Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN NORMAL PADA

NY. S DI BPS ROMELAH, Amd. Keb DI RAMAN UTARA


LAM-TIM TAHUN 2014

DISUSUN OLEH:

RESTI NINGTIAS

NIM. 12242070

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG KELAS
NON REGULER D III KEBIDANAN METRO
TAHUN 2014
HALAMAN PENGESAHAN

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO

SEPTI WIDIYANTI, S.Pd, M.Kes


NIP. 196409221986032002

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN NORMAL PADA


NY. S DI BPS ROMELAH, Amd. Keb DI RAMAN UTARA
LAM-TIM TAHUN 2014

DISUSUN OLEH:

RESTI NINGTIAS

NIM. 12242070

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG KELAS
NON REGULER D III KEBIDANAN METRO
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah, SWT, yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyusun laporan asuhan kebidanan kehamilan yang berjudul Asuhan Kebidanan
Fisiologis Pada Kehamilan Normal Pada Ny. S di BPS Romelah, Amd. Keb Di Raman
Utara, Lam-Tim Tahun 2014 telah selesai tepat waktu.

Saya mengucapkan terima kasih kepada :


1. Septi Widiyanti, S.Pd, M.kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan Metro Poltekkes
Kemenkes Tanjungkarang
2. Yoga Triwijayanti, MKM
3. Romelah, Amd. Keb
4. Semua pihak yang telah membantu menyusun laporan asuhan kebidanan kehamilan.

Saya menyadari bahwa penyusunan laporan asuhan kebidanan ini jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya berharap saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan penyusunan di
masa yang akan datang. Semoga laporan ini berguna bagi kita semua, Amin.

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002 Angka
Kematian Ibu (AKI) sebesar 307/ 100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Bayi
(AKB) sebesar 35/ 1000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun 2007 Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB)
sebesar 34/ 1.000 kelahiran hidup. Target Millenium Development Goals (MDGs) 2015,
yakni menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 1.000 kelahiran hidup, dan
angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup. (Depkes,2011)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan kesehatan Ibu disuatu
negara. Bila AKI tinggi, berarti pelayanan Ibu belum naik dan begitu pula sebaliknya.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan persalinan adalah masalah besar di
negara berkembang. Pada umumnya kehamilan berkembang secara normal dan
menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini tidak sesuai
dengan yang diinginkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan
menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko
tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang
beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care
diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.

Kehamilan merupakan proses alamiah (fisiologis) dan bukan patologis. Tetapi kondisi
normal dapat menjadi patologis/abnormal. Masa hamil berlangsung 280 hari atau 40
minggu. Setiap perempuan berkepribadian unik dan kehamilan unik pula, dimana terdiri
atas Bio, Psikologis, Social, yang berbeda pula, sehingga dalam memperlakukan pasien
satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan menggunakan manajemen kebidanan yang
tepat pada ibu hamil fisiologis
2. Tujuan khusus

a. Mampu menguraikan konsep dasar dan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
b. Mampu mengidentifikasikan dan melakukan analisa data yang terkumpul pada
ibu hamil.
c. Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul, baik dalam bentuk
diagnosa, masalah maupun mapun kebutuhan pada ibu hamil.
d. Mampu mengidentifikasikan dan mengantisipasi diagnosa masalah potensial
pada ibu hamil.
e. Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan intervensi dan kolaborasi
segera pada ibu hamil.
f. Mampu membuat rencana tindakan pada ibu hamil.
g. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat pada ibu hamil.
h. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan management yang telah
dicapai pada ibu hamil.
C. Manfaat
1. bagi pelayan kesehatan
Menambah pengetahuan tenaga kesehatan tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan
ibu dengan kehamilan normal
2. Bagi instansi Prodi Kebidanan Metro
Sebagai dokumen dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya
3. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengalaman tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu
dengan kehamilan normal serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat selama
studi khusunya ilmu dalam bidang metodologi penelitian.

