Anda di halaman 1dari 30

1

I. PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang

Kapal nelayan tradisional merupakan jenis transportasi yang umumnya

digunakan oleh masyarakat pesisir untuk aktifitas mencari ikan maupun sebagai

sarana transportasi sehari-hari. Pekerjaan masyarakat pesisir yang pada umumnya

sebagai nelayan membuat ketergantungan akan transportasi laut sebagai sarana

untuk mencari kebutuhan hidup maupun sebagai transportasi. Pada umumnya

penggerak kapal nelayan tradisional terdiri dari dua jenis, yaitu pertama

menggunakan dayung untuk menggerakkan kapal, dan kedua menggunakan mesin

diesel untuk menggerakkan propeller kapal.

Mesin diesel sebagai penggerak kapal merupakan suatu kemajuan teknologi

yang dirasakan oleh para nelayan dibandingkan dengan alat dayung kapal.

Walaupun demikian, dengan adanya mesin diesel maka para nelayan harus

menyediakan solar sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan kapal tersebut.

Kondisi bumi saat ini yang sedang mengalami krisis akan kecukupan bahan bakar

minyak bumi termasuk krisis akan bahan bakar solar. Karena bahan bakar minyak

bumi tidak dapat diperbaharui maka untuk menghemat penggunaan akan solar

maka kebanyakan negara-negara menaikkan harga penjualan bahan bakar bumi.

Mahalnya harga dari bahan bakar solar membuat para nelayan mengalami kesulitan

dalam menggunakan kapal untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.


2

Dengan kondisi tersebut, saat ini negara-negara di dunia berlomba untuk

mencari dan memanfaatkan sumber energi alternaif untuk menjaga keamanan

ketersediaan sumber energinya. Begitu juga Indonesia, untuk menjaga ketahanan

sumber energinya, maka dikeluarkan keputusan presiden RI No. 5 tahun 2006

tentang kebijakan energi nasional, dimana salah satunya yaitu penggunaan sumber

energi yang dapat diperbaharui seperti biofuel, energi matahari, energi angin, energi

gelombang dan arus samudra, dan geotermal.

Penggunaan energi matahari untuk menggerakkan propeller kapal

merupakan sebuah teknologi yang baik yang bisa digunakan untuk saat ini. Namun,

permasalahan yang sering didapati ketika penggunaan energi matahari sebagai

penggerak kapal yaitu energi matahari haruslah menjamin ketersediaan listrik untuk

menggerakkan motor kapal. Dikarenakan kebutuhan listrik untuk menggerakkan

motor kapal sangat besar, dan laju kapal tergantung energi matahari yang diserap

dan disimpan kedalam batterai maka penggunaan energi matahari kurang efesien

ketika digunakan pada malam hari. Penggunaan energi matahari dapat menjadi

efesien ketika penggunaan batterai dalam kapasitas yang besar. Banyaknya batterai

yang digunakan dapat menambah berat kapal, sehingga kapal lebih banyak

mengkonsumsi energi listrik.

Melihat kelebihan dan kekurangan yang ada pada penggunaan energi diesel

dan energi surya, muncul gagasan baru untuk mengkombinasikan aplikasi teknologi

energi diesel dan sel surya secara bersamaan pada satu kapal, dan konsep kapal ini

dikenal dengan Energi Hybrid. Secara prinsip konsep Energi Hybrid adalah motor

diesel yang digerakkan oleh mesin diesel dan motor listrik yang digerakkan oleh
3

energi listrik yang dihasilkan dari sel surya akan menggerakkan propeller kapal

yang bekerja secara bergantian atau bersamaan. Seperti ketika ketersediaan listrik

yang dihasilkan sel surya dan disimpan dalam battery masih ada maka motor listrik

yang akan menggerakkan propeller kapal, namun ketika daya yang tersedia dalam

battrai sudah mencapai batas minimum battery maka motor diesel yang akan

menggerakkan propeller kapal.

Berdasarkan uraian tersebut, maka akan diangkat sebuah penelitian dengan

menerapkan suatu perancangan energi hybrid yang akan digunakan untuk

menggerakkan kapal. Adapun pengaplikasian dari hasil penelitian ini akan

diterapkan pada kapal masyarakat, seperti kapal tradisional para nelayan.

B. Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Perancangan energi listrik yang dihasilkan dari sel surya?

2. Kebutuhan energi listrik untuk menggerakkan kapal?

3. Perancangan kombinasi mesin diesel dengan motor listrik untuk

menggerakkan propeller kapal?

4. Analisis kecepatan kapal setelah menggunakan energi hybrid untuk

menggerakkan propeller?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah penelitian tersebut, maka

dapat diketahui tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Merancang sistem pembangkit listrik energi matahari.


4

2. Menghitung kebutuhan listrik yang digunakan untuk menggerakkan

propeller kapal.

3. Merancang sistem penggabungan mesin diesel dengan motor listrik untuk

menggerakkan propeller kapal.

4. Melakukan analisis untuk mengetahui kecepatan kapal setelah

menggunakan energi hybrid sebagai penggerak propeller kapal.

D. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian

tersebut, maka dapat diketahui batasan masalah sebagai berikut : Perancangan

sistem energi hybrid sebagai penggerak kapal ini merupakan hanya dalam bentuk

prototype dan hasil penelitian hanya dilakukan pada kapal tradisional nelayan.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

batasan masalah penelitian tersebut, memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Menjadi prototype yang dapat digunakan sebagai pemodelan penggerak

propeller kapal bertenaga hybrid (kombinasi dari mesin diesel dengan motor

listrik).

2. Dapat menjadi dasar untuk diterapkan pada kapal tradisional para nelayan

sebagai energi alternatif dan penghematan biaya bahan bakar.

3. Menambah refrensi penelitian bagi mahasiswa jurusan Teknik Elektro

Universitas Maritim Raja Ali Haji untuk mengeksplorasi penelitian

dibidang energi hybrid sebagai penggerak propeller pada kapal.


5

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas kajian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian

dan landasan teori yang membantu jalannya penelitian.

A. Kajian Terdahulu

Kajian terdahulu merupakan sub bab yang akan membahas penelitian

sebelumnya yang linier dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian-kajian dari

peneliti sebelumnya akan menjadi landasan untuk rancang bangun prototype sistem

penggerak propeller kapal tradisional nelayan dengan tenaga Hybrid.

Pada penelitian ini digunakan sebuah motor listrik dan mesin diesel yang

berfungsi untuk menggerakkan propeller kapal. Penelitian sebelumnya

menggunakan motor listrik, dan layar untuk menggerakkan kapal yang berjudul

studi awal pengembangan kapal ikan katamaran dengan penggerak hybrid oleh

Santosa, P, I dkk. (2012) menggunakan motor listrik dan layar sebagai penggerak

kapal untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil dan memanfaatkan energi

alternatif seperti matahari dan angin. Namun pada hal ini masih dalam tahap studi

awal pengembangan saja.

Penelitian dengan melakukan kombinasi kerja antara motor listrik dan

mesin diesel atau biasa disebut dengan istilah hybrid telah dilakukan oleh penelitian

sebelumnya. Namun, pada penelitian sebelumnya yang berjudul analisa penerapan

sistem hybrid pada kapal KPC-28 dengan kombinasi diesel engine dan motor listrik

yang disuplai dengan batterai oleh Bimantoro, T dkk. (2014) merupakan penelitian

yang menganalisa penerapan dari tenaga hybrid pada sebuah kapal dengan melihat
6

keuntungan baik dari segi ekonomi, efesiensi kerja kapal, bentuk kapal, dan besar

beban listrik yang digunakan untuk menggerakkan kapal.

Penelitian dengan melakukan kombinasi antara motor diesel dengan motor

listrik sudah dilakukan. Namun, pada penelitian sebelumnya yang berjudul

pemodelan sistem propulsi kapal perikanan dengan hybrid energi oleh Muhammad,

A.H dkk. (2015) merupakan hanya sebatas pemodelan sistem hybrid. Pada

penelitian ini merancang sistem hybrid untuk kapal tradisional nelayan dengan

penggerak propeller yang ditenagai oleh motor listrik. Adapun sumber listrik untuk

menggerakkan motor listrik berasal dari panel surya, baterai, dan motor diesel.

Melakukan rancang bangun tenaga hyrbid kapal tradisional nelayan pada

penelitian ini diharapkan dapat mengurangi pemakaian bahan bakar fosil dan

memanfaatkan energi terbarukan semaksimal mungkin.

B. Landasan Teori

Sub bab ini akan dipaparkan tinjauan literatur berupa landasan teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Bagian yang akan

dipaparkan pada sub bab ini antara lain adalah pengertian Panel Surya, Motor

diesel, Motor Listrik, Inverter, Propeller Kapal, Relay dan Baterai.

1. Panel Surya

Panel surya adalah alat untuk mengkonversi tenaga matahari menjadi

energi listrik.photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah

atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. PV

biasanya dikemas dalam sebuah unit yang disebut modul. Dalam sebuah modul
7

surya terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun secara seri maupun paralel.

Sedangkan yang dimaksud dengan surya adalah sebuah elemen semikonduktor

yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energi listrik atas dasar efek

fotovoltaik. Panel surya mulai popular akhir-akhir ini, selain mulai menipisnya

cadangan enegi fosil dan isu global warming. energi yang dihasilkan juga sangat

murah karena sumber energi (matahari) bisa didapatkan secara gratis.

