Anda di halaman 1dari 3

Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang mudah terbakar, berwarna coklat sampai

hitam, yang sejak pembentukkannya mengalami proses fisika dan kimia yang mengakibatkan
peningkatan kadar Karbon.
Dari cara terbentuknya batubara dikenal ada 2 (dua) teori yaitu teori insitu dan teori drift
(Krevelen,1993). Teori Insitu yaitu batubara terbentuk sama dengan tempat dimana proses
coalification terjadi dan sama dengan tempat dimana tumbuhan pembentuk batubara
tumbuh/berkembang. Teori Drift yaitu batubara yang terbentuk pada cekungan sedimen berasal
dari tempat lain, dimana tanaman pembentuk batubara tidak tumbuh/berkembang di tempat
batubara terbentuk (mengalami proses transportasi, sortasi dan kemudian terakumulasi di
cekungan sedimen).
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pembentukkan batubara yaitu posisi
geoteknik, keadaan topografi daerah, iklim daerah, proses penurunan cekungan sedimen, umur
geologi, jenis tumbuh-tumbuhan, proses dekomposisi, sejarah setelah pengendapan, struktur
geologi cekungan dan metamorfosa organik (Hutton and Jones,1995). Penjelasan rinci sebagai
berikut:
1. Posisi Geoteknik
Posisi geoteknik adalah letak suatu tempat yang merupakan cekungan sedimentasi yang
keberadaannya dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik lempeng. Proses tektonik yang terjadi akan
berpengaruh pada penyebaran batubara yang terbentuk. Makin dekat cekungan sedimentasi
batubara yang terbentuk atau terakumulasi dengan posisi kegiatan tektonik, maka kualitas
batubara yang dihasilkan akan semakin baik.

2. Keadaan topografi daerah


Daerah tempat tumbuhan berkembang baik merupakan daerah yang relatif mempunyai
ketersediaan air. Tempat tersebut mempuyai topografi yang relatife lebih rendah dibandingkan
dengan daerah yang ada disekelilingnya. Makin luas daerah dengan topografi rendah, maka
makin banyak pula tanaman yang tumbuh, sehingga makin banyak pula bahan pembentuk
batubara.

3. Iklim daerah
Iklim sangatlah berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Didaerah yang berilklim
tropis, hampir semua tanaman dapat hidup yang dikarenakan tingkat curah hujan dan
ketersediaan matahari sepanjang waktu yang memungkin tanaman tumbuh dengan cukup baik.
Oleh karena itu, didaerah yang beriklin tropis pada masa lampau sangatlah memungkinkan
didapatkan endapan batubara dalam jumlah banyak, sebaliknya pada daerah yang beriklim
subtropics mempunyai endapan batubara yang relative lebih sedikit.

4. Proses penurunan cekungan sedimen


Cekungan sedimentasi yang ada di alam relative dinamis, artinya dasar cekungan akan
mengalami proses penurunan atau pengangkatan. Makin sering dasar cekungan sedimentasi
mengalami proses penurunan, maka batubara yang terbentuk akan semakin tebal.

5. Umur geologi
Jaman Karbon ( 350 juta tahun yang lalu), merupakan awal munculnya tumbuh-
tumbuhan di dunia. Sejalan dengan proses tektonik yang terjadi, daerah tempat tumbuhnya
tanaman telah mengalami proses coalification cukup lama, sehingga menghasilkan mutu
batubara yang sangat baik. Jenis batubara dengan jenis ini banyak dijumpai di belahan bumi
bagian Utara. Contohnya: Amerika Utara dan Eropa (pada kedalam 3 mil yang membentang dari
Scotlandia sampai Selesia (Polandia)).
Batubara di Indonesia, didapatkan di cekungan sedimentasi yang berumur Tersier ( 70
juta tahun yang lalu). Dalam kurung waktu tersebut, proses coalification belum terjadi secara
sempurna. Hal ini mengakibatkan kualitas batubara di Indonesia belum berkualitas baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tua lapisan batuan sedimen yang mengandung
batubara, maka semakin tinggi rank (peringkat) dari baubara tersebut.

6. Jenis tembu-tumbuhan
Batubara yang terbentuk dari tumbuhan keras dan berumur tua akan lebih baik
debandingkan dengan batubara yang terbentuk dari taanaman berbentuk semak dan hanya
berumur semusim. Makin tinggi tingkataan tumbuhan dan makin tua umur tumbuhan tersebut,
apabila menalami proses coalification, akan menghasilkan batubara dengan kualitas baik.

7. Proses dekomposisi
Proses dekomposisi tumbuhan merupakan bagian dari transformasi biokimia pada bahan
organik. Selama porses pembentukkan batubara, sisa tumbuhan akan mengalami perubahan baik
secara fisik maupun kimia. Setelah tumbuhan mati, proses degredasi biokimia lebih berperan.
Proses pembusukan (decay) kan terjadi sebagai akibat kinerja dari mikrobiologi dalam bentuk
bakteri anaerobic. Bakteri ini bekerja dalam keadaan tanpa oksegen, menghancurkan bagaian
yang lunak dari tumbuhan seperti cellulose, protolasma, dan karbohidrat. Proses ini membuat
kayu berubah menjadi lignit, bitumina.
Selama poses biokimia berlangsung, dalam keadaan kurang oksigen mengakibatkan
keluarnya air (H2O) dan sebagian unsure karbon (C) yang akan hilang dalam bentuk karbon
dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) dan metana (CH4). Akibat lepasnya unsur atau senyawa
ini maka jumlah unsure koarbon (C) akan relatife bertambah.

8. Sejarah setelah pengendapan


Makin dekat posisi cekungan sedimentasi terhadap posisi geoteknik yang selalu dinamis,
akan mempengaruhi perkembangan batubara. Selama waktu itu pula, proses geokimia dan
metamorfisme organic akan ikut berperan dalam mengubah gambut (endapan sedimen organic
yang mudah terbakar dengan kandungan air lebih dari 75%) menjadi batubara. Apabila dinamika
geoteknik memungkinkan terjadinya pensesaran dan perlipata pada lapisan batubara, dapat
mempercepat batubara dengan rank tinggi. Proses ini akan dipercepat pula apabila daerah
tersebut mengalami proses intrusi magmatis. Panas yang dihasilkan dari proses intrusi magmatis
akan mempercepat proses coalification, sehingga kadar C akan lebih tinggi dari H2O.

9. Struktur geologi cekungan sedimen


Makin banyak perlipatan dan pensesaran yang terjadi di lapisan sedimen yang
mengandung batubara, secara teoritis akan meningkatkan kualitas dari batubara tersebut.

10. Metamorfosa organic


Peningkatan mutu batubara sangat ditentukan oleh factor tekanan dan waktu. Tekanan
dapat diakibatkan oleh lapisan sedimen penutup yang tebal atau karena adanya tektonik. Makin
lama selang waktu dari mulai bergradasi sampai terbentuk batubara, maka makin baik mutu dari
batubara yang diperoleh. Factor tersebut dapat mempercepat proses metamorfosa organik.(Prof.
Ir. Sukandarrumidi, M.Sc Ph.D,2006).

Anda mungkin juga menyukai