BAB II
LANDASAN TEORI

DEFINISI
Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester, yang masing- masing terdiri dari 13
minggu atau 3 bulan menurut perhitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari
ketentuan yang menpertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 280
hari, 40 minggu, 10 bulan, atau 9 bulan sejak pertama haid terakhir (HPHT). Pada
kenyataannnya kehamilan tidak berlangsung selama itu. Pembuahan terjadi ketika ovulasi,
kurang lebih 14 hari setelah haid terakhir (siklus 28hari). Hal ini membuat kehamilan
berlangsung selama kurang lebih 266 hari atau 38 minggu, dengan penambahan 14hari, maka
lama kehamilan menjadi 280 hari, bila dihitung dari haid terakhir. Pada praktiknya, trimester
pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12
minggu), trimester kedua pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu), dan trimester ketiga
pada minggu ke-28 hingga minggu ke-40 (13 minggu). (Varney, 2004).
Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan
terjadinya kehamilan. Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepat
dihari wanita ovulasi karena sperma dapat hidup sampai 3 hari didalam vagina, sedangkan
ovum hanya bertahan 12- 24 jam setelah ovulasi. (sulystiawati Ari, 2011)
Fertilisasi
Merupakan pertemuan antara sperma dan ovum, terjadi penyatuan dan terjadi perubahan fisik
dan kimiawi ovum-sperma hingga terjadi buah kehamilan. Dalam beberapa jam setelah
fertilisasi mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Kemudian pembelahan ini akan terus
berlangsung dan akhirnya dalam waktu 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama
besarnya yang disebut morulla. Morulla berubah menjadi blastula dan berada didalam kavum
uteri. (sulystiawati Ari, 2011)
Implantasi (nidasi)
Implantasi adalah masuknya atau tertanamnya blastula kedalam endometrium. Umumnya
nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang (korpus) dekat fundus uteri. Ketika blastula
mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada pada fase sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung nutrisi untuk buah kehamilan. (sulystiawati Ari, 2011)

Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio
kedalam endometrium, biasanya berlangsung sampai 12- 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam
2 minggu pertama, trfblas invasif telah melakukan penetrasi kedalam pembuluh darah
endometrium. Terbentuklah sinus intertrfblastik yaitu ruangan yang berisi darah metrnal dari
pembuluh- pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga
timbul ruangan- ruangan interviler dimana vili korialis seolah- olah terapung diantara
ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. ( prawirohardjo, 2010)

PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL


1. Uterus
Uterus bertambah besar dari 30 gr menjadi 1000 gr. Dengan ukuran panjang 32 cm,
lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm. Pembesaran ini disebabkan oleh
hypertrofi dari otot- otot rahim, tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel- sel
otot- otot yang baru. Dalam bulan- bula pertama pertumbuhan uterus disebut
pertumbuhan aktif karena dinding rahim menjadi tebal akibat pengaruh hormon
estrogen. Karena telur lebih cepat tumbuhnya dari rahim, sekitar bulan ke empat
disedua kapsularis menempel pada desidua vera dan rngga rahim tak ada lagi.
Pertumbuhan uterus kini akibat regangan oleh isinya sehingga disebut pertumbuhan
pasif. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh didaerah implantasi
dari ovum dan didaerah insersi plasenta (tanda piskacek). (obstetri fisiologi UNPAD,
1983)
2. Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih ada korpus luteum graviditas sampai terbentuknya
plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
(sulystiawati Ari, 2011)
3. Vagina dan vulva
Terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan vulva akibat pengaruh estrogen. Sehingga
pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, atau dikenal dengan tanda
chadwick. (sulystiawati Ari, 2011)
4. Payudara
Payudara membesar disebabkan hypertrofi dari alveoli dan sering menyebabkan
hypersensitifitas pada payudara. Dibawah kulit payudara sering nampak gambaran-
gambaran dari vena yang meluas. Puting susu biasanya membesar dan lebih tua
warnanya dan kadang mengeluarkan kolostrum. (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
5. Kulit
pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam,
dan akadang- kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha yang sering
disebut dengan striae gravidarum. Pada garis tengah perut (linea alba) akan menjadi
hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Kadang- kadang muncul dileher atau wajah
yang disebut dengan cloasma gravidarum. ( prawirohardjo, 2010)
6. Sitem urinaria
Dalam keadaan normal, aktifitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun
ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat ketika terjadi kehamilan, karena itu
wanita hamil merasa ingin berkemih ketika mencoba tidur atau berbaring.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita
hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang
membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya
akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung. (sulystiawati Ari, 2011)
7. Sistem gastrointestinal
Estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadii
rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis. Saliva menjadi lebih asam tetapi jumlahnya
tidak meningkat.( Varney, 2007:501).
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan anus bagian bawah,
sehingga terjadi sembelit atau konstipasi dan diperburuk dengan lambatnya gerakan
usus akibat pengaruh progesteron. (sulystiawati Ari, 2011)
8. Pertukaran zat
Wanita yang hamil bertambah berat. Dalam triwulan pertama penambahan berat
badan 1 kg, triwulan kedua penambahan berat badan 5 kg, pada triwulan ketiga
penambahan berat badan 5,5 kg.
Penambahan berat ini disebabkan:
1) Berat janin 3 kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1kg
2) Baret rahin dari 30 gr menjadi 1 kg
3) Penimbunan lemak seperti pada buah dada, pantat, dll 1,5 kg
4) Penimbunan zat putih telur 2 kg
5) Retensi air 1,5 kg (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)

KETIDAKNYAMANAN FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL


1. Mengidam
Trimester 1. Cara mengatasi tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi
kebutuhannya. Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup
gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut kultur.
2. Mual dan muntah
Trimester 1. Cara mengatasi hindari bau atau faktor penyebabnya. Makan biskuit
kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari. Makan
sedikit tapi sering. Bangun dari tidur secara perlahan
3. Kelelahan/ fatigue
Trimester 1. Dorong ibu untuk lebih sering istirahat, dan hindari istirahat berlebihan
4. Sering buang air kecil.
Trimester 1 dan 3. Jelaskan penyebab terjadi. Segera berkemih saat ada dorongan.
Jangan mengurangi minum kecuali dimalam hari. Batasi minum kopi, teh, soda.
Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu
miring kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis.
5. Keringat bertambah
Secara perlahan terus meningkat sampai akhir kehamilan. Pakai pakaian yang tipis.
Tingkatkan asupan cairan. Mandi secra teratur
6. Berdebar- debar
Mulai akhir trimester 1. Jelaskan bahwa ini normal
7. Striae gravidarum
Tampak jelas pada bulan 6- 7. Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada
indikasinya. Gunakan pakaian yang dapat menopang payudara dan abdomen.
8. Hemorid
Timbul ditrimester II dan III. Hindari konstipasi. Makan makanan berserat dan banyak
minum. Gunakan kompres es atau hangat. Dengan perlahan masukkan kembali anus
selesai BAB.
9. Keputihan
Terjadi ditrimester I, III, dan III. Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari,
memakai pakaian dalam berbahan katun dan mudah menyerap, tingkatkan daya tahan
tubuh dengan perbanyak konsumsi buah dan sayur.