Gambar 1. Skema Panel Surya

(Sumber : http://trebuchet-magazine.com/)

Panel Surya merupakan suatu perangkat semikonduktor yang dapat

menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan

energi listrik terjadi jika pemutusan ikatan elektron pada atom-atom yang

tersusun dalam Kristal semikonduktor ketika diberikan sejumlah energi. Salah

satu bahan semikonduktor yang biasa digunakan sebagai sel surya adalah Kristal

silicon (Ady Iswanto : 2008)


8

Gambar 2. Cara Kerja Panel Surya

(Sumber : http://energisurya.files.wordpress.com)

2. Motor Diesel

Motor diesel biasanya disebut dengan motor penyalaan kompresi

(Copression Ignition Engine), karena cara penyalaan bahan bakarnya menggunakan

udara kompresi. Motor bakar ada dua macam yaitu motor pembakaran dalam

(internal combustion engine) dan motor pembakar luar (external combustion

engine) adalah motor diesel, motor bensin dan lainnya.

Motor diesel tidak berbeda jauh dengan mesin bensin. Beberapa bagian

komponennya mempunyai fungsi yang sama dengan mesin bensin. Perbedaan

utamanya pada proses atau silus kerja. Mesin diesel tidak menggunakan pengapian

untuk memulai pembakaran. Bahan bakar di injeksikan ke dalam ruang bakar pada

akhir langkah kompresi. Sebelumnya udara yang diisap telah dikompresi dalam

ruang bakar sampai tekanan dan temperatur menjadi naik mencapai 900 1000 oC.

Naiknya tekanan dan temperatur mengakibatkan bahan bakar menyala dan

terbakar sendiri. Untuk memperoleh tekanan kompresi yang tinggi saat putran

mesin rendah, banyaknya udara yang masuk kedalam silinder harus besar tanpa
9

menggunakan throttle valve untuk membatasi aliran dari udara yang dihisap.

Dengan demikian dalam sebuah mesin diesel, output mesinnya dikontrol oleh

pengontrol banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan.

Menjelang akhir langkah kompresi, bahan bakar (solar) disemprotkan ke

udara yang sangat panas tersebut. Akibatnya bahan bakar tersebut langsung

terbakar, karena titik nyala solar 400 oC. Dengan demikian untuk menyemprotkan

solar ke ruang bakar diperlukan tekanan yang jauh lebih tinggi. Hal ini

menyebabkan sistem pasokan bahan bakarnya lebih rumit dari pada bensin.

a. Klasifikasi Motor Diesel

1) Ditinjau dari proses kerja dibedakan

Motor diesel 2 tak,dimana dalam siklus 1 kerja dibutuhkan 1 kali

putaran poros engkol.

Motor diesel 4 tak,dimana dalam 1 siklus kerja dibutuhkan 2 kali

putaran poros engkol.

2) Ditinjau dari jumlah silinder

Motor dengan silinder tunggal (single cylinder).

Motor dengan silinder banyak (multy cylinder).

3) Ditinjau dari posisi silinder

Motor dengan silinder sebaris (in line) vertikal maupun horizontal.

Motor silinder menyudut (bentuk V).

Motor dengan silinder berlawanan.

Motor dengan silinder berhadapan.

4) Ditinjau dari besar putaran dibedakan


10

Motor putaran rendah (low speed) 100-400 rpm.

Motor putaran sedang (medium speed) 400-1000 rpm.

Motor putaran tinggi (hight speed) lebih dari 1000 rpm.

5) Ditinjau dari pemasukan udara kedalam silinder

Pemasukan udara biasa (konvesional).

Pemasukan udara paksa (super charge/turbo charger).

6) Ditinjau pengabutan bahan bakar dibedakan

Pengabutan tekan.

Pengabutan gas.

Pengabutan udara.

7) Ditinjau dari ruang bakar

Ruang bakar terbuka (pengabutan langsung).

Ruang bakar kamar muka (precobution chamber).

Ruang bakar pusaran (turbulence chamber).

Ruang bakar sel udara (air cell combustion chamber).

Ruang bakar sel tenaga (energy cell combustionn chamber).

8) Ditinjau dari sistem pendingin

Pendinginan udara (air cooler).

Pendinginan air (water cooler).

9) Ditinjau dari sistem start dibedakan

Start sistem mekanik (engkol,tali).

Start sistem motor listrik.

Start sisitem tekanan udara compressor.


11

10) Ditinjau dari penggunaannya dibedakan

Motor diesel stansioner (penggerak pompa,generator listrik

penerangan/las dan sebagainya).

Motor diesel portabel (penggerak mobil,kapal kereta api dan

sebagainya)

3. Motor Listrik

Motor listrik arus bolak-balik diklasifikasikan dengan dasar prinsip

pengoperasian sebagai motor asinkron (induksi) atau motor sinkron. Motor induksi

adalah jenis motor dimana tidak ada tegangan eksternal yang diberikan pada

rotornya, tetapi arus pada stator menginduksikan tegangan pada celah udara dan

pada lilitan rotor untuk menghasilkan arus rotor dan medan magnet. Medan magnet

stator dan rotor kemudian berinteraksi dan menyebabkan rotor motor berputar.

