Anda di halaman 1dari 7

ADSORBSI H2S PADA GAS ALAM MENGGUNAKAN

MEMBRAN KERAMIK DENGAN METODE


TITRASI IODOMETRI

Faisol Asip*, Thomas Okta

*Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya


Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

Abstrak

Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang mempunyai komponen utama berupa CH 4
yang banyak digunakan sebagai bahan bakar maupun bahan baku dalam suatu industri, oleh karena itu
distribusi gas alam merupakan bagian yang penting dalam menunjang kegiatan industri saat ini. Pada gas
alam terdapat senyawa H2S yang merupakan salah satu zat pengotor utama yang harus dipisahkan.
Membran adalah salah satu alat pemisah berupa penghalang yang bersifat selektif yang dapat digunakan
sebagai adsorbsi H2S pada gas alam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh komposisi
membran keramik terhadap daya adsorbsi H2S dengan aditif berupa zeolit dan ZnO. Metode titrasi
iodometri adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan H 2S pada gas alam. Dari hasil
penelitian, membran keramik yang mengadung 25% ZnO dapat mengurangi kadar H 2S sebesar 87,57%.
Kata Kunci: Adsorbsi, Gas alam, Membran Keramik, Titrasi Iodometri

Abstract

Natural gas is fossil fuels shaped gas that has the main component of CH 4, much used as fuel and
raw materials in an industry, hence the distribution natural gas is an important part in supporting
industrial activity now days. In natural gas there are compounds H 2S that is one substance impurities
major separated. Membrane is one of separation instrument of a selective barrier that is usable as
adsorption H2S in natural gas. The research is done to know the influence of composition ceramic
membrane to the adsorption H2S with additive form of a zeolite and ZnO. Method iodometric titration is
a method used to know the contain H2S in natural gas. From the research, ceramic membrane contain 25
% ZnO can lower the measure of h2s to 87,57%.
Key words: Adsorption natural gas, ceramic membrane, iodometric titration

1. PENDAHULUAN dahulu diolah karena bahan baku berupa gas


Gas alam telah banyak digunakan alam yang diterima dari pertamina masih sulfur
sebagai bahan bakar maupun bahan baku anorganik, H2O, heavy hydrocarbon, CO2, dan
industri, oleh karena itu distribusi gas alam sulfur organik yang tidak diinginkan. Semua
merupakan bagian yang penting dalam unsur tersebut dipisahkan di area feed treating,
menunjang kegiatan industri saat ini. Dengan sehingga gas alam dapat digunakan dalam
kemajuan teknologi yang ada, maka beberapa proses pembuatan gas sintesa.
metoda rekayasa telah dikembangkan dalam Proses pemisahan feed treating di
perancangan fasilitas untuk memproduksi gas Pabrik PT Pupuk Sriwijaya menggunakan
alam dari perut bumi, untuk memisahkan beberapa bahan kimia yang digunakan sebagai
kondesat yang terikut, proses pemurnian, katalis yang berfungsi untuk menghilangkan zat
transportasinya dan lain sebagainya. pengotor dari gas alam seperti, sponge iron
Salah satu bahan baku yang digunakan yaitu katalis yang digunakan untuk menghilakan
pada proses pembuatan amoniak di Pabrik PT kadar sulfur, lautan benfield yaitu larutan yang
Pupuk Sriwijaya adalah gas alam yang mengandung K2CO3, Di-Ethanol Amine (DEA),
diperoleh dari PT Pertamina. Gas alam terlebih dan V2O5 untuk memisahkan CO2.

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 Page | 22


Gas H2S yang terkandung pada gas Tahun 1960, teknologi membran mulai
alam yang terdapat di Gas Metering Station digunakan dalam berbagai industri. Timbul
(GMS) PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang permasalahan-permasalahan yang berhubungan
digunakan sebagai bahan baku produk amoniak dengan membran dalam penggunaannya di
adalah sekitar 8,00 9,00 ppm, dengan dunia industri yaitu : unreliable, terlalu lama
kandungan H2S yang masih besar maka masih proses produksinya, terlalu selektif, dan terlalu
perlu membutuhkan proses pemurnian untuk mahal. Setelah sekitar 30 tahun kemudian
menhilangkan kadar sulfur. Senyawa H2S pada permasalahan-permasalahan itu bisa
gas alam harus dihilangkan karena: terpecahkan dan teknologi membran mulai
1. Merupakan salah satu zat pengotor banyak digunakan dalam industri.
yang sangat tidak diinginkan. Membran merupakan alat pemisah
2. Merupakan racun katalis pada proses berupa penghalang yang bersifat selektif yang
pembuatan amoniak. dapat memisahkan dua fase dari berbagai
3. Dapat merusak alat kompresor. campuran. Campuran tersebut dapat bersifat
homogen atau heterogen dan dapat berupa
padatan, cairan maupun gas. Proses pemisahan
Tabel 1. Persentase Komposisi Gas Alam PT
dengan membran terjadi karena adanya driving
PUSRI Palembang (Sumber : Hasil analisa di
force yang mengakibatkan adanya perpindahan
Laborratorium Pusat PT Pupuk Sriwidjaja
suatu zat melalui membran. (Mulder, 1996)
Palembang)
Ditinjau dari bahannya membran
terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis.
No Komposisi Persentase
Bahan alami adalah bahan yang berasal dari
1 CH4 83,03 % alam misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan
2 N2 0,52 % sintetis dibuat dari bahan kimia, misalnya
3 HHC 11,48% polimer. Membran berfungsi memisahkan
4 CO2 4,97 % material berdasarkan ukuran dan bentuk
5 H2S 8,69 ppm molekul, menahan komponen dari umpan yang
Dengan perkembangan ilmu mempunyai ukuran lebih besar dari pori-pori
pengetahuan dan teknologi membran keramik membran dan melewatkan komponen yang
merupakan salah satu alat yang bisa mempunyai ukuran yang lebih kecil. Larutan
dimanfaatkan untuk pemisahan gas. Membran yang mengandung komponen yang tertahan
keramik mempunyai keunggulan yaitu memiliki disebut konsentrat dan larutan yang mengalir
ketahanan pada suhu tinggi sehingga tidak disebut permeat.
berpengaruh pada kualitas membran tersebut. Berdasarkan materialnya (Mulder,
Proses pemisahan dengan menggunakan 1996). Membran dibagi menjadi tiga, yaitu :
membran juga tidak menimbulkan dampak 1. Organik (Polimer)
pencemaran lingkungan. Contoh material : polycarbonate,
Setiap proses pemisahan membran polyamide, polysulfone, dan lain-lain. Jenis
ditandai dengan penggunaan membran untuk polimer yang dapat dijadikan sebagai material
mencapai pemisahan tertentu. Membran membran yaitu :
memiliki kemampuan untuk mengangkut salah a. Membran berpori (Porous Membrane)
satu komponen atau lebih mudah dipisahkan Digunakan untuk aplikasi mikrofiltrasi dan
dari komponen yang lain berdasarkan perbedaan ultrafiltrasi.
sifat fisik atau kimia antara membran dan b. Membran tidak berpori (Non-Porous
komponen menyerap. Membrane)
Digunakan untuk aplikasi permeasi gas, uap
Teknologi Membran dan pervaporasi.
Membran merupakan suatu studi yang 2. Anorganik
telah lama dilakukan sejak abad 18 oleh Tipe material anorganik membran ada
berbagai saintis. Pada awalnya membran tidak empat, yaitu :
digunakan dalam proses komersil, tetapi sering a. Membran gelas / kaca. Berupa silikon
digunakan dalam laboratorium untuk observasi oksida / silika (SiO2)
dan penelitian yang berhubungan dengan teori b. Membran logam (termasuk karbon)
kimia dan fisika. Misalnya dalam teori kinetik c. Membran zeolit
gas yang dilakukan oleh Maxwell, digunakan d. Membran keramik
membran untuk sifat permeaselekitivitas yang Merupakan kombinasi dari logam
baik. (alumunium, titanium, silicium atau zirconium)
dan non-logam (oxide, nitride atau carbide).

