Sebagai peternak burung walet pasti mengetahui ciri ciri burung walet
yang asli ataukah burung sriti namun sebenarnya jenis burung yang mampu
menghasikan sarang burung yang berkualitas bagus adalah burung walet itu
sendiri, ada yang bertanya apakah sarang burung sriti juga laku di jual?
menurut saya sendiri sebenarnya sarang burung sriti harganya sangat murah
bisa setengah harga bila di bandingkan dengan sarang burung walet akan
tetapi tempat sarang burung sriti lah yang laku di jual yang berupa bangunan,
intinya hanya sarang burung waletlah yang laku di jual untuk harga sarang
burung walet sangat lah mahal untuk harga per kilo sarang burung walet bisa
mencapai puluhan juta rupiah.
Kembali ke pembahasan tempat sarang burung sriti, tempat sarang
burung sriti memang bisa laku untuk di jual ini di manfaatkan para peternak
burung walet untuk di ubah dan di jadikan sarang burung sriti, cara
memanfaatkan sarang burung sriti dan di ubah menjadi sarang burung walet
sangatlah sederhana kita hanya cukup menaruh telur burung walet dan
letakkan di sarang burung sriti, apabila nantinya telur yang di erami burung
sriti menetas maka akan menghasilkan anakan burung walet, nah disinilah
awal mulanya, ketika burung walet telah dewasa maka burung tersebut akan
kembali kesarangnya untuk membuat sarang dan bertelur.
1. Burung walet memiliki ukuran sayap yang lebar serta terbuka dan
ukuranya lebih lebar bila di bandingkan dengan burung sriti.
2. Pada bagian pangkal burung walet warnanya agak merah kecoklat coklatan
namun apabila kita lihat pada burung sriti pangkal ekornya berwarna putih
saja.
~Al Hadits
A. Persyaratan lokasi/lingkungan
Pemilihan lokasi kandang sangat menentukan dalam budidaya sarang burung
walet :
1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
2. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan
perkembangan masyarakat.
3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai,
rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat
B. Penyiapan Sarana dan Peralatan
10. Pemasangan plafon harus rata dan tidak boleh terbuat dari bahan yang
berlubang karena akan mengganggu kenyamanan burung walet.
11. Ukuran rumah walet yang ideal untuk sistem kamar adalah 8 m x 16 m.
Pada ukuran ini, per lantai minimal akan menghasilkan 20 kg sarang.
Ukuran rumah walet untuk sistem los idealnya adalah 4 m x 8 m yang
akan menghasilkan sarang minimal 5 kg.
12. Hindarkan gedung dari binatang pengganggu, seperti tikus, kecoa, dan
tokek.
BAB III
Ada dua kriteria untuk menentukan kualitas sarang walet. Yang pertama bentuk
sarang.
Sarang utuh seperti balkon, tidak pecah, dan punggung mulus bernilai jual tinggi.
Bentuk sarang sempurna seperti itu dihasilkan dari rumah walet yang memiliki
kelembapan optimal 80-90% dan dipanen tepat waktu. Bila kelembapan terlalu
tinggi, sarang akan lembek dan berjamur. Sebaliknya bila udara terlalu kering,
sarang rapuh dan mudah remuk.
Warna asli sarang walet putih. Namun, warna itu dapat berubah kekuningan
hingga merah darah. Apabila sirkulasi udara dalam rumah tidak optimal, misalnya
udara terlalu basah, sarang akan berjamur, kusam, dan berubah kecokelatan.
Sarang kusam sulit dijual karena standar yang diminta berwarna putih, kuning,
atau merah cerah.
Landasan sarang dari styrofoam ini memaksa dan memicu burung walet untuk
membuat sarang secara utuh, karena styrofoam ini tidak dapat digunakan untuk
meletakkan telur, oleh karena itu fungsi styrofoam ini akan meningkatkan
produksi sarang.
Supaya anakan burung walet tidak menggunakan sarang induknya sebagai tempat
berdiam, landasan sarang yang telah diolesi dengan aroma P ini ditempel di dekat
sarang induk, yaitu sekitar 10 cm dari sarang induk. Pada saat anakan burung
walet matang gonad, yaitu berumur sekitar 9 bulan, maka anakan ini akan mampu
membuat sarang di landasan sarang styrofoam.
Supaya anakan tidak kabur, sebaiknya sarang yang ada di landasan sarang dipanen
setelah melewati 2 kali tetasan. Bila 1 kali tetasan sarang induk sudah diambil,
dikhawatirkan walet muda yang sedang belajar terbang atau mencengkeram tidak
bisa mengenali sarang induknya dan dapat berakibat anakan burung walet akan
mudah kabur sehingga populasi tidak meningkat.
Landasan sarang styrofoam dapat rusak dan berlubang, karena anakan burung
walet sering mematuk-matuk styrofoam tersebut dan membentuk lengkungan.
Oleh karena itu sebaiknya gunakan styrofoam yang lebih tebal, minimal 2 cm.
Mengatasi Rumah Walet Kosong pada dasarnya, memang tidak mudah memikat
walet masuk ke rumah baru. Salah seorang pembudidaya walet mengakui rumah
waletnya sudah lima tahun tidak berpenghuni, alias kosong dari walet. Padahal,
habitat mikro rumah tersebut sudah memadai. Berbagai perlengkapan
penunjangnya pun telah dioperasikan dengan baik. Setelah diteliti ternyata salah
satu permasalahannya berasal dari kesalahan penempatan rekaman suara untuk
memancing walet.
Salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi kondisi tersebut adalah
dengan melakukan pemasangan tweeter di tempat yang tepat. Tweeter adalah
speaker yang bekerja pada frekuensi tinggi. Umumnya, di rumah walet terdapat
dua sumber suara, yakni berasal dari external sound dan internal sound. External
Ukuran lubang masuk walet dapat disesuaikan dengan populasi walet yang ada di
rumah tersebut. Untuk rumah yang baru, disarankan lubang masuknya minimum
Namun, jika di rumah walet tersebut terdapat rumah walet lainnya yang telah
berhasil membudidayakan walet, sebaiknya arah lubang masuk walet dibuat
meniru rumah walet sebelumnya.
Kiat mengatasi rumah walet kosong ini diungkapkan A. Hendri Mulia, SE., CMA
dalam buku Strategi Jitu Memikat Walet yang diterbitkan oleh AgroMedia
Pustaka. Melalui buku ini, Hendri juga mengungkapkan cara membuat seluruh
ruangan dihuni walet, tip memacu walet membuat sarang, dan teknik memikat
walet dengan suara tiruan.
Anggapan bobot sarang turun pada musim kemarau tak berlaku di Sedayu, Gresik,
Jawa Timur. Di sana bobot sarang malah naik ketimbang musim hujan. Itu terlihat
dari 8 bulan pengamatan terhadap 25 sarang walet di rumah walet model piggy
back. Empat bulan musim kemarau, Mei-September, bobot rata-rata 10,7882
g/sarang. Padahal musim hujan hanya 8,9085 g/sarang.
Uji bobot dengan menggunakan timbangan analitik Denver tipe AA-250 dengan
ketelitian 4 digit di laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu
sungguh di luar dugaan. Selama ini bobot sarang selalu lebih rendah saat musim
kemarau. Suhu dan kelembapan sangat memegang peranan.
Dari penelitian didapat 88% walet setia menempati tempat asal bersarang di
rumah walet 5 lantai setinggi 14 m yang dipakai tempat uji coba. Bangunan bercat
putih itu dilengkapi lubang walet berukuran 100 cm x 30 cm, normalnya 40 cm x
14 cm agar walet mudah masuk. Suhu ruangan berkisar 25-27oC terasa sejuk
karena ventilasi cukup banyak. Agar kelembapan terjaga pada kisaran 95-98%, di
setiap lantai yang memiliki 6-9 kamar ditaruh 2-3 kolam berisi air. Luasan kolam
3 m x 3 m dan kedalaman 30 cm. Pada musim hujan jumlah kolam dikurangi
sehingga ruangan tidak terlalu lembap. Kelembapan di atas 98% dapat membuat
sarang berubah warna menjadi abu-abu.
Selain lingkungan dalam rumah walet, lokasi rumah turut andil menaikkan bobot
sarang. Bangunan dekat sumber pakan menjadi pilihan pas. Bangunan yang
diamati penulis dikelilingi rawa dan berada 7 km dari pantai utara Jawa. Duapuluh
kilometer dari tempat itu tampak jejeran hutan jati. Sungai Bengawan Solo
membentang di sebelah selatan lokasi. Itulah lintasan walet saat terbang mencari
serangga yang memang menyukai daerah lembap dan berair.
Memang pada musim penghujan produksi pakan melimpah. Namun, pada musim
itu walet tergesa-gesa membuat sarang agar cepat bertelur. Hasilnya, bobot sarang
lebih ringan dan tipis. Berbeda pada musim kemarau. Meski kecenderungan
sumber pakan berkurang, tapi walet tetap aktif memproduksi liur. Itu karena
persaingan memperoleh pakan berkurang. Maklum sebanyak 12% walet muda
biasanya pergi mencari pakan ke tempat lain.
Saat faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, dan kedekatan dengan sumber pakan
terpenuhi, walet akan setia dan rajin membuat sarang. Oleh karena itu pada musim
kemarau tak ada hambatan bagi walet untuk tinggal dan mencari pakan. Hasilnya
bobot sarang terjaga.
Setelah mendapatkan pakan, keluarga Collocalia fuchipaga yang terkenal setia itu
akan kembali ke rumah asal. Namun, jauhnya jarak tempuh membuat walet
kehabisan energi untuk mengeluarkan liur. Imbasnya sarang pun menjadi kecil
dan bobotnya ringan. Hal senada juga diungkapkan Hary K. Nugroho, praktikus
Rumus statistik untuk mengetahui jumlah penduduk pada kurun waktu tertentu
ternyata dapat diterapkan pada walet. Itu dilakukan Ubaidillah Thohir di Sidayu,
Gresik, Jawa Timur. Melalui penelitian selama 3 tahun, kenaikan jumlah sarang
dapat diprediksi. Selama ini kenaikan jumlah sarang walet dihitung berdasarkan
pengalaman empiris peternak. Pertambahan sarang sebesar 25% per tahun
dianggap bagus untuk sebuah rumah walet. Artinya jika rumah walet itu semula
berisi 10 sarang, tahun depan dapat diperkirakan jumlahnya meningkat mencapai
12-13 sarang. Persentase kenaikan sebesar itu lazim terjadi di lokasi-lokasi rumah
walet yang memiliki sumber pakan melimpah. Seandainya sumber pakan tak
mendukung, kenaikan populasi sarang sekitar 10%, bahkan bisa jadi lebih kecil
lagi.
Sidayu yang dipakai Ubaidillah Thohir sebagai lokasi percobaan, menjadi sentra
walet sejak zaman penjajahan Belanda. Dahulu di sekitar rumah walet terdapat
banyak hutan sebagai sumber pakan walet, sehingga penambahan populasi lebih
dari 25% per tahun. Namun, kini sejalan dengan maraknya penebangan liar dan
pergantian musim yang tak menentu, laju pertumbuhan sarang terus menurun,
bahkan negatif. Padahal, populasi rumah walet di Sidayu terus meningkat.
Laju pertumbuhan
Besarnya nilai r dipengaruhi antara lain oleh kematian dan kelahiran walet, serta
kemampuan tumbuh hingga dewasa yang berkisar 80%. Namun, sekarang
persentase kematian bisa lebih banyak karena sumber pakan banyak yang
tercemar pestisida, kata Ubaidillah. Akibatnya, banyak cangkang telur tipis dan
mudah pecah, sehingga tak membuahkan anak.
Faktor lain yang mempengaruhi nilai r adalah sumber pakan yang menipis. Hal itu
memaksa walet terbang lebih jauh mencari pakan. Bahkan seringkali walet pindah
ke rumah lain yang lebih dekat sumber pakan untuk menghemat energi saat
perjalanan pulang dari perburuan. Dari pengamatan alumnus Universitas
Muhammadiyah Malang itu sejak 1980 di Sidayu, nilai r berkisar 0,25-0,6.
Artinya laju kenaikan penambahan sarang di suatu rumah rata-rata berkisar 25-
60% per tahun. Tapi kenyataannya saat sekarang mencapai kenaikan 30% saja
sudah sangat sulit, tambahnya.
Tergantung pakan
Menurut Philip Yamin, konsultan walet di Cengkareng, Jakarta Barat, cara yang
ditempuh Ubaidillah itu bisa digunakan. Tapi karakteristik setiap daerah berbeda
sehingga nilai laju pertumbuhan berbeda dengan di Sidayu, ujarnya. Karena
sulitnya menentukan laju pertumbuhan (r)-perlu pengamatan lama supaya akurat-
Philip memilih menghitung secara manual. Caranya, hitung jumlah sarang walet
yang ada di sebuah rumah, misal 5.000 keping. Sarang-sarang itu masing-masing
ditempati oleh sepasang induk. Sepasang induk mampu berbiak 2 kali dalam
setahun. Andai tingkat keberhasilan penetasan 80% maka ada sekitar 16.000 anak
Di daerah-daerah padat rumah walet seperti Sumatera Utara dan Pulau Jawa,
berdasarkan pengalaman Philip selama puluhan tahun, hanya 10% walet akan
kembali ke rumah asal. Sisanya bisa hinggap ke rumah lain dan migrasi ke daerah
yang kaya pakan, katanya. Itu artinya, sebanyak 8.000 walet yang akan kembali
ke tempat semula dan membuat sarang.
Selama 2 tahun rumah walet di Mojokerto, Jawa Timur, itu kosong melompong.
Padahal, persyaratan lingkungan makro dan mikro-kelembapan, suhu,
pencahayaan-dipenuhi. 'Sudah dipancing pakai air bekas cucian sarang, tapi nihil,'
ujar BM Wawan. Namun, baru seminggu memakai ramuan pemikat walet dengan
campuran rumput laut, suara cericit si liur emas itu mulai terdengar di dalam
rumah.
Air cucian sarang hanya satu dari sekian cara yang pernah diupayakan BM
Wawan untuk memikat walet. Pengusaha kelontong di Surabaya itu pernah pula
mengoleskan telur bebek ke dinding. Bahkan menebar air kotoran walet ke lantai
rumah walet. 'Itu sudah dikombinasi dengan CD player untuk mengundang walet,'
ujarnya. Namun, segala upaya itu belum menuai hasil.
Titik terang muncul setelah Wawan menggunakan ramuan campuran sarang walet
dan rumput laut. Kombinasi bau amis keduanya mujarab memancing walet
Rumput laut
Sarang walet dan rumput laut memang bahan baku utama ramuan itu.
Sekitar 100 g sarang dicuci bersih sebanyak 3 kali
Cairan pemikat walet itu harus segera dioleskan pada lagur. Musababnya bila
didiamkan terlalu lama, lebih dari 2 minggu, bau amisnya berubah, tidak tercium
segar. 'Ini dapat terjadi pula bila perendaman dilakukan sampai 2 bulan,' ujar
Agung.
Bila cairan itu dipaksa untuk digunakan, walet tidak akan terpikat.
Untuk itu perlu takaran yang pas agar ramuan tidak terbuang percuma. Dari
pengalaman Agung cairan pemikat sebanyak 5 liter cukup untuk dioleskan pada 2
rumah walet berukuran 10 m x 20 m.