Gambar 3. Motor Induksi

Motor listrik memiliki 2 komponen listrik utama yaitu:

a. Rotor, motor induksi menggunakan 2 jenis rotor:


12

1. Rotor sangkar tupai, terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan

dalam petak-petak slot paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan

pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.

2. Rotor belitan, yang memiliki gulungan 3 fasa, lapisan ganda dan

terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fasa

digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung lainnya dihubungkan

ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang

menempel padanya.

b. Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dan slots untuk membawa

gulungan tiga fasa. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang

tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.

a. Klasifikasi Motor Induksi

Motor induksi dapat diklsifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu:

1) Motor induksi satu fasa. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,

beroperasi dengan pasokan daya satu fasa, meiliki sebuah motor sangkar

tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh

ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam

peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering

pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4HP.

2) Motor induksi tiga fasa. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh

pasokan tiga fasa yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan

daya yang tinggi, dapat berupa sangkar tupai atau gulungan rotor (walaupun

90% memiliki rotor sangkar tupai), dan penyalaan sendiri. Diperkirakan


13

bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini. Sebagai contoh

pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik, dan grinder. Tersedia

dalam ukuran 1/3 atau ratusan HP.

Motor induksi tiga fasa membuat medan putar yang dapat menstart motor,

motor satu fasa memerlukan alat pembantu starting. Pada saat motor induksi satu

fasa berputar, motor membangkitkan medan magnet putar. Motor induksi satu fasa

lebih besar ukurannya untuk HP yang sama dibandingkan dengan motor tiga fasa,

motor satu fasa mengalami pembatasan pemakaian dimana daya tiga fasa tidak ada.

Apabila berputar, torsi yang dihasilkan oleh motor satu fasa adalah berpulsa dan

tidak teratur, yang mengakibatkan faktor daya dan efisiensi yang rendah

dibandingkan dengan motor banyak fasa.

4. Inverter

Inverter adalah suatu konverter yang merubah sistem tegangan DC menjadi

tegangan AC dengan nilai tegangan dan frekuensi sesuai dengan kebutuhan. Jika

tegangan DC dapat diatur, maka inverter dengan rasio tegangan DC dan AC yang

tetap dapat digunakan. namun bila tegangan DC masukan tidak dapat diatur,

pengaturan tegangan keluaran inverter dapat diperoleh dengan menggunakan

metode pengaturan modulasi lebar pulsa. (Surya, 2004).

Bentuk gelombang tegangan output dari sebuah inverter yang ideal

membentuk gelombang sinusoida, namun biasanya bentuk gelombang yang

dihasilkan tidak membentuk gelombang sinusoida yang sempurna dan memiliki

kandungan harmonik. Untuk mengurangi nilai kandungan harmonik pada suatu

inverter dapat dilakukan dengan cara teknik switching.(Rashid, 1988).


14

5. Propeller

Propeller merupakan bentuk alat penggerak kapal yang paling umum

digunakan dalam menggerakkan kapal. Sebuah propeller yang digunakan dalam

kapal mempunyai bagian daun baling baling ( blade ) yang menjorok kearah

tertentu dari hub atau bos. Bos ini dipasang pada poros yang digerakkan oleh mesin

penggerak utama kapal.

6. Relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang

digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip relay merupakan tuas saklar dengan

lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus

listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid

sehingga kontak saklar akan menutup.

Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke

posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan untuk

menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC

220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt

DC). Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan

pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.

Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :

1) Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)

kontak saklar.

2) Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.


15

Dalam pemakaian biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC

dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang

terbaik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan

untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi

dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

NO (normally open) dan NC (normally close) adalah penamaan kondisi atau

keadaan switch saat switch belum dipasang atau belum in-service atau belum ada

aksi dari parameter yang dideteksinya. Selain NO(normally open) dan NC(normally

close) ada istilah lain untuk dunia per-switch-an, NE (Normally Energize) dan ND

(Normally De-energize) adalah istilah lain tersebut. NE adalah keadaan switch yang

close ketika parameter yang dideteksinya sedang dalam keadaan normal, switch

akan open jika parameter yang dideteksinya menjadi tidak normal (pressure low

atau high, sebagai contohnya). Sedangkan ND adalah keadaan switch yang open

ketika parameter yang dideteksinya sedang dalam keadaan normal, switch akan

close jika parameter yang dideteksinya menjadi tidak normal (pressure low atau

high, sebagai contohnya) perhatikan gambar berikut :

Gambar 4. No dan NC
16

Pada gambar diatas sebuah LS (level switch) dipasang untuk mendeteksi

ketinggian cairan yang berada di dalam sebuah tangki. LS tersebut misalnya dipakai

untuk mendeteksi level high (LSH=Level Switch High). Gambar A menunjukkan

level dalam keadaan normal atau dalam keadaan tidak high. Terminal Common (C)

akan terhubung ke terminal NC, atau C-NC dalam keadaan energize, dan C-NO

dalam keadaan deenergize. Gambar B menunjukkan level dalam keadaan tidak

normal atau dalam keadaan high. Terminal Common (C) akan terhubung ke

terminal NO, atau C-NO dalam keadaan energize, dan C-NC dalam keadaan

deenergize.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta

kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body

relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai

pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal)

sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja

dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis

lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang

kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitkan kawat. Pada saat

lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling

menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan

medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off).