10. Sembelit
Trimester 2 dan 3. Tingkatkan diet asupan cairan, minum cairan dingin atau hangat
terutama saat perut kosong, istirahat cukup, senam hamil, BAB rutin dan segera bila
aa rasa dorongan.
11. Kram pada kaki
Setelah usia kehamilan 24 minggu. Kurangi konsumsi yang mengandung fosfor tinggi
seperti susu, latihan doorsofleksi dan regangan otot pada kaki yang terkena, dan
gunakan kompres hangat.
12. Sesak napas
Trimester 2 dan 3. Jelaskan penyebab fisiologis. Ajari ibu mengatur kedalaman dan
kecepatan pernapasan, sering menarik nafas panjang.
13. Nyeri ligamentum rotundum
Trimester 2 dan 3. Jelaskan penyebab fisiologis. Mandi air hangat, gunakan bantal
untuk menopang punggung saat tidur.
14. Varises pada kaki
Trimester 2 dan 3. Tinggikan kaki saat tidur, hindari posisi kaki bersilangan, berdiri
atau duduk terlalu lama, dan hindari pakaian atau korset ketat.
(sulystiawati Ari, 2011)

TANDA BAHAYA PADA IBU HAMIL


Apabila ibu mengalami gejala yang timbul, maka ibu hamil harus segera memeriksakan diri.
Gejala utama tanda bahaya kehamilan yaitu:
1. Perdarahan dari kemaluan
2. Oedema dari muka atau jari
3. Sakit kepala yang keras
4. Penglihatan yang kabur
5. Nyeri perut
6. Muntah- muntah yang hebat
7. Demam
8. Keluarnya cairan sekonyong- konyong dari vagina (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)

NASEHAT UNTUK SEHARIHARI


1. Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15
menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat
aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup. Olahraga dapat
ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per
menit. Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan
(misalnya, perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
2. Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan
radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.
3. Mandi dan cara berpakaian
Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus / antiseptik vagina tidak
dianjurkan karena justru dapat mengganggu flora normal vagina. Selain itu aplikasi
sabun vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli udara atau emboli
cairan yang dapat berbahaya. Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan,
pernapasan dan perspirasi yang leluasa.
4. Sanggama / coitus
Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan,
harus dihentikan (abstinentia). Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda
sampai usia kehamilan di atas 16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah
terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik. Beberapa kepustakaan
menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4 minggu terakhir menjelang
perkiraan tanggal persalinan.
5. Merokok / minuman keras / obat-obatan
Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan, nifas
dan menyusui selesai. Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi
janin dan menekan perkembangan susunan saraf pusat pada janin.
6. Gizi / nutrisi.
Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu
hamil, yaitu zat putih telur, zat tepung, zat lemak, garam- garam terutama garam
kapur, fosfor, besi, vitamin- vitamin dan air. Untuk pencegahan anemia defisiensi,
diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.

