Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN


ISTIRAHAT TIDUR

A. Pengertian Istirahat Tidur


Keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam
kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau
mengganggu gaya hidup yang diinginkannya (Lynda Juall, 2012:522). Menurut Potter &
Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode
yang lebih lama dari keterjagaan. Gangguan pada kuantitas atau kualitas tidur yang
menghambat fungsi (NANDA, 2012:295). Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat
faktor eksternal (NANDA NIC-NOC,2013:603).
Tahapan Tidur, tidur dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu:

1. Non Rapid Eye Movement (NREM)

Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat tahapan
yaitu:
a) Tahap I
- Merupakan tahap transisi dari keadaan sadarmenjadi tidur. Berlangsung
beberapa menit saja.
- Tahap I ini ditandai dengan :
Mata menjadi kabur dan rileks
Seluruh otot menjadi lemas
Kedua bola mata bergerakkekiri dan kekanan
Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun
EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa
Dapat terbangun dengan mudah
Bila terbangun terasa sedang bermimpi
b) Tahap II
- Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Berlangsung 10-
15 menit.
- Tahap II ini ditandai dengan :
Kedua Bola mata berhenti bergerak
Suhu tubuh menurun
Tonus otot perlahan-lahan berkurang
Tanda-tanda vital turun dengan jelas
EEG: Timbul gelombang beta Frekwensi 15-18 siklus / detik yang disebut
gelombang tidur
c) Tahap III
- Merupakan awaltahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30menit.
- Tahap III ini ditandai dengan:
Relaksasi otot menyeluruh
Tanda-tanda vital menurun
EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik
Sulit dibangunkan
d) Tahap IV
- Tahap Tidur Nyenyak, Tahap ini ditandai dengan :
Jarang bergerak
Tonus Otot menurun (relaksasi total)
Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %
EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2
siklus/detik
Gerak bola mata mulai meningkat
Terjadi mimpi

2. Rapid Eye Movement (REM)

Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 % dari tidurnya.
Tahap REM ditandai dengan:

Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya.
Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
Pernapasan tidak teratur, nadi cepat dan irregular, TD fifluktuatif.
Metabolisme meningkat
Lebih sulit dibangunkan
Karakteristik tidur REM
a.Mata : Cepat tertutup dan terbuka
b.Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi
c.Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea
d.Nadi : Cepat dan ireguler
e.Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi
f.Sekresi gaster : Meningkat
g.Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik
h.Gelombang otak : EEG aktif
i.Siklus tidur : Sulit dibangunkan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.
Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dpt tidur.
Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkhitis, penyakit
kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
2. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemungkinan
terjadi perubahan suasana seperti gaduhmaka akan menghambat tidurnya.
3. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
4. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
5. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
mengganggu tidurnya.
6. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat
mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
7. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein (Meningkatkan saraf
simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan Narkotika (Mensupresi REM).

Gangguan tidur
1. Insomnia
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik
atau karena faktor mental seperti perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis
insomnia yaitu Initial insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten
insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga, terminal
insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
2. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur.
Misalnya tidur berjalan, mengigau.
3. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yg berlebihan terutama pada siang hari.
4. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada siang
hari.
5. Apnea saat tidur dan mendengkur
Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka
bisa menjadi masalah.
B. Gejala dan Tanda
Dewasa
1. Data Mayor
- Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
2. Data Minor
- Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
- Perubahan mood
- Agitasi
- Mengantuk sepanjang hari
Anak
- Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis, atau respons tidak
konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk mengubah peraturan dalam tidur
seperti permintaan untuk tidur larut malam.
- Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua
- Sering bangun saat malam hari
C. Pohon Masalah

Penyakit Lingkungan
Obat-Obatan
Tidak Nyaman
Kekurangan Tidur
Alkohol
Motivasi
(Keinginan untuk tetap
Insomnia dan terjaga)
cepat marah

Kecemasan Kelelahan
GANGGUAN POLA
TIDUR

D. Pemeriksaan Diagnostik
Tidur dapat diukur secaran objektif dengan menggunakan alat yang disebut polisomnografi.
Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG), elektromiogram (EMG), dan elektro-
okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur.
Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya
klien terjaga di malam hari.
E. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi non farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan
obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat
dilakukan antara lain :
a) Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan,aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
b) Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana
kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c) Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan
waktu-waktu tidurnya.
d) Terapi psikologi/psikiatri Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa
atau stress berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan
oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri.
e) Mengubah gaya hidup
f) Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan
alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke
tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di
bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
a) Golongan obat hipnotik
b) Golongan obat antidepresan
c) Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d) Golongan obat antihistamin.
F. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien
meminta bantuan pelayanan seperti :
- Apa yang dirasakan klien
- Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan
dan sejak kapan dirasakan
- Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
- Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien

b) Riwayat penyakit sekarang


Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena tidak
mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
c) Riwayat diit
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat
mencerminkan gangguan pola tidur. Pola dan kebiasaan makan yang salah dapat
menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi ini perlu dikaji :
- Penurunan berat badan yang drastis
- Selera makan yang menurun
- Pola makan dan minum sehari-hari
- Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi pencernaan
d) Riwayat Tidur
Data yang perlu dikaji seperti deskripsi masalah tidur klien, pola tidur biasa,
perubahan tidur terakhir, rutinitas menjelang tidur dan lingkungan tidur, penggunaan
obat tidur, pola asupan diet, gejala yang dialami selama terbangun, penyakit fisik
yang terjadi secara bersamaan, status emosional dan mental saat ini.
e) Status Sosial Ekonomi
Kaji status sosial ekonomi klien dengan menghindarkan pertanyaan yang mengarah
pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih difokuskan pada kualitas
pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusikan dan menyimpulkan bersama-sama
merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran.
f) Riwayat kesehatan keluarga : Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk
menilai ada tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.
2. Pengkajian Fisik
- Keadaan umum pasien
- Kesadaran
- Pemeriksaan TTV Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan
dalam memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi,
Auskultasi dan Perkusi. Pengkajian Psikososial : Mengkaji keterampilan koping,
dukungan keluarga, teman dan handai taulan serta bagaimana keyakinan klien tentang
sehat dan sakit.

G. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas/ takut
2. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
H. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan


(NANDA) ( NOC ) (NIC )
1. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan ke Peningkatan kualitas tidur
berhubungan dengan cemas/
perawatan selama ....x 24 - Kaji pola tidur klien
takut
- Jelaskan pentingnya tidur yang
jam :
adekuat kepada klien dan
keluarga.
- Klien dapat tidur sesuai
- Identifikasi penyebab
dengan kebutuhan
gangguan tidur, Fisik: nyeri,
- Klien mengutarakan
sering Bak, sesak nafas, batuk,
merasa segar dan puas
- Istirahat dan tidur cukup demam, mual dll.
- Psikis: cemas, stress,
lingkungan dll.
- Fasilitasi klien untuk tidur
yang adekuat : rubah posisi
tidur sesuai kondisi, berikan
benda-benda yang familier
pada anak
Peningkatkan koping
- Diskusikan pilihan yang
realistis terhadap terapi/
tindakan yang akan dilakukan.
- Dorong klien untuk memiliki
harapan yg realistis untuk
mengatasi perasaan putus asa.
- Dorong klien untuk
mengidentifikasi kekuatan dan
kemampuan yang ada pada diri
klien.
- Libatkan dukungan dari
keluarga dan orang yang
terdekat.
- Ajurkan klien untuk berdoa
sesuai dengan kepercayaan
yang dianut.
Manajemen lingkungan:
kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang
tenang, bersih, nyaman dan
minimalkan gangguan.
- Hindari suara keras dan
penggunaan lampu saat tidur
malam.
- Hindari tindakan keperawatan
pada waktu klien tidur.
- Batasi jumlah pengunjung

2. Cemas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Penurunan Kecemasan


perubahan status kesehatan keperawatan selama .....x24
- Tenangkan klien
jam diharapakan kecemasan - Berusaha memahami keadaan
menurun atau pasien dapat
tenang dengan kriteria : klien
- Berikan informasi tentang
Control Cemas diagnosa,prognosis dan
- Menyingkirkan tanda tindakan
kecemasaan - Kaji tingkat kecemasan dan
- Menurunkan stimulasi reaksi fisik pada tingkat
lingkungan ketika cemas kecemasan
- Menggunakan teknik - Gunakan pendekatan dengan
relaksasi untuk sentuhan verbalisasi
menurunkan cemas - Temani klien untuk
- Melaporkan penurunan mendukung keamanan dan
kebutuhan tidur adekuat menurunkan rasa takut
- Tidak ada manifestasi - Instruksikan pasien untuk
perilaku kecemasan menggunakan teknik relaksasi
- Berikan pengobatan untuk
menurunkan cemas dengan
cara yang tepat

Koping Peningkatan Koping

- Memanajemen masalah - Hargai pemahaman pasien


- Mengekspresikan persaan
tentang proses penyakit
dan kebebasan emosinal - Gunakan pendekatan yang
- Memelihara kestabilan
tenang dan memberikan
financial
- Menggunakan suport jaminan
- Sediakan informasi actual
sosial
tentang diagnosa,penanganan
dan prognosis
- Dukung keterlibatan keluarga
dengan cara yang tepat
- Bantu pasien untuk
mengidentifikasi strategi
positif untuk mengatasi
keterbatasan dan mengelola
gaya hidup atau perubahan
peran

I. Implementasi
Disesuaikan dengan intervensi.
J. Evaluasi
Evaluasi berdasarkan tujuan dan outcame
K. Referensi
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku
3.Jakarta: Salemba Medika
NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014.Jakarta: EGC
Tarwoto dan Wartonah.2000.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Medika Salemba.
Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012.BukuSaku Diagnosa Keperawatan Edisi
13.Jakarta:EGC
Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 4.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai