Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengenalan Teknik
Kimia
Disusun Oleh:
2016/2017
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
Kunjungan Pabrik Pt. Krakatau Steel dengan tepat waktu.
Harapan kami untuk makalah ini adalah semoga dapat bermanfaat bagi
para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang PT. Krakatau
Steel.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan
keterbatasan yang kami miliki. Kritik dan saran dari pembaca akan kami terima
dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis
kedepannya.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sekilas Tentang PT. Krakatau Steel...........................................................2
2.1.1 Visi dan Misi PT. Krakatau Steel.......................................................3
2.1.2 Pembagian Plant PT. Krakatau Steel..................................................3
2.2 Proses Produksi Baja Di PT. Krakatau Steel.............................................4
2.3 Peralatan Yang Digunakan Dalam Produksi Baja PT. Krakatau Steel......7
2.3.1 Coal Injection.....................................................................................7
2.3.2 Cake Oven..........................................................................................8
2.3.3 Blast Furnace......................................................................................9
2.3.4 Belt Conveyor..................................................................................10
2.3.5 Electric Arc Furnace.........................................................................11
2.3.6 Ladle Furnace...................................................................................12
2.3.7 Basic Oxygen Furnace.....................................................................13
2.3.8 Continuous Casting Machine...........................................................15
2.3.9 Pig Iron Casting...............................................................................17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Perumusan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui dan memahami proses produksi baja di PT Krakatau Steel.
2. Mengetahui dan memahami peralatan yang digunakan dalam proses
produksi baja di PT Krakatau Steel.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1.1 Visi dan Misi PT. Krakatau Steel
Dibawah ini adalah diagram proses produksi baja di PT. Krakatau Steel.
3
Pertama batubara dibakar kemudian digunakan untuk penginjeksian biji
besi yang kemudian dilewatkan dikonveyer untuk pemprosesan yang disebut
Direct Reduction. Pada proses ini bijih besi langsung direduksi dengan bantuan
gas alam dan batubara. Proses ini dibutuhkan untuk melepaskan sejumlah oksigen
yang terikat pada bijih besi sehingga pada akhirnya yang tersisa pada bijih besi
tersebut hanya Fe dalam bentuk logamnya. Adapun untuk melepas oksigen yang
terikat pada bijih besi dibutuhkan suatu reduktor, yaitu C, CO atau H2 yang
berasal dari batubara dan gas alam. Kemudian terjadi reaksi sebagai berikut
[Ross., 1980]:
4
Selanjutnya bijih besi yang telah direduksi masuk ke Electric Arc Furnace.
Pada alat ini, bijih besi yang telah direduksi dan dicampurkan dengan potongan
baja yang dipanaskan yang kemudian dilebur dengan panas busur listrik yang
mencolok diantara elektroda tungku dan bagian bawah tungku. Proses peleburan
dimulai pada tegangan rendah (busur pendek) antara elektroda dan potongan besi.
Busur selama periode ini tidak stabil. Dalam rangka meningkatkan stabilitas busur
potongan-potongan kecil dari besi ditempatkan dalam lapisan atas muatan.
Elektroda meleleh dan kemudian turun menembus ke dalam potongan besi yang
membentuk cekungan. Logam cair mengalir turun ke bagian bawah tungku.
Ketika elektroda mencapai bagian bawah tungku, busur menjadi stabil dan
tegangan dapat ditingkatkan. Elektroda mengangkat bersama-sama dengan tingkat
meleleh. Sebagian besar potongan besi (85%) mencair selama periode ini. Suhu
busur mencapai 6300 F (3500 C).
Kemudian dari proses dibagian bawah, pada blast furnace ada 2 yang terbentuk
yaitu slag dan molten iron. Pada proses ini bijih besi, abu dan batu kapur yang
meleleh bersama didalam blace furnace membentuk slag. Ketika proses peleburan
metalurgi selesai, batu kapur secara kimia telah dikombinasikan dengan aluminat
dan silikat dari bijih dan abu dari tungku pembakaran batubara untuk membentuk
produk non-logam yang disebut slag. Selama periode pendinginan dan pengerasan
dari keadaan cair nya, Blast Furnace slag dapat didinginkan dalam beberapa cara
untuk membentuk salah satu dari beberapa jenis produk. Pada proses ini juga
terbentuk molten iron (besi cair) yang digunakan pada proses selanjutnya.
Sebagian masuk ke pig iron casting dan sebagaian lagi masuk ke Blast Oxygen
Furnace. Pada Blast Oxygen Funace tidak menggunakan bahan bakar tambahan.
Kotoran dari pig iron (karbon, silikon, mangan dan fosfor) berfungsi yang sebagai
bahan bakar. Besi dan kotoran yang dioksidasi diperlukan untuk proses tersebut.
Oksidasi logam cair dan slag melalui proses yang rumit dalam beberapa tahapan
dan terjadi secara bersamaan pada batas-batas antara berbagai fase (gas-logam,
gas-terak, terak-logam). Akhirnya terjadi reaksi sebagai berikut:
5
1 1
{ O2 }=[ O ][ Fe ] + { O2 }=( FeO ) [ Si ] + { O2 }=
2 2
1 5
( SiO2 ) [ Mn ] + 2 {O2 } =( MnO ) 2 [ P ] + 2 { O2 }=
1 1
( P2 O 5 ) [ C ] + 2 { O2 } ={ CO } { CO }+ 2 { O2 } ={ C O2 }
CO2
Kebanyakan oksid deserap oleh slag. Produk yang berbentuk gas CO dan
akan ditransfer ke atmosfer dan dihapus oleh system. Potensi oksidasi atmosfer
ditandai dengan rasio pasca- pembakaran:
{C O2 }+ {CO }
{C O2 }/
Selanjutnya biji hasil dari proses di Electic Arc Furnace dan dari Blast
Oxygen Furnace, masuk kedalam proses Steel Refining Facility. Disini terjadi
proses pemurnian baja cair yang dilakukan di Ladle Furnace untuk selanjutnya
diteruskan ke mesin pengecoran kontinyu. Di dalam ladle furnace baja cair di
tambah dengan bahan tambah lain nya seperti Almunium, FeMn, FeSi dll.
Proses terakhir adalah proses pengecoran logam ke dalam mould dari ladle
sehingga terbentuk slab baja secara kontinyu. Baja slab diperoleh dari proses
pencetakan kontinyu (continuous casting) dimana perlindungan menggunakan gas
argon diperlukan antara ladle dan tundish. Ukuran slab yang dihasilkan
mempunyai ketebalan 200 mm, lebar 880-2080 mm dan panjang maksimum
12000 mm. Dalam proses casting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
6
caranya mendapatkan kualitas bentuk slab sesuai keinginan dengan kualitas
permukaan/external dan internal yang baik.
2.3 Peralatan Yang Digunakan Dalam Produksi Baja PT. Krakatau Steel
7
paling luar biasa dari metode ini adalah bahwa hal itu memungkinkan untuk
batubara lebih murah untuk dikonsumsi dalam sistem, ganti kokas mahal,
sehingga sangat mengurangi biaya. Karena lingkungan yang parah dalam tungku,
(> 2000K), pengamatan visual dari raceway bentuk dan ukuran tidak mungkin,
karena itu jauh mengukur sensor yang digunakan untuk menyelidiki reaksi kimia
dan fisik di dalam tungku.
Pemahaman yang lebih baik dari metode raceway dan PCI dapat
mengoptimalkan kinerja tanur tinggi dan mengurangi biaya. Perbaikan lebih lanjut
dengan metode PCI dan penggunaan campuran batubara (pencampuran batubara
yang berbeda) metode injeksi yang membuat industri tertarik.
8
Produk utama dalam proses pembuatan kokas adalah oven gas kokas
mentah dan ini memiliki banyak bahan kimia yang berharga. Bahan kimia
batubara utama berupa Amonia (NH3), Tar dan bensol dari CO-Gas serta produk
primer dari Crude CO Gas Amonium Sulfat (NH4)2 SO4 , Tar mentah, bensol
mentah dan dibersihkan kokas oven gas. Yang didinginkan dari coke, dipisahkan
menjadi 3 fraksi.
Tujuan dari blast furnace adalah untuk mengurangi kimia dan fisik
mengkonversi oksida besi menjadi besi cair yang disebut "hot metal". Blast
furnace adalah besar, baja tumpukan dilapisi dengan bata tahan api, di mana bijih
besi, kokas dan batu kapur dibuang ke atas, dan udara dipanaskan dihembuskan ke
bagian bawah. Bahan baku membutuhkan 6 sampai 8 jam untuk turun ke bagian
bawah tungku di mana mereka menjadi produk akhir dari cairan slag dan besi cair.
