemeriksaan di

si
persidangan sehingga keterangan dari ketiga anak korban : Anak Korban I,
Anak Korban II & Anak Korban III ini dapat dirangkai dan dikaitkan dengan

ne
ng
alat bukti sah lainnya seperti keterangan di atas sumpah di muka
persidangan para orang tua ketiga anak korban, yakni : Orang Tua Korban II
, Orang Tua Korban I & Orang Tua Korban III yang apabila keterangannya

do
gu dicermati dengan jujur menggunakan hati nurani oleh Majelis Hakim Tingkat
Banding, maka dapat dilihat bahwa keterangan mereka termasuk ke dalam

In
A
kategori Pasal 160 Ayat (3) KUHAP Jo Pasal 184 Ayat (1) huruf a KUHAP
Jo Pasal 185 Ayat (1) KUHAP Jo Pasal 185 Ayat (4) KUHAP karena apa
ah

lik
yang mereka kemukakan di atas sumpah di muka persidangan merupakan
keterangan yang secara tersendiri telah berhubungan sedemikian rupa
antara satu dengan lainnya tentang suatu kejadian ataupun keadaan
am

ub
sehingga dapat membenarkan adanya suatu perbuatan sodomi terhadap
ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III yang
ep
telah dilakukan oleh Terdakwa.
k

Dalam hal ini, sebagai contoh ada beberapa keterangan di muka


ah

persidangan yang dinyatakan di atas sumpah oleh ketiga orang tua korban,
R

si
yakni : Orang Tua Korban I , Orang Tua Korban II & Orang Tua Korban III
yang dapat memberikan gambaran tersebut, yakni sebagai berikut :

ne
ng

Keterangan dari saksi Orang Tua Korban I ;


Keterangan dari Saksi Orang Tua Korban II ;

do
gu

Keterangan dari Saksi Orang Tua Korban III ;


Perlu dipahami bahwa keterangan para orang tua dari ketiga anak korban
In
yang diberikan di atas sumpah ini tidak dapat dipandang sebagai suatu
A

Testimonium de Auditu karena senyatanya keterangan mereka itu hanya


menjelaskan tentang suatu keadaan ataupun kejadian yang terjadi pada
ah

lik

ketiga anak korban sebagaimana hasil penglihatan dan pendengaran


langsung oleh mereka sendiri dimana dari rangkaian keadaan dan kejadian
m

ub

itu terdapat hubungan sedemikian rupa antara satu dengan lainnya yakni
adanya perubahan sikap, ketakutan, trauma dan perubahan kondisi fisik
ka

ketiga anak korban sebelum dan sesudah peristiwa sodomi serta kesamaan
ep

penunjukan nama dan foto Terdakwa oleh ketiga anak korban sebagai
ah

pelaku sodomi terhadap mereka padahal penunjukan foto dan nama


R

Terdakwa itu dilakukan oleh ketiga anak korban secara terpisah kepada
es

para orang tua masing-masing ketiga anak korban pada waktu dan tempat
M

ng

yang berbeda pula. Sehingga berdasarkan pertimbangan tersebut, maka


on
gu

Hal. 27 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keterangan dari para orang tua ketiga anak korban itu dapat dikategorikan

si
dalam ketentuan Pasal 160 Ayat (3) KUHAP Jo Pasal 184 Ayat (1) huruf a
KUHAP Jo Pasal 185 Ayat (1) KUHAP Jo Pasal 185 Ayat (4) KUHAP.

ne
ng
Oleh karena itu dalam perkara ini, pintu masuk untuk menghubungkan
keterangan tanpa sumpah ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban
II & Anak Korban III yang telah menyatakan bahwa Terdakwa telah

do
gu melakukan perbuatan sodomi terhadap mereka itu harus dirangkai terlebih
dahulu melalui alat bukti Petunjuk sebagaimana ketentuan dari Penjelasan

In
A
Pasal 171 huruf a KUHAP Jo Pasal 184 Ayat (1) huruf d KUHAP yang
dikaitkan dengan alat bukti sah lainnya berupa keterangan di atas sumpah
ah

lik
para orang tua ketiga anak korban yang telah terungkap di persidangan
sebagaimana ketentuan dari Pasal 160 Ayat (3) KUHAP Jo Pasal 184 Ayat
(1) huruf a KUHAP Jo Pasal 185 Ayat (1) KUHAP Jo Pasal 185 Ayat (4)
am

ub
KUHAP, baru kemudian dapat dirangkai dalam ketentuan Pasal 185 Ayat
(7) KUHAP karena keterangan dari ketiga anak korban yang tidak disumpah
ep
tersebut telah sesuai dengan keterangan di atas sumpah di muka
k

persidangan para orang tua ketiga anak korban itu sehingga dapat
ah

dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah lainnya untuk memperkuat


R

si
kayakinan Hakim sebagaimana ketentuan dari Pasal 185 Ayat (7) KUHAP.
Maka pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Banding yang menyatakan

ne
ng

bahwa oleh karena itu pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang
menyatakan unsur esensial kedua dakwaan Primair telah terpenuhi jika

do
gu

hanya didasarkan pada keterangan ketiga anak korban tersebut yang


dihubungkan dengan keterangan ahli maupun surat Visum et Repertum,
maka hal itu merupakan pertimbangan yang sangat keliru dan bertentangan
In
A

dengan ketentuan Pasal 185 Ayat (7) KUHAP, karena keterangan ahli dan
surat Visum et Repertum adalah jenis alat bukti yang sama sekali berbeda
ah

lik

dengan alat bukti saksi menurut ketentuan Pasal 184 Ayat (1) KUHAP
adalah suatu pertimbangan hukum yang salah karena telah tidak cermat
m

ub

dan tidak sempurna dalam memahami rangkaian fakta terkait hukum


pembuktian dimana secara sempit dan sembrono menyatakan bahwa
ka

pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama menggunakan


ep

ketentuan Pasal 185 Ayat (7) KUHAP hanya didasarkan pada keterangan
ah

ketiga anak korban tersebut yang dihubungkan dengan keterangan ahli


R

maupun surat Visum et Repertum, padahal sebagaimana yang telah


es

dianalisa di atas, unsur esensial kedua dakwaan Primair itu dirangkai dari
M

ng

keterangan ketiga anak korban yang dihubungkan dengan keterangan di


on
gu

Hal. 28 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atas sumpah di muka persidangan para orang tua ketiga anak korban baru

si
dihubungkan dengan alat bukti Keterangan Ahli (Vide Pasal 184 Ayat (1)
huruf b KUHAP Jo Pasal 186 KUHAP) dan alat bukti Surat berupa Visum et

ne
ng
Repertum (Vide Pasal 184 Ayat (1) huruf c KUHAP Jo Pasal 187 huruf c
KUHAP) & alat bukti sah lainnya yang terungkap di persidangan.
Relevan dengan argumentasi di atas, maka berdasarkan fakta hukum yang

do
gu terungkap di persidangan, rangkaian alat bukti berupa keterangan para
orang tua ketiga anak korban, keterangan para ahli dan surat yang dikaitkan

In
A
dengan keterangan tanpa sumpah dari ketiga anak korban telah saling
bersesuaian & telah sempurna menggambarkan peristiwa sodomi yang
ah

lik
dilakukan oleh Terdakwa kepada ketiga anak korban dimana hal ini sesuai
dengan doktrin hukum yang dikemukakan oleh M. Yahya Harahap, SH.
dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP ;
am

ub
Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali
; Edisi Kedua ; Hal. 293, yakni : untuk mempergunakan keterangan tanpa
ep
sumpah baik sebagai tambahan alat bukti yang sah maupun untuk
k

menguatkan keyakinan Hakim atau sebagai petunjuk, harus dibarengi


ah

dengan syarat :
R

si
- Harus lebih dulu ada alat bukti yang sah, misalnya : telah ada alat bukti
keterangan saksi, alat bukti keterangan ahli, alat bukti surat atau

ne
ng

keterangan Terdakwa;
- Alat bukti yang sah itu telah memenuhi batas minimum pembuktian

do
gu

yakni telah ada sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah;


- Kemudian antara keterangan tanpa sumpah itu dengan alat bukti yang
sah, terdapat saling persesuaian;
In
A

Sehingga dengan tidak sempurnanya penerapan hukum yang dilakukan


oleh Majelis Hakim Tingkat Banding dalam merangkai ketentuan dari
ah

lik

serangkaian pasal tersebut di atas, maka Majelis Hakim Tingkat Banding


telah dengan jelas melakukan kesalahan karena tidak cermat dalam
m

ub

menerapkan hukum pembuktian yang seharusnya dapat dipergunakan


dalam menganalisa putusannya.
ka

3. Majelis Hakim Tingkat Banding telah tidak menerapkan peraturan hukum,


ep

yakni ketentuan Pasal 1 Angka 5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012


ah

tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dalam menilai keterangan dari


R

Ketiga Anak korban, yakni : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban
es

III yang seharusnya sudah dapat dikategorikan sebagai alat bukti


M

ng

keterangan saksi; (Putusan : Hal.27, Alinea 1, 2, 3 & 4).


on
gu

Hal. 29 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding memberikan

si
pertimbangan sebagai berikut :
Alinea 1 :

ne
ng
bahwa keterangan saksi korban dalam perkara a quo yakni keterangan
anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III,
kenyataannya diberikan dengan tanpa dibawah sumpah, karena ketiganya

do
gu masih belum cukup umur 15 tahun dan belum pernah kawin
Alinea 2 :

In
A
bahwa ketentuan Pasal 185 Ayat (7) KUHAP sudah secara jelas
disebutkan bahwa keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun
ah

lik
sesuai satu dengan yang lain, tidak merupakan alat bukti, namun apabila
keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah dapat
dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain
am

ub
Alinea 3 :
bahwa dengan mengacu kepada ketentuan Pasal 185 Ayat (7) KUHAP
ep
tersebut, maka keterangan anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II
k

dan Anak Korban III baru dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti
ah

sah lainnya jika keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang
R

si
disumpah, sedangkan menurut ketentuan Pasal 185 Ayat (1) KUHAP,
keterangan saksi yang disumpah sebagai alat bukti ialah apa yang saksi

ne
ng

nyatakan disidang pengadilan


Alinea 4 :

do
gu

bahwa oleh karena itu pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama


yang menyatakan unsur esensial kedua dakwaan Primair telah terpenuhi
jika hanya didasarkan pada keterangan ketiga anak korban tersebut yang
In
A

dihubungkan dengan keterangan ahli maupun surat Visum et Repertum,


maka hal itu merupakan pertimbangan yang sangat keliru dan bertentangan
ah

lik

dengan ketentuan Pasal 185 Ayat (7) KUHAP, karena keterangan ahli dan
surat Visum et Repertum adalah jenis alat bukti yang sama sekali berbeda
m

ub

dengan alat bukti saksi menurut ketentuan Pasal 184 Ayat (1) KUHAP,
sehingga keterangan ketiga anak korban tersebut tidak dapat dipergunakan
ka

sebagai alat bukti sah lain untuk memperkuat keterangan ahli dan surat
ep

Visum et Repertum dalam membuktikan unsur esensial kedua dakwaan


ah

primair, dan di samping itu dalam kaitan pertimbangan Majelis Hakim


R

Tingkat Pertama tersebut, menurut pendapat Majelis Hakim Tingkat


es

Banding, keterangan ketiga anak korban yang disampaikan tanpa dibawah


M

ng

sumpah itu adalah termasuk dalam kategori bukan merupakan alat bukti
on
gu

Hal. 30 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sah, sehingga oleh karena itu pula tidak mempunyai nilai kekuatan

si
pembuktian
Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum

ne
ng
menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan
karena hanya mengacu pada ketentuan dari Pasal 185 Ayat (7) KUHAP
(dan itu pun ditafsirkan secara salah) tanpa menerapkan ketentuan Pasal 1

do
gu Angka 5 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak dalam menilai keterangan dari Ketiga Anak korban, yakni :

In
A
Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III, dengan alasan sebagai
berikut :
ah

lik
Bahwa Mejelis Hakim Tingkat Banding terlalu kaku dan sempit dalam
memaknai keterangan ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II
& Anak Korban III dengan hanya melihatnya dari konstruksi Pasal 185 Ayat
am

ub
(7) KUHAP, karena dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), tanggal 30 Juli
ep
2014, maka seharusnya dengan menggunakan Penafsiran Sistematis dan
k

Asas Lex Specialis Derogate Legi Generalis dalam Ilmu Hukum, seorang
ah

anak yang menjadi saksi tindak pidana sudah dapat dikategorikan sebagai
R

si
alat bukti keterangan saksi sebagaimana ketentuan Pasal 184 Ayat (1)
huruf a KUHAP jo Pasal 1 angka 27 KUHAP, walaupun anak itu tidak

ne
ng

mengangkat sumpah, sebagaimana pendapat hukum dari Prof. Dr.


Komariah Emong Sapardjaja, SH, selaku mantan Hakim Agung dan

do
gu

sekaligus Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjajaran.


Ketentuan itu sendiri tercantum pada Pasal 1 angka 5 UU SPPA yang
menyatakan : anak yang menjadi saksi tindak pidana yang selanjutnya
In
A

disebut Anak Saksi adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas)
tahun yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,
ah

lik

penuntutan, dan pemeriksaan disidang pengadilan tentang suatu perkara


pidana yang didengar, dilihat, dan/ atau dialaminya sendiri.
m

ub

Oleh karena itu, fakta hukum berupa keterangan dari ketiga anak korban :
Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III yang di persidangan telah
ka

menjelaskan secara detail tentang perbuatan sodomi yang dilakukan oleh


ep

Terdakwa kepada mereka dan telah secara konsisten menunjuk Terdakwa


ah

melalui foto buku tahunan / year book sebagai pelaku sodomi terhadap
R

mereka, dan Anak Korban II juga telah dengan tegas mengkonfirmasi


es

barang bukti berupa blender dan gorden sebagai barang yang ia lihat
M

ng

sewaktu disodomi oleh Terdakwa, juga selendang warna kuning yang


on
gu

Hal. 31 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
digunakan Terdakwa untuk mengikat Anak Korban II, maka secara

si
substansi pernyataan mereka sudah dapat dikategorikan sebagai alat bukti
keterangan saksi yang sah berdasarkan Pasal 184 Ayat (1) huruf a KUHAP

ne
ng
jo Pasal 1 angka 27 KUHAP walaupun keterangan ketiga anak korban :
Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III tersebut diberikan tanpa
sumpah, karena mereka telah secara langsung melihat, mendengar dan

do
gu mengalami sendiri peristiwa sodomi yang dilakukan oleh Terdakwa kepada
mereka sehingga keterangan tersebut mempunyai nilai kekuatan

In
A
pembuktian.
Karena berdasarkan Pasal 1 angka 5 UU SPPA seperti tersebut di atas,
ah

lik
walaupun anak itu tidak mengangkat sumpah, keterangan ketiga anak
korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III merupakan alat
bukti keterangan saksi sebagaimana ketentuan Pasal 184 Ayat (1) huruf a
am

ub
KUHAP jo. Pasal 1 angka 27 KUHAP, maka keterangan tersebut sudah
mendapatkan legalitas untuk dapat dikaitkan dan dinilai kebenarannya
ep
dengan memperhatikan persesuaian dengan alat bukti sah lainnya
k

berdasarkan Pasal 185 Ayat (6) huruf a & b KUHAP seperti keterangan dari
ah

Saksi Orang Tua Korban I , Saksi Orang Tua Korban II & Saksi Orang Tua
R

si
Korban III , alat bukti keterangan ahli psikolog : Nurul Adiningtyas, Styani
Ambarwati, Nella Savitri Cholid & Connie Kristanto, alat bukti keterangan

ne
ng

ahli kedokteran : dr. Jefferson Marampe, Sp.B & dr. Edy Purnomo, M.KKK,
Alat bukti keterangan ahli seksologi yakni dr. Naek L. Tobing, alat bukti

do
gu

keterangan ahli polygraph yakni Ir. Lukas Budi Santoso, Msi serta alat bukti
surat : Visum et Repertum ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban
II & Anak Korban III, Visum et Repertum Terdakwa, Hasil Pemeriksaan
In
A

Psikologi dan Konseling ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II
& Anak Korban III, Hasil Pemeriksaan Seksual Terdakwa & Hasil
ah

lik

Pemeriksaan Polygraph Terdakwa.


Sehingga dengan memperhatikan persesuaian antara alat bukti sah
m

ub

sebagaimana tersebut di atas, semakin menunjukkan kesalahan Majelis


Hakim Tingkat Banding dalam menerapkan hukum pembuktian karena telah
ka

dengan dangkalnya melakukan analisa tanpa merangkai & menghubungkan


ep

dengan ketentuan hukum lainnya yang terdapat dalam Undang-Undang


ah

Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA)


R

melalui Penafsiran Sistematis ataupun Asas Lex Specialis Derogate Legi


es

Generalis, padahal dengan menggunakan Pasal 1 angka 5 UU SPPA dan


M

ng

melakukan konstruksi berfikir seperti tersebut di atas, maka sudah pasti


on
gu

Hal. 32 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Terdakwa tidak akan lolos dari jerat hukum karena adanya persesuaian baik

si
itu dari keadaan atau pun dari perbuatan antara satu dengan lainnya yang
menandakan bahwa Terdakwa adalah pelaku sodomi terhadap ketiga anak

ne
ng
korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III.
4. Majelis Hakim Tingkat Banding telah tidak menerapkan peraturan hukum,
yakni Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 65/PUU-VIII/2010 tanggal 08

do
gu Februari 2011 tentang perluasan makna saksi terhadap penilaian
keterangan dari Saksi Orang Tua Korban I , Saksi Orang Tua Korban III &

In
A
Saksi Orang Tua Korban II ; (Putusan : Hal. 28, Alinea 1).
Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding memberikan
ah

lik
pertimbangan sebagai berikut :
bahwa sebenarnya keterangan saksi yang dapat dikatakan bersesuaian
dengan keterangan ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II dan
am

ub
Anak Korban III, adalah keterangan yang diberikan oleh Saksi Orang Tua
Korban II , Saksi Orang Tua Korban I & Saksi Orang Tua Korban III , akan
ep
tetapi adanya persesuaian keterangan dikarenakan keterangan yang
k

diberikan oleh saksi-saksi Orang Tua Korban II , Orang Tua Korban I &
ah

Orang Tua Korban III sifatnya adalah Testimonium de Auditu, atau


R

si
keterangan saksi yang diperoleh dari atau sebagai hasil pendengaran cerita
masing-masing anaknya yaitu ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak

ne
ng

Korban II dan Anak Korban III, bukan keterangan saksi atas peristiwa
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri atau ia alami sendiri dan oleh

do
gu

karena keterangan ketiga saksi dimaksud bersifat Testimonium de Auditu,


maka keterangan dari Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang Tua Korban
I & Saksi Orang Tua Korban III menurut pendapat Majelis Hakim Tingkat
In
A

Banding adalah kesaksian yang tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian


pula
ah

lik

Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum


menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan
m

ub

dalam putusannya karena tidak menerapkan peraturan hukum berupa


Putusan Mahkamah Konstitusi No. 65/PUU.VIII/2010 dengan alasan
ka

sebagai berikut :
ep

Bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah mengabaikan putusan


ah

Mahkamah Konstitusi No. 65/PUU.VIII/2010, tanggal 08 Februari 2011


R

sehubungan dengan adanya perluasan definisi saksi sebagaimana


es

dimaksud dalam Pasal 1 angka 26 KUHAP jo Pasal 1 angka 27 KUHAP jo


M

ng

Pasal 65 KUHAP jo Pasal 116 ayat (3) & (4) KUHAP jo Pasal 184 ayat (1)
on
gu

Hal. 33 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
huruf a KUHAP yang telah diperluas. Dimana secara eksplisit putusan

si
Mahkamah Konstitusi ini menerangkan bahwa arti penting dari saksi
bukanlah terletak pada apakah dia melihat, mendengar, atau mengalami

ne
ng
sendiri suatu peristiwa pidana, melainkan apakah kesaksiannya itu relevan
ataukah tidak dengan perkara pidana yang sedang diproses. Sehingga
harus dipahami bahwa semua pihak yang kesaksiannya relevan dengan

do
gu perkara pidana yang sedang diproses, dapat menjadi saksi untuk
mengungkapkan kebenaran dari tindak pidana yang didakwakan.