Pendapat senada disampaikan Agung. 'Hasilnya akan lebih bagus jika lingkungan
tidak ada gangguan,' katanya. Apalagi jika peternak memperhatikan arah masuk
dan keluar burung. 'Posisi lubang keluar dan masuk harus searah terbang walet,'
ujar Agung. Harap mahfhum itu akan membuat walet merasa aman sehingga saat
cairan pemikat dioleskan, Collocalia fuciphaga itu lekas masuk. (A. Arie Raharjo)
Atur jarak Sistem tweeter oper bola yang didesain oleh Ir Lazuardi Normansah
pada 1997 bertujuan untuk mengundang walet tertarik masuk, terutama burung
baru. 'Diusahakan burung yang datang itu langsung menginap dan dapat ditolerir
sampai hari ketiga,' ujar konsultan walet di Jakarta Barat. Langkah awal untuk
mengundang walet adalah dengan memasang 2-4 tweeter luar di pintu masuk
walet yang terletak di lantai teratas. 'Tweeter harus menghadap keluar supaya
suaranya jelas terdengar oleh walet,' kata kelahiran Riau, 40 tahun lalu.
Tweeter lain, void, dipasang lebih dalam berjarak 1-2 m dari tweeter luar.
Tujuannya supaya suara tweeter luar samar-samar terdengar dalam ruangan.
'Kalau tweeter void tidak ada, walet-walet itu akan mengikuti arah suara tweeter
luar dan walet akan keluar rumah lagi,' ujar Lazuardi. Nah, agar burung masuk
sampai ke lantai bawah, pada void di tiap lantai juga dipasang sebuah tweeter.
Posisi tweeter antarlantai-tweeter dalam-berselang-seling. Jarak pemasangan
setengah dari lebar sirip tembok.
Tweeter dalam yang terpasang pada sirip-sirip perlu diatur letaknya. Idealnya
setiap 1 m dipasang sebuah tweeter dengan jarak 10-20 cm dari bibir sirip.
'Biasanya walet suka menempel pada tweeter. Bila posisi tweeter dekat bibir sirip,
walet jadi takut dan malas bersarang,' ujar Lazuardi. Selain itu posisi tweeter
diupayakan tegak lurus agar suara yang keluar terdengar jelas.
Ragam suara Selain posisi dan jarak, jenis suara menjadi bagian penting
memancing walet masuk dan bersarang. Untuk itu menurut Lazuardi perlu
'Dijual rumah walet 15 m x 7 m. Tiga lantai. Siap isi'. Tawaran menarik dari teman
dekat itu segera disambar William-bukan nama sebenarnya-di Jakarta Barat. 'Saya
langsung beli seharga Rp0,5 miliar,' katanya. Namun, seiring perjalanan waktu
William kian masygul saat menjumpai rumah walet orang lain yang berjarak 1 km
dari tempat miliknya di Serpong, Tangerang, itu bisa panen 3 kali setahun.
'Kurang apalagi? Cakram CD walet sudah diputar 6 jam sehari. Dinding pun
diberi ramuan walet, tapi hasilnya nihil,' katanya. Bahkan sriti yang mendahului
masuk sebelum walet datang juga tidak segera bersarang. Menurut Harry K.
Nugroho, praktikus walet di Jakarta Utara, hal yang menimpa William itu salah
satu efek maraknya penjualan rumah walet belakangan ini. Di berbagai surat
kabar pariwara dijualnya rumah walet kerap terpampang. 'Rumah yang dijual
biasanya produksinya rendah atau memang sulit mengundang walet. Yang tidak
mengerti hal itu akan langsung tergiur oleh iming-iming produksi tinggi,' ujarnya.
Boleh jadi William adalah salah satu yang menjadi korban.
Sejatinya penjualan rumah walet jadi-real estate walet-adalah bisnis menarik. Tren
yang muncul sejak 1999 itu memancing banyak pengusaha mencemplungkan
modal besar demi membangun kavling walet. Itu tampak di Tangerang, Serang,
Bekasi, hingga Subang, Jawa Barat. Sayang, antusiasme itu malah mengundang
petaka. Yang menyedihkan, banyak tempat yang menjadi sumber serangga seperti
sawah dan padang rumput bersalin rupa menjadi bangunan walet. 'Serangga jadi
sulit didapat sehingga walet semakin jauh mencari pakan,' kata Harry. Ujungnya
bisa ditebak, populasi turun bahkan rumah tak kunjung terisi walet.
Cermat Kondisi itu memang harus diwaspadai pembeli. Menurut Doddy Pramono,
konsultan walet di Haurgeulis, Indramayu, saat me milih rumah walet perlu
dipastikan lokasi rumah berada di daerah lintasan walet. Maksudnya dilalui walet
saat pergi dan pulang mencari pakan.
Selain itu lokasi terpilih dekat dengan sumber pakan. 'Paling jauh sekitar 2
km,' ujar Harry. Sayang hal itu sudah sulit ditemui di Jawa, kecuali di Kalimantan,
Sumatera, atau Sulawesi. Meski demikian, walet sebetulnya dapat menempuh
jarak puluhan kilometer untuk mencari pakan. Jadi, 'Kalau sekadar berisi walet,
bisa. Yang sulit memprediksi tingkat huniannya,' kata Doddy. Pria yang mengeluti
Sebut saja Timotius Kim. 'Sejak 3 tahun terakhir kavling walet banyak
tumbuh di jalur Pontianak sampai Ketapang,' ungkap Viany Cin Hong, konsultan
walet di Pontianak. Viany menuturkan perusahaannya mengalami kenaikan
penjual an perlengkapan rumah walet 200-300% dibandingkan 5 tahun lalu.
Sayang, ia menolak menyebut angka pasti. Yang jelas omzetnya sampai puluhan
juta rupiah tiap bulan.
Menurut Viany di luar Jawa kondisi alam masih mendukung untuk perkembangan
walet. Sebut saja sumber pakan melimpah sehingga memungkinkan penambahan
populasi lebih cepat. Perkebunan sawit yang kian meluas dan peternakan ayam
yang muncul di berbagai tempat adalah bagian dari pengkayaan sumber pakan. Di
luar Jawa ini pula belum banyak pabrik yang mendorong si penghasil liur emas itu
untuk bermigrasi. Yang terpenting, rumah-rumah walet belum banyak sehingga
tidak terjadi persaingan.
Namun, pengembangan rumah walet di luar Jawa bukan tanpa hambatan. Awal
tahun lalu pemda Kota Pontianak mengeluarkan perda yang melarang pemba
ngunan gedung walet di dalam kota. Tujuannya, 3-5 tahun mendatang tidak ada
Seminar Strategi Jitu Memikat Walet yang diselenggarakan oleh Eddy Salim di
Hotel Gajah Mada, Pontianak - Indonesia telah berlangsung sukses. Seminar
dihadiri oleh 68 peserta yang berasal dari Indonesia, Malaysia dan Brunei. Saya
merupakan pembicara utama di seminar ini yag membahas teknik-teknik terkini
untuk memikat burung walet agar burung walet dapat masuk, tinggal dan
membuat sarang.
telah kita berikan kepada orang lain dan bukan apa-apa yang
kita simpan
BAB III
C. PEMBIBITAN
Peternak burung walet pada umumnya memanfaatkan dimana burung walet
banyak mengitari bangunan, untuk memancing agar lebih banyak peternak
memiliki trik atau upaya seperti menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman
suara burung Walet dan ada pula melakukan kiat lain dengan menghasilkan
sumber makanan untuk burung walet seperti seranga-serangga kecil dengan
membuat tumpukan jerami.
Sedangkan telur yang embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba.
Pembalikan telur dilakukan sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak
boleh dibuka kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur
kelembaban. Setelah 1315 hari telur akan menetas.
D. Pemeliharaan
1. Perawatan Ternak
Setelah penetasan, anak burung walet tidak berbulu dan sangat lemah. Anak
burung walet yan belum bisa makan sendiri perlu disuapi dengan telur semut
(kroto segar) tiga kali sehari. Selama 23 hari anak walet ini masih
memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu
dikeluarkan dari mesin tetas.
Temperatur boleh diturunkan 12 derajat/hari dengan cara membuka lubang
udara mesin. Setelah berumur 10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak
walet dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat
pemanas yang diletakan ditengah atau pojok kotak. Setelah berumur 43 hari,
anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari,
kemudian diletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari
lantai. Dengan ketinggian ini, anak walet akan dapat terbang pada keesokan
harinya dan mengikuti cara terbang walet dewasa.
