Anda di halaman 1dari 6

Our Knowledge

Tentang Obat Pencahar

Posted by okkiii

Kali ini Diskusi Kuliah akan mencoba untuk melanjutkan postingan tentang
kesehatan, yaitu tentang Obat Pencahar . Obat Pencahar (laksansia) adalah :

Obat yang dapat mempercepat gerakan peristaltik usus, sehingga terjadi defekasi
dan digunakan pada konstipasi yaitu keadaan susah buang air besar.

Berdasarkan kerjanya, obat pencahar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis


antara lain:

Kelompok pembentuk massa dalam usus

Golongan obat laksantia yang memperbesar volume isi usus, dibedakan menjadi 3
macam:

Yang dapat menahan air di dalam usus, seperti magnesium sitrat, natrium sulfat,
natrium fosfat dan garam magnesiumsulfat. Ion-ionnya sedikit sekali diserap oleh
lambung. Akibatnya air yang berada di luar usus akan ditarik olehnya melalui
dinding ke dalam usus. Air akan mempertinggi gerakan peristaltiknya, dan
mengakibatkan pengeluaran isi usus yang menjadi cair lebih cepat sehingga
diperoleh tinja yang lunak.

Yang mengembang, misalnya agar-agar, CMC (karboksimetilsellulose), dan tilose


(metilsellulose)

Kelompok hiperosmotik
Seperti laktulosa dan garam magnesium yang dapat mempercepat gerakan
peristaltik usus dengan menarik air dan jaringan tubuh ke dalam usus sehingga
diperoleh tinja yang lunak.

Kelompok lubrikan atau pelumas

Zat ini akan melicinkan tinja sehingga mudah dikeluarkan, seperti minyak mineral
(paraffin liquidum) yang dapat melindungi dinding usus sehingga cairan dalam
massa tinja tidak diserap dan tetap lunak. Bila dipakai terus menerus akan
mengurangi penyerapan vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak dan dapat
mengakibatkan kelainan pada hepar.

Kelompok stimulan

Merupakan suatu surfactant yang dapta menurunkan tegangan permukaan seperti


fenoftalein dan bisakodil yang dapat mempercepat gerak usus dengan
meningkatkan kontraksi otot usus. Kelompok ini merupakan pencahar yang cukup
sering digunakan.

Kelompok kombinasi pencahar

Penyebab:

Keadaan sembelit atau susah buang air besar dapat terjadi karena tinja yang
mengeras, otot polos usus lumpuh, gangguan refleks defekasi, faktor psikis, wasir,
kelemahan otot punggung, efek samping obat-obat tertentu (obat-obat atropine dan
alkaloid golongan candu). Sembelit juga dapat disebabkan karena pola diet kurang
berserat, kurang minum dan kurang bergerak.

Efek Samping:

Banyak orang menganggap bahwa pengguanaan obat laksantia ini tidak berbahaya
dan boleh digunakan setiap waktu. Tetapi sebetulnya penggunaan obat laksantia
yang terlalu sering dapat membahayakan tubuh. Ini disebabkan karena obat-obat
laksantia akan mematikan/ mencegah sintesis vitamin-vitamin oleh bakteri-bakteri
dalam usus besar (missal vit K dan B kompleks), penggunaan laksantia juga dapat
menyebabkan kerugian gizi misalnya mineral-mineral penting untuk tubuh
(separate K dan Na) tidak dapat diabsorpsi kembali dalam usus besar, sehingga
menyebabkan kelemahan oto-otot, selain itu dapat menyebabkan kebiasaan susah
bunga air besar bila tidak menggunakan laksantia.

Penanggulangan

Terapi non-obat:

Banyak minum, makan buah pepaya, jeruk dan sayur yang banyak mengandung
serat, serta berolah raga secara teratur. Penggunaan pencahar diluar sembelit tidak
dianjurkan, karena dapat menurunkan sensitivitas mukosa, dan lama kelamaan
gerakan usus menjadi lamban. Pencahar tidak boleh digunakan oleh penderita
dengan ileus, radang usus dan radang usus buntu.

Sediaan obat pencahar dapat berupa tablet, sirup, emulsi, jell, enema, supositoria.

Terapi obat:

ZAT BERKHASIAT OBAT PENCAHAR

1. Fenolftalein

Cara kerja obat: Bekerja 4 8 jam setelah pemberiannya, tanpa menyebabkan


sakit perut atau kejang. Dikeluarkan melalui urin dan menyebabkan urin berwarna
merah. Relatif tidak toksik. Pada dosis berlebihan menimbulkan diane hebat
sehingga kehilangan elektrolit dan cairan.

