II.TUJUAN :
III.TINJAUAN TEORITIS
1
masing-masing individu anggotanya. Karakteristik antara lain kepadatan
(densitas), laju kelahiran (natalis), laju kematian (mortalitas), potensi
biotic, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalis dan mortalitas
merupakan penentu utama pertumbuhan populasi (Waluya, 2011).
Adapun faktor pembatas yang mempengaruhi populasi merupakan faktor
pembatas kehidupan organisme didalam ekosistemnya. Hal ini juga
berhubungan dengan batas kondisi kehidupan organisme, baik batas
terendah maupun batas tertinggi yang disebut batas toleransi. Setiap
organisme akan hidup dalam rentang batas toleransi minimal dan
maksimal terhadap faktor-faktor lingkungan yang akan membatasi atau
menghentikan petumbuhannya (Suin, 2003).
1.Tabel Alat
2.Tabel Bahan
V.PROSEDUR KERJA
No Prosedur Kerja
1 Memasukkan 10 sendok beras ke dalam botol dan 10 sendok tepung
ke botol lainnya
2 Memasukkan 10 ekor kutu beras ke masing-maisng botol.
3 Menutup masing-masing botol dengan plastik bening.
4 Menghitung pertumbuhan kutu beras setiap minggu selama 8
minggu.
2
V.HASIL DAN PEMBAHASAN
1.HASIL
180
160
140
120
100
80 tepung beras
60 beras
40
20
0
2.Pembahasan
3
ekologi. Karena tidak ada populasi yang tumbuh secara terus menerus
maka kita mengetahui adanya pengaturan populasi. Interaksi spesies
seperti predator, kompetisi, herbivory dan penyakit berdampak terhadap
pertumbuhan pop dan pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan
dalam struktur komunitas oleh karena itu sangat penting untuk
mengetahui bagaimana suatu populasi tumbuh.Suatu populasi yang
dilepaskan pada suatu lingkungan yang sesuai, akan terus bertambah
jumlahnya. Dalam lingkaran hidup dari organisme terdapat fase lahir,
pertumbuhan, dewasa, tua dan kemudian mati.
4
menjadi kutu. Kutu beras merupakan hama perusak bahan pangan. kutu
ini tidak hanya menyerang beras, jagung dan gandum, tetapi juga
merusak bahan pangan lainnya seperti sorgum, ketela, kedelai, kacang
hijau, biji semangka, hingga biji bunga matahari.
VI.KESIMPULAN
5
VII.DAFTAR PUSTAKA