Produk-produk cair dialirkan dari tungku secara berkala. Udara panas yang tertiup
angin ke bawah tungku naik ke atas dalam 6 sampai 8 detik setelah melalui
berbagai reaksi kimia. Setelah tanur dimulai secara kontinyu akan berjalan selama
empat sampai sepuluh tahun dengan hanya berhenti pendek untuk melakukan
pemeliharaan yang direncanakan.
9
2.3.4 Belt Conveyor
Belt terdiri dari beberapa lembar (ply) bahan disatukan dengan semacam
perekat. Jumlah lapisan dapat 4, 6, 7, 8 dan seterusnya. Sedangkan berat setiap
lapisan adalah 28, 32, 36, 42 oz dst. Bagian permukaan belt ditutupi oleh karet
yang berfungsi untuk menghindari terjadinya abrasi akibat gesekan material.
60 ASW
T=
2000
Dengan :
10
S = kecepatan ban (ft/menit)
Idler merupakan alat yang menahan ban. Idler bagian atas yang menahan
beban berbentuk trapesiun dimana sepertiga lebar dibagian tengah rata dengan
kedua bagian sisi yang mirring, sedangkan idler bagian bawah berbentuk rata.
Untuk menentukan daya angkut belt conveyor maka tenaga yang diperlukan oleh
idler untuk bergerak perlu ditetapkan. Tenaga tersebut tergantung dari tipe dan
ukuran idler, berat bagian yang berputar, berat ban, dan berat material.
11
Electric Arc Furnace merupakan tempat peleburan untuk menghasilkan
baja cair dari bahan baku berupa besi spons (sponge iron), iron scrap dan kapur
(lime) untuk mengontrol kandungan fosfor dan sulfur.
Mengatur temperatur baja cair yang akurat sebagai bahan baku untuk
pengecoran.
Peningkatan kebersihan baja melalui deoksidasi dan desulfurisasi
Homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan menggunakan gas
Argon; dan
Menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan.
12
Mengendalikan slag dan steel
13
blown dapat decarburize 200 ton logam panas dari 4,3% menjadi 0,04% C C
dalam waktu sekitar 20 menit. Sebagai hasil dari produktivitas tinggi ini, BOF
menggantikan tungku perapian terbuka, yang merupakan proses yang lebih
lambat.
Ketika isi oksida besi terak meningkat berlebihan, dapat bereaksi terlalu
cepat dengan karbon dalam baja cair dan menyebabkan evolusi gas tiba-tiba,
membentuk campuran baja terak dan cair yang kadang-kadang meletus dari kapal
dalam fenomena yang disebut "tumpah" atau "meludah". Penggunaan oksigen
tombak dengan beberapa lubang di ujung telah terbukti sangat efektif dalam
delocalizing pasokan oksigen dan meningkatkan tingkat dekarburisasi sambil
menahan oksidasi berlebihan dari baja cair dan mencegah tumpah dan meludah.
Namun, efektivitas tombak ini masih kurang memadai, dan proses oksigen bawah-
blown dikembangkan, di mana gas oksigen murni disuntikkan ke dalam baja cair
dari bagian bawah BOF tersebut. Bagian bawah bertiup meningkatkan
pengadukan dari logam panas dan dengan demikian mempersingkat waktu
pencampuran rata-rata dalam mandi baja cair, dan mempromosikan transportasi
karbon terlarut di kamar mandi, mencegah over-oksidasi terak, yang merupakan
penyebab tumpah dan meludah. Akibatnya, bagian bawah bertiup meningkatkan
efisiensi dekarburisasi, terutama pada konsentrasi rendah karbon. Bottom-meniup
dilakukan dengan tuyeres bawah konsentrik pipa ganda-dinding. Bagian dalam
pipa digunakan untuk meniup gas oksigen murni bersama dengan kapur bubuk
14
sebagai agen pembentuk terak, sedangkan gas propana ditiup melalui pipa luar
sebagai pendingin untuk mencegah tuyere membakar kembali, karena propana
mengalami reaksi endotermik selama dekomposisi, yang menghasilkan
pendinginan dan mengurangi pembakaran tuyeres.
Perbaikan ini telah membuat produksi baja rendah karbon jauh lebih
mudah. Bagian atas-dan-bawah BOF ditiup, yang menggabungkan keunggulan
dari kedua jenis BOF, baru-baru ini menjadi menonjol dalam pembuatan baja
oksigen. Gabungan bertiup BOFs kebanyakan menggunakan gas inert bottom-
blown di tempat gas oksigen untuk mengaduk. Berbagai metode bottom-meniup
telah diadopsi. Sebagai salah satu contoh, plug keramik dengan tertanam beberapa
pipa kecil atau beberapa celah digunakan dalam tuyeres bawah. Terlepas dari jenis
BOF, gas buang, yang tinggi kandungan CO, adalah baik terbakar di tenggorokan
BOF dan melewati boiler limbah panas dipasang di bagian atas tenggorokan untuk
memulihkan panas yang masuk akal dan panas pembakaran, atau pulih
uncombusted melalui pemulihan peralatan gas buangan dan disimpan dalam
tangki bensin untuk digunakan sebagai bahan bakar.
15
Casting mesin yang ditunjuk untuk membentuk baja cair untuk menjadi
billet , bloom atau slab kastor. Kastor slab cenderung melemparkan bagian yang
jauh lebih luas daripada tebal:
Kastor mekar konvensional cor bagian atas 200 200 mm misalnya Bloom
kastor Aldwarke di Rotherham, Inggris, melemparkan bagian dari 560 400 mm.
Panjang mekar dapat bervariasi 4-10 m.
Billet kastor cor ukuran bagian yang lebih kecil, seperti di bawah 200 mm
persegi, dengan panjang sampai 12 m panjang. Kecepatan Cast bisa mencapai 4 m
/ menit.
16
2.3.9 Pig Iron Casting
Pig Iron Casting merupakan Proses pencetakan produk utama dari dapur
tinggi yang diproses secara kimiawi dari bijih besi (iron ores) melalui peleburan
dan pemanasan dari bahan baker kokas, oleh karenanya tidak mengherankan jika
pig iron merupakan paduan kompleks dari berbagai unsur dimana selain unsur-
unsur bawaan dari iron ores itu sendiri, metode yang dilakukan dalam prosesnya
pun menghasikan molekul-molekul baru akibat senyawa kimia dari unsur-unsur
yang telah tersedia, dimana besi mentah (pig iron) yang dihasilkan dari dapur
tinggi ini mengandung tidak kurang dari 10% unsur-unsur paduan dalam kondisi
senyawa ditambah dengan unsur-unsur bebas yang terkandung pada setiap berat
atom-nya dan masing-masing unsur ini memiliki pengaruh besar terhadap sifat
bahan tersebut. Untuk itu maka proses pemurnian dari besi mentah ini merupakan
proses yang sulit dan rumit.
Hal ini telah dilakukan dengan berbagai metode seperti akan dijelaskan
pada uraian berikutnya dan sebelum itu akan kita lihat terlebih dahulu komposisi
unsur-unsur yang secara umum dimiliki oleh besi kasar (pig Iron) berikut:
1. Total karbon 3 sampai 4 %, sebagian dari jumlah ini bersenyawa dengan unsur
ferrite (Fe) yang disebut sebagai besi carbide (Fe3C) sedangkan sebagian lagi
dalam jumlah yang relatif karena sangat dipengaruhi oleh proses pendinginan
yakni merupakan karbon bebas yang membentuk grafit serta kada sulphur (S)
yang memiliki sifat kecenderungan untuk mengikat karbon serta silisium (Si)
yang cenderung menguraikan karbon. Unsur ini biasanya terdiri atas 0,1 %
sampai 0,3 % bersenyawa dan membentuk cementite (Fe3C) dan lebih dari 2,7
% merupakan karbon bebas (free-Karbon) atau graphite.
2. Silisium (Si) : 0,4 - 2,5 %
3. Phosphorus (P) : 0,04 - 2,5 % (lihat 2.3)
4. Sulphur (S) : 0,02 - 0,2 %
5. Manganese (Mn) : 0,4 - 2,7 %
6. Balance, Irons
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Farida, Ida. 2009. Materi Perkuliahan Kimia Kimia Anorganik II. Bandung: UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.
http://anitasipil.wordpress.com/2008/01/10/pt-kerakatau-steel/
http://www.docstoc.com/docs/20978830/PROSES-PRODUKSI
18
http://www.krakatausteel.com/pdf/KS-PROSPEKTUS.pdf
LAMPIRAN
foto
19