Anda di halaman 1dari 4

BAGIAN 1: MISI 1 BIKIN GEIRI BOTAK

Lu gak perlu nyari jauh-jauh

Gue disini, kenapa gak lu tengok sih?

Gue kurang cantik, kurang baik buat lu ya?

Oke gue tau sekarang, gue gak akan pernah cukup buat lu

Seorang gadis memasuki sebuah rumah, tangannya membawa sebuah kantung kresek yang
tidak terlalu besar. Beberapa kali menengok ke beberapa arah, mencari keberadaan Lino,
adiknya. Setelah memastikan Lino tidak ada dia pun berjalan ke arah kulkas. Membukanya
dan mengambil sebuah wadah yang terisi biskuit cokelat kesukaannya. Sebelah tangannya
menutup kulkas dan meletakan wadah tersebut di meja sebelah kulkas. Dengan susah payah
dia membuka tutup wadah itu dengan satu tangan, tangan satunya masih memegang kantung
kresek yang tadi. Sesekali mengumpat karena wadah tersebut tidak dapat terbuka, dan
setelahnya menyerah mencoba. Diletakannya kantung kresek tersebut di samping wadah tadi,
dan kembali mencoba membuka wadah tersebut dengan mudah.

Bego, umpatnya.

Geiri bego, bego, bego lanjutnya.

Sambil sesekali mengunyah biskuitnya dia kembali mengumpat.

Apasih bagusnya Karen? Iya gue tau dia cantik, pintar, feminim juga gak kayak gue. Tapi
kan gue lebih lama suka sama dia kenapa dia gak peka-peka sih. Dasar bego. Ah sial kenapa
harus Geiri kenapa gak yang lain. Re, ingat Geiri sudah punya Karen kapan lu mundur sih

Dia masih terus mengumpat dan tiba-tiba suara handphone menghancurkan semuanya. Nada
dering yang terputar menandakan orang yang sedang diumpatnya itu menelepon. Beberapa
kali menarik nafas untuk menetralkan emosinya dan kemudian mengangkat teleponnya.

Ada apa nelpon jam segini Gei?

Lah Re, halo kek apa gitu ini langsung nanya aja. Gue gak jadi cerita deh.

Lu belum mau mati sekarang kan Gei? Cerita sekarang atau besok lu sudah gak bernyawa.

Kejam amat sih lu Re, pantas gak ada yang mau.


Lu mau cerita atau mau ngejek gue? Mentang-mentang sekarang punya Karen gak usah sok-
sokan taken gitu deh.

Hahaha, maaf Re. Jadi gue mau cerita, tadi ya

2,5

Tadi gue laper dan sudah kenyang sekarang

Tuttuttut

Telepon di matikan sepihak. Dia kembali mengumpat karena telepon masuk tadi, sudah pasti
karena Geiri. Siapa lagi orang yang bisa bikin dia mengumpat gak jelas seperti ini selain
Geiri. Dan siapa lagi yang bisa bikin dia suka setengah mati perasaannya hampir mati untuk
menyukai orang lain seperti ini.

Apa gue bilang Re, si Geiri itu cuman nganggap lu teman doang. Kenapa selama ini lu
malah nganggap lebih sih. Jelas-jelas dia baik dan perlakuin lu beda karena lu satu-satunya
teman dekat yang dia punya, yang rela di gangguin tengah malam cuman buat nyampein
kalau dia laper dan sudah kenyang. Dia kembali berbicara pada dirinya sendiri, terdengar
seperti suara malaikat baik yang ada di dirinya yang selalu berpikir semua hal baik. Hal baik
seperti Geiri tidak menyukainya lebih dari teman. Teman. Hanya teman gak lebih.

Argh! Geiri sialan, lihat saja besok rambut dia gue cabut sampai botak.

Jam sudah menunjukan pukul 22.32 namum seseorang dibalik selimut Dora the exploler itu
belum juga tertidur, sesekali bangun dan melirik jarum jam yang tergantung rapih di tembok
samping kanan tempat tidur.

Apa gue chat Geiri aja? Biasanya kan jam dia masih main playstation. Sesekali mengetuk
layar handphonenya sambil mempertimbangkan haruskah dia mengechat cowok sialan yang
baru saja menjahilinya.

Eh gak usah deh, tadi kan gue lagi marah sama dia.

Line
Layar handphonenya tiba-tiba menyala.

Line
Geiri: Gue tau lu belum tidur, pasti lagi kangenin gue kan?

Tidak, dia tidak boleh mengumpat lagi. Beberapa kali mengelus dada-dadanya seolah
menenangkan hatinya yang berdegup kencang. Kenapa disaat seperti ini cowok gak tau diri
itu malah mengganggunya. Dia tidak sehat, begitu pula hatinya. Dengan kekesalan yang
masih tersisa, dia menekan tombol recorder dan mulai berteriak.

APA LU GANGGUIN GUE GEI! TIDUR SANA LU, KAREN GAK SUKA PUNYA
COWOK PENYAKITAN!

Bunyi tit menandakan voice note nya telah terkirim. Tidak sampai satu menit terlihat tulisan
baca disamping voice note yang terkirim.

Line

ARE SAYANG JANGAN MARAH DONG, GUE CUMAN MAU CURHAT DAN GUE
TAU LU BELUM TIDUR HEHEHE begitu isi voice note yang dikirim cowok itu sebagai
balasan.

Cewek itu tau apa yang akan dibicarakan Geiri, dia tau cowok itu akan menceritakan semua
kisah indah dirinya dengan Karen. Dia tau semua, semua tentang Geiri, terutama saat seperti
ini. Geiri jarang sekali menghubunginya tengah malam begini. Dia tau dan selalu tau tentang
Geiri, tentang seberapa besar sayangnya pada Karen.

Dia memutuskan untuk mematikan data seluler dan menaruh handphonenya di samping
tempat tidur. Agar pagi nanti dia dapat dengan mudah mematikan telepon masuk yang pasti
dari Geiri. Kalau ditanya kenapa selalu meneleponnya setiap pagi Geiri selalu bilang Biar
calon asisten rumah tangga gue bisa belajar dari sekarang. Biar nanti gue gak kesusahan
banguninnya di masa depan nanti. Geiri memang selalu bercanda seperti itu, namun kadang
selalu membuatnya kesal dan sudah beberapa kali mereka bertengkar karena masalah kecil
seperti ini.

Dia, Arelia Kairin. Jatuh cinta pada Geiri Julian, sahabat jaman Ospek yang selalu dan selalu
mengganggunya. Kata Geiri, Are itu kayak badut, moodbooster banget. Dan dia tau
seberapa besar dia berjuang tetap saja dia tidak akan mendapatkan apa yang dia harapkan.
Dia lupa alasan kenapa dia begitu suka dengan Geiri, berkali-kali dia mencari tau tapi tetap
saja belum ada jawaban yang sesuai dengan harapannya. Geiri ganteng, keren, dan pintar.
Geiri memang populer dikalangan anak kelas 11. Dia tau itu, bahkan dirinya juga kepincut
dengan pesona Geiri. Namun dia tau, dari semua cewek yang menyukai Geiri dirinya hanya
akan memilih Karen dan selalu Karen. Beberapa kali dia melihat Geiri mengupload foto
bersama Karen di Instagramnya. Menyebalkan. Dasar cowok bego suka tebar pesona. Gak
tau diri. Gak peka. Geiri bego.

Sudah tiga kali lagu ever enough milik A rocket to the mood mengalun indah dari handphone
yang ditaruh di samping tempat tidur semalam. Si pemilik handphone hanya bergerak tidak
jelas sambil beberapa kali menutup telinganya dengan bantal yang dipakainya tidur. Dering
ke empat barulah dia bangun dan mengangkat panggilan itu.

Apa? serunya dengan suara yang masih parau.

Bangun sayang, nanti telat. Terus kalau telat gak bisa lihat abang Geiri yang ganteng ini
nanti balas suara di seberang.

Tut

Mungkin sudah menjadi kebiasaan pula dia selalu mematikan telepon sepihak jika
berhadapan dengan Geiri. Dia kemudian melirik jam di handphonenya berharap jam sudah
menunjukan angka 05.30 namun sayang angka yang tertampang malah 04.00. Sambil
menahan emosi dia kembali ke alam mimpinya. Padahal tadi di mimpinya dia hampir
memeluk abang Kento Yamazaki. Jarang-jarang kan mimpiin cogan kayak Yamaken. Tapi
Geiri benar-benar menghancurkan mimpinya, lihat saja sebentar di sekolah nanti kepalanya
tidak akan lepas dan kekejaman tangan Are.

Anda mungkin juga menyukai