2. Sumber Pakan
Burung walet merupakan pencari makan sendiri, burung ibi adalah tipe
burung liar. Makanan burung walet adalah serangga-serangga kecil yang ada
3. Pemeliharaan Kandang
Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran akan menumpuk
dilantai. Kotoran-kotoran tersebut harus dibersihkan. Kotoran ini tidak
dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung.
E. Hama dan penyakit
Hama dan penyakit tentu memiliki dampak yang tidak baik untuk kesehatan dan
hasil sarang burung walet, beberapa hama dan penyakit yang sering muncul di
gedung adalah seperti berikut :
1. Tikus
Hama ini sangatlah benar-benar menggangu dan dapat merugikan pengelola
rumah walet, karena tikus memakan telur, anak burung walet bahkan
sarangnya. Tikus mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya
dapat menyebabkan suhu yang tidak nyaman. Cara pencegahan tikus dengan
menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu yang
akan digunakan untuk sarang tikus.
2. Semut
Serangga ini cukup menggangu, seperti semut api dan semut gatal memakan
anak walet dan mengganggu burung walet yang sedang bertelur. Cara
pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar
sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas.
3. Kecoa
Kecoa selain menyebarkan penyakit kepada manusia, binatang ini juga
memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil dan tidak sempurna.
Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga kebersihan dan
Apabila sarang burung sriti sudah jadi maka bila ada beberapa burung yang
hinggap dan tinggal di bangunan tersebut maka ini pertanda usaha kita membuat
tempat yang di sukai burung walet berhasil (loh kenapa harus sriti bukan walet)
ini bisa dijelaskan bila burung sriti membuat sarang di tempat tempat tersebut
maka secepatnya bila sarang sudah jadi di buat dan sriti bertelu maka gantilah
telur burung sriti dengan telur burung walet
Kita bisa membeli telur burung walet yang banyak di jual di pasar burung yang
menyediakan telur burung walet yang berkualitas dan juga kita bisa membeli telur
burung walet secara online harganya bisa di bilang tidak terlalu mahal untuk 30
buah telur bisa di hargai sekitar 200 ribuan tergantung harga jual di masing
masing daerah.
Sesudah peletakan telur walet sudah kita lakukan maka selanjutnya adalah
melakukan modifikasi tempat burung tersebur membuat sarangnya kita bisa
memberikan plat alumunium yang kita letakkan di sudut sudut atap biasanya
burung walet menyukai plat alumunium untuk membuat sarangnya untuk poin
kedua peletakan telur harus hati hati gunakanlah tangan yang sudah kita usapkan
BAB IV
Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan
beberapa cara, yaitu:
1. Panen rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi
pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan
yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total
produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik
dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada peremajaan. Kondisinya
lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada
waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis
karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk
membuat sarang dan bertelur.
2. Panen Buang Telur
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir.
Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai
keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan
mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun
kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan
telurnya.
3. Panen Penetasan
1. Cara memanen sarang burung walet yang benar dan tidak rusak
Sebenarnya bila kita ingin memanen sarang burung walet hal utama yang harus
kita perhatikan adalah usia maupun umur sarang burung walet itu sendiri
kebanyakan para pemilik usaha sarang burung walet tidak peduli usia sarangnya,
maka bila sarang burung walet tersebut kita panen sedangkan umurnya masih
muda maka ini akan menyebabkan kerusakan pada sarangnya tak hanya umur saja
Sebagai contoh bila umur sarang burung walet yang akan kita panen masih
belum cukup umur maka bila sarang kita panen maka bentuk sarang akan hancur
dan ini akan sangat merugikan kita sebagai peternak burung walet,dampak
memanen sarang burung walet bila sarang masih muda maka akan terjadi rumah
walet akan di tinggal burungnya ini di karenakan burung merasa terganggu dan
ahkirnya burung akan pindah tempat ke lokasi lokasi strategis yang di sukai
burung walet.