In
A
Sehubungan dengan hal ini, perlu ditegaskan bahwa putusan Mahkamah
Konstitusi No. 65/PUU.VIII/2010, tanggal 08 Februari 2011 terkait perluasan
ah

lik
definisi saksi tidak hanya berlaku untuk Saksi Alibi ataupun saksi A de
Charge saja namun berlaku juga bagi Saksi A charge. Karena berdasarkan
putusan MK No. 65/PUU.VIII/2010 tersebut, yang diubah itu adalah
am

ub
KESELURUHAN DARI PASAL YANG DIUJI yakni Pasal 1 angka 26 dan
angka 27; Pasal 65; Pasal 116 ayat (3) dan ayat (4); serta Pasal 184 ayat
ep
(1) huruf a KUHAP dan tidak dibatasi untuk Saksi Alibi ataupun Saksi A de
k

Charge saja.
ah

Oleh karena itu para orang tua ketiga anak korban, yakni : Saksi Orang Tua
R

si
Korban I , Saksi Orang Tua Korban II & Saksi Orang Tua Korban III dapat
dikategorikan sebagai saksi yang RELEVAN dengan tindak pidana yang

ne
ng

didakwakan terhadap Terdakwa karena bukan saja mereka telah melihat,


mendengar dan mengalami sendiri adanya perubahan perilaku dari anak

do
gu

mereka yakni : Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III sebelum
dan sesudah terjadinya sodomi, melainkan Saksi Orang Tua Korban I ,
Saksi Orang Tua Korban II & Saksi Orang Tua Korban III juga telah
In
A

mendapatkan pernyataan secara langsung dari ketiga anak korban : Anak


Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III tentang sodomi yang
ah

lik

dilakukan oleh Terdakwa, dimana keterangan ketiga anak korban itu juga
sudah di verifikasi kebenarannya oleh para ahli psikolog, yakni : Nurul
m

ub

Adiningtyas, Styani Ambarwati, Nella Savitri Cholid & Connie Kristanto


dengan pada intinya menyatakan bahwa ketiga anak korban : Anak Korban
ka

I, Anak Korban II dan Anak Korban III mengalami tekanan psikologis akibat
ep

peristiwa yang dialaminya dan cerita yang dikemukakan tentang sodomi


ah

yang dilakukan oleh Terdakwa adalah benar dialami oleh mereka dan bukan
R

hasil karangan ataupun karena pengaruh orang lain. Sehingga berdasarkan


es

rangkaian fakta tersebut di atas sudah seharusnya keterangan Saksi Orang


M

ng

Tua Korban I , Saksi Orang Tua Korban II & Saksi Orang Tua Korban III
on
gu

Hal. 34 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempunyai nilai pembuktian yang sah dan berharga dimata hukum dan

si
tidak dikesampingkan begitu saja oleh Majelis Hakim Tingkat Banding.
5. Majelis Hakim Tingkat Banding tidak menggali, mengikuti dan memahami

ne
ng
nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat
sebagaimana ketentuan dari Pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang No. 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman karena telah mengabaikan

do
gu sumber hukum pembuktian berupa Doktrin & Yurisprudensi yang
seharusnya dapat dipergunakan sebagai landasan dalam menilai

In
A
keterangan dari Saksi Orang Tua Korban I , Saksi Orang Tua Korban III &
Saksi Orang Tua Korban II ; (Putusan : Hal. 28, Alinea 1).
ah

lik
Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding memberikan
pertimbangan sebagai berikut :
bahwa sebenarnya keterangan saksi yang dapat dikatakan bersesuaian
am

ub
dengan keterangan ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II dan
Anak Korban III, adalah keterangan yang diberikan oleh Saksi Orang Tua
ep
Korban II , Saksi Orang Tua Korban I & Saksi Orang Tua Korban III , akan
k

tetapi adanya persesuaian keterangan dikarenakan keterangan yang


ah

diberikan oleh saksi-saksi Orang Tua Korban II , Orang Tua Korban I &
R

si
Orang Tua Korban III sifatnya adalah Testimonium de Auditu, atau
keterangan saksi yang diperoleh dari atau sebagai hasil pendengaran cerita

ne
ng

masing-masing anaknya yaitu ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak


Korban II dan Anak Korban III, bukan keterangan saksi atas peristiwa

do
gu

pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri atau ia alami sendiri dan oleh
karena keterangan ketiga saksi dimaksud bersifat Testimonium de Auditu,
maka keterangan dari Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang Tua Korban
In
A

I & Saksi Orang Tua Korban III menurut pendapat Majelis Hakim Tingkat
Banding adalah kesaksian yang tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian
ah

lik

pula
Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, (sekalipun Penuntut
m

ub

Umum menganggap bahwa keterangan para orang tua ketiga anak korban,
yakni : Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang Tua Korban I & Saksi
ka

Orang Tua Korban III bukanlah Testimonium de Auditu), Penuntut Umum


ep

menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan


ah

dalam penerapan hukum pembuktian karena mengabaikan Doktrin &


R

Yurisprudensi perihal penilaian Majelis Hakim Tingkat Banding tentang


es

kesaksian dari Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang Tua Korban I &
M

ng

Saksi Orang Tua Korban III yang menurut Majelis Hakim Tingkat Banding
on
gu

Hal. 35 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagai kesaksian Testimonium de Auditu tanpa terlebih dahulu melakukan

si
kajian mendalam berdasarkan nilai-nilai hukum dan rasa keadilan
sehubungan dengan keterkaitan keterangan tersebut pada fakta hukum

ne
ng
yang terungkap di persidangan, dengan alasan sebagai berikut :
Bahwa menurut Prof. Romli Atmasasmita, SH, LLM dalam bukunya Teori
Hukum Intergarif, sistem kekuasaan kehakiman di Indonesia berdasarkan

do
gu UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman telah mengakui
pandangan Sociological Jurisprudence, terbukti dengan dimasukkanya

In
A
ketentuan dari Pasal 5 Ayat (1), yang berbunyi sebagai berikut : Hakim dan
Hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai
ah

lik
hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Bunyi kalimat dalam Pasal 5 Ayat (1) tersebut di atas mengandung
beberapa aspek fundamental, yakni : Aspek Filosofis, mengandung makna
am

ub
bahwa fungsi dan peranan Hakim yang dikehendaki oleh Undang-Undang
tersebut adalah sebagai Legislators Judge, Aspek Sosiologis,
ep
mengandung makna bahwa Hakim harus peka dan tanggap terhadap nilai
k

keadilan yang berkembang dalam masyarakat, dan Aspek Teleologis, yang


ah

mengandung makna bahwa Hakim harus memahami tujuan pembentukan


R

si
suatu Undang-Undang dan tujuan umum dari hukum yaitu memelihara
ketertiban, kepastian hukum dan keadilan serta kemanfaatan dalam suatu

ne
ng

rangkaian sistematis yang sepatutnya tercermin di dalam putusan


pengadilan.

do
gu

Sehubungan dengan hal ini, maka dapat dinilai bahwa putusan Majelis
Hakim Tingkat Banding tidak mencerminkan aspek filosofis, sosiologis &
teleologis yang terkandung dalam Pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang
In
A

Kekuasaan Kehakiman tersebut karena tidak peka dan tanggap terhadap


nilai keadilan berupa Doktrin Hukum & Yurisrudensi yang berkembang
ah

lik

dalam masyarakat sehubungan dengan penilaian Testimonium de Auditu


terhadap kesaksian dari Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang Tua
m

ub

Korban I & Saksi Orang Tua Korban III padahal sebenarnya diakui sendiri
oleh Majelis Hakim Tingkat Banding bahwa keterangan mereka bersesuaian
ka

dengan keterangan dari ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II
ep

dan Anak Korban III.


ah

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, selain putusan Mahkamah


R

Konstitusi No. 65/PUU.VIII/2010, tanggal 08 Februari 2011 yang telah


es

memperluas definisi saksi sehingga makna saksi dapat dilihat dari


M

ng

relevansi kesaksiannya terhadap perkara pidana yang sedang diproses,


on
gu

Hal. 36 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Munir Fuadi dalam bukunya berjudul Teori Pembuktian (2006 : 146) juga

si
menjelasakan peran dari Testimonium de Auditu dalam proses pembuktian
suatu perkara harus dilihat secara kasuistis dimana untuk hal ini Munir

ne
ng
Fuadi berpandangan bahwa Testimonium de Auditu dapat dipergunakan
sebagai alat bukti apabila ada RELEVANSI KUAT dengan tindak pidana
tersebut.

do
gu Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengaitkan putusan Mahkamah
Konstitusi No. 65/PUU.VIII/2010, tanggal 08 Februari 2011 tersebut dengan

In
A
Teori Relevansi Alat Bukti yang dalam hukum acara pidana sangat relevan
dengan peranan Hakim dalam menerapkan tujuan hukum acara pidana,
ah

lik
yaitu mencari kebenaran materil dengan didasari kecenderungan Hakim
menilai kekuatan pembuktian yang diajukan oleh Jaksa dan/atau Penasehat
Hukum Terdakwa.
am

ub
Teori relevansi adalah menyangkut kewenangan Hakim menentukan ada
tidaknya relevansi alat bukti dengan substansi perkara, yang dengan sikap
ep
tersebut Hakim dapat menerima ataupun menolak pengajuan alat bukti dari
k

pihak berperkara tergantung dari kuatnya relevansi alat bukti tersebut


ah

dengan substansi perkara yang sedang diperiksa.


R

si
Untuk menilai ada tidaknya relevansi alat bukti tersebut, Munir Fuadi (2006 :
26) mengajukan kriteria sebagai berikut :

ne
ng

- Apakah yang akan dibuktikan alat bukti tersebut?


- Apakah yang akan dibuktikan itu merupakan hal yang material /

do
gu

substansial bagi kasus tersebut?


- Apakah alat bukti tersebut memiliki hubungan secara logis dengan
In
masalah yang akan dibuktikan?
A

- Apakah bukti tersebut cukup mendukung menjelaskan persoalan /


cukup menimbulkan unsur pembuktian?
ah

lik

Dari kriteria yang telah diuraikan di atas, maka secara obyektif kita dapat
menilai bahwa terdapat hubungan secara logis terkait hal substansial yang
m

ub

dapat mendukung unsur pembuktian dimana berdasarkan fakta hukum yang


terungkap di persidangan, keterangan dari para orang tua anak korban,
ka

yakni Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang Tua Korban I & Saksi
ep

Orang Tua Korban III telah menjelaskan mengenai perubahan perilaku


ah

ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III
R

sebelum dan sesudah peristiwa sodomi, trauma yang dialami oleh ketiga
es

anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III, takutnya
M

ng

ketiga anak korban untuk pergi toilet, mimpi buruk yang sering ketiga anak
on
gu

Hal. 37 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
korban alami, ketakutan dari ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak

si
Korban II dan Anak Korban III saat mereka melihat Terdakwa di
persidangan, pernyataan anak korban Anak Korban I terkait dengan gambar

ne
ng
ibu hamil yang perutnya dicoret yang menyatakan bahwa ia tidak mau
dilahirkan karena adanya peristiwa sodomi tersebut, sampai dengan pada
akhirnya pengakuan ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II

do
gu dan Anak Korban III bahwa mereka benar telah disodomi oleh Terdakwa,
adalah suatu bentuk nyata relevansi antara kesaksian para orang tua anak

In
A
korban, yakni : Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang Tua Korban I &
Saksi Orang Tua Korban III dengan kesaksian dari ketiga anak korban :
ah

lik
Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III sendiri yang didukung
oleh keterangan dari para ahli psikolog, yakni : Nurul Adiningtyas, Styani
Ambarwati, Nella Savitri Cholid & Connie Kristanto dengan pada intinya
am

ub
menyatakan bahwa ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II dan
Anak Korban III mengalami tekanan psikologis akibat peristiwa yang
ep
dialaminya dan cerita yang dikemukakan tentang sodomi yang dilakukan
k

oleh Terdakwa adalah benar dialami oleh mereka dan bukan hasil karangan
ah

/ khayalan ataupun karena pengaruh orang lain serta didukung juga dengan
R

si
adanya hasil Visum et Repertum (VeR) dan keterangan dari para ahli
kedokteran, yakni : dr. Jefferson Marampe, Sp.B, dr. Edy PUrnomo, M.KKK,

ne
ng

dr. Oktavinda Savitry, Sp.F & dr. Lutfi Syafii, Sp.BD yang terlibat langsung
dalam pembuatan Visum et Repertum tersebut yakni dari RS. Bhayangkara,

do
gu

RSCM, dan juga RSPI.


Selain itu Majelis Hakim Tingkat Banding telah tidak memahami karakteristik
dari kejahatan terhadap kesusilaan sehingga melakukan kesalahan dengan
In
A

menyamaratakan tindak pidana terhadap kesusilaan ini (sodomi/


pemerkosaan) dengan tindak pidana lainnya dengan mengharuskan adanya
ah

lik

saksi fakta yang melihat secara langsung perbuatan sodomi yang dilakukan
oleh Terdakwa kepada ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II
m

ub

dan Anak Korban III, karena berdasarkan asas-asas yang bersifat umum
menurut kepatutan & kewajaran dalam berhukum & bermasyarakat,
ka

seharusnya dipahami bahwa sifat tindak pidana kejahatan terhadap


ep

kesusilaan (dalam hal ini sodomi ataupun perkosaan) pastilah dilakukan


ah

secara tertutup dan/atau tersembunyi, menjadikannya sulit dan hampir


R

mustahil untuk mencari orang yang melihat secara langsung kejadian


es

tersebut dan ditambah lagi dalam perkara ini dengan ketiga korban yang
M

ng

masih dibawah umur dapat menjadi celah bagi para pelaku untuk
on
gu

Hal. 38 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melenggang bebas dan tak tersentuh oleh hukum, oleh karena itu

si
pendekatan ataupun padangan konvensional serta kaku dari Majelis Hakim
Tingkat Banding yang mengharuskan adanya saksi yang melihat secara

ne
ng
langsung dalam setiap peristiwa pidana sungguh tidak adil dan sungguh
mengusik rasa keadilan kita semua sebagai manusia yang berakal dan
beradab sehingga sangat merugikan ketiga anak korban : Anak Korban I,

do
gu Anak Korban II & Anak Korban III dan sudah seharusnya dinyatakan
bertentangan dengan hukum.

In
A
Dimana hal ini juga didukung oleh Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, No.
340/K.Pid/1990 tanggal 24 Februari 1994 yang menyatakan : untuk
ah

lik
membuktikan fakta adanya persetubuhan, adalah tidak mungkin terpaku
pada saksi mata saja, maka adanya bukti petunjuk, cukup memadai untuk
membentuk keyakinan Hakim akan terbuktinya fakta tersebut;
am

ub
Penuntut Umum berpendapat demikian karena Majelis Hakim Tingkat
Banding telah salah dalam menerapkan hukum dimana dalam hal ini
ep
sekalipun Majelis Hakim TIngat Banding memandang bahwa keterangan
k

para orang tua anak korban, yakni : Saksi Orang Tua Korban II , Saksi
ah

Orang Tua Korban I & Saksi Orang Tua Korban III sebagai Testimonium
R

si
de Auditu, namun demikian Majelis Hakim Tingkat Banding tidak dapat
begitu saja mengesampingkan dan menghiraukan keterangan dari para

ne
ng

orang tua anak korban, yakni : Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang
Tua Korban I & Saksi Orang Tua Korban III tersebut.

do
gu

Pemahaman sempit yang dimiliki oleh Majelis Hakim Tingkat Banding itu
sejalan dengan kritik yang disampaikan oleh Prof. Achmad Ali dalam
tulisannya yang berjudul Dari Formal Legalistic Ke Delegislasi dimana
In
A

dalam konteks ini beliau mengatakan : Dewasa ini cara berhukum bangsa
ini sangat memprihatinkan. Akibat penggunaan kacamata positivistic yang
ah

lik

kaku dalam menginterpretasikan berbagai undang-undang, maka berbagai


kebijakan penegak hukum maupun putusan Hakim gagal untuk
m

ub

menghasilkan suatu keadilan yang substansial, melainkan hanya sekedar


keadilan yang procedural.
ka

Relevan dengan pernyataan tersebut, maka apabila Majelis Hakim Tingkat


ep

Banding mau lebih sedikit berusaha untuk menggali nilai-nilai yang


ah

terkandung dalam hukum dan keadilan sebagaimana amanat dari Pasal 5


R

Ayat (1) Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman, maka keterangan dari


es

para orang tua anak korban, yakni : Saksi Orang Tua Korban II , Saksi
M

ng

Orang Tua Korban I & Saksi Orang Tua Korban III tersebut sudah
on
gu

Hal. 39 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sepatutnya dapat diakomodir dan tidak dikesampingkan begitu saja dengan

si
hanya melandaskannya kepada alasan Testimonium de Auditu, karena
keterangan dari para orang tua anak korban tersebut secara substantive

ne
ng
bersesuaian dengan keterangan ketiga anak korban dimana dalam hal ini
keterangan dari para orang tua anak korban, yakni : Saksi Orang Tua
Korban II , Saksi Orang Tua Korban I & Saksi Orang Tua Korban III

do
gu tersebut menjelaskan mengenai perubahan perilaku ketiga anak korban :
Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III sebelum dan sesudah

In
A
peristiwa sodomi, trauma yang dialami oleh ketiga anak korban, takutnya
ketiga anak korban untuk pergi toilet, mimpi buruk yang sering ketiga anak
ah

lik
korban alami, pernyataan anak korban Anak Korban I terkait dengan
gambar ibu hamil yang perutnya dicoret yang menyatakan bahwa ia tidak
mau dilahirkan karena adanya peristiwa sodomi tersebut, sampai dengan
am

ub
pada akhirnya pengakuan tulus dan polos ketiga anak korban : Anak Korban
I, Anak Korban II dan Anak Korban III bahwa mereka benar telah disodomi
ep
oleh Terdakwa.
k

Secara esensi, apabila keadaan & keterangan ketiga anak korban : Anak
ah

Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III yang disampaikan dan dilihat
R

si
sendiri oleh para orang tua anak korban, yakni : Saksi Orang Tua Korban II ,
Saksi Orang Tua Korban I & Saksi Orang Tua Korban III , dilihat dari

ne
ng

keadaan yang menyelimuti pemberian keterangan tersebut dengan


dikaitkan juga pada keterangan ahli psikologi, Visum et Repertum (ketiga

do
gu

anak korban & Terdakwa), Hasil pemeriksaan Psikologi dan Konseling


ketiga anak korban, keterangan ahli kedokteran & seksolog serta
keterangan ahli Polygraph, maka sudah selayaknya keterangan para orang
In
A

tua anak korban, yakni : Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang Tua
Korban I & Saksi Orang Tua Korban III dapat dinilai sebagai suatu
ah

lik

kebenaran dan memiliki kekuatan pembuktian hukum yang sah SEKALIPUN


tidak secara langsung dialami oleh para orang tua ketiga anak korban
m

ub

tersebut, dimana keadaan ini secara esensi juga sesuai dengan Putusan
Landraad Meester Cornelis, 27 Januari 1939 yang dikuatkan oleh Putusan
ka

Raad Van Justitie, yakni : pada pokoknya menyetujui memberi daya bukti
ep

kepada testimonium de auditu, dengan alasan : keteranganketerangan


ah

korban yang telah meninggal diberi oleh saksi-saksi yang mendekatinya


R

segera setelah berlaku serangan atas dirinya bahwa yang memberi


es

tusukan-tusukan pada dirinya adalah seseorang yang disebut pula


M

ng

on
gu

Hal. 40 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
namanya, mempunyai juga daya bukti, ditilik dari keadaan di sekitar

si
pemberian keterangan-keterangan.
Oleh karena alasan tersebut lah kami menilai bahwa apabila dilihat dari

ne
ng
kompleksitas kasus ini, maka secara kasuistis, substansi keterangan dari
para orang tua korban, yakni : Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang Tua
Korban I & Saksi Orang Tua Korban III sekalipun dinilai sebagai

do
gu Testimonium de Auditu oleh Majelis Hakim Tingkat Banding, namun tetap
dapat dikategorikan sebagai alat bukti keterangan saksi yang ada

In
A
relevansinya dengan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa sehingga
mempunyai nilai pembuktian yang sah dimata hukum.
ah

lik
6. Majelis Hakim Tingkat Banding telah tidak cermat dan tidak sempurna
dalam mempertimbangkan hukum pembuktian terkait dengan rangkaian
fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh di persidangan
am

ub
sebagaimana ketentuan dari Pasal 183 KUHAP, Pasal 184 Ayat (1) KUHAP,
Pasal 186 KUHAP, Pasal 187 KUHAP, Pasal 188 KUHAP & Pasal 199 Ayat
ep
(1) huruf a KUHAP Jo Pasal 197 Ayat (1) huruf d KUHAP serta
k

Yurisprudensi; (Putusan : Hal. 28, Alinea 2).


ah

Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding memberikan


R

si
pertimbangan sebagai berikut :
Sepanjang pengamatan Majelis Hakim Tingkat Banding, apabila dilihat

ne
ng

dari alat bukti sah yang diajukan ke depan persidangan baik yang diajukan
oleh Jaksa Penuntut Umum maupun oleh Penasehat Hukum Terdakwa,

do
gu

ternyata tidak ada satupun yang dapat mendukung keterangan ketiga anak
korban yang membuktikan bahwa unsur esensial kedua dakwaan Primair
telah terbukti terpenuhi;
In
A

Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum


menilai bahwa dalam putusan Majelis Hakim Tingkat Banding terlihat
ah

lik

adanya kesalahan fatal karena tidak cermat dan tidak sempurna dalam
melakukan analisa pada pertimbangan hukumnya sampai bisa menyatakan
m

ub

bahwa tidak ada alat bukti yang dapat mendukung keterangan ketiga anak
korban tanpa penjelasan lebih lanjut sehubungan dengan pernyataan itu,
ka

karena pada prinsipnya dalam setiap putusan hukum oleh Hakim, semua
ep

fakta dan keadaan haruslah dipertimbangkan secara utuh dengan


ah

memberikan alasan hukum yang jelas, namun dalam putusan Majelis Hakim
R

Tingkat Banding ini terlihat kedangkalan dan ketidakmatangan dalam


es

pertimbangannya, dengan alasan sebagai berikut :


M

ng

on
gu

Hal. 41 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sebagaimana yang sebelumnya telah dijelaskan dalam argumentasi

si
Penuntut Umum di atas terkait dengan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang
SPPA yang telah menjadikan keterangan anak sebagai alat bukti

ne
ng
keterangan saksi sah walaupun tanpa disumpah, Putusan MK No.
65/PUU.VIII/2010 tentang perluasan makna saksi, keterangan Testimonium
de Auditu yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja apabila ada

do
gu relevansi kuat dengan tindak pidana yang didakwakan, dll., maka dapat
dinilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah salah dalam melakukan

In
A
pengamatan sehubungan dengan ketidak cermatan dan ketidaksempurnaan
dalam mempertimbangkan hukum pembuktian karena sebenarnya banyak
ah

lik
alat bukti sah berdasarkan Pasal 183 KUHAP Jo Pasal 184 Ayat (1) KUHAP
yang dapat mendukung keterangan dari ketiga anak korban tersebut dalam
membuktikan unsur esensial kedua dakwaan Primair selain dari pada
am

ub
kesaksian ketiga anak korban dan keaksian dari para orang tua ketiga anak
korban sebagaimana yang sebelumnya telah dianalisa dan mempunyai nilai
ep
kekuatan pembuktian sebagai alat bukti keterangan saksi sehingga dapat
k

dirangkai ke dalam ketentuan Pasal 185 Ayat (4) KUHAP sebagai kesaksian
ah

berantai (ketting bewijs) dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
R

si
analisa ini.
Selain itu, apabila berpedoman pada YURISPRUDENSI Mahkamah Agung

ne
ng

RI, No. 612 K/Pid/1985, tanggal 09 April 1987, yang membatalkan Putusan
Pengadilan Negeri Ternate, No. 31/Pid.B/1983, tanggal 26 Mei 1984 dengan

do
gu

alasan putusannya tersebut dipertimbangkan secara tidak sempurna karena


menyatakan : bahwa keterangan saksi korban yang menyatakan bahwa
mulutnya dan matanya ditutup dengan kain oleh Terdakwa dan dipaksa
In
A

untuk bersetubuh dengan Terdakwa tidak ditunjang oleh saksi saksi lainnya,
tambahan lagi, saksi korban dalam memberikan keterangannya itu dalam
ah

lik

persidangan tidak disumpah karena masih dibawah umur, dimana atas


putusan tersebut Mahkamah Agung lalu mengadili sendiri dengan
m

ub

menyatakan bahwa Terdakwa terbukti dengan sah dan meyakinkan


bersalah melakukan kejahatan : Perkosaan, ex Pasal 285 KUHP
ka

berdasarkan fakta sebagai berikut :


ep

- Bahwa saksi korban malam itu juga dengan menangis telah mengadukan
ah

perbuatan Terdakwa kepada orang tuanya.


R

- Bahwa hal tersebut merupakan Petunjuk adanya kekerasan atau


es

ancaman kekerasan.
M

ng

on
gu

Hal. 42 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa bukti Visum et Repertum telah menyimpulkan bahwa saksi korban

a
R

si
telah menderita noda paksa.
- Bahwa adanya keterangan saksi korban sendiri.

ne
ng
Berkaca pada putusan tersebut di atas dan dihubungkan dengan kasus ini,
seharusnya apabila Majelis Hakim Tingkat Banding lebih cermat dan lebih
sempurna dalam merangkai pertimbangan hukumnya, maka unsur esensial

do
gu kedua dakwaan Primair yang didakwakan kepada Terdakwa dapat
terpenuhi dengan merangkai antara keterangan ketiga anak korban : Anak

In
A
Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III yang telah menolak untuk
pergi ke sekolah, mangalami trauma, tidak mau memakai calana (Anak
ah

lik
Korban II), takut pergi ke toilet sampai dengan pada akhirnya secara
bertahap mengadukan perbuatan sodomi yang dilakukan oleh Terdakwa
kepada para orang tua anak korban, yakni : Saksi Orang Tua Korban II ,
am

ub
Saksi Orang Tua Korban I & Saksi Orang Tua Korban III , seharusnya
termasuk ke dalam alat bukti Petunjuk sebagaimana Yurisprudensi di atas,
ep
kemudian hal itu juga dapat dihubungkan lagi dengan adanya Visum et
k

Repertum serta pengakuan dari ketiga anak korban sekalipun mereka masih
ah

dibawah umur sebagai bukti yang dapat menguatkan keyakinan Hakim


R

si
bahwa memang benar telah terjadi sodomi terhadap ketiga anak korban
yang dilakukan oleh Terdakwa.

ne
ng

Sekalipun demikian, selain dari alat bukti sebagaimana tersebut di atas,


berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, ada banyak alat

do
gu

bukti sah lainnya yang dapat mendukung keterangan ketiga anak korban
yang telah secara tidak cermat diabaikan dan tidak sempurna
In
dipertimbangkan tanpa memberikan alasan hukum yang mumpuni oleh
A

Majelis Hakim Tingkat Banding, yakni sebagai berikut :


Keterangan para Ahli Psikologi, yakni : Nurul Adiningtyas, Styani Ambarwati,
ah

lik

Nella Savitri Cholid & Connie Kristanto (Pasal 186 KUHAP) & Alat Bukti
Surat berupa Hasil Pemeriksaan Psikologi Dan Konseling ketiga anak
m

ub

korban (Pasal 187 KUHAP);


Penuntut Umum tidak habis pikir mengapa Majelis Hakim Tingkat Banding
ka

tidak memberikan penilaian hukumnya kepada para ahli psikolog ini karena
ep

seharusnya Majelis Hakim Tingkat Banding bisa sedikit berusaha untuk


ah

lebih pintar dalam memberikan penilaian terhadap keterangan dari para ahli
R

psikolog dan tidak mengabaikannya begitu saja tanpa memberikan


es

penjelasan apapun dalam putusannya padahal keterangan mereka adalah


M

ng

valid sebagai alat bukti keterangan Ahli yang mendukung keterangan ketiga
on
gu

Hal. 43 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III

si
sebagaimana ketentuan dari Pasal 184 Ayat (1) huruf b KUHAP Jo Pasal
186 KUHAP dan tidak dapat dikualifikasikan sebagai saksi fakta karena

ne
ng
mereka tidak serta merta mengambil pernyataan dari ketiga anak korban
dimana kesimpulan mereka bukanlah hearsay dan dapat digunakan sebagai
alat bukti keterangan ahli yang sah berdasarkan hukum.

do
gu Penuntut umum berpendapat demikian karena apa yang sebenarnya
dijelaskan oleh para ahli psikologi ini bukanlah semata hanya mengambil

In
A
pernyataan dari ketiga anak korban saja, namun para ahli psikologi tersebut
menganalisa pernyataan ketiga anak korban dan memberikan hasil
ah

lik
pengamatan dan pengetahuan mereka terhadap pernyataan dan perilaku
ketiga anak korban tersebut dan pada akhirnya melakukan penilaian,
apakah ketiga anak korban ini berbohong, apakah ketiga anak korban ini
am

ub
dipengaruhi oleh orang lain dalam memberikan keterangan ataukah ketiga
anak korban ini berkata jujur dan memang benar mengalami trauma atas
ep
peristiwa sodomi yang menimpa mereka. Dimana hasil pengamatan,
k

pengetahuan dan penilaian para ahli psikologi ini termasuk dalam kategori
ah

pengertian keterangan ahli berdasarkan doktrin dan praktek hukum yang


R

si
belaku di Indonesia. Karena bukan saja didapatkan berdasarkan keilmuan
mereka namun juga didasarkan pada pengalaman mereka sebagai seorang

ne
ng

psikolog.
Berdasarkan hasil pengamatan para ahli psikologi ini, dapat diambil

do
gu

kesimpulan dari Hasil Pemeriksaan Psikologi dan Konseling yang dilakukan


oleh ahli psikolog Nurul Adiningtyas & ahli psikolog Styani Ambarwati, yang
pada intinya menyatakan :
In
A

- Anak Korban I tidak menghayal peristiwa yang dialaminya.


- Anak Korban I menunjukkan adanya tekanan psikologis akibat peristiwa
ah

lik

pencabulan yang dialaminya. Anak Korban I masih merasa ketakutan


dengan para pelaku sehingga hal ini cukup menggangu emosi dan
m

ub

fungsinya sehari-hari.
- Anak Korban II mengalami kondisi traumatis sebagai akibat dari peristiwa
ka

sodomi yang dialaminya yang dilakukan oleh The Boss (aka Mr. B atau
ep

Neil Bantleman) & The Bad Teacher (Ferdinand Tjiong).


ah

- Alasan Anak Korban II tidak menceritakan peristiwa cabul yang ia alami


R

sejak kejadian pertama pada orang tuanya, tetapi baru berbulan-bulan


es

setelah itu, adalah karena terbentuk pemikiran bahwa tidak ada orang
M

ng

yang dapat membantunya;


on
gu

Hal. 44 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Anak Korban III yang menerangkan bahwa ia telah mengalami kekerasan

a
R

si
seksual bukanlah karena pengaruh orang lain atau suatu kebohongan
atau suatu khayalan dari Anak Korban III.

ne
ng
- Dari hasil pemeriksaan psikologis dan observasi bahwa Anak Korban III
mengalami trauma akibat peristiwa yang dialaminya. Kekerasan seksual
yang dialaminya di sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman

do
gu bagi Anak Korban III menyebabkan Anak Korban III merasa tertekan.
Banyaknya pihak yang terlibat serta ancaman yang ditujukan kepada

In
A
orang tua Anak Korban III membuatnya merasa ketakutan dan tidak
berdaya sehingga Anak Korban III akhirnya lebih memilih untuk diam.
ah

lik
Kemudian, ada juga fakta hukum yang terungkap di persidangan
berdasarkan hasil pengamatan terhadap Anak Korban II juga pernah
diperiksa oleh Ahli Psikolog Connie Kristanto dengan kesimpulan sebagai
am

ub
berikut :
- Anak Korban II susah untuk disuruh sekolah lagi, waktu itu dia menjawab
ep
takut ada orang jahat, ada guru jahat takut dihukum;
k

- Anak Korban II menolak menjawab pertanyaan yang tidak menyenangkan


ah

karena pengalaman buruk yang dialami di sekolah;


R

si
- Anak Korban II traumanya tinggi sekali karena sampai beberapa
pertemuan dia baru mau menceritakan;

ne
ng

- Alasan karena Anak Korban II tidak menceritakan peristiwa cabul yang ia


alami sejak kejadian pertama pada orang tuanya, tetapi baru berbulan-

do
gu

bulan setelah itu, adalah karena terbentuk pemikiran bahwa tidak ada
orang yang dapat membantunya;
-
In
Anak Korban II tidak menceritakan apa-apa tapi hanya menjelaskan ada
A

bad teacher, bad guys;


- Dari data yang terkumpul yang Anak Korban II hindari untuk diceritakan
ah

lik

yaitu tentang bad guys, bad teacher, the cleaner dan sekolah;
- Anak Korban II jujur cukup konsisten dari awal tentang itu tidak ada
m

ub

penambahan cerita-cerita lagi;


- Ahli dapat menyatakan Anak Korban II jujur karena dari konsistensi
ka

perilaku, ucapan, bahasa tubuh, volume dan eksistensi suara, ekpresi


ep

wajah;
ah

- Parameter kebohongan yang terkait dengan bahasa tubuh, biasanya akan


R

mengalihkan tatapan mata, sedang Anak Korban II tidak;


es

- Anak Korban II tidak ada takut, orang berbohong biasanya takut;


M

ng

on
gu

Hal. 45 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
-

a
membutuhkan waktu banyak untuk Anak Korban II bisa membuka diri

si
karena dia mengalami trauma yang mendalam yaitu truma seksual;
- Anak Korban II tidak berbohong, tidak berimajinasi dan dia mengalami

ne
ng
peristiwa traumatik;
- Ada perubahan pada Anak Korban II karena sekarang lebih stabil dan dia
sudah memakai celana, karena pertama ahli datang Anak Korban II tidak

do
gu pakai celana dalam dan tidak pake celana luar, di atas pertemuan ke lima
dia baru mau pake celana dan dia pake kalau ada tamu atau mau pergi

In
A
bersama ibunya;
Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa para ahli psikolog ini melakukan
ah

lik
evaluasi dan tidak hanya mengulang atau mengambil pernyataan dari ketiga
anak korban saja tanpa melakukan penilaian terhadap kualitas pernyataan
mereka.
am

ub
Sehubungan dengan para ahli Psikologi Styani Ambarwati, Nella Savitri
Cholid, Nurul Adiningtyas yang mendampingi para anak korban dalam
ep
pembuatan BAP pada proses penyidikan dan Ahli Psikologi Connie
k

Kristanto yang mendapatkan bayaran atas jasa profesionalnya dalam


ah

memberikan konsultasi psikologi, Penuntut Umum menilai bahwa hal


R

si
tersebut sama sekali tidak berpengaruh terhadap validitas keterangan yang
telah mereka sampaikan di muka persidangan atas apa yang menjadi

ne
ng

keahliannya. Dalam persidangan juga telah didengar keterangan dari ahli


hukum pidana Dr. Chairul Huda, SH, MH yang menyatakan bahwa tidak

do
gu

ada peraturan apapun yang melarang bagi seorang psikolog yang telah
mendampingi anak korban pada tahap penyidikan untuk memberikan
In
keahliannya di dalam persidangan.
A

Selain itu, patut diingat bahwa para ahli psikologi ini juga telah bersumpah di
persidangan untuk memberikan keterangan yang benar sehubungan
ah

lik

dengan keahliannya, sehingga sudah selayaknya mereka dihargai


berdasarkan pengetahuan keilmuan mereka, jadi tidak ada alasan
m

ub

sedikitpun untuk meragukan keterangan ataupun keahlian yang telah para


ahli psikologi sampaikan di muka persidangan.
ka

Kemudian walaupun para ahli psiklogi, yakni : Nurul Adiningtyas, Nella


ep

Safitri Cholid dan Connie Kristanto ini adalah psikolog klinis dan bukan
ah

psikolog forensik namun demikian hal itu bukanlah hambatan karena


R

mereka memiliki keahlian dan kompetensi untuk memberikan pendapat


es

mengenai penyebab trauma dan benar atau tidaknya pernyataan dari ketiga
M

ng

anak korban.
on
gu

Hal. 46 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penuntut Umum berpendapat demikian karena pada dasarnya secara

si
umum seorang psikolog itu memiliki keahlian di bidang perilaku manusia
mengenai cara kerja otak, memori, pembelajaran, perkembangan manusia

ne
ng
dan proses-proses bagaimana manusia berfikir, merasa, berperilaku dan
bertindak. Selain itu, para psikolog juga mempelajari perilaku dan fungsi
mental manusia secara ilmiah.

do
gu Bidang psikologi sendiri memiliki 3 (tiga) fungsi sebagai ilmu, yaitu :
- Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa

In
A
tingkah laku itu terjadi.
- Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa,
ah

lik
bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi.
- Pengendalian, yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan.
am

ub
Dari pengertian ini saja, dapat kita pahami bahwa merupakan kompetensi
dari psikolog terlepas dari klinis ataupun forensik untuk dapat mengamati
ep
dan menilai serta menjelaskan perilaku serta tindakan dari seseorang.
k

Apabila kita kaitkan pengertian di atas dengan apa yang dilakukan oleh para
ah

ahli psikologi kepada ketiga anak korban, maka sudah selayaknya dan
R

si
dalam kapasitasnya para psikolog ini memberikan penilaian terhadap apa
yang telah dialami oleh ketiga anak korban dimana para psikolog ini

ne
ng

memiliki kemampuan untuk menilai apa, bagaimana dan mengapa tingkah


laku dari ketiga anak korban ini bisa terjadi.

do
gu

Sehingga penyebab trauma dan benar atau tidaknya pernyataan dari ketiga
anak korban masuk dalam kapasitas dan kompetensi dari para ahli psikologi
In
ini. Dalam hal ini, perlu dipahami bahwa para psikolog klinis yang
A

menangani para anak korban ini tidak terfokus untuk mencari siapa pelaku
yang telah melakukan sodomi terhadap para anak korban, namun menilai
ah

lik

apakah pernyataan dari para anak korban bahwa Terdakwa adalah orang
yang melakukan sodomi terhadap mereka itu benar atau tidak. Dalam sesi
m

ub

penyembuhan trauma, sudah selayaknya dan sewajarnya bila dalam


prosesnya psikolog mengetahui sumber trauma dimana dalam kasus ini
ka

yang menjadi sumber trauma para anak korban adalah peristiwa sodomi
ep

yang dilakukan oleh Terdakwa dan dari situlah para psikolog ini mulai
ah

menilai kebenaran cerita dari para anak korban.


R

Ditambah lagi, pernyataan dari para ahli psikologi klinis ini bertautan dan
es

didukung oleh keterangan dari ahli Psikologi forensik yakni Ahli Styani
M

ng

Ambarwati yang telah melakukan pemeriksaan terhadap Anak Korban II


on
gu

Hal. 47 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dimana hasil yang didapat oleh para ahli psikologi tersebut saling

si
berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya yang menyatakan
bahwa Terdakwa adalah pelaku sodomi terhadap para anak korban padahal

ne
ng
sesi wawancara dilakukan di tempat dan waktu yang berbeda terhadap
ketiga anak korban tersebut.
Oleh sebab itu, sudah seharusnya keterangan dari para ahli psikolog ini

do
gu dinilai sebagai alat bukti sah dan dapat mendukung keterangan dari ketiga
anak korban untuk membuktikan bahwa memang benar telah terjadi

In
A
perbuatan sodomi yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap ketiga anak
korban tersebut.
ah

Keterangan ahli Polygraph Ir. Lukas Budi Santoso, Msi (Pasal 186

lik
KUHAP) & alat bukti surat berupa Berita Acara Pemeriksaan Polygraph
Terdakwa (Pasal 187 KUHAP);
am

ub
Lagi-lagi Penuntut Umum dibuat bingung oleh Majelis Hakim Tingkat
Banding yang menimbulkan kejanggalan dalam putusannya dengan
ep
ketidakcermatan dan ketidaksempurnaan dalam menerapkan hukum
k

pembuktian karena sama sekali tidak memberikan penilaian dan


ah

penjelasan apapun juga terhadap fakta hukum yang terungkap di


R

si
persidangan berupa alat bukti keterangan ahli polygraph beserta alat
bukti surat berupa Berita Acara Pemeriksaan Polygraph Terdakwa.

ne
ng

Padahal berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, alat


bukti lainnya yang dapat mendukung keterangan ketiga anak korban :

do
gu

Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III adalah keterangan
dari ahli Polygraph Ir. Lukas Budi Santoso, Msi yang juga telah
In
menjelaskan hasil pemeriksaannya yang tertuang dalam Berita Acara
A

Pemeriksaan Polygraph terhadap subjek Neil Bantleman Nomor Lab :


2188/FDF/2014, dengan hasil kesimpulan : subjek dalam menjawab
ah

lik

pertanyaan yang relevant BAB IV.5 kasus pencabulan Anak Korban II,
Anak Korban I dan Anak Korban III, apakah anda memasukkan alat
m

ub

kelamin anda ke dubur ketiga anak ini? subjek menjawab TIDAK,


menunjukkan terindikasi berbohong (deception indicated).
ka

Bahwa harus dipahami kalau yang paling mengetahui mengenai


ep

anatomi perkara yang melibatkan Terdakwa ini adalah ahli Polygraph Ir.
ah

Lukas Budi Santoso, Msi sebagai orang yang secara langsung


R

melakukan pemeriksaan secara mendalam dan komprehensif terhadap


es

Terdakwa. Yang dilakukan oleh ahli Polygraph Ir. Lukas Budi Santoso,
M

ng

Msi kepada Terdakwa ibaratnya adalah Bukti yang didapat dari data
on
gu

Hal. 48 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Primair karena secara langsung dapat menganalisa grafik dengan mata

si
kepala sendiri dan tidak ada penghalang ataupun hambatan sedikitpun
dalam melakukan pemeriksaan sehingga keauthentikannya terjaga

ne
ng
serta hasilnya sudah pasti dapat dipertangggungjawabkan.
Hasil Visum et Repertum Terdakwa (Pasal 187 KUHAP) dan keterangan
ahli kedokteran : dr. Jefferson Marampe, Sp.B & dr. Edy Purnomo,

do
gu M.KKK (Pasal 186 KUHAP);
Satu lagi alat bukti yang dapat mendukung keterangan ketiga anak

In
A
korban : Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III adalah
rangkaian persesuaian antara alat bukti surat berupa Visum et
ah

lik
Repertum Terdakwa, dengan adanya Hasil SWAB anus didapatkan
kuman diplococcus gram negative ekstra seluler yang berdasarkan
keterangan dari Ahli kedokteran :
am

ub
dr. Jefferson Marampe, Sp.B :
- Bahwa benar kuman diplococcus gram negatif adalah penyebab
ep
gonorho;
k

- Bahwa benar ditemukan adanya gonorho di swab anus maka tidak


ah

perlu dilakukan pemeriksaan lagi;


R

si
- Bahwa benar dilakukan pemeriksaan lanjutan itu hanya untuk
menentukan jenis Go, sedang Go nya sudah ada, dan itu diakibatkan

ne
ng

oleh kuman diplococcus;


- Bahwa benar baik intrasellular maupun extrasellular adalah penyebab

do
gu

Gonorho atau penyakit kencing nanah, nanah adalah sel-sel darah


putih yang mati tidak ada kaitannya antara extrasellular dan
In
intrasellular;
A

dr. Edy Purnomo, M.KKK :


- Bahwa benar apabila kuman diplococcus ada di anus, itu pertenda
ah

lik

infeksi gonorho jadi telah terjadi transfer kuman gonorho dari orang
ke orang melalui penis ke anus;
m

ub

Dan dihubungkan dengan hasil Laporan Pemeriksaan Seksualitas


Terdakwa : NEIL BANTLEMAN yang dilakukan oleh dr. Naek L. Tobing
ka

selaku Psikiater Seksologis dengan kesimpulan yang pada intinya


ep

menyatakan : Keadaan-keadaan tersebut dapat menjadi kondisi


ah

terbentuknya pribadi dengan perilaku seks yang abnormal.


R

Mengetahui latar belakang seksual dari Terdakwa menjadi penting


es

dalam setiap tindak pidana yang melibatkan perilaku seksual


M

ng

menyimpang yang dalam hal ini adalah sodomi, karena Maksud dan
on
gu

Hal. 49 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tujuan serta fungsi dari Visum et Repertum Terdakwa & Laporan

si
Pemeriksaan Seksualitas Terdakwa dilampirkan dalam berkas perkara
dan dijadikan sebagai alat bukti surat dalam pembuktian perkara ini

ne
ng
adalah agar kita semua mengaitkannya dan mencari persesuaian
dengan melandaskannya pada Yurisprudensi Hoge Raad 26 Januari
1931 yang menyatakan : gambaran mengenai kelakuan Terdakwa

do
gu mengenai bidang seksuil, dapat dipergunakan sebagai sarana bukti
dimana berdasarkan Visum et Repertum dan hasil Laporan Seksual

In
A
dari Dr. Naek L. Tobing selaku Psikiater Seksologis terhadap
Terdakwa yang secara jelas mengindikasikan adanya penyimpangan
ah

lik
seksual dari Terdakwa tersebut, sehingga hal ini dapat meyakinkan kita
semua bahwa Terdakwa-lah yang telah melakukan sodomi kepada
ketiga anak korban sebagaimana yang telah dinyatakan oleh ketiga
am

ub
anak korban tersebut di muka persidangan, karena secara logis tidak
akan mungkin seseorang yang mempunyai kehidupan seks normal akan
ep
melakukan perbuatan sodomi terhadap ketiga anak korban : Anak
k

Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III yang masih berusia 6
ah

(enam) 7 (tujuh) tahun sebagaimana perbuatan Terdakwa tersebut


R

si
apabila memang si pelaku tidak memiliki penyimpangan seksual;.
Alat bukti keterangan ahli seksologis dr. Naek L. Tobing (Pasal 186

ne
ng

KUHAP) & alat bukti Surat berupa Hasil Pemeriksaan Seksual


Terdakwa (Pasal 187 KUHAP);

do
gu

Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan telah terdapat


alat bukti lainnya yang bisa mendukung keterangan ketiga anak korban :
In
Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III yakni Laporan
A

Pemeriksaan Seksual Terdakwa NEIL BANTLEMAN yang dilakukan


oleh Ahli Dr. Naek L. Tobing selaku Psikiater Seksologis, terdapat
ah

lik

kesimpulan sebagai berikut :


1. Kehidupan seksnya kurang wajar. Sejak kawin agak jarang yakni
m

ub

satu kali seminggu. Hampir tidak ada pasangan baru kawin


hubungan seks sekali seminggu. Biasanya tiap hari atau paling
ka

sedikit 2-3 kali per minggu. Sesudahnya makin jarang, kadang


ep

sekali beberapa minggu bahkan sekali sebulan. Biasanya pria


ah

minimal masturbasi, tetapi dia tidak melakukannya. Padahal di


R

masa remaja dia teratur melakukan masturbasi. Jadi kehidupan


es

seks dalam perkawinan kurang wajar, apalagi larangan masturbasi


M

ng

on
gu

Hal. 50 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
itu bukan karena agama. Timbul pertanyaan bagaimana sebenarnya

si
dia menyalurkan kebutuhan seksnya.
2. Kehidupan ayah ibu, katanya baik dan sesuai dengan contoh

ne
ng
keluarga yang baik. Belakangan dia katakan, ayah ibu cekcok
sampai teriak-teriak hingga menyebabkan anak-anak ketakutan
waktu menyaksikannya. Akhirnya mereka pindah ke kamar lain.

do
gu Juga dia menyebutkan bahwa ibunya suka teriak-teriak. Ayah ibu
suka memukul.

In
A
3. Dapat disimpulkan bahwa kehidupan seks nya banyak yang tidak
wajar. Tertama jarang menyalurkan kebutuhan seksnya. Bagaimana
ah

lik
dia menyalurkan atau menahan dorongan seksnya tidak bisa
diketahui dengan pasti. Ayah ibu juga katanya saling mencintai dan
menjadi orang tua contoh, tetapi sebaliknya cekcok sampai teriak-
am

ub
teriak yang menakutkan anak-anak. Juga suka memukul. Keadaan
keadaan tersebut dapat menjadi kondisi terbentuknya pribadi
ep
dengan perilaku seks yang abnormal.
k

Kemudian berdasarkan rangkaian fakta hukum yang terungkap di


ah

persidangan, maka dapat disimpulkan bahwa Terdakwa memiliki


R

si
perilaku seks yang menyimpang walaupun Terdakwa sudah mempunyai
istri namun berdasarkan keterangan Ahli Dr. Naek L. Tobing, PDSKJ,

ne
ng

Sex Educator & Sex Counselor, perbuatan tersebut termasuk ke dalam


kategori pedofilia yang inklusif dimana masih tertarik pada orang

do
gu

dewasa sehingga kalau tidak ada anak, mereka masih tertarik dan
menyalurkan seks nya pada dewasa. Jadi mereka masih bisa menahan
diri dari bahaya yang mungkin terjadi kalau memangsa anak.
In
A

Alat bukti keterangan ahli kedokteran : dr. Jefferson Marampe, Sp.B &
dr. Edy Purnomo, M.KKK, dr. Oktavinda Svitry, Sp.F & dr. Lutfi Syafii,
ah

lik

Sp.B (Pasal 186 KUHAP) & alat bukti surat berupa Hasil Visum et
Repertum ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak
m

ub

Korban III (Pasal 187 KUHAP);


Alat bukti lainnya yang bisa mendukung keterangan ketiga anak korban
ka

: Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III adalah Visum et
ep

Repertum dari ketiga anak korban dan Penjelasan Medis dari para Ahli
ah

kedokteran seputar Visum et Repertum tersebut, yakni :


R

1. Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan telah


es

terbukti bahwa benar akibat perbuatan Terdakwa terhadap Anak


M

ng

Korban I, telah dilakukan Visum et Repertum (VeR), oleh Ahli dr.


on
gu

Hal. 51 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jefferson, M. S.pB & Ahli dr. Edy Purnomo, MKKK beserta tim, yakni

si
:
VISUM ET REPERTUM (VeR) Nomor : R/88/VER-PPT-

ne
ng
KSA/VI/2014/Rumkit Bhay Tk.I. tanggal 23 Juni 2014 yang dilakukan
oleh dr. Jefferson, M. SpB beserta Tim Medis dengan kesimpulan :
Hasil pemeriksaan ditemukan anus berbentuk corong dan terdapat

do
gu jaringan parut bekas luka pada arah jarum jam tujuh dan jam sebelas.
Pada pemeriksaan dokter ahli kulit dan kelamin pada anus ditemukan

In
A
adanya daerah yang berwarna kemerahan berbentuk bulat berbatas
tegas dengan ukuran diameter dua centimeter. Pada pemeriksaan
ah

lik
dokter ahli jiwa didapat hasil emosi labil bila pisah dengan orang tua,
keadaan depresi dan kecemasan sudah dalam taraf perbaikan.
Perlukaan di atas sesuai dengan ciri-ciri sodomi.
am

ub
2. Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan telah
terbukti bahwa benar akibat dari perbuatan Terdakwa terhadap Anak
ep
Korban II telah dilakukan Visum et Repertum (VeR) yang didukung
k

oleh keterangan Ahli Kedokteran, yakni :


ah

VISUM ET REPERTUM (VeR) Nomor : 183/IV/PKT/03/2014 dari


R

si
rumah sakit RSCM tanggal 25 Maret 2014 yang dilakukan oleh dr.
Oktavinda Safitry, Sp.F, dimana atas hasil VeR tersebut yang

ne
ng

menyatakan : Pada pemeriksaan anak laki-laki usia lima tahun ini


ditemukan memar pada perut akibat kekerasan tumpul.

do
gu

Selanjutnya tidak ditemukan luka-luka pada lubang pelepasan.


Tidak ditemukannya luka-luka pada lubang pelepasan tidak
In
menyingkirkan peristiwa seperti yang diceritakan korban, dr.
A

Oktavinda Safitry, Sp.F menerangkan : tidak ditemukannya luka-


luka pada bagian luar lubang pelepas dikarenakan lubang pelepas
ah

lik

adalah organ yang memang dapat merenggang dan menutup atau


memiliki sifat elastis sehingga jika ada kekerasan pada daerah
m

ub

tersebut dapat tidak menimbulkan luka pada lubang pelepas.


Tidak adanya luka juga dapat disebabkan luka yang ada sudah
ka

menyembuh karena peristiwa yang terjadi sudah cukup lama


ep

Bahwa dalam keterangannya, dr. Oktavinda savitry, Sp.F juga


ah

menyatakan :
R

- Ia hanya melakukan pemeriksaan luar pada Anak Korban II


es

dan TIDAK dilakukan ANUSCOPY karena Anak Korban II


M

ng

datang pada hari sabtu dan bagian Anuscopy sudah pulang;


on
gu

Hal. 52 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa terhadap kasus kekerasan seksual berdasarkan

si
literatur kerusakan terhadap anus tidak bergantung pada
banyak dan berapa kali korban disodomi, namun tergantung

ne
ng
pada kekerasan terhadap anus anak tersebut dilakukan,
kejadian ini bisa menimbulkan luka atau ada lecet atau bisa
tidak ada luka sama sekali;

do
gu - Bahwa benar anuscopy tidak dijadikan standar namun apabila
pasien mau dapat dilakukan dan dimungkinkan apabila di luar

In
A
tidak ada luka, namun di dalam mungkin ada luka;
- Bahwa benar pada setiap pemeriksaan dubur anak yang
ah

lik
mengalami kekeraasan seksual tidak selalu berbentuk corong,
kadang-kadang bisa tidak menimbulkan luka apa-apa terutama
apabila si pelaku menggunakan pelumas atau kondom;
am

ub
- Bahwa benar ahli pernah juga memeriksa beberapa kasus
yang sama dan tidak ditemukan luka pada dubur serta dubur
ep
juga todak berbentuk corong padahal sudah sering disodomi;
k

- Bahwa benar yang ada dalam catatan ahli anak ada kelihatan
ah

gangguan stress akut yang dapat ditimbulkan dari sebuah


R

si
trauma;
VISUM ET REPERTUM (VeR) Nomor : 02/IV.MR/VIS/RSPI/2014

ne
ng

dari rumah sakit Pondok Indah tanggal 21 April 2014, yang


dilakukan oleh dr. M. Luthfi Syafii, Sp.BD, dimana dilakukan

do
gu

anuscopy atas hasil VeR tersebut yang menyatakan : anuscopy


tampak luka lecet dan nanah pada rectum distal, dengan
In
kesimpulan : Proctitic (infeksi pada daerah rectum), dr. M. Luthfi
A

Syafii, Sp.BD selaku dokter pemeriksa, pada intinya menerangkan


: penyebab pasien Anak Korban II menderita proctitic bermacam-
ah

lik

macam, antara lain : infeksi amuba, diare, fases yang keras, dan
sodomi / kekerasan di daerah anus, namun pada saat itu, pasien
m

ub

Anak Korban II tidak menderita infeksi amuba, diare atau fases


yang keras.
ka

3. Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan telah


ep

terbukti bahwa benar akibat dari perbuatan Terdakwa terhadap Anak


ah

Korban III, telah dilakukan Visum et Repertum (VeR), oleh Ahli dr.
R

Jefferson, M. S.pB & Ahli dr. Edy Purnomo, M.KKK beserta tim, yakni
es

:
M

ng

on
gu

Hal. 53 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- VISUM ET REPERTUM (VeR) Nomor : R/92/VER-PPT-

si
KSA/VI/2014/Rumkit Bhay Tk I tanggal 24 Juni 2014 yang
dilakukan oleh dr. Jefferson, M. SpB & dr. Edy Purnomo, M.KKK

ne
ng
beserta Tim Medis dengan kesimpulan : Pada hasil pemeriksaan
fisik tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Hasil
pemeriksaan ditemukan anus berbentuk corong, kerutan lingkar

do
gu anus berkurang dan terdapat luka lecet lama pada arah jam enam
hingga tujuh. Hasil pemeriksaan laboratorium adalah terperiksa

In
A
tidak dapat disingkirkan bahwa terperiksa menderita penyakit
infeksi herpes. Untuk kepastian dapat dilakukan pemeriksaan
ah

lik
ulang enam minggu dari pemeriksaan terakhir. Pada pemeriksaan
dokter ahli penyakit kulit dan kelamin tidak ditemukan kelainan.
Pada pemeriksaan dokter ahli jiwa didapatkan hasil keadaan
am

ub
depresi dan kecemasan sudah dalam taraf perbaikan. Perlukaan
tersebut sesuai dengan ciri-ciri sodomi.
ep
Berdasarkan rangkaian fakta hukum tersebut, maka sudah jelas terlihat
k

bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah berlaku tidak cermat


ah

menerapkan hukum pembuktian dengan mengatakan bahwa sepanjang


R

si
pengamatan Majelis Hakim Tingkat Banding tidak ada satupun yang
dapat mendukung keterangan ketiga anak korban yang membuktikan

ne
ng

bahwa unsur esensial kedua dakwaan Primair telah terbukti terpenuhi


padahal dari rangkaian fakta hukum yang terungkap di persidangan,

do
gu

seharusnya tidak sulit bagi Majelis Hakim Tingkat Banding untuk merangkai
fakta hukum tersebut guna mendukung keterangan ketiga anak korban,
namun ternyata Majelis Hakim Tingkat Banding malah mengesampingkan
In
A

fakta hukum yang krusial dalam perkara ini dan telah tidak sempurna
mempertimbangkan fakta hukum tersebut karena tidak menjelaskan
ah

lik

sedikitpun alasan hukum terkait dikesampingkannya rangkaian fakta hukum


itu sehingga telah menghasilkan kesimpulan yang salah dan tidak adil
m

ub

berdasarkan hukum.
7. Majelis Hakim Tingkat Banding telah tidak cermat dan tidak sempurna
ka

terkait hukum pembuktian dalam mempertimbangkan rangkaian fakta yang


ep

saling berkaitan dari alat bukti yang terungkap di persidangan sehubungan


ah

dengan pertimbangan teriakan & jeritan serta masih bersekolahnya ketiga


R

anak korban : Anak Korban I akar, Anak Korban II & Anak Korban III di
es

Jakarta Selatan ; (Putusan Hal. 30, Nomor : 1, 2 & 3);


M

ng

on
gu

Hal. 54 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak

si
memperoleh keyakinan bahwa Terdakwa bersalah melakukan perbuatan
pidana dengan memberikan pertimbangan sebagai berikut :

ne
ng
Nomor 1 :
Bahwa jika benar keterangan ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak
Korban II dan Anak Korban III tidak hanya sekedar disodomi oleh Terdakwa

do
gu dan beberapa orang lain di lingkungan Jakarta Selatan tetapi juga
dilakukan pemukulan serta tendangan, maka secara logika ketiga anak

In
A
korban yang masih berusia 6 (enam) tahun 7 (tujuh) tahun itu tentunya
akan berteriak serta menjerit sehingga bisa menarik perhatian orang yang
ah

lik
mendengarnya dan dapat dijadikan saksi dalam perkara ini
Nomor 2 :
Jika tindak pidana cabul dilakukan oleh Terdakwa dalam waktu antara
am

ub
Januari 2013 sampai dengan Maret 2014 dan terhadap masing-masing
anak dilakukan lebih dari sekali yang disertai pemukulan maupun tendangan
ep
maka secara logika ketiga anak korban itu tentunya sama sekali tidak akan
k

mau masuk sekolah di Jakarta Selatan lagi akan tetapi kenyataannya


ah

ketiga anak korban itu masih bisa dan masih tetap sekolah lagi tidak hanya
R

si
seminggu / dua minggu, namun dalam hitungan bulan
Nomor 3 :

ne
ng

Lebih tidak masuk akal lagi jika ketiga anak korban itu masih bisa bertahan
untuk sekolah di Jakarta Selatan bila terdapat banyak guru yang tidak

do
gu

dapat dijadikan perlindungannya, bahkan terbilang jahat pula, dengan


melakukan kejahatan ataupun mengetahui adanya kejahatan namun
membiarkannya, yakni : Terdakwa, II , III & IV IV ;
In
A

Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum


menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan
ah

lik

dengan berasumsi dan berkhayal bahwa pemukulan dan tendangan yang


dilakukan terhadap ketiga anak korban oleh Terdakwa dilakukan secara
m

ub

brutal sebagaimana pertempuran jalanan, seharusnya dengan nuraninya


Majelis Hakim Tingkat Banding dapat memposisikan dan menyelami
ka

pengetahuan dan perasaan ketiga anak korban layaknya seseorang yang


ep

masih kecil dimana sentuhan yang tidak menggunakan kekuatan sebegitu


ah

besar pun dapat dimaknai sebagai suatu pukulan ataupun tendangan bagi
R

seorang anak kecil (termasuk Notoir Feiten / Pasal 184 Ayat (2) KUHAP),
es

memang ada kalanya sebagaimana fakta persidangan dimana anak korban


M

ng

terlihat adanya hidung berdarah akibat pukulan (berdasarkan keterangan


on
gu

Hal. 55 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
anak korban Anak Korban II yang sesuai dengan Barang Bukti berupa 1

si
(satu) lembar Power School Health DOB : 03/22/2008 a/n Kroonen Anak
Korban II), namun hal itu tidak dapat dijadikan dasar bahwa setiap kali

ne
ng
dilakukan tindakan yang sama dengan menggunakan kekuatan yang sama
pula.
Selain itu, dengan bersandar pada dasar hukum yang sebelumnya telah

do
gu dibahas dan di analisa sebagaimana tersebut di atas pada Memori Kasasi
ini, maka ada beberapa alasan hukum lagi yang dapat dijadikan acuan

In
A
bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan karena
tidak cermat dan tidak sempurna dalam memperhatikan fakta hukum yang
ah

lik
terungkap di persidangan dengan sama sekali tidak mempertimbangkan
persesuaian berdasarkan : Penjelasan Pasal 171 KUHAP Jo Pasal 184 Ayat
(1) huruf d KUHAP yang menjadikan keterangan anak sebagai alat bukti
am

ub
petunjuk ataupun Pasal 1 angka 5 Undang-Undang SPPA yang telah
menjadikan keterangan anak sebagai alat bukti keterangan saksi sah
ep
walaupun tanpa disumpah Jo Pasal 185 Ayat (7) KUHAP Jo Putusan
k

Mahkamah Konstitusi Nomor : 114/PUU-X/2012 tentang perluasan makna


ah

saksi Jo Pasal 185 Ayat (6) huruf a & b KUHAP Jo Pasal 188 KUHAP,
R

si
antara : keterangan tanpa sumpah dari ketiga anak korban : Anak Korban I
akar, Anak Korban II & Anak Korban III dengan keterangan di atas sumpah

ne
ng

para orang tua ketiga anak korban, yaitu : Saksi Orang Tua Korban II , Saksi
Orang Tua Korban I & Saksi Orang Tua Korban III dan hasil evaluasi oleh

do
gu

para ahli psikolog yakni : Nurul Adiningtyas, Styani Ambarwati & Connie
Kristanto sehubungan dengan alasan mengapa ketiga anak korban tidak
berteriak dan tidak menjerit serta mengapa ketiga anak korban masih
In
A

bersekolah di Jakarta Selatan , dengan fakta hukum sebagai berikut :


ketiga anak korban diancam dan ketakutan sehingga tidak memungkinkan
ah

lik

untuk berteriak & menjerit ;


Berdasarkan fakta hukum tersebut, maka apabila dirangkai dapat terlihat
m

ub

suatu situasi dimana ketiga anak korban tidak dapat berteriak ataupun
menjerit karena ditutup mulutnya lalu diancam sehingga mereka merasa
ka

takut kepada Terdakwa oleh sebab itu tidak mungkin ataupun sulit bagi
ep

orang lain untuk mengetahui perbuatan sodomi yang dilakukan oleh


ah

Terdakwa tersebut. Selain itu, posisi Terdakwa selaku pengajar di JIS dan
R

posisi ketiga anak korban yang masih berusia 6 (enam) s/d 7 (tujuh) tahun
es

menjadikan Terdakwa mempunyai pengaruh dan kekuasaan lebih terhadap


M

ng

ketiga anak korban yang sudah pasti kekuasaan tersebut mempengaruhi


on
gu

Hal. 56 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kondisi psikis dari ketiga anak korban sehingga hubungan keadaan itu

si
memaksa ketiga anak korban untuk menuruti apapun yang diminta oleh
Terdakwa, termasuk untuk tidak menjerit ataupun berteriak serta tidak

ne
ng
menceritakan kejadian itu kepada siapapun juga. Dimana secara substansi
kondisi ini sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, No.
785.K/Pid/1985 tanggal 30 Maret 1987 sehubungan dengan pengaruh

do
gu kekuasaan yang timbul dari hubungan keadaan.
RUANGAN TEMPAT DILAKUKANNYA SODOMI MERUPAKAN RUANGAN

In
A
TERTUTUP :
Selain itu, berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan,
ah

lik
ruangan tempat Terdakwa melakukan sodomi adalah ruang tertutup dengan
jendela yang juga tertutup sehingga tidak memungkinkan bagi orang luar
untuk mendengar sekalipun ketiga anak korban berteriak lagipula ada
am

ub
kalanya sodomi dilakukan oleh Terdakwa dengan sebelumnya memasukkan
obat ke dalam lubang ee anak korban Anak Korban II agar tidak merasakan
ep
sakit. Kemudian dengan posisi dan pengetahuan Terdakwa sebagai guru di
k

sekolah tersebut, sudah pastilah Terdakwa mengetahui waktu-waktu


ah

tertentu yang memang memungkinkan baginya untuk melakukan sodomi


R

si
terhadap ketiga anak korban tanpa diketahui oleh pihak lain;
KETIGA ANAK KORBAN MEMILIKI KARAKTERISTIK MASING-MASING &

ne
ng

TERINDIKASI TIDAK MAU LAGI MASUK SEKOLAH :


Terlalu dangkal dan tidak cukup alasan hukum dalam pertimbangan putusan

do
gu

Majelis Hakim Tingkat Banding dengan hanya bersandar pada asumsi


bahwa tindak pidana sodomi tidak dilakukan oleh Terdakwa karena ketiga
anak korban masih mau masuk sekolah lagi di Jakarta Selatan dan mereka
In
A

bisa bertahan dalam hitungan bulan untuk tetap bersekolah di Jakarta


Selatan padahal di sekolah itu ada banyak guru jahat, yakni : Terdakwa
ah

lik

(Neil Bantleman & Ferdinant Tjiong), II , III dan Saksi V IV .


Penuntut Umum berpendapat demikian karena alasan tersebut tidaklah
m

ub

dapat dijadikan ukuran pasti untuk menyimpulkan bahwa tindak pidana


cabul atau sodomi yang dilakukan oleh Terdakwa itu tidak terjadi, karena
ka

setiap anak korban memiliki karakteristik masing-masing sebagaimana


ep

keterangan dari ahli psikologi Nurul Adiningtyas, M.Psi yang juga


ah

menyatakan bahwa ia pernah punya kasus dimana baru setelah 9


R

(sembilan) bulan korban tersebut bisa terbuka untuk menceritakan kejadian


es

kekerasan yang dialaminya karena dalam kasus yang melibatkan kekerasan


M

ng

seksual, butuh tahapan-tahapan bagi seseorang untuk mengungkapkan


on
gu

Hal. 57 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kejadian yang mereka alami dan perlu waktu dikarenakan dalam kasus

si
kekerasan seksual mereka ingin menutup memori yang menyebabkan
trauma itu namun memori itu bisa muncul kembali serta banyak faktor lain

ne
ng
yang mempengaruhi seperti ingin bertemu dan bermain dengan teman atau
solidaritas dengan teman sesama korban sebagaimana keterangan dari
Saksi Anak Korban III saat menolak ketika hendak dipindahkan sekolahnya

do
gu ke Singapura.
Selain itu berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan melalui

In
A
keterangan dari para orang tua ketiga anak korban, terungkap fakta bahwa
Majelis Hakim Tingkat Banding telah tidak cermat dalam menelaah &
ah

lik
memahami fakta hukum karena sebenarnya ketiga anak korban juga
terindikasi sudah tidak mau lagi bersekolah di Jakarta Selatan , dengan
keterangan para orang tua ketiga anak korban, yakni sebagai berikut :
am

ub
- sikap anak saksi (Anak Korban III) mulai berubah, saksi perhatikan
anak itu tidak mau pergi ke sekolah dan kalaupun ke sekolah ia selalu
ep
menolak ke toilet sekolah jika akan buang air, dan jika harus ke toilet
k

saksi perhatikan benar anak saksi (Anak Korban III) terlihat panik
ah

sehingga harus saksi temani ke dalam toilet sekolah


R

si
- tiba-tiba saja anak saksi (Anak Korban III) itu memohon agar saksi
tidak menemaninya ke sekolah dan bertanya pada saksi apakah boleh

ne
ng

tidak bersekolah lagi


- anak saksi (Anak Korban III) takut untuk ke toilet di rumah dan mulai

do
gu

sering buang air besar di celana walaupun di dekat toilet, dan ketika tiba
waktu untuk pergi ke sekolah anak saksi tersebut menolak untuk pergi
In
ke sekolah dengan alasan ada anak nakal di sekolah lalu mengunci
A

kamarnya.
- setelah bertemu dengan saksi I didampingi saksi II lalu saksi
ah

lik

menceritakan tentang apa yang dialami dengan anak saksi (Anak


Korban III) di sekolah namun saksi I dan Saksi II mengatakan tolong
m

ub

biarkan anakmu sekolah disini agar tidak menimbulkan trauma bagi


anak karena dijauhkan dari teman-temannya.
ka

- saksi melihat anak saksi (SAKSI KORBAN Anak Korban I) tersebut


ep

kadang-kadang menangis ketika akan naik bus sekolah namun lama-


ah

lama saksi melihat anak saksi (Saksi Korban Anak Korban I) selalu
R

bersembunyi di belakang pintu seakan menghindari untuk masuk ke


es

toilet atau kalau pulang sekolah selalu dengan pakaian dalam yang
M

ng

kotor dan lama-lama sering buang air kecil di tempat tidur.


on
gu

Hal. 58 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
-

a
Bahwa seingat saksi perubahan sikap anak saksi (Anak Korban II) itu

si
adalah dia (Anak Korban II) mulai sering memukuli adiknya, kadang
suka bertingkah seperti orang bersemedi, suka mengigau, sering

ne
ng
mengeluh sakit di bagian perut, lubang pantat, dan anak saksi (Anak
Korban II) menderita trauma ketakutan, dan sampai saat ini anak saksi
(Anak Korban II) tidak mau masuk sekolah alasannya takut ke toilet dan

do
gu juga anak saksi susah makan dan tidak mau memakai celana dalam
maupun celana pendek dan berat badannya mulai menurun.

In
A
Oleh karena itu haruslah dipahami bahwa kenyataan bahwa ketiga anak
korban masih bersekolah di Jakarta Selatan dalam hitungan bulan selain
ah

lik
daripada keunikan karakteristik dari setiap korban tindak pidana kekerasan
seksual, pergi ke sekolah bukanlah merupakan kehendak mereka dimana
karena ancaman dan ketakutan maka saat itu ketiga anak korban belum
am

ub
mau bercerita tentang kejadian sodomi yang telah mereka alami sehingga
sebagai orang tua yang baik, para orang tua ketiga anak korban pastilah
ep
mendorong agar ketiga anak korban untuk tetap bersekolah di Jakarta
k

Selatan demi menempuh pendidikan dan masa depan yang lebih baik.
ah

Lagipula, guru yang jahat dan tidak dapat dijadikan perlindungan itu tidaklah
R

si
banyak sebagaimana yang disimpulkan secara sembrono oleh Majelis
Hakim Tingkat Banding. Karena dalam keterangan ketiga anak korban,

ne
ng

sebenarnya III dan Saksi V IV dikatakan sebagai guru baik yang juga
melindungi mereka di sekolah Jakarta Selatan sampai pada akhirnya

do
gu

mereka berbalik membela Terdakwa ketika Terdakwa mulai disidik dan


dijadikan Tersangka oleh pihak Kepolisian. Sementara guru jahat hanyalah
In
Terdakwa (Neil Bantleman & Ferdinant Tjiong) dan II ;
A

8. Majelis Hakim Tingkat Banding telah salah & tidak sempurna dalam
menerapkan hukum pembuktian, yakni ketentuan dari Pasal 185 Ayat (5 &
ah

lik

6) KUHAP & Pasal 199 Ayat (1) huruf a KUHAP Jo Pasal 197 Ayat (1) huruf
d KUHAP karena telah tidak sungguh-sungguh memperhatikan keterangan
m

ub

dari Saksi II , Saksi III , Saksi Saksi IV, Saksi Sofia Mahayana Lubis &
keterangan dari saksi lainnya yang diajukan oleh Penasehat Hukum;
ka

(Putusan : Hal. 30 s/d 31, Nomor 4).


ep

Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak


ah

memperoleh keyakinan bahwa Terdakwa bersalah melakukan perbuatan


R

pidana dengan memberikan pertimbangan sebagai berikut :


es

Bahwa kesaksian II , III , IV yang disebut-sebut namanya dalam


M

ng

keterangan ketiga anak korban dan juga kesaksian Sofia Mahayana Lubis
on
gu

Hal. 59 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagai salah satu orang tua siswa di Jakarta Selatan maupun keterangan

si
saksi-saksi lainnya yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa yang
keterangannya telah diberikan di depan persidangan dengan dibawah

ne
ng
sumpah atas peristiwa yang ia dengar sendiri, lihat sendiri dan ia alami
sendiri sehingga merupakan alat bukti sah dan mempunyai nilai pembuktian
justru telah dikesampingkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama tanpa

do
gu memberikan alasan yang cukup dan logis;
Penuntut Umum menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah salah

In
A
menerapkan hukum pembuktian dalam menilai keterkaitan kesaksian dari II
, III , Saksi V IV dan Sofia Mahayana Lubis maupun keterangan dari saksi-
ah

lik
saksi lainnya yang diajukan oleh penasihat hukum karena :
Majelis Hakim Tingkat Banding tidak sempurna dalam melakukan
pertimbangan hukumnya karena sama sekali tidak memberikan alasan yang
am

ub
cukup dan logis terkait keterangan ataupun kesaksian mana dari II , III ,
Saksi V IV dan Sofia Mahayana Lubis maupun keterangan dari saksi-saksi
ep
lainnya yang merupakan alat bukti sah dan mempunyai nilai pembuktian
k

sehingga dapat digunakan & dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat


ah

Banding untuk dapat mendukung keterangan dari Terdakwa sehingga


R

si
divonis bebas (vide Pasal 199 Ayat (1) huruf a KUHAP Jo Pasal 197 Ayat
(1) huruf d KUHAP). Dengan ketiadaan alasan tersebut, maka Majelis

ne
ng

Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan dalam putusannya


karena tidak cermat dalam menerapkan hukum pembuktian.

do
gu

Selain itu, perlu dipahami dan diluruskan bahwa sebenarnya kesaksian dari
II , III , Saksi V IV dan Sofia Mahayana Lubis maupun keterangan dari
saksi-saksi lainnya hanyalah pendapat dan rekaan semata (vide Pasal 185
In
A

Ayat (5) KUHAP) dimana keterangan mereka haruslah dinilai secara


komprehensif dan dikaitkan dengan : persesuaian antara keterangan saksi
ah

lik

satu dengan yang lain (Vide Pasal 185 Ayat (6) huruf a KUHAP,
persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain (Vide Pasal 185
m

ub

Ayat (6) huruf b KUHAP), alasan yang dipergunakan oleh para saksi dalam
memberikan keterangan (Vide Pasal 185 Ayat (6) huruf c KUHAP) dan cara
ka

hidup dan kesusilaan para saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya
ep

dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan saksi itu dipercaya (Vide


ah

Pasal 185 Ayat (6) huruf d KUHAP) dikarenakan beberapa alasan, yakni :
R

- Saksi II masih berstatus sebagai Tersangka yang terlibat dalam perkara


es

ini berdasarkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)


M

ng

No : B/9638/VI/2014/Datro tertanggal 27 Juni 2014 sehingga apapun


on
gu

Hal. 60 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keterangannya pastilah sebisa mungkin membela dirinya dan juga

si
berpihak pada Terdakwa. Dengan demikian apabila kita menilai dari
kacamata Pasal 185 Ayat (6) Huruf c & d KUHAP, maka sudah dapat

ne
ng
dipastikan bahwa dengan status Tersangka yang melekat pada dirinya
apalagi saksi terkait langsung dengan kasus ini, sudah seharusnya
mereduksi tingkat kepercayaan kita semua terhadap keterangan yang

do
gu diberikan oleh saksi ini. Selain itu, keterangan dari saksi II bertentangan
dengan kesaksian ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II &

In
A
Anak Korban III dan para orang tua ketiga anak korban : Orang Tua
Korban II , Orang Tua Korban I & Orang Tua Korban III yang
ah

lik
menyatakan bahwa Terdakwa dan saksi II terlibat dalam tindak pidana
sodomi sebagai orang yang melakukan perekaman (Vide Pasal 185
Ayat (6) huruf a KUHAP) serta bertentangan pula dengan keterangan
am

ub
alat bukti lain yakni : keterangan para ahli psikolog : Styani Ambarwati,
Nella Savitri Cholid, Nurul Adiningtyas & Connie Kristanto serta alat
ep
bukti Surat berupa Hasil Pemeriksaan Psikologi dan Konseling ketiga
k

anak korban yang menyatakan bahwa memang benar ketiga anak


ah

korban itu disodomi oleh Terdakwa, keterangan ahli kedokteran : dr.


R

si
Jefferson Marampe, Sp.B, dr. Edy Purnomo, M.KKK, dr. Oktavinda
Savitry, Sp.F & dr. Lutfi Syafii, Sp.B serta alat bukti Surat berupa Visum

ne
ng

et Repertum ketiga anak korban yang menyatakan bahwa benar ketiga


anak korban itu memiliki ciri-ciri sodomi, keterangan ahli polygraph Ir.

do
gu

Lukas Budi Santoso dan Berita Acara Pemeriksaan Polygraph terhadap


Terdakwa yang mengindikasikan bahwa Terdakwa itu telah terindikasi
berbohong mengenai pernyataannya yang tidak mengakui telah
In
A

melakukan sodomi terhadap ketiga anak korban, keterangan ahli


kedokteran : dr. Jefferson Marampe, Sp.B, dr. Edy Purnomo, M.KKK, dr.
ah

lik

Oktavinda Savitry, Sp.F & dr. Lutfi Syafii, Sp.B serta alat bukti Surat
berupa Visum et Repertum dan keterangan ahli seksologi dr. Naek L.
m

ub

Tobing beserta Hasil Pemeriksaan Seksuaitas Terdakwa yang secara


keseluruhan menyatakan bahwa adanya kuman diplococcus gram
ka

negative ekstra seluler pada anus Terdakwa menandakan bahwa


ep

Terdakwa pernah menerima penis laki-laki dewasa di anusnya &


ah

Terdakwa memiliki perilaku seks menyimpang atau pedofilia inklusif


R

(Vide Pasal 185 Ayat (6) huruf b KUHAP) ;


es

- Saksi III & Saksi Saksi V IV adalah bagian dari komunitas Jakarta
M

ng

International School (JIS) yang dari awal sudah berpihak kepada JIS
on
gu

Hal. 61 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dari mulai kasus sodomi yang dilakukan oleh para Cleaning service

si
sampai dengan kasus sodomi yang dilakukan oleh Terdakwa ini,
padahal awalnya para anak korban dan para orang tua ketiga anak

ne
ng
korban menaruh kepercayaan kepada mereka namun malah mereka
berbalik untuk menyudutkan ketiga anak korban ketika Terdakwa
dijadikan Tersangka oleh penyidik, sehingga keterangan mereka sudah

do
gu dapat dipastikan tidak akan objektif lagi dan sudah dapat dipastikan
memihak JIS dan Terdakwa, oleh karena itu kita harus melihat dari

In
A
kacamata Pasal 185 Ayat (6) khususnya Huruf c & d KUHAP dimana
alasan yang digunakan oleh para saksi dalam memberikan keterangan
ah

lik
hanya dilatarbelakangi oleh motivasi untuk membebaskan Terdakwa
dengan cara apapun juga karena didorong oleh rasa solidaritas antar
sesama komunitas JIS dimana para saksi ini sudah tidak lagi akan
am

ub
menghiraukan fakta ataupun kebenaran apabila itu bertentangan
dengan keinginan mereka oleh karena itu maka secara umum
ep
keterangan para saksi ini sudah tidak lagi objektif dan harus
k

dikesampingkan karena tidak dapat dipercaya. Selain itu, keterangan


ah

dari saksi III & saksi Saksi V IV juga bertentangan dengan kesaksian
R

si
ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III
dan para orang tua ketiga anak korban : Orang Tua Korban II , Orang

ne
ng

Tua Korban I & Orang Tua Korban III yang menyatakan bahwa
Terdakwa telah melakukan sodomi kepada ketiga anak korban & saksi II

do
gu

terlibat sebagai orang yang melakukan perekaman (Vide Pasal 185 Ayat
(6) huruf a KUHAP) serta bertentangan pula dengan keterangan alat
bukti lain yakni : keterangan para ahli psikolog : Styani Ambarwati, Nella
In
A

Savitri Cholid, Nurul Adiningtyas & Connie Kristanto serta alat bukti
Surat berupa Hasil Pemeriksaan Psikologi dan Konseling ketiga anak
ah

lik

korban yang menyatakan bahwa memang benar ketiga anak korban itu
disodomi oleh Terdakwa, keterangan ahli kedokteran : dr. Jefferson
m

ub

Marampe, Sp.B, dr. Edy Purnomo, M.KKK, dr. Oktavinda Savitry, Sp.F
& dr. Lutfi Syafii, Sp.B serta alat bukti Surat berupa Visum et Repertum
ka

ketiga anak korban yang menyatakan bahwa benar ketiga anak korban
ep

itu memiliki ciri-ciri sodomi, keterangan ahli polygraph Ir. Lukas Budi
ah

Santoso dan Berita Acara Pemeriksaan Polygraph terhadap Terdakwa


R

yang mengindikasikan bahwa Terdakwa itu telah terindikasi berbohong


es

mengenai pernyataannya yang tidak mengakui telah melakukan sodomi


M

ng

terhadap ketiga anak korban, keterangan ahli kedokteran : dr. Jefferson


on
gu

Hal. 62 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Marampe, Sp.B, dr. Edy Purnomo, M.KKK, dr. Oktavinda Savitry, Sp.F

si
& dr. Lutfi Syafii, Sp.B serta alat bukti Surat berupa Visum et Repertum
dan keterangan ahli seksologi dr. Naek L. Tobing beserta Hasil

ne
ng
Pemeriksaan Seksuaitas Terdakwa yang secara keseluruhan
menyatakan bahwa adanya kuman diplococcus gram negative ekstra
seluler pada anus Terdakwa menandakan bahwa Terdakwa pernah

do
gu menerima penis laki-laki dewasa di anusnya & Terdakwa memiliki
perilaku seks menyimpang atau pedofilia inklusif (Vide Pasal 185 Ayat

In
A
(6) huruf b KUHAP) ;
- Saksi Sofia Mahayana Lubis & saksi-saksi lainnya bukanlah saksi fakta
ah

lik
karena mereka sama sekali tidak melihat, mendengar ataupun
mengalami peristiwa pidana berupa sodomi yang dilakukan oleh
Terdakwa kepada ketiga anak korban dimana keterangan mereka
am

ub
hanyalah didasarkan pada pendapat ataupun rekaan semata (vide
Pasal 185 Ayat (5) KUHAP) yang meyakini bahwa Terdakwa tidak
ep
pernah melakukan sodomi terhadap ketiga anak korban : Anak Korban
k

I, Anak Korban II & Anak Korban III padahal mereka semua tidak setiap
ah

waktu dan setiap saat melihat dan memperhatikan keseharian


R

si
Terdakwa di sekolah dan tidak semua dari mereka mengetahui ataupun
mengenali wajah dari ketiga anak korban tersebut, namun dalam

ne
ng

kesaksiannya mereka dengan hanya berbekal keyakinan belaka


mengatakan bahwa tidak mungkin Terdakwa melakukan sodomi

do
gu

terhadap ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak
Korban III. Dalam hal ini timbul pertanyaan sederhana, yakni bagaimana
In
mungkin mereka yakin ketiga anak korban tidak pernah disodomi oleh
A

Terdakwa padahal selain mereka tidak setiap waktu melihat Terdakwa


di sekolah, sebagian besar dari mereka juga tidak tahu wajah dari ketiga
ah

lik

anak korban tersebut ; Oleh karena itu sudah seharusnya keterangan


mereka dikesampingkan karana diperoleh dari pendapat ataupun
m

ub

rekaan saja sebagaimana ketentuan dari Pasal 185 Ayat (5) KUHAP.
9. Majelis Hakim Tingkat Banding telah kurang memberikan pertimbangan /
ka

alasan hukum sehingga menimbulkan ketidakjelasan dalam putusannya


ep

terkait alat bukti keterangan ahli yang diajukan oleh Penasehat Hukum;
ah

(Putusan : Hal. 31, Nomor 5).


R

Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak


es

memperoleh keyakinan bahwa Terdakwa bersalah melakukan perbuatan


M

ng

pidana dengan memberikan pertimbangan sebagai berikut :


on
gu

Hal. 63 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bahwa demikian pula dengan ahli yang diajukan oleh Penasehat Hukum

si
Terdakwa telah dikesampingkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama tanpa
memberikan alasan yang cukup dan logis, padahal keterangan ahli tersebut

ne
ng
adalah keterangan sebagai alat bukti yang sah, termasuk misalnya
keterangan ahli Dr. Chairul Huda, SH, MH seorang ahli hukum pidana yang
di depan persidangan telah memberikan pendapatnya sesuai keahliannya,

do
gu yang tentunya sebagai ahli hukum pidana dalam memberikan pendapatnya
tidak perlu mengadakan penelitian atas bukti-bukti yang diajukan dalam

In
A
perkara ini
Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum
ah

lik
menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan
dengan menyatakan bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah
mengesampingkan keterangan ahli yang diajukan oleh penasihat hukum
am

ub
tanpa alasan yang cukup dan logis padahal faktanya pada halaman 343 s/d
halaman 347 putusan Pengadian Negeri Jakarta Selatan No.
ep
1236/Pid.Sus/2014/PN.JKT.SEL, Majelis Hakim Tingkat Pertama telah
k

secara jelas dan tegas menyatakan pertimbangan hukumnya sehubungan


ah

dengan alasan dikesampingkannya keterangan para ahli dari penasihat


R

si
hukum tersebut.
Malah seharusnya Majelis Hakim Tingkat Banding lah yang berkaca dengan

ne
ng

putusannya karena sama sekali tidak memberikan alasan yang cukup dan
logis dalam pertimbangan hukumnya sehubungan dengan latar belakang

do
gu

mengapa mereka menerima keterangan ahli dari penasihat hukum sebagai


alat bukti yang sah.
Timbul pertanyaan, bagaimana mungkin Majelis Hakim Tingkat Banding
In
A

sudah mempunyai keyakinan terlebih dahulu bahwa Terdakwa tidak


bersalah melakukan sodomi terhadap ketiga anak korban padahal Majelis
ah

lik

Hakim Tingkat Banding tidak menganalisa fakta hukum berupa keterangan


ahli A de Charge yang seharusnya digunakan sebagai dasar untuk
m

ub

membebaskan Terdakwa? (vide Pasal 199 Ayat (1) huruf a KUHAP Jo


Pasal 197 Ayat (1) huruf d KUHAP). Dengan ketiadaan alasan tersebut,
ka

maka Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan dalam


ep

putusannya karena tidak cermat dalam menerapkan hukum pembuktian.


ah

Selain itu, Majelis Hakim Tingkat Banding juga telah salah dalam memaknai
R

esensi dari keterangan ahli dalam perkara ini karena telah membandingkan
es

dan menyamakan keterangan dari ahli hukum pidana Dr. Chairul Huda, SH,
M

ng

MH dengan keterangan ahli lainnya (perkembangan psikologi - Kamala


on
gu

Hal. 64 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
London, investigasi - Christopher John OConnor, polygraph - Steven Van

si
Apereen & forensic - Feryal Basbeth) dengan mengatakan bahwa dalam
memberikan pendapatnya seorang ahli tidak perlu mengadakan penelitian

ne
ng
atas bukti-bukti yang diajukan dalam perkara ini.
Kekeliruan Majelis Hakim Tingkat Banding ini sangatlah fatal karena perlu
dipahami bahwa walaupun berdasarkan Doktrin keahlian seseorang itu bisa

do
gu didapatkan dari jenjang akademis ataupun pengalaman, namun cara
mengaplikasikan keahlian itu berbeda-beda dimana dalam perkara ini sifat

In
A
keterangan ahli lainnya (perkembangan psikologi - Kamala London,
investigasi - Christopher John OConnor, polygraph - Steven Van Apereen &
ah

lik
forensic - Feryal Basbeth) itu sangat berbeda dengan sifat dari keterangan
ahli hukum pidana yang memang hanya memberikan pengetahuan secara
umum tanpa harus bersentuhan ataupun berhubungan langsung dengan
am

ub
objek / subjek permasalahan.
Sebagai contoh, apabila ada kasus yang melibatkan tanda tangan palsu,
ep
maka seorang ahli harus terlibat langsung dengan terlebih dahulu
k

memeriksa objek yang sudah dibubuhi tandatangan palsu tersebut


ah

kemudian membandingkannya dengan sample objek lainnya berupa


R

si
tandatangan asli, baru setelah itu dilakukanlah analisa oleh ahli melalui
perbandingan antara tandatangan asli dengan tandatangan palsu itu.

ne
ng

Contoh lainnya adalah ilmu sidik jari atau Daktiloskopi, untuk mengetahui
apakah sidik jari yang terdapat pada suatu objek itu sama dengan sidik jari

do
gu

si pelaku, maka ahli tersebut haruslah melakukan pemeriksaan terhadap


objek yang terdapat sidik jari itu lalu membandingkannya dengan sidik jari si
pelaku, dengan tidak memeriksa objek tersebut maka tidak akan mungkin
In
A

bagi ahli manapun untuk mengetahui adanya kecocokan ataupun tidak dari
sidik jari yang ada pada objek itu dengan sidik jari si pelaku.
ah

lik

Ilustrasi tersebut di atas mirip dengan apa yang dihadapi oleh para ahli
(perkembangan psikologi - Kamala London, investigasi - Christopher John
m

ub

OConnor, polygraph - Steven Van Apereen & forensic - Feryal Basbeth)


yang diajukan oleh penasihat hukum karena untuk mencari dan
ka

mendapatkan kebenaran hakiki dari perkara ini diperlukan adanya


ep

keterlibatan secara langsung dengan objek ataupun subjek permasalahan


ah

sebelum pada akhirnya memberikan analisa dan kesimpulan atas hasil


R

pemeriksaan tersebut. Perbedaannya hanyalah para ahli (perkembangan


es

psikologi - Kamala London, investigasi - Christopher John OConnor,


M

ng

polygraph - Steven Van Apereen & forensic - Feryal Basbeth) ini bukanlah
on
gu

Hal. 65 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memeriksa objek dalam arti benda tidak bergerak sebagaimana ilustrasi di

si
atas, namun yang harus diperiksa adalah subjek yang dalam hal ini adalah
manusia secara langsung untuk mengetahui kondisi riil baik itu fisik maupun

ne
ng
psikis dari subjek tersebut.
Oleh karena itu dilihat dari sifat keahliannya serta metode yang digunakan,
keterangan para ahli (perkembangan psikologi - Kamala London, investigasi

do
gu - Christopher John OConnor, polygraph - Steven Van Apereen & forensic -
Feryal Basbeth) ini sangat berbeda dengan keterangan dari ahli hukum

In
A
pidana Dr. Chairul Huda, SH, MH yang bisa diberikan tanpa harus
bersentuhan dengan objek ataupun subjek permasalahan.
ah

lik
Maka dari itu dilihat dari asas proporsionalitas, pendapat dari Majelis Hakim
Tingkat Banding yang telah membandingkan dan menyamakan keterangan
dari ahli hukum pidana Dr. Chairul Huda, SH, MH dengan keterangan ahli
am

ub
lainnya (perkembangan psikologi - Kamala London, investigasi - Christopher
John OConnor, polygraph - Steven Van Apereen & forensic - Feryal
ep
Basbeth) dengan menyatakan termasuk misalnya keterangan ahli Dr.
k

Chairul Huda, SH, MH seorang ahli hukum pidana yang di depan


ah

persidangan telah memberikan pendapatnya sesuai keahliannya, yang


R

si
tentunya sebagai ahli hukum pidana dalam memberikan pendapatnya tidak
perlu mengadakan penelitian atas bukti-bukti yang diajukan dalam perkara

ne
ng

ini, adalah suatu pernyataan yang salah, menyesatkan dan tanpa dasar.
Bahwa berdasarkan argumentasi tersebut di atas, perlu diketahui kalau

do
gu

dalam perkara ini para ahli (perkembangan psikologi - Kamala London,


investigasi - Christopher John OConnor, polygraph - Steven Van Apereen &
forensic - Feryal Basbeth) yang diajukan oleh penasihat hukum sama sekali
In
A

tidak mengadakan penelitian secara langsung kepada subjek yakni ketiga


anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III serta
ah

lik

Terdakwa, padahal dalam hal ini pemeriksaan kepada mereka menjadi


penting untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari mereka karena
m

ub

pemeriksaan tersebut melibatkan pengamatan terhadap kondisi fisik dan


psikis dari subjek secara langsung.
ka

Dengan tidak dilakukannya pemeriksaan secara langsung kepada subjek


ep

yakni ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III
ah

serta Terdakwa, maka keterangan dari para ahli (perkembangan psikologi -


R

Kamala London, investigasi - Christopher John OConnor, polygraph -


es

Steven Van Apereen & forensic - Feryal Basbeth) menjadi tidak valid dan
M

ng

secara wajar akan diragukan kebenarannya sehingga menjadi tidak bernilai


on
gu

Hal. 66 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
di hadapan hukum karena bertentangan dengan ketentuan Pasal 179 Ayat

si
(2) KUHAP Jo Pasal 185 Ayat (6) huruf c & d KUHAP dimana keterangan
para ahli tersebut menjadi tidak cukup beralasan hukum sehingga tidak

ne
ng
dapat dipercaya mengingat keterangan mereka tidak dilakukan melalui
pengamatan langsung kepada subjek melainkan hanya melakukan
penelitian dan penilaian melalui keterangan, hasil penelitian dan

do
gu pengamatan pihak lain, yakni para saksi & ahli A charge berupa : data BAP
ketiga anak korban, BAP para orang tua ketiga anak korban, BAP para Ahli

In
A
Psikolog beserta Hasil Psikologi dan Konseling, BAP para Ahli Kedokteran
beserta hasil Visum et Repertum & BAP Ahli Polygraph beserta Berita Acara
ah

lik
Pemeriksaan Polygraph yang terdapat pada terjemahan berkas perkara
tanpa selanjutnya melakukan verifikasi kepada para subjek selaku sumber
dari data tersebut sehingga keterangan mereka menjadi tidak netral dan
am

ub
tidak objektif.
Oleh sebab itu, pertimbangkan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang telah
ep
mengesampingkan keterangan para ahli A de Charge yang diajukan oleh
k

Penasihat Hukum sudah tepat dan benar dengan didasarkan pada alasan
ah

yang cukup dan logis sehingga sudah seharusnya pertimbangan hukum


R

si
pada Putusan Majelis Hakim Tingkat Banding yang membatalkan putusan
Majelis Hakim Tingkat Pertama itu dikesampingkan oleh Mahkamah Agung

ne
ng

selaku Judex Jurist karena sama sekali tidak memberikan pertimbangan


hukum berupa alasan yang cukup dan logis sehubungan dengan

do
gu

digunakannya keterangan para ahli A de Charge itu oleh Majelis Hakim


Tingkat Banding sebagai alat bukti yang sah.
10. Majelis Hakim Tingkat Banding telah salah dalam menerapkan hukum
In
A

pembuktian dengan memaksakan harus adanya alat bukti keterangan


saksi dalam setiap perkara pidana sehingga bertentangan dengan
ah

lik

ketentuan Pasal 183 KUHAP; (Putusan : Hal. 31, Nomor 6).


Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak
m

ub

memperoleh keyakinan bahwa Terdakwa bersalah melakukan perbuatan


pidana dengan memberikan pertimbangan sebagai berikut :
ka

Bahwa boleh dikata tidak ada perkara pidana yang luput dari pembuktian
ep

alat bukti keterangan saksi, sekurang-kurangnya disamping pembuktian


ah

dengan alat bukti lain, masih selalu diperlukan pembuktian dengan alat bukti
R

keterangan saksi, akan tetapi faktanya keterangan saksi ketiga anak korban
es

yang tidak dibawah sumpah maupun keterangan orang tua ketiga anak
M

ng

korban : Saksi Orang Tua Korban II , Saksi Orang Tua Korban I dan Saksi
on
gu

Hal. 67 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dewi Andriati Kusumawardhani Reich adalah Testimonium de Auditu yang

si
tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian untuk menyatakan Terdakwa
bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum

ne
ng
yang dijadikan pertimbangan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama,
sedangkan keterangan saksi II , saksi III , saksi IV IV , saksi Sofia
Mahayana Lubis di persidangan dibawah sumpah yang merupakan saksi

do
gu fakta dan sah sebagai alat bukti sehingga mempunyai kekuatan pembuktian
justru dikesampingkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama

In
A
Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum
menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan
ah

lik
dengan alasan sebagai berikut :
Sebagaimana yang sebelumnya telah dianalisa, pada prinsipnya Penuntut
Umum tetap berpedoman bahwa dalam perkara ini keterangan dari ketiga
am

ub
anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III sudah
seharusnya dapat dikategorikan sebagai alat bukti keterangan saksi
ep
sebagaimana ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 11 tahun
k

2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang menyatakan bahwa


ah

seorang anak yang menjadi saksi tindak pidana sudah dapat dikategorikan
R

si
sebagai alat bukti keterangan saksi walaupun anak itu tidak mengangkat
sumpah atau setidaknya dapat dikategorikan sebagai alat bukti petunjuk

ne
ng

(vide Penjelasan Pasal 171 KUHAP Jo Pasal 184 Ayat (1) huruf d KUHAP)
& keterangan para orang tua ketiga anak korban : Saksi Orang Tua Korban

do
gu

II , Saksi Orang Tua Korban I dan Saksi Dewi Andriati Kusumawardhani


Reich yang sudah diperluas maknanya menjadi alat bukti keterangan saksi
karena ada relevansi kuat dengan tindak pidana ini berdasarkan Putusan
In
A

Mahkamah Konstitusi Nomor : 65/PUU-VIII/2010 tanggal 08 Februari 2011


atau setidaknya dapat dikategorikan dalam ketentuan Pasal 185 Ayat (4)
ah

lik

KUHAP sebagai Ketting Bewijs atau kesaksian berantai.


Namun demikian, apabila kita mengikuti pola pikir Majelis Hakim Tingkat
m

ub

Banding, maka terlihat adanya kesalahan dalam menerapkan hukum


pembuktian dengan secara sembrono menyatakan bahwa tidak ada perkara
ka

pidana yang luput dari pembuktian alat bukti keterangan saksi seolah-olah
ep

mengharuskan bahwa alat bukti keterangan saksi adalah mutlak dalam


ah

suatu perkara pidana, padahal berdasarkan Pasal 183 KUHAP, Hakim


R

memutus berdasarkan minimal dua alat bukti yang sah ia memperoleh


es

keyakinan, dimana dari pasal tersebut dapat dinilai bahwa dua alat bukti
M

ng

yang sah itu tidak hanya mengacu kepada alat bukti keterangan saksi saja,
on
gu

Hal. 68 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melainkan semua alat bukti yang tercantum dalam Pasal 184 Ayat (1)

si
KUHAP.
Jadi sekalipun tidak ada saksi atas suatu tindak pidana, berdasarkan norma

ne
ng
hukum yang terkandung dalam Pasal 183 KUHAP Jo Pasal 184 Ayat (1)
huruf b, c, d, e KUHAP, apabila minimal dua alat bukti terpenuhi dan Hakim
memperoleh keyakinan dengan bersumber pada alat bukti tersebut, maka

do
gu seseorang dapat dijatuhi pidana atas suatu peristiwa hukum yang dia
lakukan.

In
A
Selain itu, dalam pertimbangan hukumnya terlihat bahwa Majelis Hakim
Tingkat Banding tidak memahami karakteristik dari kejahatan terhadap
ah

lik
kesusilaan sehingga melakukan kesalahan dengan menyamaratakan tindak
pidana terhadap kesusilaan ini (sodomi/perkosaan) dengan tindak pidana
lainnya dengan mengharuskan adanya saksi fakta yang melihat secara
am

ub
langsung perbuatan sodomi yang dilakukan oleh Terdakwa kepada ketiga
anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II dan Anak Korban III, karena
ep
berdasarkan asas-asas yang bersifat umum menurut kepatutan & kewajaran
k

dalam berhukum & bermasyarakat, seharusnya dipahami bahwa sifat tindak


ah

pidana kejahatan terhadap kesusilaan (dalam hal ini sodomi ataupun


R

si
perkosaan) pastilah dilakukan secara tertutup dan/ atau tersembunyi,
menjadikannya sulit dan hampir mustahil untuk mencari orang yang melihat

ne
ng

secara langsung kejadian tersebut dan ditambah lagi dalam perkara ini
dengan ketiga korban yang masih dibawah umur dapat menjadi celah bagi

do
gu

para pelaku untuk melenggang bebas dan tak tersentuh oleh hukum, oleh
karena itu pendekatan ataupun padangan konvensional serta kaku dari
Majelis Hakim Tingkat Banding yang mengharuskan adanya saksi yang
In
A

melihat secara langsung dalam setiap peristiwa pidana sungguh tidak adil
dan sungguh mengusik rasa keadilan kita semua sebagai manusia yang
ah

lik

berakal dan beradab sehingga sangat merugikan ketiga anak korban : Anak
Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III dan sudah seharusnya
m

ub

dinyatakan bertentangan dengan hukum.


Bahwa argumentasi ini juga sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah
ka

Agung RI, No. 340/K.Pid/1990 tanggal 24 Februari 1994 yang menyatakan :


ep

untuk membuktikan fakta adanya persetubuhan, adalah tidak mungkin


ah

terpaku pada saksi mata saja, maka adanya bukti petunjuk, cukup memadai
R

untuk membentuk keyakinan Hakim akan terbuktinya fakta tersebut


es

Oleh karena itu, pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Banding yang


M

ng

mengharuskan adanya alat bukti keterangan saksi dalam setiap perkara


on
gu

Hal. 69 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pidana terlebih lagi kasus ini merupakan tindak pidana sodomi yang

si
termasuk ke dalam kejahatan terhadap kesusilaan adalah pertimbangan
yang salah dan tidak beralasan hukum yang logis karena bertentangan asas

ne
ng
proporsionalitas serta Pasal 183 KUHAP & Yurisprudensi sehingga harus
dibatalkan oleh Mahkamaha Agung selaku Judex Juris.
11. Majelis Hakim Tingkat Banding telah salah dalam menerapkan hukum

do
gu pembuktian karena tidak menghubungkan kesesuaian alat bukti lainnya
berdasarkan Pasal 185 Ayat (6) huruf a & b KUHAP Jo Pasal 186 KUHAP

In
A
Jo Pasal 187 KUHAP Jo Pasal 188 KUHAP dengan alat bukti berupa
kesimpulan dr. Naek L. Tobing, PDSKJ yang menyatakan Terdakwa
ah

lik
mempunyai perilaku seks menyimpang; (Putusan Hal : 31, Nomor 7).
Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak
memperoleh keyakinan bahwa Terdakwa bersalah melakukan perbuatan
am

ub
pidana dengan memberikan pertimbangan sebagai berikut :
Bahwa kesimpulan dr. Naek L. Tobing, PDSKJ yang menyatakan Terdakwa
ep
mempunyai perilaku seks menyimpang adalah tidak dapat begitu saja
k

dijadikan bukti bahwa Terdakwa sebagai pelaku tindak pidana cabul atau
ah

sodomi terhadap ketiga anak korban


R

si
Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum
menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan

ne
ng

dalam menerapkan hukum pembuktian, dengan alasan sebagai berikut :


Bahwa seharusnya Majelis Hakim Tingkat Banding tidak melokalisir alat

do
gu

bukti berupa keterangan ahli dr. Naek L. Tobing yang menyatakan bahwa
Terdakwa memiliki perilaku seks menyimpang tanpa menghubungkannya
dengan alat bukti lainnya yang telah terungkap di persidangan. Perlu
In
A

dipahami bahwa tugas dari hukum acara pidana adalah mencari kebenaran
materiil dimana salah satu cara untuk mendapatkan kebenaran tersebut
ah

lik

adalah dengan merangkai fakta hukum yang tersebar untuk menjadi satu
bagian utuh guna memberikan gambaran nyata bahwa memang ada
m

ub

hubungan kausal antara peristiwa hukum dengan Terdakwa sebagai


pelakunya.
ka

Oleh sebab itu, kesimpulan dari dr. Naek L. Tobing yang telah menyatakan
ep

bahwa Terdakwa mempunyai perilaku seks menyimpang harus dijadikan


ah

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian besar fakta hukum
R

yang tersebar dalam perkara ini dimana mengetahui latar belakang seksual
es

dari Terdakwa menjadi penting dalam setiap tindak pidana yang melibatkan
M

ng

perilaku seksual menyimpang yang dalam hal ini adalah sodomi, karena
on
gu

Hal. 70 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
maksud dan tujuan serta fungsi dari keterangan ahli dr. Naek L. Tobing

si
dalam pembuktian perkara ini adalah agar kita semua mengaitkannya dan
dilihat persesuaian dengan melandaskannya pada Yurisprudensi Hoge

ne
ng
Raad 26 Januari 1931 yang menyatakan : gambaran mengenai kelakuan
Terdakwa mengenai bidang seksual, dapat dipergunakan sebagai sarana
bukti, namun bagian bukti ini juga belum lengkap karena harus dirangkai

do
gu kembali dengan alat bukti lainnya berupa kesaksian ketiga anak korban :
Anak Korban I, Anak Korban II & Anak Korban III dan para orang tua ketiga

In
A
anak korban : Orang Tua Korban II , Orang Tua Korban I & Orang Tua
Korban III (vide Pasal 185 Ayat (6) huruf a & b KUHAP) yang menyatakan
ah

lik
bahwa benar Terdakwa melakukan sodomi yang mengakibatkan ketiga
anak korban ketakutan & trauma serta dihubungkan juga dengan
keterangan alat bukti lain (vide Pasal 186 KUHAP Jo Pasal 187 KUHAP),
am

ub
yakni : keterangan para ahli psikolog : Styani Ambarwati, Nella Savitri
Cholid, Nurul Adiningtyas & Connie Kristanto serta alat bukti Surat berupa
ep
Hasil Pemeriksaan Psikologi dan Konseling ketiga anak korban yang
k

menyatakan bahwa memang benar ketiga anak korban itu disodomi oleh
ah

Terdakwa sehingga mengalami trauma dan bukan hasil khayalan ataupun


R

si
pengaruh dari orang lain, keterangan ahli kedokteran : dr. Jefferson
Marampe, Sp.B, dr. Edy Purnomo, M.KKK, dr. Oktavinda Savitry, Sp.F & dr.

ne
ng

Lutfi Syafii, Sp.B serta alat bukti Surat berupa Visum et Repertum ketiga
anak korban yang menyatakan bahwa benar ketiga anak korban itu memiliki

do
gu

ciri-ciri sodomi, keterangan ahli polygraph Ir. Lukas Budi Santoso dan Berita
Acara Pemeriksaan Polygraph terhadap Terdakwa yang mengindikasikan
bahwa Terdakwa itu telah terindikasi berbohong mengenai pernyataannya
In
A

yang tidak mengakui telah melakukan sodomi terhadap ketiga anak korban,
keterangan ahli kedokteran : dr. Jefferson Marampe, Sp.B, dr. Edy
ah

lik

Purnomo, M.KKK, dr. Oktavinda Savitry, Sp.F & dr. Lutfi Syafii, Sp.B serta
alat bukti Surat berupa Visum et Repertum yang menyatakan bahwa adanya
m

ub

kuman diplococcus gram negative ekstra seluler pada anus Terdakwa


menandakan bahwa Terdakwa pernah menerima penis laki-laki dewasa di
ka

anusnya.
ep

Sehingga apabila dirangkai dari keseluruhan fakta tersebut maka dapat


ah

dinilai secara objektif untuk meyakinkan kita semua bahwa Terdakwa lah
R

yang telah melakukan sodomi kepada ketiga anak korban sebagaimana


es

terungkap dari rangkaian fakta hukum di muka persidangan (vide Pasal 188
M

ng

KUHAP), karena secara logis tidak akan mungkin seseorang yang


on
gu

Hal. 71 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempunyai kehidupan seks normal akan melakukan perbuatan sodomi

si
terhadap ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak Korban II & Anak
Korban III yang masih berusia 6 (enam) 7 (tujuh) tahun sebagaimana

ne
ng
perbuatan Terdakwa tersebut apabila memang si pelaku tidak memiliki
penyimpangan seksual atau pedofilia inklusif sebagaimana halnya
Terdakwa;

do
gu Oleh karena itu, dengan tidak dihubungkannya rangkaian kesesuaian alat
bukti berdasarkan Pasal 185 Ayat (6) huruf a & b KUHAP Jo Pasal 186

In
A
KUHAP Jo Pasal 187 KUHAP Jo Pasal 188 KUHAP dengan alat bukti
berupa kesimpulan dr. Naek L. Tobing, PDSKJ yang menyatakan Terdakwa
ah

lik
mempunyai perilaku seks menyimpang, maka Majelis Hakim Tingkat
Banding telah salah dalam menerapkan hukum pembuktian yang berakibat
pada bebasnya Terdakwa.
am

ub
12. Majelis Hakim Tingkat Banding telah tidak cermat dan tidak sempurna
dalam mempertimbangkan alat bukti surat berupa Visum et Repertum dari
ep
Anak korban Anak Korban II; (Putusan : Hal. 31 s/d 32, Nomor 8).
k

Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak


ah

memperoleh keyakinan bahwa Terdakwa bersalah melakukan perbuatan


R

si
pidana dengan memberikan pertimbangan sebagai berikut :
Adanya perbedaan hasil Visum et Repertum atas Anak Korban II Aaron

ne
ng

Kroonen, yakni antara Visum et Repertum yang dikeluarkan oleh RSCM


tertanggal 25 Maret 2014 menyebutkan tidak ditemukan luka-luka pada

do
gu

lobang pelepas Anak Korban II, tapi dalam Visum et Repertum yang
dikeluarkan oleh RSPI tertanggal 21 April 2014 disebut ada perlukaan,
sehingga hasil kedua Visum et Repertum tersebut diragukan kebenarannya,
In
A

khususnya Visum et Repertum yang dari RSPI yang dikeluarkan


belakangan
ah

lik

Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum


menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah tidak cermat dan tidak
m

ub

sempurna dalam melihat dan memahami serta mempertimbangkan fakta


hukum seputar alat bukti surat berupa Visum et Repertum Anak Korban II,
ka

sehingga telah salah dalam menerapkan hukum pembuktian karena


ep

berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, terhadap Anak


ah

Korban II telah dilakukan Visum et Repertum (VeR) yang didukung oleh


R

keterangan Ahli Kedokteran, yakni :


es

Visum et Repertum (VeR) Nomor : 183/IV/PKT/03/2014 dari rumah sakit


M

ng

RSCM tanggal 25 Maret 2014 yang dilakukan oleh dr. Oktavinda Safitry,
on
gu

Hal. 72 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sp.F, dimana atas hasil VeR tersebut yang menyatakan : Pada

si
pemeriksaan anak laki-laki usia lima tahun ini ditemukan memar pada
perut akibat kekerasan tumpul. Selanjutnya tidak ditemukan luka-luka

ne
ng
pada lubang pelepasan. Tidak ditemukannya luka-luka pada lubang
pelepasan tidak menyingkirkan peristiwa seperti yang diceritakan
korban, dr. Oktavinda Safitry, Sp.F menerangkan : tidak ditemukannya

do
gu luka-luka pada bagian luar lubang pelepas dikarenakan lubang pelepas
adalah organ yang memang dapat merenggang dan menutup atau

In
A
memiliki sifat elastis sehingga jika ada kekerasan pada daerah tersebut
dapat tidak menimbulkan luka pada lubang pelepas. Tidak adanya luka
ah

lik
juga dapat disebabkan luka yang ada sudah menyembuh karena
peristiwa yang terjadi sudah cukup lama
Bahwa dalam keterangannya dibawah sumpah di muka persidangan, dr.
am

ub
Oktavinda savitry, Sp.F juga menyatakan :
- Ia hanya melakukan pemeriksaan luar pada Anak Korban II dan TIDAK
ep
dilakukan ANUSCOPY karena Anak Korban II datang pada hari sabtu
k

dan bagian Anuscopy sudah pulang;


ah

- Bahwa terhadap kasus kekerasan seksual berdasarkan literatur


R

si
kerusakan terhadap anus tidak bergantung pada banyak dan berapa
kali korban disodomi, namun tergantung pada kekerasan terhadap anus

ne
ng

anak tersebut dilakukan, kejadian ini bisa menimbulkan luka atau ada
lecet atau bisa tidak ada luka sama sekali;

do
gu

- Bahwa benar anuscopy tidak dijadikan standar namun apabila pasien


mau dapat dilakukan dan dimungkinkan apabila di luar tidak ada luka,
namun di dalam mungkin ada luka;
In
A

- Bahwa benar pada setiap pemeriksaan dubur anak yang mengalami


kekerasan seksual tidak selalu berbentuk corong, kadang-kadang bisa
ah

lik

tidak menimbulkan luka apa-apa terutama apabila si pelaku


menggunakan pelumas atau kondom;
m

ub

- Bahwa benar ahli pernah juga memeriksa beberapa kasus yang sama
dan tidak ditemukan luka pada dubur serta dubur juga tidak berbentuk
ka

corong padahal sudah sering disodomi;


ep

- Bahwa benar yang ada dalam catatan ahli anak ada kelihatan gangguan
ah

stress akut yang dapat ditimbulkan dari sebuah trauma;


R

- Visum et Repertum (VeR) Nomor : 02/IV.MR/VIS/RSPI/2014 dari rumah


es

sakit Pondok Indah tanggal 21 April 2014, yang dilakukan oleh dr. M.
M

ng

Luthfi Syafii, Sp.BD, dimana DILAKUKAN ANUSCOPY atas hasil VeR


on
gu

Hal. 73 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut yang menyatakan : ANUSCOPY tampak luka lecet dan nanah

si
pada rectum distal, dengan KESIMPULAN : Proctitic (infeksi pada
daerah rectum), dr. M. Luthfi Syafii, Sp.BD selaku dokter pemeriksa,

ne
ng
pada intinya menerangkan : penyebab pasien Anak Korban II menderita
proctitic bermacam-macam, antara lain : infeksi amuba, diare, fases
yang keras, dan sodomi / kekerasan di daerah anus, namun pada saat

do
gu itu, pasien Anak Korban II tidak menderita infeksi amuba, diare atau
fases yang keras.

In
A
Bahwa berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dilihat kalau sebenarnya
tidak ada pertentangan antara Visum et Repertum RSCM yang dibuat oleh
ah

lik
dr. Oktavinda Savitri, Sp.F tanggal 25 Maret 2014 dengan Visum et
Repertum RSPI yang dibuat oleh dr. Lutfi Syafii, Sp.B tanggal 21 April 2014
dimana dalam hal ini Mejelis Hakim Tingkat Banding tidak paham sama
am

ub
sekali bahwa pada hakikatnya kedua Visum et Repertum ini sifatnya saling
melengkapi karena tindakan medis yang dilakukan pun berbeda antara
ep
Visum et Repertum yang satu dengan lainnya.
k

Dimana dalam penjelasannya berdasarkan fakta persidangan, ahli forensik


ah

dr. Oktavinda Savitry, Sp.F menjelaskan bahwa pada Visum et Repertum


R

si
RSCM itu tidak dilakukan tindakan anuscopy karena bagian anuscopy di
RSCM sudah tutup sehingga tidak dapat dilihat bagian dalam dari anus

ne
ng

anak korban Anak Korban II sedangkan pada Visum et Repertum RSPI oleh
dr. Lutfi Syafii, Sp.BD dilakukan tindakan anuscopy sehingga terlihat adanya

do
gu

luka lecet dan nanah pada rectum distal anak korban Anak Korban II.
Oleh karena itu, pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Banding yang telah
menyatakan bahwa ada pertentangan diantara Visum et Repertum yang
In
A

dikeluarkan oleh RSCM dengan Visum et Repertum yang dikeluarkan oleh


RSPI adalah suatu bentuk ketidakcermatan dan ketidaksempurnaan dalam
ah

lik

memahami dan mempertimbangkan fakta hukum yang terungkap di


persidangan khususnya alat bukti surat (vide Pasal 187 huruf c KUHAP)
m

ub

berupa Visum et Repertum sehingga berakibat pada kesalahan dalam


penerapan hukum pembuktian pada putusan pengadilan.
ka

13. Pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Banding tidak cermat dan tidak
ep

sempurna dalam mempertimbangkan hukum pembuktian karena


ah

bertentangan antara satu dengan lainnya terkait ketidakyakinan terjadinya


R

peristiwa sodomi di Jakarta Selatan dengan pertimbangan atas Visum et


es

Repertum dari Anak Korban I & Anak Korban III; (Putusan : Hal. 30, Nomor :
M

ng

1, 2 & 3 dengan Hal. 32, Nomor 9);


on
gu

Hal. 74 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak

si
memperoleh keyakinan bahwa Terdakwa bersalah melakukan perbuatan
pidana dengan memberikan pertimbangan sebagai berikut :

ne
ng
Hal. 30 :
Nomor 1 :
Bahwa jika benar keterangan ketiga anak korban : Anak Korban I, Anak

do
gu Korban II dan Anak Korban III tidak hanya sekedar disodomi oleh Terdakwa
dan beberapa orang lain di lingkungan Jakarta Selatan tetapi juga

In
A
dilakukan pemukulan serta tendangan, maka secara logika ketiga anak
korban yang masih berusia 6 (enam) tahun 7 (tujuh) tahun itu tentunya
ah

lik
kaan berteriak serta menjerit sehingga bisa menarik perhatian orang yang
mendengarnya dan dapat dijadikan saksi dalam perkara ini
Nomor 2 :
am

ub
Jika tindak pidana cabul dilakukan oleh Terdakwa dalam waktu antara
Januari 2013 sampai dengan Maret 2014 dan terhadap masing-masing
ep
anak dilakukan lebih dari sekali yang disertai pemukulan maupun tendangan
k

maka secara logika ketiga anak korban itu tentunya sama sekali tidak akan
ah

mau masuk sekolah di Jakarta Selatan lagi akan tetapi kenyataannya


R

si
ketiga anak korban itu masih bisa dan masih tetap sekolah lagi tidak hanya
seminggu / dua minggu, namun dalam hitungan bulan

ne
ng

Nomor 3 :
Lebih tidak masuk akal lagi jika ketiga anak korban itu masih bisa bertahan

do
gu

untuk sekolah di Jakarta Selatan bila terdapat banyak guru yang tidak
dapat dijadikan perlindungannya, bahkan terbilang jahat pula, dengan
In
melakukan kejahatan ataupun mengetahui adanya kejahatan namun
A

membiarkannya, yakni : Terdakwa, II , III & IV IV


ah

Hal. 32 :
lik

Nomor 9 :
Bahwa Visum et Repertum atas anak korban Anak Korban III dan Visum et
m

ub

Repertum atas anak korban Anak Korban I yang masing-masing dibuat oleh
ka

dr. Jefferson Marampe, Sp.B tertanggal 24 Juni 2014 yang menyatakan


ep

bahwa hasil pemeriksaan kedua anak korban ditemukan anus berbentuk


corong serta adanya perlukaan yang sesuai dengan ciri-ciri sodomi, adalah
ah

tidak berarti hal tersebut memberikan bukti bahwa Terdakwa telah


es

menyodomi anak korban Anak Korban III dan anak korban Anak Korban I
M

ng

sebab yang ditunjuk kedua anak korban tersebut sebagai pelaku sodomi
on
gu

Hal. 75 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada mereka sangat banyak yang antara lain para petugas kebersihan

si
(cleaning service), sekarang sedang menjalani hukuman penjara
berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.

ne
ng
844/Pid/Sus/2014/PN. Jkt.Sel tanggal 22 Desember 2014
Sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, Penuntut Umum

do
gu menilai bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan
dengan alasan sebagai berikut :
Majelis Hakim Tingkat Banding telah melakukan kesalahan dalam

In
A
menerapkan hukum pembuktian karena tidak merangkai hasil Visum et
Repertum anak korban II dan Visum et Repertum anak korban Anak Korban
ah

lik
I yang menyatakan anus berbentuk corong dan sesuai dengan ciri-ciri
sodomi dengan alat bukti lainnya yang terungkap di persidangan, seperti :
am

ub
keterangan para anak korban : Anak Korban I & Anak Korban III,
keterangan para orang tua korban yakni saksi Orang Tua Korban II dan
ep
saksi Orang Tua Korban III yang pada intinya menyatakan bahwa
k

Terdakwa telah melakukan sodomi kepada mereka, keterangan para ahli


ah

psikolog : Styani Ambarwati, Nella Savitri Cholid, Nurul Adiningtyas &


R

si
Connie Kristanto serta alat bukti Surat berupa Hasil Pemeriksaan Psikologi

ne
ng

dan Konseling para anak korban yang menyatakan bahwa memang benar
para anak korban itu disodomi oleh Terdakwa dimana keterangan para anak
korban itu adalah bukan rekayasa dan tidak ada pengaruh orang lain,

do
gu

keterangan ahli kedokteran : dr. Jefferson Marampe, Sp.B, dr. Edy


Purnomo, M.KKK, dr. Oktavinda Savitry, Sp.F & dr. Lutfi Syafii, Sp.B yang
In
A

menyatakan bahwa benar para anak korban itu memiliki ciri-ciri sodomi,
keterangan ahli polygraph Ir. Lukas Budi Santoso dan Berita Acara
ah

lik

Pemeriksaan Polygraph terhadap Terdakwa yang mengindikasikan bahwa


Terdakwa itu telah terindikasi berbohong mengenai pernyataannya yang
m

ub

tidak mengakui telah melakukan sodomi terhadap para anak korban,


keterangan ahli kedokteran : dr. Jefferson Marampe, Sp.B, dr. Edy
ka

Purnomo, M.KKK, dr. Oktavinda Savitry, Sp.F & dr. Lutfi Syafii, Sp.B serta
ep

alat bukti Surat berupa Visum et Repertum dan keterangan ahli seksologi dr.
ah

Naek L. Tobing beserta Hasil Pemeriksaan Seksuaitas Terdakwa yang


R

secara keseluruhan menyatakan bahwa adanya kuman diplococcus gram


es
M

negative ekstra seluler pada anus Terdakwa menandakan bahwa Terdakwa


ng

pernah menerima penis laki-laki dewasa di anusnya & Terdakwa memiliki


on
gu

Hal. 76 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perilaku seks menyimpang atau pedofilia inklusif. Padahal apabila dirangkai

si
akan tergambar suatu benang merah yang dapat menjelaskan keterlibatan
Terdakwa sebagai pelaku sodomi kepada para anak korban tersebut.

ne
ng
Selain itu, dalam putusan Majelis Hakim Tingkat Banding terlihat adanya
kontradiksi/ pertentangan antara pernyataan Majelis Hakim Tingkat Banding

do
gu yang menyatakan bahwa hasil pemeriksaan terhadap kedua anak korban
yang ditemukan anus berbentuk corong serta adanya perlukaan yang
sesuai dengan ciri-ciri sodomi tidak berarti memberi bukti bahwa Terdakwa

In
A
telah menyodomi kedua anak korban, sebab yang ditunjuk kedua anak
korban sebagai pelaku sodomi kepada mereka sangat banyak yang antara
ah

lik
lain petugas kebersihan dengan pertimbangan pada nomor 1, 2 & 3,
karena pada pertimbangan tersebut Majelis Hakim Tingkat Banding tidak
am

ub
memperoleh keyakinan bahwa telah terjadi sodomi di Jakarta Selatan
kepada para anak korban dengan alasan para anak korban pasti teriak dan
ep
menjerit serta tidak akan kembali bersekolah lagi ke Jakarta Selatan
k

karena banyak guru jahat, namun di sisi lain pada pertimbangan nomor 9 ini
ah

Majelis Hakim Tingkat Banding justru meyakini bahwa di Jakarta Selatan


R

si
telah terjadi sodomi kepada kedua anak korban yang antara lain bisa saja

ne
ng

dilakukan oleh petugas kebersihan sehingga mengakibatkan anus korban


berbentuk corong serta adanya perlukaan yang sesuai dengan ciri-ciri
sodomi.

do
gu

Dari kontradiksi/ pertentangan tersebut, dapat dinilai bahwa telah terjadi


kesesatan berpikir yang dilakukan oleh Majelis Hakim Tingkat Banding
In
A

dalam memformulasikan hukum pembuktian karena di satu sisi, apabila


melibatkan Terdakwa, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak meyakini bahwa
ah

lik

di Jakarta Selatan telah / dapat terjadi perbuatan sodomi dengan alasan


pasti ketiga anak korban akan berteriak dan menjerit, namun di sisi lain
m

ub

apabila menyangkut para cleaning service, Majelis Hakim Tingkat Banding


justru meyakini bisa terjadi perbuatan sodomi di Jakarta Selatan padahal
ka

seharusnya logika berfikir Majelis Hakim Tingkat Banding itu sama & tidak
ep

diskriminatif dimana ketiga anak korban juga pasti akan berteriak dan
ah

menjerit apabila dilakukan sodomi di Jakarta Selatan .


R

Oleh karena itu telah terjadi kejanggalan dan ketidaksempurnaan dalam


es
M

pertimbangan hukum dari Majelis Hakim Tingkat Banding sehingga salah


ng

dalam menyimpulkan suatu peristiwa hukum yang berakibat pada kekeliruan


on
gu

Hal. 77 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam pengambilan keputusannya. Dimana Majelis Hakim Tingkat Banding

si
juga tidak cukup dalam memberikan alasan hukum yang logis untuk tidak
mempercayai ataupun meyakini bahwa di Jakarta Selatan tidak mungkin

ne
ng
terjadi sodomi dengan alasan teriakan dan jeritan ketiga anak korban
karena toh dalam locus delicti yang sama dan tindak pidana yang sama pula

do
gu serta anak korban yang juga sama (yang beda hanya Terdakwa?), Majelis
Hakim Tingkat Banding dapat meyakini bahwa telah terjadi sodomi di
Jakarta Selatan .

In
A
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah
Agung berpendapat sebagai berikut:
ah

lik
- Bahwa alasan-alasan kasasi Jaksa/ Penuntut Umum dapat dibenarkan
karena Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum terutama Hukum
am

ub
Acara Pidana, karena kesalahan tersebut Judex Facti (Pengadilan Tinggi)
telah membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan Jaksa/ Penuntut
ep
Umum, padahal bila Judex Facti memperhatikan secara cermat fakta hukum
k

yang terungkap di persidangan Terdakwa tidak akan bebas;


ah

- Bahwa Judex Facti keliru dalam pertimbangannya menyatakan keterangan


R

si
ketiga saksi korban 1. Anak Korban I, 2. Anak Korban II, dan 3. Anak

ne
ng

Korban III kenyataan diberikan tanpa dibawah sumpah karena belum cukup
umur 15 (lima belas) tahun dan belum pernah kawin, maka berdasarkan
Pasal 185 Ayat (7) KUHAP sudah jelas menyebutkan bahwa keterangan

do
gu

dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu sama lain tidak
merupakan alat bukti namun apabila keterangan itu sesuai dengan
In
A

keterangan saksi yang lain dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti
yang sah lainnya;
ah

lik

- Bahwa menurut Pasal 171 KUHAP menentukan yang boleh diperiksa untuk
memberikan keterangan tanpa disumpah ialah :
m

ub

a. anak yang umurnya belum cukup 15 (lima belas) tahun dan belum pernah
kawin,
ka

b. orang sakit jiwa atau sakit ingatan meskipun kadang-kadang ingatannya


ep

baik kembali;
ah

Kemudian dalam penjelasan Pasal 171 KUHAP keterangan mereka dapat


R

dipakai sebagai petunjuk saja. Dengan demikian keterangan ketiga orang


es
M

saksi korban ditambah dengan keterangan Ahli dan dihubungkan dengan


ng

Visum et Repertum, sudah cukup memenuhi syarat formal untuk saksi dua
on
gu

Hal. 78 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
alat bukti antara lain Visum et Repertum yang merupakan bukti surat

si
ditambah keterangan Ahli dan keterangan ketiga saksi korban yang
dijadikan petunjuk, terbukti perbuatan Terdakwa memenuhi unsur kedua

ne
ng
dalam dakwaan Primair;
- Bahwa Judex Facti keliru telah membatalkan putusan Pengadilan Negeri

do
gu kemudian membebaskan Terdakwa, padahal Pengadilan Negeri telah
mempertimbangkan secara cermat, jelas dan lengkap unsur-unsur dakwaan
Penuntut Umum sehingga dakwaan Primair telah terbukti secara sah dan

In
A
meyakinkan yang terbukti Terdakwa melanggar Pasal 82 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Jo. Pasal 65 Ayat (1) KUHP dengan pertimbangan
ah

lik
sebagai berikut :
- Keterangan saksi korban Anak Korban I, saksi Orang Tua Korban II , saksi
am

ub
ahli psikologi Nurul Adiningtyas, M.Psi dan saksi ahli psikologi Dra. Nella
Safitri Cholid, Psi. yang saling berhubungan dan bersesuaian menunjukkan
ep
fakta hukum bahwa Terdakwa memukul perut saksi korban Anak Korban I
k

dan membuka celana saksi korban. Selanjutnya Terdakwa memakai


ah

kondom lalu memasukkan penis ke lubang anus saksi korban dan


R

si
perbuatan tersebut mengakibatkan saksi korban sakit pada bagian

ne
ng

pantatnya;
- Bahwa keterangan saksi anak korban Anak Korban II saling berhubungan
dan bersesuaian dengan keterangan saksi Orang Tua Korban I , saksi ahli

do
gu

Psikologi Dra. Setyani Ambarwati, M.Psi menerangkan bahwa Terdakwa


melakukan perbuatan cabul terhadap saksi korban antara bulan Januari
In
A

2013 sampai dengan bulan Maret 2014. Terdakwa juga memukul hidung
saksi korban hingga berdarah dan Terdakwa memasukkan penis atau alat
ah

lik

kelamin Terdakwa ke dalam lubang anus saksi anak korban Anak Korban II;
- Bahwa keterangan saksi anak korban Anak Korban III saling berhubungan
m

ub

dan bersesuaian dengan keterangan saksi Orang Tua Korban III , saksi ahli
psikologi Dra. Nella Safitri Cholid, Psi. serta saksi ahli psikologi Nurul
ka

Adiningtyas, M.Psi yang menerangkan Terdakwa ada melakukan


ep

pemukulan terhadap perut saksi korban dan Terdakwa memasukkan penis


ah

atau alat kelamin Terdakwa ke dalam lubang anus saksi anak korban Anak
R

Korban III;
es
M

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di


ng

atas Mahkamah Agung berpendapat Terdakwa tersebut telah terbukti secara


on
gu

Hal. 79 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana

si
didakwakan oleh Penuntut Umum, oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut
haruslah dijatuhi hukuman;

ne
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas Mahkamah Agung berpendapat bahwa ternyata permohonan Kasasi

do
gu Penuntut Umum telah memenuhi ketentuan Pasal 253 ayat (1) huruf a, b atau c
Undang Undang No. 8 Tahun 1981 (KUHAP) maka permohonan kasasi dari
Penuntut Umum berdasarkan Pasal 254 Undang Undang No. 8 Tahun 1981

In
A
(KUHAP) harus dikabulkan dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi
Jakarta Nomor : 152/PID/2015/PT.DKI., tanggal 10 Agustus 2015 yang
ah

lik
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor :
1236/PID.SUS/2014/PN.Jkt.Sel., tanggal 2 April 2015, untuk kemudian
am

ub
Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan
sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini;
ep
Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung
k

akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan


ah

Terdakwa;
R

si
Hal-hal yang memberatkan :

ne
ng

1. Perbuatan Terdakwa telah merusak masa depan para korban tersebut;


2. Perbuatan yang Terdakwa lakukan bukanlah perbuatan yang pantas
dilakukan oleh seorang pendidik yang profesional dan terhormat;

do
gu

3. Perbuatan Terdakwa sangat biadab, tidak berperikemanusiaan terhadap


anak-anak yang seharusnya dilindungi malah dianiaya lahir bathin
In
A

4. Perbuatan Terdakwa telah mencoreng nama baik dunia pendidikan pada


umumnya dan dunia pendidikan di Indonesia pada khususnya terutama
ah

lik

pendidikan di Jakarta International School;


Hal-hal yang meringankan :
m

ub

- Terdakwa belum pernah dihukum ;


- Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan ;
ka

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan


ep

dipidana, maka Terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara dalam
ah

tingkat kasasi;
R

Memperhatikan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Jo.


es
M

Pasal 65 Ayat (1) KUHP, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-


ng

Undang Nomor 8 Tahun 1981, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985


on
gu

Hal. 80 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5

si
Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2009 serta peraturan lain yang bersangkutan ;

ne
ng
MENGADILI:
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : JAKSA/

do
gu PENUNTUT UMUM pada KEJAKSAAN NEGERI Jakarta Selatan tersebut ;
Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor : 152/PID/2015/
PT.DKI., tanggal 10 Agustus 2015 yang membatalkan Putusan Pengadilan

In
A
Negeri Jakarta Selatan Nomor : 1236/PID.SUS/2014/PN.Jkt.Sel., tanggal 2 April
2015 ;
ah

lik
MENGADILI SENDIRI:
1. Menyatakan Terdakwa NEIL BANTLEMAN alias Mr. B terbukti bersalah
am

ub
melakukan tindak pidana telah melakukan beberapa perbuatan yang harus
dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri yakni dengan sengaja
ep
melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu
k

muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan


ah

atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul.


R

si
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa NEIL BANTLEMAN alias Mr. B

ne
ng

dengan pidana penjara selama 11 (sebelas) tahun dan denda sebesar


Rp100.000.000,00. (seratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda
tersebut tidak dibayar maka akan diganti dengan pidana kurungan selama 6

do
gu

(enam) bulan.
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurang-
In
A

kan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;


4. Memerintahkan Terdakwa untuk ditahan ;
ah

lik

5. Menyatakan barang bukti berupa :


a. 5 (lima) buah selendang warna kuning panjang lebih kurang 1,5 (satu
m

ub

koma lima) meter ;


b. 1 (satu) buah selendang tenun (bukan motif batik sebagaimana yang ada
ka

dalam daftar barang bukti) panjang lebih kurang 1,5 (satu koma lima)
ep

meter ;
ah

c. 2 (dua) helai gordyn/tirai model kiri-kanan motif garis-garis warna putih


R

hitam ;
es
M

d. 1 (satu) buah blender merek Philip yang pada bagian cup terdapat gam
ng

bar warna kuning-hijau bertuliskan Food Grade Safe ;


on
gu

Hal. 81 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e. 1 (satu) lembar Power School Health DOB: 12/25/2007 a/n Anak Korban

si
III ;
f. 1 (satu) lembar Power School Health DOB : 03/22/2008 a/n Anak Korban

ne
ng
II ;
g. 1 (satu) lembar Power School Health DOB : 05/25/2008 a/n Anak Korban

do
gu I;
h. 1 (satu) buah buku JISMore Than Faces in The Crowd Faculty and Staff
Directory 2013-2014, Private & Confidential dengan cover bermotif batik

In
A
biru-hitam, 49 (empat puluh sembilan) halaman ;
i. 1 (satu) buah buku JIS PIE Year Book 2012-2013, Hard Cover dasar
ah

lik
warna putih motif warna merah, kuning, hijau, biru yang berisikan foto
dan gambar berwarna ;
am

ub
Dikembalikan pada Penuntut Umum untuk dipergunakan dalam perkara
No.150/Pid/2015/PT.DKI atas nama Ferdinant Mitchel Ferdinan Tjiong ;
ep
6. Bukti yang diajukan oleh Tim Penasihat Hukum Terdakwa berupa :
k

- Rencana jangka panjang terhadap renovasi gedung PIE ;


ah

- Hasil Laboratorium SOS Medika Klinik atas nama Anak Korban II ;


R

si
- Putusan Pengadilan Singapura yang menetapkan dapat digunakannya

ne
ng

hasil medis pemeriksaan atas nama Anak Korban III ;


- Video Kasus Mac Martin ;
- Rekaman dan Transkrip pertemuan Town Hall ;

do
gu

- Laporan Hasil analisa oleh ahli Kamala Newton London ;


- Jurnal-jurnal referensi psikologis yang digunakan oleh ahli Kamala Newton
In
A

London ;
- Email Hector Munoz tanggal 17 Juni 2014 yang ditujukan pada Kepala
ah

lik

Sekolah JIS saksi Tim Carr ;


- Lembar penilaian yang diberikan tahunan dari Mis Haskey, kepada saksi
m

ub

Ferdinant ;
- Denah Kampus PIE JIS sebelum dan sesudah renovasi dan denah gedung
ka

PIE ;
ep

- Foto Anak Korban II yang diambil oleh saksi Marina Abraham ;


ah

- Foto Anak Korban II yang diambil oleh Murfhy ;


R

- Foto Anak Korban II yang diambil oleh saksi Luciana ;


es
M

- Foto Anak Korban III yang diambil oleh Allan Dee ;


ng

- Foto Anak Korban I yang diambil oleh saksi Murfhy ;


on
gu

Hal. 82 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Foto Central Module dan Ruang Kelas Anggrek ;

si
- Email saksi Dewi Reich kepada orang tua JIS tertanggal 28 April 2014 ;
- Hasil penilaian Doreen terhadap Anak Korban III dan Dewi ;

ne
ng
- Email kepada saksi Elsa tertanggal 29 April 2014 yang dikirimkan oleh
Javier del Pozo yang menyatakan anaknya, Anak Korban III tidak pernah

do
gu disodomi ;
- Email dari Hector Munoz, Bapak dari Juan Pablo ;
- Pesan Whatsapp antara Myrna Kusnandar Pribadi tertanggal 9 Mei

In
A
dengan saksi Dewi Reich ;
- Gambar-gambar dan pesan dari anak murid Tedakwa Neil Bantlemant
ah

lik
alias Mr. B di JIS ;
tetap terlampir dalam berkas perkara ;
am

ub
7. Menetapkan bukti surat berupa :
a. Visum et Repertum No : R/92/VER-PPT-KSA/VI/2014/Rumkit Bhay Tk I
ep
dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R Said Sukanto, Instalasi Kedokteran
k

Forensik tanggal 24 Juni 2014 yang dibuat oleh dr. Jefferson, Sp.B, dr.
ah

Henny, Sp.Kj, dr. Vitalis, Sp.KK, dr. Edy Purnomo, MKKK atas nama Anak
R

si
Korban III ;

ne
b. Visum et Repertum No : R/88/VER-PPT-KSA/VI/2014/Rumkit Bhay Tk I
ng

dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R Said Sukanto, Instalasi Kedokteran


Forensik tanggal 24 Juni 2014 yang dibuat oleh dr. Jef-ferson, Sp.B, dr.

do
gu

Henny, Sp.Kj, dr. Vitalis, Sp.KK, dr. Edy Purnomo, MKKK atas nama Anak
Korban I ;
In
A

c. Visum et Repertum No : 183/IV/PKT/03/2014 tanggal 24 Maret 2014 yang


dibuat oleh dr. Oktavinda Safitry, Sp.F dari Rumah Sakit Umum Pusat
ah

lik

Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo atas nama Anak Korban II ;


d. Visum et Repertum No : 02/IV.MR/VIS/RSPI/2014 tanggal 21 April 2014
m

ub

yang dibuat oleh dr. M. Lutfi Syafii, Sp.BD dari Rumah Sakit Pondok Indah
atas nama Anak Korban II ;
ka

e. Hasil pemeriksaan Psikologi dan Konseling atas nama Anak Korban I dari
ep

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)


ah

tanggal 14 Juli 2014 yang dibuat oleh Nurul Adiningtyas, M.Psi, Psikolog
R

SIPP : 0826-12-2-1 ;
es
M

f. Hasil pemeriksaan Psikologi dan Konseling atas nama Anak Korban III
ng

dari Pusat Pelayanan Terpadu Pember-dayaan Perempuan dan Anak


on
gu

Hal. 83 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(P2TP2A) tanggal 14 Agustus 2014 yang dibuat oleh Nurul Adiningtyas,

si
M.Psi, Psikolog SIPP : 0826-12-2-1 ;
g. Hasil pemeriksaan Psikologi dan Konseling atas nama Anak Korban II dari

ne
ng
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
tanggal 18 Agustus 2014 yang dibuat oleh Nurul Adiningtyas, M.Psi,

do
gu Psikolog SIPP: 0826-12-2-1 ;
h. Visum et Repertum No : R/47/VER-PPT-KSD/VII/2014/Rumkit Bhay Tk I
dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R Said Sukanto, Instalasi Kedokteran

In
A
Forensik tanggal 15 Juli 2014 yang dibuat oleh dr. Jefferson, Sp.B, dr.
Henny, Sp.Kj, dr. Vitalis, Sp.KK, dr. Edy Purnomo, MKKK atas nama III ;
ah

lik
i. Berita Acara Pemeriksaan Polygraph No. Lab 2189/FDF/2014 tanggal 11
Agustus 2014 sehubungan dengan kasus/tindak pidana perbuatan cabul
am

ub
dan penganiayaan terhadap anak a/n Anak Korban I, Anak Korban II dan
Anak Korban III dari Badan Reserse Kriminal Polri Pusat Laboratorium
ep
Forensik yang dibuat oleh Ir. Lukas Budi Santoso, Msi, Nrp 61010870, Ir.
k

Suparnomo, Nrp 63061009, Nurkolis, ST, SH, Nrp 81051448 dan Aji
ah

Fibrianto Arrosyid, ST, Nrp 860215 96 atas nama III ;


R

si
j. Barang barang bukti yang diajukan oleh Tim Penasehat Hukum Terdakwa

ne
ng

yaitu :
1. Video Truly CA - Witch Hunt ;
2. Video McMartin Preschool ;

do
gu

3. Video Metro TV Kasus JIS ;


4. Video Memori Palsu (False Memory) ;
In
A

5. Video Tur Gedung Kindergarten PIE & Admin ;


6. Surat Referensi untuk Ferdinant Tjiong ;
ah

lik

7. Keputusan Rencana Renovasi ;


8. Peta JIS PIE 2013-2014 ;
m

ub

9. Peta JIS PIE 2012-2013 ;


10. Gambar Gedung Admin Sebelum & Sesudah Renovasi ;
ka

11. Foto Penggeledahan JIS 13 Juni 2014 ;


ep

12. Foto Anak Anak Korban II 1 ;


ah

13. Foto Anak Anak Korban I ;


R

14. Foto Anak Anak Korban II 2 ;


es
M

15. Foto Anak Anak Korban II 3 ;


ng

16. Foto Anak Anak Korban III ;


on
gu

Hal. 84 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
17. Foto Gedung Admin ;

si
18. Foto Ruangan Kelas ;
Tetap terlampir dalam berkas perkara ini ;

ne
ng
Membebankan Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara dalam
tingkat kasasi sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) ;

do
gu Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari : Rabu, tanggal 24 Februari 2016, oleh Dr. ARTIDJO
ALKOSTAR, S.H., LLM. Ketua Kamar Pidana yang ditetapkan oleh Ketua

In
A
Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. SALMAN LUTHAN, S.H., M.H.
dan Dr. H. SUHADI, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan
ah

lik
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga,
oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh
am

ub
TETY SITI ROCHMAT SETYAWATI, S.H., M.H. Panitera Pengganti dan tidak
ep
dihadiri oleh Pemohon Kasasi : Jaksa/ Penuntut Umum dan Terdakwa.
k
ah

Hakim-Hakim Anggota, Ketua,


R

si
ttd ttd
Dr. SALMAN LUTHAN, S.H., M.H. Dr. ARTIDJO ALKOSTAR, S.H., LLM.

ne
ng

ttd
Dr. H. SUHADI, S.H., M.H.

do
gu

Panitera Pengganti,
ttd
In
A

TETY SITI ROCHMAT SETYAWATI, SH.MH.


ah

lik

Untuk salinan
Mahkamah Agung R.I
a.n Panitera
m

Panitera Muda Perkara Pidana Khusus


ub
ka

ep

ROKI PANJAITAN, SH.


NIP. 19590430 198512 1 001
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 85 dari 85 hal Putusan Nomor 2658 K/Pid.Sus/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85

Anda mungkin juga menyukai