17

Gambar 5. Relay

7. Baterai

Baterai adalah alat yang menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya

yang tidak segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan saat

periode radiasi matahari rendah atau pada malam hari. Komponen baterai kadang-

kadang dinamakan akumulator (accumulator). Akumulator adalah baterai yang

merupakan suatu sumber aliran yang paling populer yang dapat digunakan di mana-

mana untuk keperluan yang bermacam-macam beranekaragam. Menurut Rudolf

Michael (1995 : 22), akumulator dapat diartikan sebagai sel listrik yang

berlangsung proses elekrokimia secara bolak-balik (reversible) dengan nilai

efisiensi yang tinggi. Disini terjadi proses pengubahan tenaga kimia menjadi tenaga

listrik, dan sebaliknya tenaga listrik menjadi tenaga kimia dengan cara regenerasi

dari elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dengan arah yang

berlawanan di dalam sel-sel yang ada dalam akumulator. Saat pengisian tenaga

listrik dari luar diubah menjadi tenaga listrik didalam akumulator dan disimpan

didalamnya. Sedangkan saat pengosongan, tenaga di dalam akumulator diubah lagi

menjadi tenaga listrik yang digunakan untuk. mencatu energi dari suatu peralatan
18

listrik. Dengan adanya proses tersebut akumulator sering dikenal dengan elemen

primer dan sekunder.

a. Jenis-jenis Baterai

Terdapat beberapa jenis baterai yang bisa digunakan dan ditemukan sehari-

hari, berdasarkan jenis bahan elektrolit yang digunakan maka ada beberapa jenis

baterai seperti berikut ini :

Baterai timbal

Baterai ini tersusun dari beberapa sel elektrokimia dan masing-masing sel

bekerja dengan mempergunakan elektroda positif (anoda) yang terbuat dari

PbO2(lead oxide) dan elektroda negatif (katoda) dari bahan Pb (lead),

sedangkan larutan elektrolit yang digunakan terdiri dari asam sulfat

(H2SO4) dan air (H2O). Untuk tipe baterai 12 Volt nominal bisaanya terdiri

dari 6 sel dengan masing-masing sel memiliki tegangan 2 Volt. Pada waktu

pengisian baterai (charge), PbO2 akan berkumpul pada anoda, Pb

berkumpul pada katoda dan mengakibatkan jumlah dari asam sulfat relatif

bertambah sehingga bila diukur berat jenisnya (specific grafity) akan lebih

besar dari satu.

Ketika terjadi pengisian berlebih, pada baterai akan terbentuk gas

hidrogen dan gas oksigen yang cukup berbahaya. Pada saat proses

pengosongan (discharge) akan terbentuk PbSO4 yang berkumpul di anoda

dan di katoda, sehingga jumlah asam sulfat bekurang sedangkan jumlah air

dalam elektrolit bertambah dan bila diukur harga SG (specific grafity) akan

mendekati satu.
19

Besarnya energi yang dapat disimpan dan dikeluarkan oleh baterai

disebut sebagai kapasitas baterai. Kapasitas energi suatu baterai di ukur

dalam ampere jam (Ah). Misalkan, kapasitas baterai 7 Ah 12 Volt artinya

secara ideal arus yang dapat dikeluarkan sebesar 7 Ampere selama 1 jam

pemakaian. Pada pemakaian sehari-hari kondisi tersebut tidak dapat dicapai

akibat pengaruh temperatur, SG elektrolit, serta usia pakai baterai.

Baterai Lithium-Ion/Li-Ion

Baterai lithium ion adalah baterai yang menggunakan logam lithium sebagai

media penyimpan muatan listrik, pesamaan kimia untuk baterai ini :

Li + MnO2 LiMnO2

Baterai lithium ion memiliki kelebihan dibandingkan baterai lain, yaitu

memiliki rapat muatan yang tinggi. Baterai lithium ion mempunyai

tegangan nominal sebesar 3,6 Volt dan untuk charging tegangan yang

diberikan adalah 4,2 Volt. Metoda charging yang digunakan untuk baterai

ini adalah metoda tegangan konstan dengan pembatas arus. Metoda ini

dilakukan dengan cara charging pertama menggunakan arus konstan

sehingga tercapai tegangan sel sebesar 4,2 Volt dan dilanjutkan charging

dengan tegangan konstan sampai arus menjadi nol.

