Dosen Pembimbing:
Dr. Agus Sundaryono, M.Si
Oleh:
Kelompok 2
Nessi Meileza NPM. A1F014003
Atikah Puspa Rani NPM. A1F014015
Siti Zaya Aisyahlika NPM. A1F014017
Angga Aprian Dinata NPM. A1F014027
Ria Kemala Dewi NPM. A1F014037
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Steroid.
Sebelumnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Agus Sundaryono,
M.Siselaku dosen mata kuliah Kimia Organik Bahan Alam yang telah membimbing kami
dalam penyusunan makalah. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah memberikan masukan kepada kami.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Saran dan
kritik dari kalian sangat kami harapkan agar makalah ini dapat sempurna. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................................iii
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................
1.4 Batasan Masalah.................................................................................................................
BAB II. Isi
2.1 Pengertian Steroid....................................................................................................................................
2.2 Struktur Steroid....................................................................................................................................
2.3 Klasifikasi Steroid....................................................................................................................................
2.4 Sumber Steroid..........................................................................................................................................
2.5 Tata Nama Steroid..............................................................................................................
2.6 Biosintesis Steroid..............................................................................................................
2.7 Cara Mendapatkan Steroid.................................................................................................
2.8 Identifikasi Senyawa Steroid..............................................................................................
BAB III. Penutup
3.1 Simpulan.............................................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
4. Senyawa steroid yang terdapat di alam adalah berasal dari triterpen. Biosintesis
steroid sama halnya dengan biosintesis terpen melalui jalur asam mevalonat.
Pembentukan kerangka steroid dimulai dari kondensasi dan famesil pitofosfat dan
dilanjutkan proses siklisasi berganda.
5. Cara mendapatkan dan mengidentifikasi kandungan senyawa steroid dilakukan
dengan proses ekstraksi, pemurnian dan pengukuran menggunakan spektrofotometri
UV-Vis dan spektrofotometri FTIR.
BAB II
PEMBAHASAN
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 2. (a) Kolesterol, (b) Campesterol, (c) Sitosterol, (d) Stigmasterol, dan (e)
Ergosterol
2. Asam Empedu
Asam empedu adalah asam steroid yang diproduksi oleh hati dan disimpan di
dalam empedu.Asam empedu biasa ditemukan dalam bentuk asam kolik dengan
kombinasi dengan glisin dan taurin.Asam empedu utama (primer) yang terbentuk
dihati adalah asam kolat dan asam kenodeoksikolat.Di kolon, bakteri mengubah asam
kolat menjadi asam deoksikolat dan asan kenodeoksikolat menjadi asam
litokolat.Karena terbentuk akibat kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam litokolat
disebut sebagai asam empedu sekunder.
Gambar 3. Asam kolat
3. Hormon Kelamin
Hormon kelamin dihasilkan oleh gonad dan adrenal yang diperlukan untuk
konsepsi, maturasi embrionik, dan perkembangan ciri-ciri khas seks primer dan
sekunder pada pubertas.Hormon kelamin pada umumnya merupakan turunan steroid,
molekulnya bersifat planar dan tidak lentur.Kerangka dasarnya adalah
cyclopentanoperhydrophenanthrene yang bersifat kaku.
Hormon kelamin dibagi dalam empat kelompok yaitu:
a. Hormon androgen (testosteron dan dihidrotestosteron)
b. Hormon estrogen (estradiol, estron, dan estriol)
c. Hormon progestin (progesteron)
d. Obat kontrasepsi
(d) (e)
Gambar 4. (a) Testosteron, (b) Progesteron, (c) Estriol, (d) Estradiol, dan (e) Estron
4. Hormon Adrenokortikoid
Hormon adrenokortikoid merupakan hormon steroid yang disintesis dari
kolesterol dan diproduksi oleh kelenjar adrenalis bagian korteks.Pengeluaran hormon
dipengaruhi oleh adreno cortico tropin hormon (ACTH) yang berasal dari kelenjar
pituitari anterior.Beberapa fungsi fisiologisnya berhubungan dengan kardiovaskuler
dari darah, sistem saraf pusat, otot polos dan stress.
Hormon adrenokortikoid terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Mineralokortikoid
Aktivitas mineralokortikoid mempengaruhi elektrolit (mineral) cairan ekstrasel,
terutana natriun dan kalium.Pada manusia, terutama adalah aldosteron.
b. Glukokortikoid
Glukokortikoid dapat meningkatkan glukosa darah, serta efek tambahan pada
metabolisme protein dan lemak seperti pada metabolisme karbohidrat.Yang
termasuk dalam hormon glukokortikoid adalah kortisol atau hidrokortisol.
(b)
Gambar 6. Strofantidin
6. Sapogenin
Sapogenin dan bentuk glikosidanya yang dikenal sebagai saponin.Glikolisasi
biasanya terjadi pada posisi C-3. Saponin adalah senyawa yang dapat menimbulkan
busa jika dikocok dalam air (karena sifatnya yang menyerupai sabun, maka
dinamakan saponin). Saponin bersifat amfifilik karena sapogenin bersifat lipofilik
serta sakarida yang hidrofilik.Saponin dapat membentuk busa dan merusak membran
sel karena bisa membentuk ikatan dengan lipida dari membran sel.
Pada konsentrasi yang rendah, saponin dapat menyebabkan hemolisis sel darah
merah.Dalam bentuk larutan yang sangat encer, saponin sangat beracun untuk ikan.
Berdasarkan sifat kimia saponin diklasifikasikan menjadi 2, yaitu;
a. Saponin steroid, tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat.
Tipe saponin ini memiliki afek anti jamur.Contohnya: Asparagosida(terkandung
dalam tumbuhan Asparagus sarmentosus).
b. Saponin triterpenoid, tersusun atas inti terpenoid dengan karbohidrat. Contohnya:
Asiacosida
(a) (b)
Gambar 7. (a) Asparagosida dan (b) Asiacosida
Menurut asalnya senyawa steroid dibagi atas:
1. Zoosterol, yaitu steroid yang berasal dari hewan misalnya kolesterol.
2. Fitosterol, yaitu steroid yang berasal dari tumbuhan misalnya sitosterol dan
stigmasterol
3. Mycosterol, yaitu steroid yang berasal dari fungi misalnya ergosterol
4. Marinesterol, yaitu steroid yang berasal dari organisme laut misalnya spongesterol.
Berdasarkan jumlah atom karbonnya, steroid terbagi atas:
1. Steroid dengan jumlah atom karbon 27, misalnya zimasterol
2. Steroid dengan jumlah atom karbon 28, misalnya ergosterol
3. Steroida dengan jumlah atom karbon 29, misalnya stigmasterol
Gambar 9. Garcinia
a) N-Heksana Kulit Batang Garciniapicorrhiza MIQ
Tanaman G. picrrorhiza Miq tumbuh di daerah pegunungan Hitu dan pulau
Laitimor, Maluku. Di daerah asalnya dikenal dengan tanaman sesoot dimana secara
tradisional ekstrak dari akarnya digunakan sebagai obat kuat. Dari hasil isolasi dan
elusidasi struktur ekstrak n-heksana kulit batang dilaporkan dua senyawa triterpen yang
dikandung oleh tanaman ini, yaitu asam-3okso-7,24-euphadien-26oat dan asam -3-
hidroksi-7,24-euphadien-26oat yang merupakan triterpenoid tetrasiklik.
b) N-Heksana Kulit Batang Tanaman Garcinia Benthami
Garcinia benthami, merupakan salah satu spesies dari garcinia. Dari ekstrak aceton
kulit batang G. Benthami telah berhasil diisolasidua triterpenoidyaitu friedelin dan
asam-3-hidroksida-lanosta-9(11),24-dien-26-oat.
3. Rimpang temu putih (curcuma zedoaria (berg.) Roscoe)
Seluruh bagian tanaman temu putih mulai dari daun, bunga, rimpang muda, dan
rimpang tua dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti maag, ambeien, radang tenggorokan,
radang hati, amandel, nyeri haid, keputihan, jerawat, bisul, obat stimulan, obat cacing,
obat diare, antivirus, pelega perut, batuk, nyeri dada, gangguan pencernaan, melancarkan
peredaran darah, kanker serta gangguan paru-paru. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan Wiwik Susanah Rita, dapat disimpulkan bahwa salah satu komponen senyawa
yang terkandung dalam ekstrak kental kloroform rimpang temu putih kemungkinan adalah
senyawa golongan triterpenoid asam karboksilat.Isolat triterpenoid yang diperoleh mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dengan daya hambat lemah untuk bakteri
Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli.
Bagian batang tumbuhan ini mengandung getah putih yang mengandung damar,
kautscuk, senyawa sejenis karet, senyawa triterpenoid amytin dan lupeol.Khusus pada
kulit batang berkhasiat untuk menumpas rasa sakit karena bengkak dan dan pecah-pecah
pada telapak kaki.Mengandung senyawa plumeirid, yakni senyawa glikosida yang bersifat
racun.Karena bersifat racun dan bisa mematikan kuman.Getah kamboja dengan dosis yang
tepat berguna sebagai obat sakit gigi atau obat luka, dan berkhasiat pula bagi penderita
frambusia.Namun getah ini jangan sampai kena mata karena bisa mengakibatkan
kebutaan.
Berdasarkan struktur umum steroid tersebut, maka jenis-jenis hidrokarbon induk dari
steroid adalah sebagai berikut :
Hidrokarbon induk yang lain dari steroida ialah estran, kardanolida dan spirostan, seperti
tercantum dibawah ini :
Estran (C 18) :
Spirostan (C 27) :
Kardanolida (C 23) :
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Senyawa streoid ini banyak sekali terkandung dalam tanaman serta memiliki banyak
manfaat untuk kesehatan yaitu sebagai obat tradisional, sehingga dengan begitu
masayarakat dapat memanfaatkan tanaman obat menjadi obat herbal alami. Selain
itu juga untuk bidang farmasi dan kesehatan diharapkan akan lebih dapat
mengembangkan pengetahuan dan teknologi untuk memproduksi obat-obatan.
2. Penyusunan makalah mengenai senyawa streoid untuk penulis selanjutnya hendaknya
terus menambah referensi dan pengetahuan baru utnuk melengkapi informasi
mengenai senyawa steroid.
DAFTAR PUSTAKA