PENATALAKSANAAN
1. Tujuan Asuhan Antenatal
a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan
bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan yang mungkin terjadi selama
kehamilan.
d. Mempersiapkan secara dini adanya ketidak normalan yang mungkin terjadi
selama kehamilan.
e. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
2. Asuhan 10 T
Standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan.
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
i. Tatalaksana kasus
j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
3. Kunjungan antenatal
a. Kunjungan 1 (usia kehamilan 16 minggu), dilakukan untuk :
1) Penapisan dan pengobatan anemia
2) Perencanaan persalinan
3) Pengenalan komplikasi
b. Kunjungan 2 dan kunjungan 3 (32 minggu), dilakukan untuk :
1) Pengenalan komplikasi
2) Penapisan preklamsia, gemeli, infersi alat reproduksi dan saluran
perkemihan
3) Mengulang perencanaan persalinan
c. Kunjungan 4 (32 minggu sampai melahirkan)
1) Sama seperti kunjungan 2 dan 3
2) Kenali adanya kelainan letak dan presentasi
3) Mantapkan rencana persalinan
4) Kenali tanda-tanda persalinan
4. Pemeriksaan
a. Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi.
b. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg.
Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih
bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).
c. Kepala: ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal, hypertensive /
tension headache nyeri suboksipital berdenyut).
d. Mata: konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
e. Mulut, THT: ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi.
f. Paru, jantung, abdomen: inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
g. Ekstremitas: diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri
(kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka
terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan
direncanakan penatalaksanaannya.
h. Pemeriksaan Obstetrik
1) Abdomen
a) Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen
mungkin belum nyata).
b) Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan
palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan
lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak
antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :
Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan
kedua telapak tangan.
Cara leopold I: (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
1. Kaki klien dibengkokkan pada lutut dan lipat paha
2. Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien, dan melihat kearah muka klien
3. Rahim dibawa ketengah
4. Tingginya funus uteri ditentukan
5. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
Sifat kepala adalah keras, bundar, dan melenting. Bokong adalah lunak,
kurang bundar, dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Leopold II
Menentukan letak punggung bayi berada disisi kanan atau kiri dan ekstremitas
pada sisi sebaliknya.
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala
pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin
bagian keras bulat (kepala) janin.
Cara leopold II: (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
1. Kedua tangan pindah kesamping
2. Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat dipihak yang
memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian- bagian kecil, yang
biasanya terletak bertentangan dengan pihak yang memberi rintangan
yang terbesar
Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis. Kepala akan
teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat
pada letak lintang simfisis fubis akan teraba kering. Dan juga menentukan
apakah bagian terbawah janin telah masuk PAP atau belum.
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di
atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
Cara leopold III: (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
1. Dipergunakan satu tangan saja
2. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dengan jari lainnya
3. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan
Leopold IV
Menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul. Tangan
pemeriksa akan Konvergen bila bertemu, bila kepala belum masuk PAP
tangan penderita akan Divergen menyebar bila kepala sudah masuk PAP.
Cara leopold IV: (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
1. Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat arah kaki klien
2. Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah
3. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas
panggul, dan berapa masuknya bagian bawah kedalam panggul
4. Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah
dari kepala yang masih teraba dari luar dan:
Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun
kedalam rongga panggul
Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk kedalam
rongga panggul
Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala masuk
kedalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati
pintu atas panggul
c) Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang
ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik
pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk
memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang
ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit.
Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit.
Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress
pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan
kompensasi beban / stress pada janin (fetal distress/gawat janin).
d) Menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ)
Berat janin yang berlebih kadang menjadi kendala bagi para bidan yg akan
menolong persalinan per vaginam. Perkiraan berat janin dapat menggunakan
rumus cara Johnson-Tossec yaitu :