Baterai Lithium-Polymer/Li-Po

Ini generasi paling baru baterai isi ulang. Selain ramah lingkungan,

keunggulannya di atas baterai Li-Ion. Untuk perawatan baterai Lithium

Polymer, tak jauh beda dengan Lithium Ion. Namun, Penanganannya harus

ekstra hati hati. Mengingat sifatnya yang liquid dengan tekanan yang
20

cukup keras bisa menyebabkan bentuk baterai berubah. Kelemahan Li-Po

justru mengharuskan kita mengisi ulang baterai jangan sampai menunggu

ponsel mati dengan sendirinya. Atau sebisa mungkin ketika ponsel

memberikan peringatan baterai lemah. Jika tidak, ponsel akan susah untuk

diaktifkan karena baterai belum pulih sepenuhnya.

Baterai Nickel Cadium/NiCad

Baterai NiCad atau baterai NiMH adalah baterai yang sering digunakan

dalam skala kecil, baterai ini memiliki tegangan sebesar 1,2 Volt/sel. Baterai

NiCad berisi plat elektroda positif nikel hidroksida dan elektroda negatif

cadmium hidroksida, persamaan reaksi kimia baterai ini adalah :

2NiO(OH) + Cd +2H2O 2Ni(OH)2 + Cd(OH)2

Reaksi ini bekerja dari sisi kiri menuju sisi kanan, sedangkan saat charging

reaksi berlangsung dari kanan ke kiri. Metoda charging yang digunakan

adalah metode arus charging arus konstan.

Baterai Nickel Metal Hydride/NiMH

Baterai isi ulang ini masih memiliki memory effect namun hanya bersifat

sementara. Jadi lebih fleksibel ketimbang jenis NiCD (Nickel Kadmium).

Untuk pengisian ulang tak perlu menunggu benar benar habis, namun

dengan konsekuensi akan terasa cepat habis. Namun hal ini hanya

berlangsung sementara, saat habis isi kembali dan kemampuannya akan

normal lagi.

b. Baterai Pada Sistem PLTS


21

Baterai menyimpan listrik dalam bentuk daya kimia. Baterai yang paling

biasa digunakan dalam aplikasi surya adalah baterai yang bebas pemeliharaan

bertimbal asam (maintenance-free lead-acid batteries), yang juga dinamakan

baterai recombinant atau VRLA (klep pengatur asam timbal atau valve regulated

lead acid). Kapasitas energi per kilogramnya relatif kecil. Baterai asam timbal

terbagi dalam dua jenis yaitu Sealed atau biasa disebut dengan aki kering kadang

juga disebutkan sebagai aki bebas perawatan dan Non-Sealed atau aki biasa.

Perbedaan antara jenis Sealed dan Non-Sealed adalah adanya mekanisme

pengembunan pada jenis Sealed untuk menjaga uap dari cairan elektrolit dalam

baterai terbuang ke udara.

Baterai terbentuk oleh sekelompok elemen atau sel yang diletakan secara

seri. Baterai timbal-asam terdiri dari dua elektroda timbal yang berada dalam

larutan elektrolit air dan asam sulfat. Perbedaan potensial sekitar 2 volt terjadi di

antara elektroda, tergantung pada nilai seketika kondisi penyimpanan baterai.

Baterai yang paling umum dalam aplikasi surya fotovoltaik mempunyai tegangan

nominal sebanyak 12 atau 24 volt. Maka sebuah baterai 12 V berisi 6 sel secara seri.

Baterai memenuhi dua tujuan penting dalam sistem fotovoltaik, yaitu untuk

memberikan daya listrik kepada sistem ketika daya tidak disediakan oleh array

panel-panel surya, dan untuk menyimpan kelebihan daya yang ditimbulkan oleh

panel-panel setiap kali daya itu melebihi beban. Baterai tersebut mengalami proses

siklis menyimpan dan mengeluarkan, tergantung pada ada atau tidak adanya sinar

matahari. Selama waktu adanya matahari, array panel menghasilkan daya listrik.

Daya yang tidak digunakan dengan segera dipergunakan untuk mengisi baterai.
22

Selama waktu tidak adanya matahari, permintaan daya listrik disediakan oleh

baterai, yang oleh karena itu akan mengeluarkannya.

Siklus menyimpan dan mengeluarkan ini terjadi setiap kali daya yang

dihasilkan oleh panel tidak sama dengan daya yang dibutuhkan untuk mendukung

beban. Kalau ada cukup matahari dan bebannya ringan, baterai akan menyimpan

daya. Tentunya, baterai akan mengeluarkan daya pada malam hari setiap kali

sejumlah daya diperlukan. Baterai juga akan mengeluarkan daya ketika penyinaran

tidak cukup untuk menutupi kebutuhan beban (karena variasi alami kondisi

keikliman, awan, debu, dan lain-lain).