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 Page | 23


3. Biologi Membran keramik banyak diaplikasikan
Merupakan material membran yang pada proses pemisahan gas pada industri gas
berasal dari mahkluk hidup misalnya lipida dan minyak bumi, pemurnian air, pemurnian
(phospholipid). Struktur membran dari material oksigen, klarifikasi dan sterilisasi produk
ini sangat kompleks. Tiap molekul lipid terdapat minuman, material pendukung katalis, sensor,
bagian yang hidrofilik dan hidrofobik. penyekat termal, dan sebagainya (Anonim,
2012).
Membran Keramik
Membran keramik adalah membran Adsorbsi
yang terbentuk dari kombinasi logam Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan
(aluminium, titanium, zirkonium) dengan non pada permukaan suatu adsorben, misalnya
logam dalam bentuk oksida, nitrida atau adsorpsi zat padat terhadap gas atau zat cair. Zat
karbida. Contohnya adalah pada membran yang teradsorpsi disebut sebagai adsorbat dan
alumina atau zirkonia. Pada membran keramik zat pengadsorpsi disebut adsorben (Kasmadi,
susunan, bentuk, dan ukuran pori menjadi kunci 2002). Adsorpsi adalah salah satu proses
karakterisasi membran, karena bentuk dan penyerapan dimana suatu cairan atau gas akan
ukuran partikel bahan mentah sangat terikat pada suatu padatan atau cairan
menentukan susunan, ukuran, dan bentuk dari (absorben) dan membentuk lapisan film
pori membran. Beberapa tahun terakhir ini, (adsorbat) pada permuakaannya.
perkembangan membran keramik semakin pesat Peristiwa adsorbsi dapat terjadi pada
untuk berbagai proses pemisahan dan adsorben yang pada umumnya beberapa zat
pemekatan. Sebab, membran keramik memiliki padat. Adsorpsi oleh zat padat dibedakan
keunggulan yaitu kestabilan termal,kimia ,dan menjadi dua, yaitu adsorpsi fisis (fisisorpsi) dan
mekanik yang cukup tinggi. Sehingga membran adsorpsi khemis (chemisorpsi). Adsorpsi fisik
keramik tersebut memiliki waktu pemakaian disebabkan oleh gaya van der Waals. Pada
(life-time) yang lama dan mudah dilakukan adsorpsi fisik, molekul-molekul teradsorpsi
pencucian (Bave, 1991). pada permukaan dengan ikatan yang lemah.
Membran keramik banyak digunakan Pada adsorpsi khemis, molekul-molekul yang
untuk proses mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi, teradsorpsi pada permukaan bereaksi secara
bahkan untuk pemisahan gas yang memerlukan kimia, sehingga terjadi pemutusan dan
suhu tinggi. Ketahanan membran keramik pembentukan ikatan (Adamson, 1990).
terhadap temperatur yang tinggi membuat a. Physisorption (adsorpsi fisika)
material ini sangat disukai untuk pemisahan gas Terjadi karena gaya Van der Walls
pada suhu tinggi, khususnya dalam kombinasi dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan
dengan reaksi kimia dimana membran dan permukaan media lebih besar daripada gaya
digunakan sebagai katalis maupun pembawa tarik substansi terlarut dan larutan, maka
selektif yang akan memisahkan komponen yang substansi terlarut akan diadsorpsi oleh
sudah dibentuk. permukaan media. Physisorption ini memiliki
Fluks membran keramik secara langsung gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya
berhubungan dengan porositas, dimana relatif kecil.
membran keramik yang bagus adalah membran Contoh :
dengan porositas tinggi, tetapi tidak Adsorpsi oleh zeolit, silika gel, dan
menurunkan kekuatan mekanik membran karbon aktif. Aktivasi karbon aktif pada
tersebut. Porositas membran keramik dapat temperatur yang tinggi akan menghasilkan
ditingkatkan dengan aglomerisasi partikel- struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi
partikel bahan keramik pada tahap awal yang besar. Semakin besar luas permukaan,
pemprosessan, yaitu pada saat pembentukan maka semakin banyak substansi terlarut yang
adonan (suspensi) dan proses pencetakan. melekat pada permukaan media adsorpsi.
Dalam proses pembuatannya membrane b. Chemisorption (adsorpsi kimia)
keramik dapat menghasilkan ukuran pori-pori Chemisorption terjadi ketika
yang sama. Membran keramik mempunyai terbentuknya ikatan kimia antara substansi
aplikasi yang sangat luas, baik dilaboratorium terlarut dalam larutan dengan molekul dalam
maupun industri. Membran keramik banyak media. Contoh : Metal hydride, calcium
digunakan dalam industri karena memiliki sholide,dan Ion exchange.
banyak kelebihan dipandingkan dengan
membrane polimer, yaitu mempunyai ketahan Titrasi Iodometri
kimiawi, ketahan mekanik, dan juga ketahanan Titrasi iodometri adalah salah satu
termal yang lebih baik. jenis titrasi redoks yang melibatkan iodium.