Maka dari itu untuk memanen di perlukan teknik dan juga keahlian yang khusus
kita harus memperhatikan kapan waktu yang tepat untuk memanen sarang burung
walet adapun cara memanen sarang burung yang benar untuk kita lakukan yaitu
2. Teknik pemilahan sarang burung walet, kita bisa memilah milah sarang
burung mana yang sudah siap untuk di panen biasanya teknik ini bisa di
terapkan pada rumah walet yang berada di bangunan dan terjangkau
sarangnya kita bisa memilih sarang mana yang siap panen sarang mana
yang ada telurnya dan juga sarang mana yang sudah menetas, apabila
sarang tersebut sudah ada telurnya maka kita ambil telurnya dan sarang
kita panen sedangkan bila sarang tersebut sudah berisi anakan walet (Telur
yang menetas) maka sebaiknya sarang kita biarkan saya jangan di panen
dan menunggu anakan walet lepas dari sarangnya.
Waktu yang tepat untuk memanen sarang burung walet adalah bila bentuk
sarang burung sudah membentuk dengan sempurna dan walet akan mulai bertelur
Kita bisa memanen sarang burung walet 6 kali dalam satu tahun
lalu ciri ciri sarang burung walet yang siap panen seperti apa?
kita bisa memanen sarang burung tersebut apabila sarang burung sudah berwarna
agak putih dan bersih. Sebenarnya kita jangan terlalu sering memanen sarang
burung walet ini akan berakibat buruk terhadap kesehatan waletnya seperti
kesehatan walet dan juga kualitas sarang walet kan merosot karena terlalu sering
di panen maka sarang akan semakin menipis bentuknya dan ini akan sangat
merugikan kita sebagai pengusaha sarang burung walet tentunya harus bisa
beternak burung walet agar sarangnya banyak dan nantinya akan
meningkatkan omset penjualan sarang burung.
Burung walet sangat menyukai jenis serangga yang memiliki sayap bening atau
transparan seperti semut bersayap, lebah, kumbang, laron, lalat, hama padi,
capung, belalang dan serangga lainnya yang pada umumnya ukuran serangganya
mulai dari 0.2 2-5 mm. Jadi untuk lokasi bangunan rumah walet ini sangat bagus
didaerah persawahan.
Pakan ekstra yang biasa dibuat berupa tepung yang diisikan biakkan serangga lalat
cuka atau Drosophila melanogaster. Lalat cuka ini bukan merupakan hama, karena
memakan buah yang hampir busuk, bahkan lalat ini disebut sahabat ilmuwan di
laboratorium karena aman, berdaur hidup pendek, dan memiliki kromosom yang
mudah diamati.
Selain cara diatas beberapa peternak ada yang menangkap serangga di alam lalu
melontarkan dengan alat pelontar dalam gedung walet.
Adapun cara lain yang biasa dilakukan yaitu dengan menghamparkan singkong,
tepung tapioka, kacang-kacangan, atau buah-buahan di lantai walet. Namun cara
ini kurang efektif dan mulai ditinggalkan sebab terlalu merepotkan petani. Selain
itu bahan yang dihamparkan juga akan mengotori rumah walet dan menimbulkan
bau akibat pembusukan. Adapun cara yang cukup baik dan bisa anda coba lakukan
adalah sebagai berikut.
Membuat pakan walet dapat dilakukan dengan memakai dua tempat peletakan
pakan. Yang pertama diletakkan di dalam Gedung/ Rumah burung walet dan yang
kedua pakan diletakkan diluar gedung.
Pakan Walet I
Anda bisa memulai dengan menebarkan jerami pada lantai rbw lalu
kemudian percikan air pada jerami, dan biarkan jeraminya membusuk dan
hama akan keluar yang akan menjadi makanan bruang walet. Atau anda
juga bisa menggunakan cara berikut
Tebarkan pecahan beras (menir) yang diperciki air. Setelah 4-5 bulan kutu-
kutu dari pecahan beras tersebut akan mulai muncul. Menimbun bekatul,
jagung, gabah, dan gaplek, jika memungkinkan tebar bahan-bahan tersebut
seluas 1-2 m persegi.
Pakan Walet II
ALEXSIS