Jika baterai tidak menyimpan cukup daya untuk memenuhi permintaan

selama periode tidak adanya matahari, sistem akan kehabisan daya dan tidak siap

memenuhi konsumsi. Di sisi lainnya, memperbesar sistem (dengan menambahkan

terlalu banyak panel dan baterai) mahal dan tidak efisien. Ketika mendesain sistem

yang mandiri, kita perlu mengkompromikan antara biaya komponen dengan

ketersediaan daya dari sistem. Satu cara untuk melakukan ini adalah

memperkirakan jumlah hari dimana sistem beroperasi secara mandiri. Sebaliknya,

jika sistem surya bertanggung jawab atas daya yang menyediakan ke peralatan

pelanggan kita mungkin dapat mengurangi jumlah hari otonomi sampai dua atau

tiga. Di daerah dengan penyinaran yang rendah, nilai ini mungkin perlu ditambah

semakin banyak. Dalam kasus apapun, kita harus selalu menemukan keseimbangan

yang baik antara biaya dan kehandalan. Ada dua kondisi istimewa penyimpanan

yang dapat terjadi selama siklus penyimpanan dan pengeluaran daya dari baterai.

Keduanya sebaiknya dihindari guna memperpanjang umur kegunaan baterai.


23
24

III. METODE PERANCANGAN

Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan sistem, perangkat

penelitian, cara kerja sistem, data yang diperlukan, metode pengumpulan data, dan

flowchart penelitian.

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Rancang Bangun Prototype Sistem Penggerak

Propeller Kapal Tradisional Nelayan dengan Tenaga Hybrid berlokasi di

Tanjungpinang. Pada penelitian ini penulis memfokuskan pada kecematan Kota

Tanjungpinang Kelurahan Kampung Bugis (Senggarang) sebagai lokasi penelitian.

Adapun alasan penlulis memilih lokasi tersebut dikarenakan daerah ini dekat

dengan laut dan terdapat banyak nelayan yang menggunakan kapal tradisional.

Penelitian dilakukan dengan menggerakkan prototype kapal di perairan Kampung

Bugis.

B. Data Yang Diperlukan

Data yang diperlukan adalah jenis motor yang digunakan dan besar tenaga

untuk menggerakkan motor, besar radiasi matahari yang dapat di serap oleh panel

surya, total daya yang diperlukan untuk menggerakkan kapal. Untuk mendapatkan

data maka akan dilakukan perhitungan-perhitungan terhadap komponen-komponen

yang akan digunakan pada kapal.


25

C. Perancangan Sistem dan Cara Kerja Perangkat

Pada sub bab ini akan dibahas perancangan sistem dan cara kerja rancang

bangun prototype sistem penggerak propeller kapal tradisional nelayan dengan

tenaga hybrid. Penjelasan mengenai perancangan sistem dan cara kerja, yaitu :

1. Perancangan Sistem Perangkat

Sistem yang akan diteliti yaitu penggerak propeller kapal dengan

menggunakan motor listrik dan sumber pembangkit listrik untuk menggerakkan

motor listrik terdiri dari Panel Surya, Baterai, dan Motor Diesel. Diagram

perancangan perangkat tersebut seperti pada Gambar 6. berikut ini :

Gambar 6 . Diagram Perancangan Sistem Perangkat

Sistem hybrid memiliki dua sumber pembangkit listrik, yaitu Panel Surya

sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan energi matahari, dan Motor Diesel

sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan bahan bakar minyak bumi. Dalam

penelitian ini akan digunakan beberapa PV module sebagai panel surya dan energi
26

yang dihasilkan oleh Panel Surya akan disimpan kedalam baterai dan juga sumber

listrik untuk menggerakkan motor listrik. Penelitian ini juga akan menggunakan

sebuah motor diesel yang berfungsi sebagai penghasil energi listrik dengan

menggunakan bahan bakar minyak bumi, kemudian listrik yang dihasilkan akan

digunakan untuk menggerkkan motor listrik.

Pada penilitian ini akan dilakukan pengkombinasian dua sumber

pembangkit listrik berbeda (hybrid) untuk menggerakkan motor listrik yang

keluarannya akan berfungsi sebagai penggerak propeller kapal. Pengendalian dua

pembangkit listrik yang berbeda akan dilakukan dengan membuat perangkat Sistem

Kontrol. Perangkat ini akan berfungsi untuk mengontrol beberapa masukan dari

sumber listrik agar dapat menggerakkan Motor Listrik. Adapun dalam perancangan

ini baterai akan digunakan sebagai sumber listrik utama untuk menggerakkan motor

listrik dan motor listrik akan menggerakkan propeller. Energi yang dihasilkan dari

panel surya dan motor diesel akan disimpan didalam baterai.

