Anda di halaman 1dari 3

CUTANEOUS LARVA MIGRANS

No. : UKP/BAB
Dokumen VII/7.2.2/2/12/April /
2017
SOP No. Revisi : 0
Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/3
Kepala
UPTD Puskesmas Kauman
UPTD
PUSKESMAS
KAUMAN
Dr. Aris Setiawan
NIP. 19790129 201001 1 001

1. Pengertian Cutaneous Larva Migrans (Creeping Eruption) adalah penyakit kulit berupa
peradangan linear atau berkelok-kelok, timbul, dan progresif, yang disebabkan
invasi larva cacing tambang dari anjing dan kucing. Penularan melalui kontak
langsung larva. Keluhan yang biasa terjadi adalah gatal dan panas pada tempat
infeksi. Pada awal infeksi, lesi papular kemudian diikuti lesi linear atau
berkelok-kelok yang terus menjalar memanjang. Keluhan muncul sekitar empat
hari setelah terpajan.

Faktor Risiko: berjalan tanpa alas kaki, sering kontak dengan tanah atau pasir.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik Patognomonis
Lesi awal berupa papul eritema menjalar dan tersusun linear atau berkelok-
kelok seperti benang dengan kecepatan 2 cm per hari. Predileksi penyakit ini
pada telapak kaki, pantat, genital dan tangan.

Pemeriksaan Penunjang:
2. Tujuan Petugas bisa mengetahui tanda dan gejala Cutaneous Larva Migrans serta
memberikan penatalaksanaan yang tepat
3. Kebijakan
4. Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis keluhan utama, onset, faktor yang
memperberat, keluhan penyerta dan riwayat penyakit pasien.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik (keadaan umum, vital sign, status
lokalis)
3. Penegakan diagnosis
a. Diagnosis klinis ditegakkan berdasar anamnesis dan pemeriksaan fisik.
b. Diagnosis banding: Dermatofitosis, dermatitis, dermatosis.
c. Komplikasi: infeksi sekunder.
4. Penatalaksanaan:
a. Modifikasi gaya hidup dengan mengenakan alas kaki dan sarung
Kepala
CUTANEOUS LARVA MIGRANS UPTD Puskesmas Kauman
UPTD No. Dokumen UKP/BAB
PUSKESMAS : VII/7.2.2/2/12/
KAUMAN April /2017
SOP
No. Revisi : 0
dr.Aris Setiawan
TanggalTerbit : 1 April 2017
Halaman : 2/3 NIP. 19790129 201001 1 001

tangan saat melakukan aktivitas kontak dengan tanah, seperti berkebun


dan lain-lain.
b. Farmakologis: Tiabendazol 50mg/kgBB/hari 2x sehari selama 2 hari;
atau Albendazol 400 mg sekali sehari selama 3 hari
c. Untuk mengurangi gejala dapat diberi semprotan etil klorida pada
lokasi lesi, namun tidak membunuh larva.
d. Bila ada infeksi sekunder, diterapi sesuai tatalaksana pioderma.
5. Konseling dan Edukasi
Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan penyakit dengan
menjaga kebersihan diri.
6. Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila dalam waktu 8 minggu tidak membaik dengan
terapi.
6. Diagram Alir
Pasien datang

Anamnesis

Pemeriksaan
fisik

Pemeriksaan
penunjang

Diagnosis Rujuk

Terapi

Pulang
Kepala
CUTANEOUS LARVA MIGRANS UPTD Puskesmas Kauman
UPTD No. Dokumen UKP/BAB
PUSKESMAS : VII/7.2.2/2/12/
KAUMAN April /2017
SOP
No. Revisi : 0
dr.Aris Setiawan
TanggalTerbit : 1 April 2017
Halaman : 2/3 NIP. 19790129 201001 1 001

7. Hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit terkait UGD, rawat inap, poli pemeriksaan umum, laboratorium
9. Dokumen Rekam Medis
terkait Form permintaan laborat
10. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai