Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN
Penerapan etika lingkungan dalam bidang pertanian sangat penting untuk
keberlanjutan pertanian dan lingkungannya. Pertanian merupakan salah satu
sektor yang dominan di Indonesia. Pertanian memiliki peranan yang besar dalam
kehidupan manusia dan ekonomi. Pertanian menjadi sektor penghasil pangan,
pemasok devisa negara, pengurangan kemiskinan, pencipta lapangan kerja, dan
penyerap tenaga kerja yang cukup besar. Pentingnya pertanian seharusnya
memberikan perhatian yang cukup serius untuk keberlanjutannya dan mengurangi
dampak eksternalitas negatif dari adanya kegiatan pertanian bagi lingkungan.
Namun, saat ini minimnya penerapan etika lingkungan dalam pelaksanaan
kegiatan pertanian. Cara pikir manusia sebagian besar jangka pendek, sehingga
tidak memperhatikan dampak jangka panjangnya. Manusia saat ini juga berlomba-
lomba untuk mendapatkan keuntungan maksimum dengan melakukan berbagai
cara, walaupun itu dapat merusak lingkungan. Etika lingkungan yang kurang di
bidang pertanian menyebabkan timbulnya berbagai dampak negatif, seperti
pencemaran, kerusakan ekosistem, kematian flora dan fauna. Hal itu
menimbulkan ketidakseimbangan lingkungan. Ada beberapa kegiatan pertanian
yang kurang memperhatikan etika lingkungan, sehingga menimbulkan kerusakan
lingkungan.
Terdapat dua faktor penting dalam usaha pertanian yang berpotensi
menimbulkan dampak pada sumber daya lahan yaitu tanaman dan manusia
(sosiokultur) yang menjalankan kegiatan pertanian. Faktor manusia merupakan
faktor yang sangat berpotensi menimbulkan dampak positif maupun negatif pada
lahan, hal tersebut dapat dilihat dari cara manusia menjalankan kegiatan pertanian.
Kegiatan menjalankan pertanian atau cara budidaya pertanian yang menimbulkan
dampak antara lain meliputi kegiatan pengolahan tanah, penggunaan sarana
produksi yan tidak ramah lingkungan (pupuk dan pestisida) serta sistem budidaya
termasuk pola tanam yang digunakan (Atmojo, 2006).
Etika lingkungan lebih dipahami sebagai sebuah kritik atas etika yang
selama ini dianut oleh manusia dan menjadi petunjuk arah bagi manusia dalam
mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Etika lingkungan merupakan
petunjuk perilaku manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan.
Etika lingkungan juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan
berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas kepentingan hidup manusia.
Adanya etika lingkungan bertujuan untuk mengubah pemahaman dan perilaku
manusia terhadap lingkungan Etika lingkungan diperlukan dalam kegiatan
pertanian sebagai upaya menjaga ekosistem yang terilibat dalam usaha di bidang
pertanian..Perilaku petani modern seringkali tidak menghiraukan keadaan
lingkungan sekitar dan lebih terfokus untuk meningkatkan produksi tanpa
memperhatikan keadaan unsur hara dalam tanah sebagai media tanam. Terdapat
beberapa konsep tentang etika lingkungan yang dikembangkan oleh manusia
antara lain antroposentrisme, biosentrisme, ekosentrisme, ekofeminisme, dan lain
sebagainya. Setiap konsep tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam
menilai keterkaitan antara manusia dengan lingkungannya.
II. STUDI KASUS
Studi kasus mengenai kegiatan pertanian yang dapat merusak sumber
daya tanah yang kami ambil adalah mengenai kasus pemupukan dengan
menggunakan pupuk kimia yang banyak dilakukan oleh petani Indonesia.
Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia terlah berubah menjadi lahan kritis
akibat pencemaran dari limbah industri dan penggunaan pupuk anorganik/kimia
yang terlampau banyak secara terus menerus sehingga membuat unsur hara tanah
semakin menurun. Lahan pertanian yang sudah masuk dalam kondisi kritis
mencapai 75% dari luas lahan pertanian Indonesia yang mencapai 13 juta hektare.
Jika hal tersebut dibiarkan produktivitas lahan akan terus menurun dan akhirnya
lahan tersebut akan mati.
Penggunaan pupuk kimia pada tanaman akan meningkatkan jumlah
produksi dan hasil panen sehingga membuat para petani banyak menggunakan
pupuk kimia sebagai pupuk andalan. Harga pupuk kimia yang terjangkau juga
menjadi alasan lain bagi petani Indonesia yang sebagian besar memiliki
keterbatasan dana. Penggunaan pupuk kimia pada tanaman akan menghasilkan
dampak yang baik jika dilakukan dengan cara yang benar. Penggunaan pupuk
kimia secara terus menerus justru akan menimbulkan pencemaran pada tanah
karena akan mempercepat habisnya zat-zat organik dan merusak keseimbangan
zat-zat makanan dalam tanah sehingga menimbulkan berbagai penyakit tanaman.
Oleh karena itu, perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan pupuk organik.
Pupuk anorganik/kimia merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik
pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi.
Penggunaan pupuk kimia mengakibatkan zat hara yang terkandung dalam tanah
diikat oleh molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi
humus tak dapat dilakukan lagi sehingga daya dukung tanah dalam memproduksi
menjadi kurang sehingga tanah menjadi tandus. Selain itu penggunaan pupuk
kimiawi secara terus menerus akan memperkuat resistensi hama terhadap jenis
pestisida tertentu dan menekan populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat
bagi tanaman. Hama yang resisten akan menyebabkan hama tahan akan serangan
kandungan bahan kimia yang terkandung dalam pupuk sehingga populasi hama
akan meningkat dan dapat merusak tanaman budidaya.
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tanaman dan makhluk
hidup lainnya temasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses
erosi oleh air yang mengalir sehingga kesuburannya akan berkurang. Selain itu
menurunnya kualitas tanah juga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari
tanah. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudia terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun dalam
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Etika lingkungan merupakan
suatu sikap dan perilaku individu atau badan usaha atau program kegiatan yang
dilandasi oleh moral yang bertanggung jawab dan sadar untuk menghargai,
memelihara, dan melestarikan lingkungan.
III. PEMBAHASAN
Kegitaan penggunaan pupuk kimia secara berlebihan merupakan salah
satu contoh kegiatan manusia yang melanggar etika lingkungan. Kasus tersebut
menggambarkan salah satu teori etika lingkungan yaitu teori antroposentrisme
yang menyatakan bahwa hanya manusia yang memiliki nilai intrinsik sedangkan
komponen-komponen lainnya baik yang hidup dan tak hidup atau ekosistem
hanya memiliki nilai instrumental. Hal tersebut menjelaskan bahwa ekosistem
yang berada di luar manusia hanya berfungsi sebagai alat bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Rahim (2008), antroposentris
memahami bahwa alam merupakan sumber hidup manusia yang memiliki
beberapa nilai pokok antara lain : (1) manusia terpisah dari alam, (2)
mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung
jawab manusia, (3) mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat
keprihatinannya, (4) kebijakan dan manajemen sumberdaya lama untuk
kepentingan manusia, (5) norma utama adalah untung rugi, dan (6)
mengutamakan rencana jangka pendek.
Manusia sebagai pengelola alam semesta ini secara langsung atau tidak
langusng akan melakukan perlindungan terhadap ekosistem karena kehidupan
mereka bergantung pada ekosistem tersebut. Namun pada konsep ini perlindungan
ekosistem sering dikalahkan oleh kepentingan manusia yang ingin memanfaatkan
sumberdaya yang ada dalam ekosistem. Antroposentrisme cenderung
menghasilkan kegiatan eksploitatif yang dilakukan manusia sehingga
memperbesar terjadinya kerusakan lingkungan. Manusia dan kepentingannya
dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan
yang diambil dalam kaitan dengan alam baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Dalam Kepmentan no. 238 tahun 2003 tentang pedoman penggunaan
pupuk anorganik dijelaskan bahwa peningkatan produktivitas dan mutu hasil
pertanian melalui pemupukan diupayakn dengan penerapan pemupukan
berimbang, disamping itu penggunaan pupuk organik sangat dianjurkan
khususnya bagi daerah-daerah yang telah menggunakan pupuk anorganik secara
terus menerus dalam waktu yang lama. Dampak penggunaan pupuk anorganik
terhadap produksi tanaman serta mutu lahan perlu dievaluasi secara berkala
sehingga dosis penggunaan pupuk yang dianjurkan untuk digunakan petani
terjamin efektivitasnya dan dapat meningkatkan produksi serta pendapatan petani.
dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pemerintah sangat serius
memperhatikan tentang penggunaan pupuk kimia dalam masyarakat mengingat
dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan pupuk anorganik sangat serius bagi
kesehatan sumberdaya tanah. pemerintah menganjurkan untuk penggunaan pupuk
organik sebagai upaya peningktaan produktivitas dan mutu hasil pertanian.
Melalui penerapan etika lingkungan dalam kehidupannya manusia akan
lebih berhati-hati dalam bertindak karena lingkungan sebagai obyek
pembangunan. Pemerintah telah banyak mengeluarkan peraturan tentang
pengelolaan lingkungan hidup salah satunya melalui wajib AMDAL. Pada
pelaksanaan AMDAL yang sudah ditetapkan sejak tahun 199 melalui UU RI. No.
23 ahun 1997 tidak semua berjalan sesuai dengan dengan konsep AMDAL.
Kasus-kasus pencemaran lingkungan dan degradasi lingungan masih sering
dijumpai.
Peraturan pemerintah mengenai perlindungan terhadap sumberdaya tanah
juga sudah tertulis dengan jelas dalam UU RI no. 5 tahun 1990 pasal 9 (2) yang
menyatakan dalam rangka pelaksanaan perlindungan sistem penyangga
kehidupan, Pemerintah mengatur serta melakukan tindakan penertiban terhadap
penggunaan dan pengelolaan tanah dan hak pengusahaan di perairan yang terletak
dalam wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan. Hal tersebut
menunjukkan perhatian pemerintah mengenai pengelolaan tanah yang telah
tersusun secara sistematis dalam peraturan perundangan tertulis.
IV. KESIMPULAN
Kegiatan dalam bidang pertanian modern telah banyak melanggar etika
lingkungan yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia. Penggunaan pupuk
kimiawi secara berlebihan untuk meningkatkan produksi justru akan
menimbulkan kerugian berupa pencemaan tanah dan memperkuat resistensi hama.
Hal tersebut sesuai dengan teori etika lingkungan antroposentrisme yang
menyatakan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta yang melakukan
pengelolaan terhadap sumber daya alam. Peraturan mengenai pengelolaan
sumberdaya tanah dan penggunaan pupuk anorganik telah banyak dikeluarkan
oleh pemerintah antara lain melalui Kepmentan no. 238 tahun 2003, UU RI. No.
23 ahun 1997, dan UU RI no. 5 tahun 1990 pasal 9 (2).
DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Hanafi, Jamilah, dan Mukhlis. 2014. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jerami
Padi terhadap Kandungan Unsur Hara Tanah serta Produksi Padi Sawah
pada Sistem Tanam Sri (System Of Rice Intensification). Agroteknologi 2(3):
1048-1055.

Atmojo, Suntoro Wongso. Degradasi Lahan dan ancaman Bagi Pertanian. Solo
Pos, 7 Nopember 2006.

Rahim, Supli. 2008. Etika Lingkungan dan Persfektif Filsafat. [Serial Online].
http://www.scribd.com/doc/66506942/8/C-Prinsip-Prinsip-Etika-
Lingkungan. Diakses pada 6 Maret 2017.

Rangkuti, Siti Sundari. 2000. Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan


Nasional. Surabaya : Airlangga University Press.

Susilo, Rachmad. 2008. Sosiologi Lingkungan. Jakarta : PT. Raja Grafindo


Persada.

Anda mungkin juga menyukai