Anda di halaman 1dari 7

A.

Perngertian Akad Murabahah


Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dari keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Hal
yang membedakan murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah penjual
secara jelas memberitahu kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan
berapa besar keuntungan yang diinginkannya. Pembeli dan penjual dapat melakukan
tawar menawar atas besaran margin keuntungan sehingga akhirnya diperoleh
kesepakatan. Kemudian timbul perdebatan berkenaan dengan harga perolehan, apakah
hanya sebesar harga beli atau boleh ditambahkan dengan biaya lain. Secara umum,
keempat madzab memperbolehkan pembebanan biaya langsung yang harus
dibayarkan kepada pihak ketiga. Mereka tidak memperbolehkan pembebanan biaya
langsung yang berhubungan dengan pekerjaan yang memang seharusnya dilakukan
penjual, demikian juga biaya yang tidak memberi nilai tambah pada barang (Karim,
2003).
Harga beli menggunakan harga pokok yaitu harga beli dikurangi dengan
diskon pembelian. Apabila diskon diberikan setelah akad maka akan menjadi hak
pembeli atau hak penjual sesuai dengan kesepakatan mereka di awal akad. Dalam
PSAK 102 dijelaskan lebih lanjut, jika akad tidak mengatur, maka diskon tersebut
menjadi hak penjual. Namun pada hakikatnya, diskon pembelian adalah hak pembeli.
Sehingga akan lebih baik jika prosedur operasional perusahaan menyatakan bahwa
diskon setiap akad murabahah adalah hak pembeli.
Besarnya keuntungan harus jelas. Harga barang yang telah disepakati tidak
dapat berubah. Penjual dapat meminta pembeli untuk mewakilinya membeli barang
yang dibutuhkan pembeli sehingga barang yang dibeli sesuai dengan keinginannya.
Dan akad murabahah dapat terjadi setelah barang tersebut menjadi milik si penjual
karena akad tidak sah kalau penjual tidak memilki barang yang dijualnya.
Penjualan dapat dilakukan secara tunai atau kredit (pembayaran tangguh).
Dalam akad murabahah, diperkenankan harga berbeda untuk cara pembayaran yang
berbeda . penjual dan pembeli harus memilih harga mana yang disepakati dalam akad
tersebut dan begitu disepakati maka hanya ada satu harga (harga dalam akad) yang
digunakan dan harg ini tidak dapat berubah.
Apabilapembeli tidak dapat membayar utangnya sesuai dengan waktu yang
ditetapkan, penjual tidak diperbolehkan mengenakan denda atas keterlambatan pada
pembeli karena kelebihan pembayaran atas suatu utang adalah riba. Pengecualian
berlaku apabila pembeli tersebut tidak membayar bukan karena mengalami kesulitan ,

1
melainkan karena lalai maka berlaku denda bagi pembeli dan akan dimasukkan dalam
dana kebajikan yang akan disalurkan pada orang- orang yang membutuhkan. Tujuan
dikenakan denda adalah sebagai hukuman bagi orang yang lalai agar ia lebih disiplin
dalam menunaikan kewajiban membayar utang.
Apabila pelunasan piutang tertunda dikarenakan pembeli mengalami kesulitan
keuangan, maka penjual hendaknya membei keringanan berupa menghapus sisa
tagihan, membantu menjualkan objek murabahah pada pihak lain atau melakukan
restrukturisasi piutang. Restrukturisasi piutang dilakukan terhadap debitur yang
mengalami penurunan kemampuan pembayaran piutang yang bersifat permanen.
Restrukturisasi piutang dapat dilakukan dalam bnetuk (PSAK ED) :
1. Memberi potongan sisa tagihan
2. Melakukan penjadwalan ulang , dimana jumlah tagihan yang tersisa tetap
(tidak boleh ditambah) dan perpanjangan masa pembayaran disesuaikan
dengan kesepakatan.
3. Mengonversi akad murabahah, dengan cara menjual objek murabahah kepada
penjual sesuai dengan nilai pasar.
B. Jenis Akad Murabahah
1. Murabahah dengan pesanan
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang setelah ada
pesanan dari pembeli. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat
atau tidak mengikat. Jika mengikat, pembeli tidak bisa membatalkan barang
yang sudah dipesannya. Jika aset murabahah yang telah dibeli oleh penjual,
dalam murabahah pesanan mengikat , mengalami penurunan nilai sebelum
diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut menjadi beban
penjual dan akan mengurangi nilai akad.
2. Murabahah tanpa pesanan ; murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat.
C. Sumber Hukum Akad Murabahah
1. Al- Quran
Hai orang- orang yang beriman! Jangan kamu saling memakan harta
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak benar), kecuali
dengan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu ... (QS 4:29)

Hai orang- orang beriman penuhilah akad- akaditu .. (QS 5:1)

Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.(QS 2:275)


2. Al- Hadis
Dari Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya
jual beli itu harus dilakukan suka sama suka. (HR. Al Baihaqi, Ibnu Majah,
dan Shahih menurut Ibnu Hibban)

2
Rasulullah SAW bersabda, Ada tiga hal yang mengandung keberkahan: jual
beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum
dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual. (HR.
Ibnu Majah dari Shuhaib)

Sumpah itu melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus


keberkahannya. (HR. Al Bukhari)
D. Rukun dan Ketentuan Akad Murabahah
Rukun dan ketentuan murabahahyaitu :
1. Pelaku. Pelaku cukup hukum dan baligh (berakal dan dapat membedakan).
2. Objek jual beli, harus memenuhi :
a. Barang yang diperjualbelikan adalah barang halal.
b. Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau
memilki nilai, dan bukan merupakan barang yang dilarang
diperjualbelikan.
c. Barang tersebut dimilki oleh penjual.
d. Barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian
tertentu di masa depan. Barang yang tidak jelas waktu penyerahannya
adalah tidak sah, karena dapat menimbulkan ketidakpastian (gharar).
e. Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasi
oleh pembeli sehingga tidak ada gharar (ketidakpastian).
f. Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas,
sehingga tidak ada gharar.
g. Harga barang tersebut jelas.
h. Harga barang yang diakadkan ada di tangan penjual.
i. Ijab kabul. Peryataan dan ekspresi daling rida/ rela diantara pihak- pihak
pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi
atau menggunakan cara- cara komunikasi modern.

PERLAKUAN AKUNTANSI (PSAK 102 dan ED PSAK 108)

Akuntansi Murabahah (PSAK 102)

Ruang lingkup PSAK ini adalah untuk lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah
yang melakukan transaksi murabahah baik sebagai penjual maupun pembelu serta pihak
lain yang melakukan transaksi murabahah dengan entitas entitas tersebut.

1. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya
perolehan.
2. Murabahah mengikat dan tidak mengikat.
3. Apabila terdapat diskon pada saat pembelian aset murabahah.

3
4. Kewajiban penjual kepada pembeli atas pemgembalian diskon akan terelimanasi.
5. Pengakuan keuntungan murabahah.
6. Pada saat murabahah, piutang diakui sebesar biaya perolehan ditambah dengan
keuntungan yang disepakati.
7. Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang
melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui sebagai
pengurang keuntungan murabahah.
8. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai
dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebijakan.
9. Pengakuan dan pengukuran penerimaan uang muka.
10. Penyajian
Piutang murbahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan,
yaiyu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Margin
murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang
murabahah.
11. Pengungkapan
Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi
tidak terbatas pada :
a) Harga perolehan aset murabahah
b) Janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai
kewajibab atau bukan; dan
c) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PASK No. 101 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.

Akuntansi untuk Pembeli

1. Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan
tunai.
2. Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proposional dengan porsi utang
murabahah yang dilunasi
3. Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan
dan potongan utang murabahah diakui sebagai pengurang beban murabahah
tangguhan.
4. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai akad
diakui sebagai kerugian.
5. Uang muka.
6. Penyajian.
7. Pengungkapan

Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah (ED PSAK 108)

Akuntansi untuk Kreditur (Penjual)

4
Penyelesaian piutang murabahah melalui restrukturisasi piutang murabahah dilakukan
terhadap debitur yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran dan dapat
dilakukan dengan cara berikut:

1. Memberi potongan tagihan murabahah


Potongan ini diakui sebagai pengurang jumlah tercatat margin murabahah tangguhan
Jurnal:
Dr. Margin Murabahah Tangguhan xx
Kr. Piutang Murabahah xx
Jika jumlah potongan yang diberikan melebihi saldo margin murabahah tangguhan
maka selisih tersebut diakui sebagai kerugian.

Jurnal:
Dr. Margin Murabahah Tangguhan xx
Dr. Kerugian Restrukturasi xx
Kr. Piutang Murabahah xx
2. Melakukan penjadwalan kembali tagihan murabahah
penjadwalan kembali tagihan murabahah dilakukan dengan ketentuan:
a. Tidak menambah jumlah utang yang tersisa
b. Perpanjangan masa pembayaran harus berdasarkan kesepakatan kedua belah
pihak
c. Pembebanan biaya dalam proses penjadwalan kembali adalah biaya riil yaitu
biaya langsung dari aktivitas kreditur.
Atas pembeban biaya ini, kreditur mengakuinya sebagai pendapatan. Jurnal:
Dr. Kas/Piutang xx
Kr. Pendapatan xx

3. Melakukan konveksi akad murabahah


konveksi akad murabahah dilakukan dengan menghentikan akad murabahah dan
membuat akad baru dengan skema ijarah muntahiyah bittamlik,mudharabah atau
musyarakah.
1. Akad murabahah dihentikan dengan menjual objek murabahah oleh debitur
kepada kreditur dengan harga pasar. Jurnal:
Dr. Aset xx
Kr. Kas xx
2. Debitur melunasi sisa utangnya kepada kreditur dari hasil penjualan, jika hasil
penjualan lebih besar dari sisa utang. Jurnal:
Dr. Kas xx
Dr. Margin Murabahah Tangguhan xx
Kr. Piutang Murabahah xx
Kr. Pendapatan Margin Murabahah xx
Jika hasil penjualan lebih kecil dari sisa utang maka sisa utang tetap menjadi
utang debitur. Jurnal:
Dr. Kas xx

5
Dr. Piutang Lain-lain xx
Dr. Margin Murabahah Tangguhan xx
Kr. Piutang Murabahah xx
Kr. Pendapatan Margin Murabahah xx
Jika hasil penjualan lebih kecil daripada sisa utang kreditur membebaskannya
maka kurang bayar diakui sebagai kerugian. Jurnal:
Dr. Kas xx
Dr. Kerugian Restrukturisasi xx
Dr. Margin Murabahah Tangguhan xx
Kr. Piutang Murabahah xx
Para pihak di atas (kreditur dan debitur) selanjutnya dapat membuat akad baru
dengan akad ijarah muntahiyah bittamlik, mudharabah, atau musyarakah.
Perlakuan akuntansi untuk akad baru sesuai dengan PSAK terkait.
Penyajian
Kerugian yang timbul (jika ada) atau restrukturisasi piutang murabahah disajikan
secara terpisah dalam laporan laba rugi.
Pengungkapan
1. Kreditur mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan restrukturisasi
piutang murabahah bermasalah meliputi tetpai tidak terbatas pada, nama
debitur, jumlah piutang yang direstrukturisasi, alasan, dan metode
direstrukturisasi yang digunakan.
2. Kreditur juga mengungkapakan keberadaan hubungan istemewa dengan
debitur yang direstrukturisasi (jika ada).

Akuntansi Untuk Pembeli

1. Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan
tunai. Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai utang
murabahah sebagai harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan).
Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai
beban murabahah tangguhan.
Jurnal (apabila tidak ada uang muka):
Dr. Aset xx
Dr. Beban Murabahah Tangguhan xx
Kr. Utang Murabahah xx

2. Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan porsi utang


murabahah yang dilunasi. Jurnal:
Dr. Utang Murabahah xx
Kr. Kas xx
Dr. Beban Murabahah
Kr. Beban Murabahah Tangguhan xx

6
3. Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan
potongan utang murabahah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.
Jurnal untuk diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah
Dr. Kas xx
Kr. Beban Murabahah Tangguhan xx
Jurnal untuk potongan pelunasan dan potongan utang murabahah
Dr. Utang Murabahah xx
Dr. Beban Murabahah xx
Kr. Kas xx
Kr. Beban Murabahah Tangguhan xx
Keteragan: beban murabahah dihitung sebesar beban murabahah tangguhan-potongan
4. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan
akad diakui sebagai kerugian.
Jurnal:
Dr. Kerugian Denda xx
Kr. Kas/Utang xx
5. Uang Muka
Pembeli membayarkan uang muka
Jurnal:
Dr. Uang Muka xx
Kr. Kas xx
Jika sudah memberikan uang muka, maka ketika penyerahan barang jurnalnya:
Dr. Aset xx
Dr. Beban Murabahah Tangguhan xx
Kr. Uang Muka xx
Kr. Utang Murabahah xx
Jika pembeli membatalkan transaksi dan dikenakan biaya, maka diakui sebagai
kerugian. Apabila biaya yang dikenakan lebih kecil dari uang muka, maka jurnalnya:
Dr. Kas xx
Dr. Kerugian Denda xx
Kr. Uang Muka xx
Sedangkan apabila biaya yang dikenakan lebih besar dari uang muka, jurnalnya:
Dr. Kerugian xx
Kr. Uang Muka xx
Kr. Kas atau Utang xx
6. Penyajian
Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) utang
murabahah.
7. Pengungkapan
Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi
tidak terbatas pada:
a. Nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi murabahah
b. Jangka waktu murabahah tangguh
c. Pengungkapan yang diperoleh PSAK No. 101 tentang penyajian laporan keuangan
syariah.

Anda mungkin juga menyukai