Efek yang tidak diinginkan: Alergi, berupa erupsi, urtikaria dan pigmentasi kulit.

Aturan pemakaian: 100 200 mg; diberikan pada malam hari sebelum tidur.

2. Bisakodil
Cara kerja obat: Bekerja langsung pada dinding usus besar dengan memperkuat
peristaltik-nya. Pada penggunaan oral, efek pencahar terlihat setelah kurang Iebih
7 jam. Sedangkan pada penggunaan secara rektal kurang lebih setelah 30 menit.

Efek yang tidak diinginkan: -Kejang penut, (penggunaan melalui oral)-Merangsang


selaput lendir nektum (penggunaan melalui dubur).

Aturan pemakaian: pen oral (tablet): 5 mg sebelum tidur 1 2 tablet; pen rektal:
10 mg suppositonia pada pagi hari.

3. Minyak Jarak (minyak kastor/Oleum ricini).

Obat ini merupakan bahan perangsang timbulnya diare karena bersifat emolien,
sekarang tidak digunakan lagi.

4. Glikosida Antrakinon

Cara kerja obat: Efek pencahar terlihat setelah 6 jam. Zat aktifnya dapat ditemukan
dalam ASI, sehingga mempengaruhi bayi yang disusui. Bila menggunakan zat ini,
maka tinja dan urin yang keluar berwarna kuning sampai merah. Zat ini terdapat
dalam tanaman Cascara sagrada, Sennae, Rhei radix, Aloe, dan Dantron.

5. Laktulosa

Cara kerja obat : Zat ini dalam usus menghasilkan asam organik yang menstimulir
peristaltik usus dan menahan air dengan jalan osmosis, sehingga tinja menjadi
lunak. Efek pencahar terlihat sesudah 2 3 hari.

Aturan pemakaian: 7 10 g, kadang-kadang diperlukan dosis awal 40 g/.

6. Agar-agar

Cara kerja obat: Merupakan koloid hidrofil, banyak mengandung hemiselulosa yang
sulit di cerna sehingga merangsang peristaltik usus dan dapat melunakkan tinja.
Aturan pemakaian: 4 -16g.

7. Metilselulosa

Cara kerja obat: Dalam cairan usus bahan obat ini akan mengembang, membentuk
gel emolien atau larutan kental yang dapat melunakkan tinja. Efek pencahar
terlihat setelah 12-24 jam. Efek maksimal terjadi setelah beberapa hari pengobatan.

Efek yang tidak diinginkan: Obstruksi usus dan esofagus.

Aturan pemakaian: Dewasa: 2-4 kali, 1,5 g/hari.

Anak-anak: 3 4 kali, 500 mg/hari.

8. Garam lnggris/garam magnesium = MgSO4

Cara kerja obat: Zat ini diabsorpsi melalui usus kurang lebih 20% dan diekskresi
melalui ginjal; efek pencahar terlihat setelah 3 6 jam.

Hal yang perlu diperhatikan: Tidak dianjurkan digunakan bagi penderita gagal ginjal,
karena dapat menyebabkan dehidrasi, hipotensi dan kelumpuhan otot pernafasan

9. Dioktil Natrium Sulfosuksinat

Cara kerja obat: Zat ini berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan,
sehingga mempermudah penetrasi air dan lemak. Tinja menjadi lunak setelah 24
48 jam.

Efek yang tidak diinginkan: Kolik usus, mual, muntah, diare.

10. Parafin Cair

Cara kerja obat: Zat ini bersifat mengurangi absorpsi vitamin yang larut dalam
lemak.

Hal yang perlu diperhatikan: Dapat menyebabkan radang kronik oleh karena itu
tidak dianjurkan untuk digunakan.
Aturan pemakaian: Oral 15-45 ml, diberikan pada malam hari sebelum tidur.

11. Gliserin

Cara kerja obat:

Berfungsi menarik air dalam makanan, sehingga merangsang rektum untuk


berkontraksi dan juga sebagai pelicin dan melunakkan tinja, sehingga tinja mudah
keluar. Digunakan sebagai obat luar dalam bentuk semprot.

Sekian postingan tentang Obat Pencahar (Laksansia). Semoga Bermanfaat. Terima


Kasih

Anda mungkin juga menyukai