Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Laporan Penelitian
Stabilitas Antosianin Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis) terhadap
Perlakuan pH dan Suhu
Fathinatullabibah, Kawiji, Lia Umi Khasanah
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Korespondensi dengan penulis (liaumikhasanah@yahoo.co.id)
Artikel ini dikirim pada tanggal 27 Januari 2014 dan dinyatakan diterima tanggal 12 Mei 2014.
Artikel ini juga dipublikasi secara online melalui www.journal.ift.or.id
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang diperbanyak untuk tujuan komersial.
Diproduksi oleh Indonesian Food Technologists 2014 (www.ift.or.id)
Abstrak
Pemanfaatan bahan alam seperti daun jati sebagai pewarna makanan menjadi salah satu alternatif dalam
mengurangi penggunaan pewarna sintetik. Daun jati mengandung pigmen antosianin yang dapat memberikan
warna merah. Pemanfaatan daun jati sebagai pewarna makanan masih sedikit. Padahal banyak penelitian yang
menyebutkan bahwa daun jati memiliki khasiat seperti antibakteri, antitoksik, dan antioksidan. Dalam
pengolahannya, makanan sering kali melalui proses pemanasan dan perubahan pH, dimana kedua faktor tersebut
akan mempengaruhi stabilitas antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas ekstrak pigmen
0 0
antosianin daun jati pada berbagai perlakuan pengolahan pangan meliputi pH (3, 5, 7), dan suhu (75 C, 100 C,
0
121 C) ditinjau dari total antosianin, aktivitas antioksidan, dan kualitas warna. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor dengan perlakuan pH dan suhu. Data hasil analisis
pada penelitian ini diuji secara statistik menggunakan sidik ragam ANOVA dengan SPSS. Jika terdapat perbedaan
maka dilanjutkan dengan Duncan Mulitiple Range Test (DMRT) pada = 0,05. Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan bahwa adanya perlakuan pH dan suhu mempengaruhi stabilitas ekstrak daun jati. Semakin tinggi
nilai pH dan suhu, stabilitas ekstrak (ditinjau dari kadar total antosianin, aktivitas antioksidan dan kualitas warna)
semakin menurun. Perlakuan yang paling menjaga stabilitas pigmen antosianin ekstrak daun jati adalah perlakuan
0
pH 3 dan suhu 75 C.
Kata kunci : stabilitas antosianin, daun jati, pH, suhu
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (2) 2014 61
Indonesian Food Technologists
Tabel 3. Pengukuran Kualitas Warna Ekstrak Pigmen Antosianin Daun Jati pada Berbagai Perlakuan pH
0
Perlakuan L a b Hue E
a a a a
Kontrol (pH 2) 2,58+0,02 4,80+0,00 -7,52+0,02 302,56+0,01 -
b c c b
pH 3 3,96+0,18 7,29+0,40 -6,34+0,20 318,94+2,40 3,08
c c c c
pH 5 4,15+0,01 7,37+0,26 -6,27+0,10 319,59+1,10 3,25
c b b c
pH 7 4,16+0,01 5,68+0,13 -6,66+0,10 310,38+0,55 1,98
Keterangan : Superscript yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 0,05.
Tabel 4. Total Antosianin Ekstrak Pigmen Antosianin Daun Jati pada Berbagai Perlakuan suhu
Perlakuan Total Antosianin (mg/l) % Penurunan
0 c
Kontrol (suhu 29 C) 284,72 + 15,33 -
0 b
Suhu 75 C 268,85 + 8,18 5,57
0 a
Suhu 100 C 242,13 + 16,36 14,96
0 a
Suhu 121 C 236,29 + 5,86 17,01
Keterangan : Superscript yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 0,05.
Tabel 5. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pigmen Antosianin Daun Jati pada Berbagai Perlakuan suhu
Aktivitas Antioksidan
Perlakuan % Penurunan
(% radikal per mg bahan db)
0 d
Kontrol (suhu 29 C) 64,30 + 2,28 -
0 c
Suhu 75 C 56,79 + 4,00 11,69
0 b
Suhu 100 C 45,03 + 3,39 29,98
0 a
Suhu 121 C 39,34 + 2,53 39,34
Keterangan : Superscript yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 0,05.
Tabel 6. Pengukuran Kualitas Warna Ekstrak Pigmen Antosianin Daun Jati pada Berbagai Perlakuan suhu
0
Perlakuan L a b Hue E
0 b c a c
Kontrol (suhu 29 C) 2,58+0,02 4,80+0,00 -7,52+0,02 302,56+0,01 -
0 ab bc a b
Suhu 75 C 2,54+0,01 4,71+0,14 -7,55+0,10 301,97+0,68 0,10
0 a ab a b
Suhu 100 C 2,50+0,06 4,65+0,07 -7,49+0,09 301,81+0,38 0,18
0 a a a a
Suhu 121 C 2,48+0,03 4,57+0,08 -7,57+0,06 301,14+0,57 0,25
Keterangan : Superscript yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 0,05.
o
Aktivitas antioksidan pada ekstrak daun jati dihitung dari nilai Hue. Warna yang dideskripsikan oleh
dipengaruhi oleh nilai pH. Seiring dengan peningkatan ekstrak tanpa perlakuan adalah warna biru-ungu,
pH maka aktivitas antioksidan akan semakin menurun sedangkan ekstrak dengan perlakuan pH 3, 5, dan 7
(Tabel 2). Hal ini dkarenakan pada pH rendah, densitas adalah ungu. Total perbedaan warna (E) merupakan
ion hidrogen meningkat sehingga menekan pelepasan total perubahan nilai L, a, dan b yang diperoleh dengan
2 2 2 1/2
ion hidrogen dari senyawa fenolik. Ion hidrogen ini menggunakan rumus E = [(L) +(a) +(b) ] . Nilai
berfungsi sebagai pendonor untuk menstabilkan radikal. E yang semakin tinggi menunjukkan besarnya
Dengan meningkatnya pH maka konsentrasi ion perbedaan warna. Semakin besar pH yang diberikan,
hidrogen dalam media menurun sehingga mulai terjadi E nya pun semakin besar.
pelepasan ion hidrogen oleh senyawa antioksidan
(Tensiska dkk, 2003). Stabilitas ekstrak antosianin daun jati terhadap
perlakuan suhu
Kualitas warna Untuk mengetahui stabilitas pigmen antosianin
Parameter yang digunakan untuk mengukur daun jati terhadap suhu maka dilakukan pemanasan
kualitas warna menggunakan L (lightness), a ekstrak antosianin pada beberapa suhu yang berbeda,
0 0 0 0
(Redness), b (yellowness), Hue, dan E. Dari Tabel 3 yaitu kontrol, suhu 75 C, 100 C, dan 121 C dimana
diketahui bahwa dengan adanya perlakuan pH, nilai L menggambarkan suhu pasteurisasi, perebusan,
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pH. sterilisasi.
Menurut Sari, dkk (2005) semakin meningkatnya nilai
pH maka akan semakin banyak terbentuk senyawa Total antosianin
basa karbinol dan kalkon yang menyebabkan tidak Penurunan total antosianin daun jati dipengaruhi
berwarna. Semakin meningkatnya pH, nilai a semakin adanya perlakuan suhu. Semakin tinggi suhu
meningkat dan nilai b semakin menurun. Hal ini terjadi pemanasan maka total antosianin semakin menurun.
karena pada kondisi pH di atas 6 warna merah ekstrak Dari hasil perhitungan total antosianin ekstrak daun jati
menjadi memudar dan berubah menjadi warna biru pada berbagai perlakuan suhu diketahui bahwa ekstrak
(Parisa dkk, 2007). kontrol berbeda nyata dengan ketiga perlakuan suhu.
0 0
Untuk mendeskripsikan warna ekstrak dapat Namun perlakuan suhu 100 C dan 121 C tidak berbeda
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (2) 2014 63
Indonesian Food Technologists
secara signifikan (Tabel 4). perlakuan pH dan suhu. Semakin tinggi nilai pH dan
Adanya proses pemanasan dapat menyebabkan suhu, stabilitas ekstrak (ditinjau dari kadar total
hilangnya warna merah dari antosianin dan antosianin, aktivitas antioksidan dan kualitas warna)
meningkatnya warna coklat sebagai hasil dari semakin menurun. Perlakuan yang paling menjaga
degradasi dan polimerasi pigmen. Degradasi warna stabilitas pigmen antosianin ekstrak daun jati adalah
perlakuan pH 3 dan suhu 75 C.
0
pada antosianin disebabkan oleh perubahan kation
flavilium yang berwarna merah menjadi basa karbinol
dan akhirnya menjadi kalkon yang tidak berwarna dan Daftar pustaka
berakhir pada produk degradasi yang berwarna coklat Ariviani, Setyaningrum. 2010. Kapasitas Anti Radikal
(Sari dkk, 2005). Hal ini serupa dengan penelitan Laleh Ekstrak Antosianin Buah Salam (Syzygium
et al (2006) yang melaporkan hasil yang sama yaitu polyanthum [Wight.] Walp) Segar Dengan
persentase penurunan antosianin pada ekstrak empat Variasi Proporsi Pelarut. Caraka Tani XXV No.1
spesies buah Berberis (B. khorasanica, B. integerrima, Maret 2010
B. orthobotrys, and B. vulgaris) semakin meningkat Ati, Neltji Herlina, dkk. 2006. Komposisi dan Kandungan
dengan adanya perlakuan suhu yang semakin tinggi. Pigmen Tumbuhan Pewarna Alami Tenun Ikat di
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa
Aktivitas antioksidan Tenggara Timur. Indo. J. Chem., 2006, 6 (3), 325
Aktivitas antioksidan ekstrak daun jati 331.
menunjukkan penurunan seiring dengan peningkatan Delgado F, Paredes VO, dan Lopez. 2003. Natural
suhu (Tabel 5). Tensiska dkk (2003) juga melaporkan Colorant for Food and Nutraceutical Uses. Boca
hal yang serupa, yaitu adanya kenaikan suhu Raton: CRC Press LLC.
menyebabkan aktivitas antioksidan semakin menurun. Estiasih, Teti dan Eva Sofia. 2009. Stabilitas
0 0
Pemanasan suhu 100 C dan 125 C menghasilkan laju Antioksidan Bubuk Keluwak (Pangium Edule
penurunan faktor proteksi (aktivitas antioksidan) yang Reinw.) Selama Pengeringan Dan Pemasakan.
relatif kecil dibandingkan dengan pemanasan suhu Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 2
0 0
150 C dan 175 C. Penurunan aktivitas antioksidan (Agustus 2009) 115 122.
tersebut diduga karena adanya perubahan senyawa Hanum, Tirza. 2000. Ekstraksi dan Stabilitas Zat
antioksidan akibat proses pemanasan, yaitu antosianin Pewarna Alami dari Katul Beras Ketan Hitam
dan senyawa fenol yang lain. Adanya perlakuan panas (Oryza sativa glutinosa). Buletin Teknologi dan
menyebabkan senyawa fenol termasuk antosianin Industri Pangan 11 (1): 10-14.
terdekomposisi sehingga mengalami penurunan Hutching, JB. 1999. Food Colour and Appearance.
kemampuannya sebagai senyawa antioksidan (Estiasih Gaitersburg, Maryland: Aspen Publ. Inc.
dan Sofia, 2009). Laleh, G.H., et al. 2006. The Effect of Light,
Temperature, pH and Species on Stability of
Kualitas warna Anthocyanin Pigments in Four Berberis Species.
Hasil pengukuran kualitas warna (nilai L, a, b, Pakistan Journal of Nutrition 5 (1): 90-92, 2006.
0
Hue, dan E) ekstrak antosianin daun jati Marliana, Eva. 2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak
menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi Etanol Daun Andong (Cordyline fruticosa[L] A.
penurunan intensitas warna seiring dengan Cheval). Mulawarman Scientifie, Volume 11,
peningkatan suhu. Dari Tabel 6 diketahui bahwa Nomor 1, April 2012
0
pemanasan dengan suhu 75 C menunjukkan Parisa, Setareh, H. Reza, G. Elham and J. Rashid,
penurunan retensi warna yang paling kecil (2007). Effect Of Heating, UV Irradiation And Ph
0
dibandingkan dengan pemanasan suhu 100 C dan On Stability Of The Anthocyanin Copigment
0
121 C. Hasil ini serupa dengan penelitian Sari dkk Complex. J. Biol. Sci., 10: 267-272.
(2005) juga melakukan studi tentang ekstrak kulit buah Sari, Puspita, dkk. 2005. Ekstraksi dan Stabilitas
duwet (Syzygium cumini) yang dipanaskan pada suhu Antosianin dari Kulit Buah Duwet (Syzgium
0
40, 60, 80, dan 100 C. Penurunan retensi warna cumini). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
0
ekstrak yang dipanaskan pada suhu 40 dan 60 C (suhu Vol.XVI No.2 Tahun 2005.
0
medium) lebih rendah daripada suhu 80 dan 100 C Tensiska, dkk. 2003. Aktivitas Antioksidan Ekstrak
(suhu tinggi). Pemanasan suhu tinggi menyebabkan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium
penurunan nilai retensi warna yang paling tinggi hingga DC) Dalam Beberapa Sistem Pangan Dan
di bawah 20%. Kestabilan Aktivitasnya Terhadap Kondisi Suhu
dan pH. Jurnal teknologi dan industri pangan.
Kesimpulan Vol. xiv No. 1 Tahun 2003.
Stabilitas ekstrak daun jati dipengaruhi oleh