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 Page | 24


Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak 4. Alirkan gas alam dengan kecepatan 3
langsung yang dapat digunakan untuk liter/menit menggunakan Wet Test Meter
menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai (WTM) sampai 40 liter.
potensial oksidasi yang lebih besar daripada 5. Tambahkan larutan iodin 0,01 N sebanyak
sistem iodium iodide atau senyawa-senyawa 20 ml dengan menggunakan pipet ukur.
yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O. 6. Tambahkan larutan HCl sebanyak 10 ml
Bebeda dengan titrasi iodometri yang dengan menggunakan pipet ukur.
mereaksikan sampel dengan iodium, maka pada 7. Titrasi dengan menggunakan larutan
proses iodometri ini, sampel yang bersifat Na2S2O3 0,01 N sampai larutan berwarna
oksidator direduksi dengan KI berlebih dan kuning gading.
akan menghasilkan I2 yang selanjutnya ditirasi 8. Tambahkan indikator starch.
dengan larutan baku natrium tiosulfat 9. Lakukan titrasi kembali dengan larutan
(Na2S2O3). Banyaknya volume Na2S2O3 yang Na2S2O3 0,01 N sampai larutan tidak
digunakan sebagai tiran setara dengan berwarna.
banyaknya sampel.

2. METODOLOGI PENELITIAN Standarisasi


Penelitian bersifat eksperimen Larutan Na2S2O3
dilakukan di Laboratorium Pusat PT Pupuk
Sriwijdaja Palembang untuk menganalisa
kandungan H2S pada gas alam dengan
menggunakan metode titrasi iodometri. Pengambilan sampel gas

Prosedur Pembuatan Membran Keramik


1. Siapkan bahan-bahan yang akan digunakan
berupa tanah lait, zeolit, zink oxide, dan Adsorbsi dengan
semen putih. Media membran Keramik
2. Haluskan setiap bahan dengan menggunakan
mortar.
3. Saring bahan-bahan yang telah dihaluskan
agar tidak terdapat partikel-partikel padat Uji adsorpsi
yang masih kasar.
4. Lakukan pencetakan dengan perbandingan
komposisi Membran keramik A (75% tanah
liat, 10% ZnO, 10% Zeolit, 5% semen Analisa % H2S
putih), membran keramik B (75% tanah liat,
15% ZnO, 5 % Zeolit, 5% semen putih), Gambar 1. Diagram Alir Penelitian.
membran keramik C (70% tanah liat, 20%
ZnO, 5% Zeolit, 5% semen putih), dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
membran keramik D (75% tanah liat, 25% Analisa H2S dengan menggunakan
ZnO, 5% semen putih). metode titrasi iodometri terdapat pada tabel 2.
5. Keringkan campuran yang telah dicetak
selama 3-5 hari. Tabel 2. Hasil Titrasi H2S Menggunakan
6. Lakukan pembakaran dengan mengunakan Metode Titrasi Iodometri
furnace pada suhu 700oC s.d. 900oC. Volume
No Sampel
Titrasi (ml)
Analisa H2S dengan Metode Titrasi Tanpa Membran
1 6,4
Iodometri keramik
Langkah-langkah analisa H2S adalah Volume
sebagai berikut : No Sampel
Titrasi (ml)
1. Masukkan Cd asetat 1% (Cd Membran
(CH3COOH)2.2H2O) ke dalam Erlenmeyer 2 7,8
keramik A
500 ml sebanyak 150 ml. Membran
2. Tambahkan NaOH sebanyak 5 ml. 3 8,1
keramik B
3. Masukkan penyebar gas alam sampai ke Membran
permukaan penyebar gas alam terendam ke 4 8,2
keramik C
dalam larutan. Membran
5 8,4
Keramik D

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 Page | 25


Persamaan terhadap K2Cr2O7 :
Tabel 3. Hasil Perhitungan Kandungan H2S
Cr2O72- + 6I- + 14H+ 2Cr3+ + 7H2O + 3I2
Kandungan
No Sampel Iod mengoksidasi tiosulfatmenjadi ion
H2S (ppm)
tetrationat :
Tanpa Membran
1 8,6848
keramik N I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Membran
2 3,6127 Titrasi Na2S2O3 dilakukan sebanyak 2
keramik A
kali, volume titrasi Na2S2O3 yang dihasilkan
Membran
3 2,5331 digunakan untuk menghitung normalitas
keramik B
Na2S2O3 dengan rumus sebagai berikut :
Membran
4 2,1709
keramik C N Na2S2O3 =
Membran
5 1,0855
Keramik D Kandungan H2S pada gas alam dapat
diketahui dengan menggunakan proses titrasi
Pada penelitian ini membran keramik iodometri, sebelum dilakukan titrasi campurkan
adalah media yang akan digunakan untuk larutan Cd(CH3COO)2 . 2H2O dengan larutan
mengetahui daya adsorbsi gas H2S yang NaOH, campuran ini akan menghasilkan
terdapat pada gas alam, dengan menggunakan Cd(OH)2 yang berfungsi untuk mengikat
adsorber yang berbentuk vessel, gas alam kandungan sulfur yang terdapat pada gas alam,
masuk melalui bagian bawah adsorber melewati sehingga pada saat gas H2S dialirkan ke dalam
membran keramik yang terdapat didalamnya, campuran tersebut diharapkan sulfur yg terdapat
keluaran dari atas vessal diharapkan akan pada gas alam berkurang hingga 1 ppm. Reaksi
menghasilkan kadar H2S yang lebih rendah. yang terjadi adalah :
Membran keramik dengan komposisi
yang berbeda-beda diharapkan dapat Cd(CH3COO)2(l)+ 2NaOH Cd(OH)2(s) +
mengadsorbsi gas H2S, terdapat 4 kompisisi 2CH3COONa(l)
membran keramik yang terbagi menjadi
membran keramik A (75% tanah liat, 10% ZnO, Cd(OH)2(s) + H2S(g) CdS(s) + 2H2O(l)
10% Zeolit, 5% semen putih), membran Volume yang dihasilkan pada proses
keramik B (75% tanah liat, 15% ZnO, 5 % titrasi iodometri digunakan untuk menghitung
Zeolit, 5% semen putih), membran keramik C kadar H2S yang terdapat pada gas alam. Untuk
(70% tanah liat, 20% ZnO, 5% Zeolit, 5% menghitung kandungan H2S yaitu dengan
semen putih), membran keramik D (75% tanah menggunakan rumus baku sebagai berikut :
liat, 25% ZnO, 5% semen putih).
Pengukuran kualitas kadar H2S H2S,ppm = x1000
sebelum dan sesudah adsorbsi yaitu dengan
menggunakan metode titrasi oksidasi dan
reduksi melibatkan I2 yang lebih sering dikenal Grafik Kandungan H2S (ppm)
yang titrasi iodometri. Proses titrasi iodometri 10
merupakan titrasi dari I2 yang dibebaskan dalam
reaksi kimia. Titrasi langsung dengan iod 8
H2S (ppm)

digunakan larutan iod dalam kalium iodida. 6


Sebelum melakukan proses titrasi
4
untuk mengukur kandungan H2S pada gas alam,
dilakukan terlebih dahulu standarisasi 2
normalitas larutan Na2S2O3. standarisasi larutan
0
Na2S2O3 menggunakan larutan K2Cr2O7 dan KI
yang berfungsi sebagai standar primer N A B C D
Jenis Membran
penetapan normalitas Na2S2O3. Pada saat titrasi
berlangsung K2Cr2O7 dan KI akan bereaksi Gambar 1. Grafik Kandungan H2S
membentuk sehingga membentuk I2 pada
suasana asam dengan membebaskan iod, maka Pada grafik diatas terlihat bagaimana
dari itu ditambahkan HCl yang berfungsi untuk pengaruh kualitas membran keramik terhadap
mengatur tingkat keasaman dalam larutan. daya adsorbsi H2S. Kandungan H2S pada gas
Persamaan terhadap KI : alam yang terdapat di PT pupuk sriwijdaja
Palembang yang digunakan sebagi bahan baku
IO3- + 5I- + 6H+ 3H2O + 3I2 proses pembuatan amoniak adalah sebesar

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 Page | 26


8,6848 ppm. Gas alam yang memiliki Membran keramik dapat menjadi
kandungan H2S dengan jumlah sebesar 8,6848 alternatif yang dapat digunakan pada suatu
ppm tidak dapat digunakan langsung sebagai perusahaan sebagai media penyerap sulfur untuk
bahan baku proses suatu pabrik terutama pabrik mengurangi kadar H2S yang terdapat pada gas
amoniak yang terdapat PT Pupuk sriwidjaja alam, seperti yang telah diketahui bahwa H2S
Palembang. merupakan zat pengotor yang sangat tidak
Membran keramik dengan komposisi diinginkan pada gas alam. Dengan komposisi
berupa tanah liat, zeolit, ZnO, dan semen putih, media filter sebanyak 25% membran keramik
dapat menurunkan kandungan H2S yang dapat mengenyerap sulfur sebanyak 87,57%.
terdapat pada gas alam. Hal ini dapat dilihat
pada gambar 4.1. membran keramik A dengan 4. KESIMPULAN
komposisi (75% tamah liat, 10% ZnO, 10% 1. Semakin banyak komposisi media filter
zeolit, dan 5% semen putih) dapat menghasilkan yang ditambahkan maka daya adsorbsi
kualitas gas alam yang lebih baik dengan membran keramik akan semakin besar.
kandungan H2S yang cukup rendah yaitu 3,6127 2. Membran keramik A (75% tanah liat, 10%
ppm atau sekitar 58,46% dari kandungan H2S ZnO, 10% Zeolit, 5% semen putih) dapat
sebelum menggunakan adsorber. mengurangi kadar H2S dari 8,6848 ppm
Membran keramik B dengan komposisi menjadi 3,612 ppm, membran keramik B
(75% tanah liat, 15% ZnO, 5% zeolit, dan 5% (75% tanah liat, 15% ZnO, 5 % Zeolit, 5%
semen putih) dapat menurunkan kandungan H2S semen putih) dapat mengurangi kadar H2S
hingga 70,89%, dapat dilihat pada gambar 4.1. mejadi 2,5331 ppm, membran keramik C
penurunan kandungan H2S pada kondisi ini (70% tanah liat, 20% ZnO, 5% Zeolit, 5%
mengasilkan kadar H2S sebesar 2,5331 ppm. semen putih) dapat mengurangi kadar H2S
Pada kasus lain, untuk komposisis (70% tanah sampai 2,1709 ppm, sedangkan membran
liat, 20% ZnO, 5% zeolit, dan 5% semen putih) keramik D (75% tanah liat, 25% ZnO, 5%
dapat menghasilkan kadar H2S yang lebih semen putih) dapat mengrangi kadar H2S
rendah yaitu dapat mengadsorbsi gas sulfur hinnga 1,0855 ppm.
sebanyak 75,03% dengan kandungan H 2S 3. Kualitas membran terbaik adalah membran
sebesar 2,1709 ppm, ini terjadi pada membran keramik D dengan komposisi 70% tanah
keramik C. liat, 25% ZnO, dan 5% tanah liat.
Kualitas gas alam dengan kandungan 4. Membran keramik dapat digunakan sebagai
H2S yang paling rendah terdapat pada media adsorbsi gas H2S pada industri
komposisi membran keramik D yang karena dapat menyerap kadar sulfur sampai
mengandung (70% tanah liat, 25% ZnO, dan 87,57%.
5% semen putih) yaitu dapat menyerap sulfur
sebanyak 87,57% dari kandungan sulfur DAFTAR PUSTAKA
sebelum menggunakan adsorben membran
keramik, H2S yang tersisa pada kondisi adalah Akbary, Fauzan. 2009. Membran Zeolit
sebanyak 1,0855 ppm. Katalitik untuk Pembentukan Syngas.
Dengan hasil yang telah didapatkan Bandung: Institut Teknologi Bandung.
maka dapat diketahui bahwa adsorber dengan Anonim.
isian membran keramik sebagai media adsorben http://id.scribd.com/doc/74049145/Seng-
dapat menyerap sulfur dalam bentuk senyawa Oksida diakses pada tanggal 22 Oktober
H2S dengan komposisi berupa tanah liat, ZnO, 2013.
zeolit, dan semen putih. Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi
diakses pada tanggal 23 Oktober 2013.
ZnO + H2S ZnS + H2O
Dixon, J.B. and Weed, S.B. 1999. Mineral in
Soil Invironment. USA: Soil Science
Seperti terlihat pada tabel 4.2. hasil
Society of America.
titrasi H2S dengan menggunakan metode titrasi
Handayani, Laili dan Setion, Eko. 2011.
iodometri dan tabel 4.3. hasil perhitungan
Pengaruh Membran Keramik dengan
kandungan H2S memperlihatkan bahwa semakin
Aditif Zeolit, Silika, dan Karbon Aktif
besar hasil volume titrasi iodometri maka
Terhadap Gas Buang Kendaraan
kandungan H2S pada gas alam akan semakin
Bermotor. Palembang : Universitas
berkurang. Selain itu juga, kualitas membran
Sriwijaya.
keramik sangat mempengaruhi daya adsorbsi
Hanum, Farida. 2009. Pengolahan Limbah Cair
sulfur yaitu dilihat dari segi komposisi
Kelapa Sawit Dari Unit Deoling Ponds
kandungan media filternya.
Menggunakan Membran Mikrofiltrasi.

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 Page | 27


Medan: Pasca Sarjanan Universitas
Sumatera Utara.
Kusuma Rini, Dian dan Anthonius Lingga,
Fendy. 2010. Optimasi Aktivasi Zeolit
Alam untuk Dehumidifikasi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Mulder, M. (1996). Basic Principle of
Membrane Technology second Editoin.
Netherlands: Kluwer Academic
Publisher.
Oxtoby, Gllis, and Nachtreib. 2003. Prinsip-
Prinsip Kimia Modern 4. Jakarta:
Erlangga.
Underwood, A.L. 1990. Analisa Kimia
Kuantitatif Edisi Ke 4. Jakarta: Erlangga.
Underwood, A.L. 2002. Analisa Kimia
Kuantitatif Edisi Ke 6. Jakarta: Erlangga.

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 Page | 28

Anda mungkin juga menyukai