Berat Janin = (tinggi fundus uteri-12) x 155 gram (jika kepala belum masuk
PAP).
Berat Janin = (tinggi fundus uteri-11) x 155 gram ( Jika kepala sudah masuk
PAP).
Menghitung taksiran berat janin (TBJ) dengan rumus diatas keakuratannya
akan meleset , karena faktor sbb:
Ketebalan didnding abdomen, ini membuat kita kesulitan dalam
menentukan lokasi fundus uteri.
Rumus ini tidak dikhususkan untuk wanita Indonesia, pola makan yg
berbeda akan menentukan besarnya janin.
2) Genetalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka /
perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan spekulum
(in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum
Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di
dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi
keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya
darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina,
ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup
horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.
3) Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal touch) dengan dua jari sebelah tangan dan
bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan
konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa
ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan
bagian terbawah.
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri
klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
1. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena
kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan
yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan
cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati).
2. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi
(korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal touch) seringkali tidak
dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi.
Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan
obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-
36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian
serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk
penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya,
pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak
sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
4) Pemeriksaan rektal (rektal touch) : dilakukan atas indikasi.
5. Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan
Pada pemeriksaan kehamilan tidak cukup kita membuat diagnosa kehamilan saja,
tetapi juga harus dapat menentukan: hamil atau tidak, primi atau multigravida, tuanya
kehamilan, anak hidup atau mati, anak tunggal atau kembar, letak anak, anak
intrauterine atau ekstrauterine, keadaan jalan lahir, dan keadaan umum penderita.
(obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
a. Hamil Atau Tidak
Tanda tanda kehamilan dibagi menjadi 3, yaitu tanda mungkin hamil, tanda tidak
pasti hamil, dan tanda pasti hamil
1) Tanda mungkin hamil
a) Amenore
b) Nausea
c) Pusing
d) Sering BAK
e) Obstipasi
f) Hiperpigmentasi
g) Varises
h) Payudara menegang
i) Berubahan perasaan
j) BB meningkat (sulystiawati Ari, 2011)
2) Tanda tidak pasti hamil
a) Rahim membesar
b) Tanda hegar
c) Tanda chadwick
d) Tanda piskacek
e) Braxton hicks
f) Basal metabolism rate meningkat
g) Ballotement positif
h) Tes HCG positif (sulystiawati Ari, 2011)
3) Tanda pasti hamil
a) Terdengar DJJ
b) Terasa gerak janin
c) Pada USG, terlihat kantong kehamilan, gambaran embrio
d) Pada rongent, terlihat rangka janin (>16 minggu) (sulystiawati Ari, 2011)
b. Primi Atau Multigravida
Primigravida Multigravida
Buah dada tegang Lebek menggantung
Puting susu runcing Puting susu tumpul
Perut tegang dan menonjol Lembek dan tergantung
Striae lividae Lividae dan albicans
Perineum utuh Berparut
Vulva tertutup Menganga
Vagina sempit dan teraba rugae Longgar, selaput lendir licin
Portio runcing Tumpul
(obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
c. Tuanya Kehamilan
Tuanya kehamilan dapat diduga dari:
1. Lamanya amenore
2) Dari tingginya fundus uteri
3) Dari besarnya anak misal besarnya kepala menggunakan ultrasound
4) Mulainya terasa gerakan janin
5) Mulainya terdengar djj
6) Masuk atau tidaknya kepala ke pap (obstetri fisiologi unpad, 1983)
d. Anak Hidup Atau Mati
Tanda- tanda kematian anak didalam rahim:
1. DJJ tidak terdengar lagi
2) Rahim tidak membesar dan TFU menurun
3) Palpasi menjadi kurang jelas
4) Reaksi biologis menjadi negatif setelah kematian 10 hari
5) Pada pemeriksaan rontgen terlihat tanda spalding, tulang punggung sangat
melengkung, dan adanya gelembung gas dalam janin
6) Ibu tidak merasakan gerakan janin (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
e. Anak Tunggal Atau Kembar
Tanda anak kembar adalah:
1. Perut lebih besar dari yang seharusnya sesuai usia kehamilan
2) Meraba 3 bagian atau lebih
3) Meraba 2 bagian besar berdampingan
4) Meraba banyak bagian- bagian kecil
5) Mendengar 2 djj yang berbeda tempat namun sama jelasnya dan berbeda 10
denyut dalam 1 menit
6) Pada hydramnion harus selalu diingat kehamilan ganda
7) Pada rontgen nampak 2 rangka janin (obstetri fisiologi unpad, 1983)
f. Letak Anak
Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian, yaitu:
1. Situs (letak): letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu
2) Habitus (sikap): letak bagian- bagian anak satu terhadap yang lain
3) Positio (posisi): letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding
perut atau jalan lahir atau dikenal dengan kedudukan
4) Praesentatio (presentasi): apa yang menjadi bagian yang terendah (obstetri
fisiologi unpad, 1983)
g. Anak Intrauterine Atau Ekstrauterine
Tanda janin berada diluar rahim atau kehamilan ektopik:
1) terasa nyeri ketika janin bergerak
2) janin lebih mudah diraba
3) tumor yang terkena anak tak pernah mengeras
4) disamping anak kadang teraba tumor yaitu uterus yang membesar

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN NORMAL PADA
NY. S DI BPS ROMELAH, Amd. Keb DI RAMAN UTARA
LAM-TIM TAHUN 2014

Tanggal pengkajian: 12 september 2014


Nama pasien/ klien : ny. Sutarmi Nama suami : tn. Warjoko
Umur : 32 th Umur : 34 th
Suku : jawa Suku : jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : tani
Alamat : RK, raman utara Alamat : RK, raman utara

SUBYEKTIF (S)
Alasan kunjungan saat ini: ibu mengatakan hamil anak kedua, usia kehamilan 8 bulan ingin
memeriksakan kehamilanya
Riwayat kehamilan ini
Riwayat menstruasi HPHT 29-12-2013. Hari sebelumnya teratur, lamanya 4-5 hari,
siklus 28 hari
Tanda- tanda kehamilan: tes kehamilan pada 12-2-2014 hasil (+)
Pergerakan fetus 17- 20x gerakan dalam 24 jam terakhir
Keluhan yang dirasakan nyeri pinggang
Diit/ makanan: makan sehari- hari 3x porsi sedang, jenisnya nasi, sayur, lauk. Tidak ada
perubahan makan yang dialami
Pola eliminasi: BAB 1x sehari, BAK 7-8 x sehari
Aktifitas sehari- hari: tidur 6-8 jam perhari, seksualitas 1x seminggu, ibu beraktifitas
sedang
Kontrasepsi yang digunakan sebelumnya: suntik 3 bulan
Riwayat kehamilan nifas yang lalu: lahir tahun 2009, usia kehamilan 40 minggu, tidak ada
penyulit, laki- laki, BB 2800gr, PB 49cm
Riwayat kesehatan ibu: ibu tidak menderita penyakit jantung, anemia, malaria, hipertensi,
campak, gg mental, hepar, operasi, DM ataupun TBC
Riwayat sosial: kehamilan ini direncanakan, ibu dan keluarga senang, dan tidak ada
kepercayaan tertentu tentang kehamilan, persalinan, mauun nifas
Riwayat kesehatan keluarga: ibu dan keluarga tidak memiliki penyakit menular, menahun,
maupun keturunan

OBYEKTIF (O)
Keadaan umum baik Kesadaran compos mentis
Pemeriksaan umum: BB 50 kg LILA: 24,5 cm
TD 90/70 mmHg RR 24 x/menit
N 82 x/menit S 36,30c
Pemeriksaan kebidanan
Muka: bentuk simetris, tidak ada oedema, konjunctiva merah muda, sklera putih, tidak ada
cloasma gravidarum, gigi bersih tidak ada caries dentis
Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nodus limfe, maupun vena jugularis
Dada: jantung tidak ada mur- mur. Paru- paru tidak ada whezing maupun ronchi
Payudara: pembesaran simetris, tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan. Puting susu menonjol
dan bersih, ASI belum keluar
Punggung dan pinggang: normal, sedikit lordosis, tidak ada nyeri ketuk punggung
Ekstremitas atas dan bawah: tidak ada oedema, kekakuan otot dan sendi, kemerahan, verises.
Reflek patella (+)
Abdomen: tidak ada bekas luka, striae, benjolan, maupun nyeri tekan.
TFU pertengahan pusat-px mc. Donald 33cm
Leopold I bokong Leopold II Puka
Leop0ld III kepala belum masuk PAP
Leopold IV (belum dilakukan) DJJ (+) 135x/menit teratur
0
Punctum maksimum 45 dibawah pusat sebelah kanan
Anogenital: tidak ada luka parut perineum, vulva dan vagina merah kebiruan, tidak ada
fistula, varises, oedema, maupun luka.
Pemeriksaan laboratorium: Hb 11gr%, Protein urin (-), Glukosaurin (-)

ASSESMENT (A)
Diagnosa: G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu janin tunggal hidup intrauterin
Dasar: Ibu mengatakan hamil anak kedua HPHT 29-12-2013 TP 05-10-2014
Mc. Donald 33cm TBJ 3255gr TFU pertengahan pusat-px
Leopold I bokong Leopold II puka
Leopold III kepala belum masuk PAP
Leopold IV (belum dilakukan) DJJ (+) 135x/menit teratur
0
Punctum maksimum 45 bawah pusat sebelah kanan
Masalah: tidak ada
Kebutuhan: informasi tentang ketidaknyamanan trimester III