Energi yang dihasilkan oleh panel surya akan dimaksimalkan untuk mengisi

kekosongan kapasitas baterai. Motor Diesel akan bekerja jika kapasitas baterai

sudah semakin sedikit. Ketika kapasitas baterai semakin sedikit maka motor diesel

akan langsung menggerakkan motor listrik. Dan energi yang terbuang dari motor

diesel akan dimanfaatkan untuk mengisi kekosongan kapasitas baterai dengan

mengubahnya dahulu kedalam bentuk arus DC. Ketika kapasitas baterai sudah

penuh, maka energi dari panel surya akan diteruskan langsung untuk menggerakkan

motor listrik dengan mengubahnya terlebih dahulu kedalam arus AC. Sistem
27

perancangan ini akan mengendalikan beberapa gabungan energi untuk

menggerakkan propeller kapal.

2. Cara Kerja Perangkat

Dalam penelitian ini, motor listrik digunakan untuk menggerakkan

propeller kapal. Agar motor listrik dapat bergerak maka dibutuhkan pembangkit

listrik yang dapat mencukupi kebutuhan listrik untuk menggerakkan motor listrik

tersebut. Penelitian ini menggunakan sistem hybrid (gabungan beberapa

pembangkit listrik yang berbeda) untuk dapat menghasilkan listrik yang akan

disimpan kedalam baterai maupun langsung digunakan untuk menggerakkan motor

listrik.

Energi listrik yang tersimpan didalam baterai akan digunakan untuk

menggerakkan motor listrik dan mensupplay listrik ke seluruh beban pada kapal.

Ketika kapasitas baterai semakin sedikit maka Motor Diesel akan bekerja untuk

menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan oleh motor diesel sebagian akan

digunakan untuk menggerakkan motor listrik dan sebagian lagi akan disimpan

kedalam baterai. Panel Surya akan menghasilkan energi listrik jika energi matahari

masih tersedia, sehingga ketika radiasi matahari masih ada maka Panel Surya akan

tetap menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk

mengisi kekosongan kapasitas baterai dan juga langsung digunakan untuk

menggerakkan Motor Listrik. Dengan berkerjanya motor listrik maka propeller

kapal dapat bergerak.


28

D. Perangkat Penelitian

Perangkat penelitian yang digunakan dalam rancang bangun prototype

sistem penggerak propeller kapal tradisional nelayan dengan tenaga hybrid

disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian. Perangkat-

perangkat tersebut digunakan bertujuan untuk mencapai target yang diharapkan dan

bisa mendapatkan hasil yang optimal. Adapun perangkat-perangkat yang

digunakan pada penelitian seperti pada Tabel 1. berikut :

Tabel 1. Perangkat Penelitian

No. Nama Jumlah Harga

1. PV Module Panel Surya 1 Rp. 1.250.000

2. Baterai 12V 2 Rp. 500.000

3. Charger Control 1 Rp. 350.000

4. Motor Diesel 1 Rp. 1.600.000

5. Motor Listrik 1 Rp. 1.200.000

6. Inverter 4 Rp. 1.200.000

7. Relay 2 Rp. 160.000

8. Shaft Gear 1 Rp. 250.000

9. Propeller 1 Rp. 300.000

10. Miniatur Kapal 1 Rp. 750.000

11. Driver Sistem Kontrol 1 Rp. 400.000

12. Kabel 3 Rp. 15.000


29

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Dilakukan dengan mencari refrensi dari buku dan jurnal yang berkaitan

yang mendukung penelitian ini.

2. Observasi

Dilakukan dengan membuat sebuah perbandingan dengan data yang sudah

ada untuk mengetahui kualitas dari perangkat sistem yang akan diteliti.

F. Flowchart Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian agar sesuai dengan

alur dan urutan yang benar maka disusunlah sebuah flowchart penelitian. Proses

pengerjaan penelitian dari mulai hingga selesai terangkum pada flowchart

penelitian seperti pada Gambar 7. berikut :

Gambar 7. Flowchart Penelitian


30

Penelitian dimulai dari pengumpulan studi literatur baik kajian terdahulu

dan landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Kajian terdahulu dan

landasan teori akan dijadikan referensi dalam perancangan sistem penelitian ini.

Perumusan masalah merupakan pokok permasalahan yang akan dipecahkan

atau selesaikan dalam penelitian ini. Rumusan masalah diangkut dari latar belakang

permasalahan yang terjadi. Berdasarkan kajian terdahulu, landasan teori dan

perumusan masalah maka dirancang suatu sistem yang dapat memecahkan

permasalahan pada penelitian ini.

Pengujian sistem merupakan tahapan akhir dalam penelitian ini. Pengujian

dilakukan secara perblok bagian dari keseluruhan untuk mendapatkan hasil akhir

yang dapat menjawab rumusan masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya. Ketika

sistem tidak berjalan optimal, maka pengujian akan dilakukan kembali dan

diperbaiki kesalahannya sehingga sesuai dengan tujuan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai