Anda di halaman 1dari 6

I.

JUDUL : PERTUMBUHAN POPULASI

II.TUJUAN :

1. Mengetahui pengertian pertumbuhan populasi


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan populasi
3. Mengetahui kutu digunakan sebagai bahan praktikum
populasi pertumbuhan serta apa keunggulannya
4. Mengetahui pertumbuhan populasi kutu beras selama
pengamtan
5. Mengetahui siklus hidup beras secara umum

III.TINJAUAN TEORITIS

Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi.


Karena tidak ada populasi yang tumbuh secara terus menerus maka kita
mengetahui adanya pengaturan populasi. Interaksi spesies seperti
predator, kompetisi, herbivory dan penyakit berdampak terhadap
pertumbuhan pop dan pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan
dalam struktur komunitas oleh karena itu sangat penting untuk
mengetahui bagaimana suatu populasi tumbuh.Suatu populasi yang
dilepaskan pada suatu lingkungan yang sesuai, akan terus bertambah
jumlahnya. Dalam lingkaran hidup dari organisme terdapat fase lahir,
pertumbuhan, dewasa, tua dan kemudian mati. (Campbell, 2010).
Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika serangga memilih
sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam
proses perkembangbiakan keturunannya. Sebagai contoh, kandungan
protein, lemak dan P yang tinggi pada komoditas sorgum dibanding beras
dan jagung, ternyata sorgum lebih cocok untuk perkembangbiakan
serangga Sitophilus sp.Fenomena tersebut memberikan indikasi bahwa
kualitas makanan suatu bahan mempunyai arti yang sangat dalam
kaitannya dengan percepatan perkembangbiakan serangga yang pada
akhirnya berpengaruh pada tingkatan serangan yang dilakukannya .
(Odum,1993).
Model Continous Time adalah model yang digunakan untuk
menentukan jumlah tumbuhan yang ada dalam beberapa waktu
mendatang. Pada model ini individu berkembang tidak dibatasi oleh
lingkungan seperti kompetisi dan keterbatasan akan suplai makanan. Laju
perubahan populasi dapat dihitung jika banyaknya kelahiran, kematian
dan migrasi diketahui. Prediksi bahwa jumlah populasi akan tumbuh
secara kontinu pertama kali dicetuskan oleh. Dinamika populasi dapat di
aproksimasi dengan model ini hanya untuk periode waktu yang pendek
saja (Rososoedarmo, 1990). pada dasarnya populasi mempunyai
karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh

1
masing-masing individu anggotanya. Karakteristik antara lain kepadatan
(densitas), laju kelahiran (natalis), laju kematian (mortalitas), potensi
biotic, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalis dan mortalitas
merupakan penentu utama pertumbuhan populasi (Waluya, 2011).
Adapun faktor pembatas yang mempengaruhi populasi merupakan faktor
pembatas kehidupan organisme didalam ekosistemnya. Hal ini juga
berhubungan dengan batas kondisi kehidupan organisme, baik batas
terendah maupun batas tertinggi yang disebut batas toleransi. Setiap
organisme akan hidup dalam rentang batas toleransi minimal dan
maksimal terhadap faktor-faktor lingkungan yang akan membatasi atau
menghentikan petumbuhannya (Suin, 2003).

IV.ALAT DAN BAHAN

1.Tabel Alat

No Nama alat Jumlah


1 Botol aqua 2 buah
2 Saringan 1 buah
3 Sendok 1 buah

2.Tabel Bahan

No Nama bahan Jumlah


1 Tepung beras Secukupnya
2 Beras Secukupnya
3 Kutu beras 20 ekor

V.PROSEDUR KERJA

No Prosedur Kerja
1 Memasukkan 10 sendok beras ke dalam botol dan 10 sendok tepung
ke botol lainnya
2 Memasukkan 10 ekor kutu beras ke masing-maisng botol.
3 Menutup masing-masing botol dengan plastik bening.
4 Menghitung pertumbuhan kutu beras setiap minggu selama 8
minggu.

2
V.HASIL DAN PEMBAHASAN

1.HASIL

No Waktu Jumlah Individu


Media beras Media
tepung
1 Minggu ke 1 10 10
2 Minggu ke 2 9 9
3 Minggu ke 3 8 8
4 Minggu ke 4 7 7
5 Minggu ke 5 20 6
6 Minggu ke 6 58 5
7 Minggu ke 7 121 17
8 Minggu ke 8 162 37

Grafik Pertumbuhan Kutu Beras

180
160
140
120
100
80 tepung beras
60 beras
40
20
0

2.Pembahasan

a.Pengertian Pertumbuhan Populasi

Populasi adalah sekelompok individu sejenis yang terdapat di suatu


daerah tertentu. Populasi dapat didefinisikan pada berbagai skalaruang.
Bahkan seluruh individu sejenis dapat di pandang sebagai sebuah
populasi. Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam

3
ekologi. Karena tidak ada populasi yang tumbuh secara terus menerus
maka kita mengetahui adanya pengaturan populasi. Interaksi spesies
seperti predator, kompetisi, herbivory dan penyakit berdampak terhadap
pertumbuhan pop dan pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan
dalam struktur komunitas oleh karena itu sangat penting untuk
mengetahui bagaimana suatu populasi tumbuh.Suatu populasi yang
dilepaskan pada suatu lingkungan yang sesuai, akan terus bertambah
jumlahnya. Dalam lingkaran hidup dari organisme terdapat fase lahir,
pertumbuhan, dewasa, tua dan kemudian mati.

b.Siklus Hidup Kutu Beras

Sitophilus oryzae hidup di tumpukan bahan pangan, seperti beras,


jagung dan gandum. Kutu ini berkembang biak sangat cepat. Bedasarkan
penelitian, kutu betina dapat bertelur 2 - 6 butir setiap harinya. Untuk
menyimpan telurnya, kutu betina melubangi bulir beras dengan
rahangnya. Satu lubang hanya untuk satu butir telur. Kutu beras dapat
hidup selama beberapa bulan. Selama hidup, kutu betina mampu
menghasilkan sekitar 400 butir telur. Telur akan menetas menjadi larva
setelah 3 hari. Larva akan hidup pada lubang beras selama 18 hari.
Setelah itu akan menjadi pupa selama 5 hari, lalu bermetamorfosis

4
menjadi kutu. Kutu beras merupakan hama perusak bahan pangan. kutu
ini tidak hanya menyerang beras, jagung dan gandum, tetapi juga
merusak bahan pangan lainnya seperti sorgum, ketela, kedelai, kacang
hijau, biji semangka, hingga biji bunga matahari.

c.Mengapa Menggunakan kutu beras?


Kutu beras digunakan sebagai bahan pada praktikum pertumbuhan
populasi karena mudah didapat.Selain itu mudah di kontrol kehidupannya,
lingkungan tumbuh kutu beras juga mudah di amati. Kutu beras juga
memiliki kemampuan reproduksi yang cukup tinggi sehingga dalam
praktikum ini akan lebih mudah bagi kita melihat pertumbuhan
populasinya.

d.Mengapa menggunakan tepung?


Penggunaan tepung sebagai lingkungan kutu beras adalah karena
tepung berasal dari beras sehingga menjadi bahan pangan bagi kutu
beras juga dapat sebagai tempat hidup kutu .Tepung juga memiliki
struktur yang lembut sehingga aman bagi kutunya.

VI.KESIMPULAN

Pertumbuhan populasi merupakan bertambah banyaknya


individu dalam suatu populasi.
faktor pembatas yang mempengaruhi populasi merupakan
faktor pembatas kehidupan organisme didalam ekosistemnya.
Hal ini juga berhubungan dengan batas kondisi kehidupan
organisme, baik batas terendah maupun batas tertinggi yang
disebut batas toleransi. Setiap organisme akan hidup dalam
rentang batas toleransi minimal dan maksimal terhadap
faktor-faktor lingkungan yang akan membatasi atau
menghentikan petumbuhannya
Kutu beras digunakan sebagai bahan pada praktikum
pertumbuhan populasi karena mudah didapat, mudah di
kontrol kehidupannya, lingkungan tumbuh kutu beras juga
mudah di amati, memiliki kemampuan reproduksi yang cukup
tinggi .
Pertumbuhan kutu beras pada media beras lebih tinggi
dibandingkan disbandingkan dengan tepung kemugkinan
penyebabnya yaitu beras dapat dijadikan sebagai tempat
reproduksi atau meletakkan telur sehingga kutu beras aman
telurnya.
Siklus hidup kutu beras yaitu telur-Larva-Pupa-Kutu muda-Kutu
dewasa

5
VII.DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2010.Biologi. Edisi Kedelapan. Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

Odum, E. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University


press

Resosoedarmo, S. 1990. Pengantar Ekologi. . Jakarta: PT Remaja


Rosdakarya.

Suin, N. M. 2003. Metoda Ekologi. Andalas University Press: Padang

Waluya. Bagja. 2011. Ekologi Parawisata. Yogyakarta : CV Karya

Anda mungkin juga menyukai