PLANNING (P)
1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Beritahu ibu tentang ketidaknyamanan trimester III
Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan di trimester III dan cara mengatasinya.
Salah satunya yaitu nyeri pinggang belakang yang dapat diatasi dengan mandi air
hangat, mengganjal pinggang ketika tidur, tidur dikasur yang agak keras, dll
Ibu mengerti cara mengatasi ketidaknyamanannya
3. Beritahu ibu tentang tanda bahaya trimester III
Memberitahu ibu tentang tanda bahaya trimester III, yaitu keluar darah, pusing kepala
yang hebat, nyeri perut yang hebat, mata berkunag- kunang, pandangan kabur, dll,
maka segera memeriksakan diri
Ibu mengerti tanda bahaya trimester III dan akan segera memeriksakan diri apabila
terjadi
4. Beritahu ibu tentang tanda- tanda persalinan
Memberitahu ibu tentang tanda- tanda persalinan, yaitu keluar lendir bercampur
darah, nyeri perut bagian bawah menjalar kepinggang, keluar air- air yang
kemungkinan air ketuban
Ibu mengerti tentang tanda- tanda persalinan
5. Anjurkan ibu untuk mulai mempersiapkan keperluan persalinan
Menganjurkan ibu untuk mulai mempersiapkan keperluan persalinan, seperti dana,
pakaian ibu dan bayi, keperluan persalianan lainnya, pendamping, dll
Ibu akan segera mempersiapkan keperluan persalinan
6. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang apabila terdapat tanda tanda
persalinan
Ibu akan melakukan kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
pada tanggal 12 september 2014 telah dilakukan pemeriksaan kehamilan pada Ny. Sutarmi,
baik secara anamnese maupun pemeriksaan fisik, didapatkan data sebagai berikut:
Ibu mengatakan hamil anak kedua
HPHT : 29-12-2013 TP : 05-10-2014
Usia Kehamilan: 37 minggu
DJJ : 135x/menit
Mc. Donald :33cm
TBJ : 3255 gram
TFU : pertengahan px - pusat
Leopold I : bokong
Leopold II : puka
Leopold III : kepala, belum masuk PAP
Leopold IV : belum dilakukan, kepala belum masuk PAP
HB : 11 gr%
Dari data tersebut kondisi bayi dan ibu dalam keadaan normal. Ibu mengalami salah satu
ketidaknyamanan trimester III, yaitu nyeri bagian pinggang belakang. Oleh karena itu bidan
memberi pengetahuan kepada ibu bila hal itu fisiologis yaitu normal untuk ibu- ibu hamil tua.
Nyeri pinggang tersebut dapat diatasi dengan mandi air hangat, mengganjal pinggang ketika
tidur, tidur dikasur yang agak keras, dll. Dengan ibu melakukan beberapa cara tersebut,
diharapkan nyeri pinggangnya dapat sedikit berkurang.
Karena usia kehamilan ibu sudah mendekati masa persalinan, bidan juga memberitahu ibu
tanda- tanda persalinan yaitu keluar lendir bercampur darah, nyeri perut bagian bawah
menjalar kepinggang, keluar air- air yang kemungkinan air ketuban. Dan juga menganjurkan
ibu untuk mulai mempersiapkan keperluan persalinan yaitu dana, pakaian ibu dan bayi,
keperluan persalianan lainnya, pendamping, dll
DAFTAR PUSTAKA

Obsteri Fisiologi Universitas Padjajaran Bandung 1983


Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: BP-SP
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: BP-SP
Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC
Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC
http://bidanku.com/terjadinya-kehamilan diakses pada tanggal 16 september 2014 pukul
11.10 WIB
http://sirwandasugiarto.blogspot.com/2011/12/kumpulan-askeb.html diakses pada tanggal 26
April 2014 pukul 11.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai