Anda di halaman 1dari 13

AKADEMI TEKNIK SOROAKO

PENDIDIKAN ETIKA DAN KARAKTER KRISTEN PROTESTAN I

SEMESTER III T.A. 2016/2017


PENDAHULUAN;

Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, maka


dipandang perlu melalui dunia pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi untuk
sejak dini hidup sesuai etika dan karakter bangsa berdasarkan nilai- nilai yang
diajarkan dalam Pancasila dan UUD 1945 yang kemudian diimplementasikan melalui
ajaran masing-masing agama.

Pendidikan etika dan karakter merupakan kedua pokok penting dan saling berkaitan
satu sama yang lain yang tidak dapat dipisahkan.

Pengertian Dasar:

A. Etika, berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti susila atau kebiasaan yang
baik, cara hidup yang kemudian menjadi norma, atau aturan, hukum, kaidah
yang mengatur perilaku manusia. Jika kata etika dihubungkan dengan kata
Kristen, maka dapat disimpulkan bahwa etika Kristen adalah norma yang
didasarkan pada ajaran Tuhan yang tertulis dalam Alkitab yang kemudian
dijadikan standar perilaku ( karakter ) seperti tertulis dalam Keluaran 20:1-17
tentang kesepuluh Firman yang disimpulkan dalam kitab Injil Matius 22:37-
40 yang pada intinya mengatur pola hubungan yaitu hubungan kasih;
1. Hubungan antara manusia dengan Allah mulai hokum pertama sampai
hokum ke empat.
2. Hubungan antara manusia dengan manusia di atur dalam hokum ke
lima sampai hokum ke sepuluh.
B. Karakter, menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, yang dimaksud
karakter adalah sifat kejiwaan akhlak atau budipekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Juga dapat diartikan perangai,
perilaku, sopan-santun, yang didasarkan pada etika. Dalam hal ini aturan
atau norma agama untuk setiap pemeluk agama dan tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945.
Secara umum kita dapat mengenal empat macam atau jenis karakter yang
melekat pada diri setiap orang. Jadi perilaku yang berbeda pada setiap orang
Nampak berdasarkan karakter yang dominan atau menonjol pada diri setiap
orang. Keempat macam karakter tersebut adalah;
1. Melancholic yang cirri-cirinya adalah; pendiam, focus, suka menyendiri,
agak sombong, tertutup, cepat marah, cepat tersinggung, cerdas,
suka tantangan, suka mata pelajaran eksakta. Suka music, susah
senyum. Takut berubah.
2. Singuin yang cirri-cirinya adalah; gerak cepat, linca, terburuh- buruh,
plinplan, cerdas, suka menolong, humor, berjiwa usaha. Mudah bergaul
atau berteman, suka olah raga, suka rekreasi, suka berkumpul,
gampang terpengaruh, cerdas, kreatif, selalu ingin perubahan.
3. Plegmatis yang cirri-cirinya adalah; penyabar, penuh perhatian,
lamban dan malas, mudah bergaul, cepat mengalah, agak cerdas,
cepat puas dengan apa yang ada, suka memberi, mudah memaafkan
selalu mengutamakan orang lain.
4. Coralich yang cirri- cirinya adalah; susah di atur, suka menantang, cari
perhatian, suka berteman, selalu terdepan kalau ada masaalah, nekat
dan pantang mundur, pemberani, suka mengatur, agak cerdas, mudah
marah dan sensitive, bergaul dengan siapa saja.

BAB. I. PANDANGAN TENTANG MANUSIA

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, manusia adalah makhluk yang berakal budi yang
berbeda dengan makhluk hidup lainnya.

Dalam kekristenan, manusia adalah pusat dari kehidupan beragama, ialah yang diberi Tuhan kunci kendali
untuk mengambil berbagai keputusan etis. Pandangan manusia dari sudut Kristen akan sangat menolong kita untuk
memahami berbagai aspek lain dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, maupun dalam pengembangan ilmu
pengetahuan modern.
Pertanyaan: Siapakah manusia?
Menjawab pertanyaan diatas, manusia dapat dipahami dari dua sisi yaitu sisi kebudayaan dan sisi kekristenan.

1. Manusia Menurut Pandangan Agama-Agama:


a. Manusia adalah makhluk beragama. Ia sadar bahwa hidupnya tidak hanya untuk dirinya sendiri.
Tetapi ada hidup diluar dirinya. Kesadaran itulah menyebabkan manusia menaati kehidupan
keberagamaannya. Hal ini juga mendorong manusia semakin tertib dan menjaga keseimbangan
dalam hidupnya termasuk kehidupan beragama.
b. Manusia sebagai makhluk berakal ( Homo Ratio ) yakni Tuhan menciptakan manusia lengkap otak
dan akalnya sehingga ia mampu berpikir, menganalisa, meneliti, dan menyimpulkan serta
mengembangkan ilmu mengubah dunianya untuk kehidupannya.
c. Manusia adalah makhluk yang bekerja ( Homo Labor ). Manusia diberikan Tuhan tenaga akan ia
mampu bekerja, mengolah alam semesta sehingga berguna dan bermanfaat untuk hidupnya.
Manusia beda dengan hewan yang hanya bergantung pada keberadaan alam.
d. Manusia adalah makhluk social dan ekonomi ( Homo Society Economicus ). Manusia hidup
bermasyarakat dan mempercayai tanggungjawab sosial. Ia memikikan kesejahteraan manusia
dengan mengatur kehidupan ekonominya. Manusia juga menata kehidupan ini sedemikian rupa
sehingga menjadi nyaman.
e. Manusia adalah makhluk yang berkomunikasi ( Homo Lengunce ). Manusia dapat menjalin
komunikasi serta mampu menularkan pikirannya kepada sesama melalui bahasa ia mampu
mengembangkan kehidupan yang lebih sempurna bersama manusia lainnya dan membangun
hubungan dengan Tuhan melalui ibdat.
f. Manusia adalah makhluk seni ( Homo Estetic ). Yaitu manusia dapat menciptakan sesuatu menjadi
lebih indah untuk memenuhi kepuasan hidupnya.
2. Manusia Menurut Pandangan Kristen:
1. Manusia Sebagai Ciptaan Tuhan Yang Mulia.
2. Sebagai ciptaan paling mulia manusia memiliki:
Moral dalam dirinya ( karakter ganda ) sebagai makhluk sosial dan makhluk individu.
Secara moral manusia bertanggungjawab pada sesama, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dalam interaksinya dengan sesama dan dengan dunia diluarnya, yang sedang berubah dan berkembang, manusia
tidak dapat mengasingkan diri darinya. Hal ini membuktikan bahwa orang percaya ( baca gereja ) pun ada dan
menjadi bagian yang terpisahkan dari dunianya dan dunia diluarnya. Justru dlam konteks itu gereja bertumbuh di
dalam imannya dan oleh iman itu ia diberi hikmat oleh Tuhan mengatur hidupnya secara benar. Disinilah pentingnya
pendidikan moral berkaitan dengan pendidikan agama Kristen sebagai satu kesatuan. Kata moral dalam arti ajaran
yang baik, buruk, perbuatan, kelakuan, akhlak dan kewajiban.

a. Kompleksitas Masalah Moral Dalam Era Global


Semangat reformasi bangsa Indonesia telah melahirkan kesadaran baru bahwa pendidikan secara umum dan
pendidikan agama khususnya kurang berhasil indikatornya: pengetahuan yang tinggi tidak dibarengi dengan
kualitas moral yang bernilai tinggi berikan contoh VCD porno, dunia maya, aksi tawuran, pengedar dan pengguna
obat terlarang. Era globalisasi telah hadir membawa perubahan nilai yang sangat signifikan berikan contoh: membagi
tiga gelombang yang dihadapi tahap perkembangan dan kemajuan di era globalisasi yang disebutnya sebagai era
informasi:
Gelombang I. dimana umat manusia membangun kehidupannya dengan andalansektor pertanian,
datanglah
Gelombang ke-II dengan andalan sektor industry.
Belum selesai gelombang I, II, datanglah
gelombang ke-III dengan sector informasi dan jasa. Akibatnya terjadi Future Shock atau kejutan masa
depan yang dialami oleh sebagian dari masyarakat dunia.
Mencermati apa yang tejadi; perkembangan dan perubahan di dunia sekitar kita,
kecenderungannya ialah pada satu sisi martabat kemanusiaan sangat dihargai dan
dihormati. Tapi pada sisi lain perubahan dan perkembangan dan kemajuan merendahkan
martabat kemanusiaan.

b. Kesadaran Etis
Istilah kesadaran etis dalam subtansi kesadaran etis dipahami berdasarkan teori perkembangan moral seperti
yang dikatakan oleh Kohlberg ( psikolog ) dengan mengetahui jenjang tingkat kesadaran etis. Berikan contoh anak
SD dengan mahasiswa soal tanggungjawab. Perkembangan moral dibagi enam tahap:
Kesadaran etis yang berorientasi pada hukum.
Tindakan moral masih kanak-kanak tetapi sudah lebih rasional, sudah mulai menghitung-hitung dan
memilih-milih.
Lebih berorientasi pada kelompok yang baik.
Ada prinsip atau hukum yang lebih tinggi yaitu hukum yang obyektif yang tidak hanya
beorientasi pda satu kelompok, tetapi hukum yang mempunyai keabsahan yang lebih
luas.
Berorientasi pada akal kemudian menciptakan yang lebih baik dan benar.
Pemikiran moral seseorang mencapai puncaknya yaitu moralitas yang berpusat pada suara hati nurani dan
keyakinan tentang yang baik dan benar bagaikan seorang nabi dalam Alkitab.
Perkembangan moral di atas menyadarkan kita untuk tidak terlalu cep\at menilai moralitas
orang lain. Karena perkembangan moral seseorang bertumbuh dan berkembang sesuai
dengan tahapannya. Di sisi lain melalui teori Kolhberg ini dapat dicari contoh-contoh
dampak negatif dari era global untuk dikritisi seperti:Penggunaan narkotika dsb. menjadi
ancaman bagi generasi muda.

Sebagai manusia yang diperlengkapi nalar, akal budi dan diciptakan segambar dan serupa dengan Allah dan
menjadi makhluk beragama.

A. Manusia sebagai Insan hamba Tuhan yang Juga sebagai Insan Pancasila.

Dalam Pancasila, nilai kemanusiaan sangat dijunjung tinggi ( Sila ke 2= kemanusiaan yang adil dan beradab ).
Dalam kaitan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dalam keserupaan dengan Allah untuk mewujudkan keadilan
atau kebenaran dan keber-adaban yakni suatu nilai hidup mulia dan luhur, dan bernilai tinggi berdasarkan etika atau
norma yang berlaku dalam suatu Negara, masyarakat agama.
1. Manusia sebagai insane hamba Tuhan berdasarkan Kejadian 1: 28 yaitu
a. Manusia menerima mandate dari Tuhan untuk mengelola alam semesta dengan prinsif keTuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kebijaksanaan dan keadilan.
b. Manusia menjadi sekutu Allah dan dalam hal itu manusia mempunyai hubungan khusus dengan Allah
yaitu hubungan cinta kasih yang didasarkan pada janji kasih setia.
c. Manusia taat pada aturan Tuhan.
2. Manusia sebagai insane Pancasila. Roma 13: 1-7; Injil Matius 22: 15-22 mengatur pola hubungan antara
anggota masyarakat ( baca: gereja) dengan pemerintah yaitu gereja tunduk pada pemerintah, takut dan
hormat pada pemerintah, karena pemerintah adalah hamba Allah untuk;
a. Menyatakan kebaikan bagi setiap warga Negara.
b. Menyandang pedang.
c. Pemegang kekuasaan
d. Mengusahakan kemakmuran masyarakat, bangsa dan Negara.

B. Manusia Dan Sesamanya Sama Di Hadapan Tuhan.


Dalam alkitab, harkat dan martabat kemanusiaan sangat dijamin yaitu semua manusia sama di hadapan Tuhan
( Kolose 3:11 );
1. jadi tidak ada ada pembedaan antara manusia yang satu dan manusia lainnya jika dipandang dari sudut
hokum agama, maupun hokum Negara.
2. Manusia yang satu dengan manusia lainnya saling ketergantungan, artinya kehadiran manusia lainnya
diantara manusia yang berbeda asal, latar belakang, status social, agama, jenis kelamin adalah dalam
rangka saling melengkapi atau menyempurnakan.
3. Tindakan Yesus yang sangat mempedulikan orang samaria dalam Injil Lukas 9: 51-56 menunjukkan bahwa
keselamatan adalah untuk semua umat manusia.
4. Dan tindakan orang Samaria yang murah hati dalam Injil Lukas 10:25- 37 mengungkapkan suatu kebenaran
bahwa di hadapan Tuhan kita dapat menjadi sesame manusia bagi siapapun.

C. Sesame Manusia Adalah Satu Keutuhan Ciptaan Tuhan.


Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam kitab Kejadian 2: 8- 25 menunjukkan bahwa sesame manusia
adalah diciptakan dalam rangka menjadikan ciptaan Tuhan yang lain menjadi sungguh amat baik. Artinya bahwa
kehadiran manusia yaitu laki-laki dan perempuan diantara semua akan ciptaan menjadi mahkota yang dengannya
seluruh ciptaan menjadi utuh dan tak terpisahkan. Tuhan berfirman, tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja,
Aku akan menjadikan baginya seorang penolong yang sepadan

D. Manusia Mempunyai Tanggungjawab Terhadap Sesamanya.


Tanggungjawab utama manusia yang diciptakan oleh Tuhan dan ditempatkan di dalam taman eden adalah saling
menolong, saling melengkapi dalam membangun kehidupannya dan karena itu manusia diperlengkapi potensi diri
atau karunia masing- masing ( Roma 12: 6- 8; I Korintus 12: 12- 31 ). Dalam kitab Perjanjian Lama, karunia- karunia
itu ditunjukkan melalui jabatan resmi dan diakui dikalangan umat Allah Israel. Jabatan- jabatan itu adalah;
1. Jabatan Imam yaitu yang diberi tugas mewakili umat masuk ke dalam mesba bait suci mempersembahkan
korban bakaran dan korban- korban lainnya.
2. Jabatan nabi yaitu yang diberi tugas bernubuat sesuai dengan Firman Tuhan yang diterimanya.
Menubuatkan keadaan baik ataupun buruk yang akan dialami umat di kemudian hari.
3. Jabatan raja yang bertugas untuk memerintah rakyat dan mendoakan kemakmuran rakyat.
Dan dalam gereja masa kini kita mengenal setiap orang yang diberi karunia khusus lalu diutus melayani sesame
sesuai karunia khusus yang diperolehnya dari Tuhan seperti;
1. Pendeta
2. Penatua
3. Diaken
4. Pengajar
5. Dan jabatan lain seperti dokter, loyer hokum, konsulat, ekonom, dan berbagai bidang ilmu pengetahuan
yang kemudian didayagunakan untuk membangun kehidupan bersama diantara sesame manusia.

BAB. II. PANCASILA DAN AGAMA


Indonesia adalah Negara yang berdiri di atas dasar yang sangat kuat yaitu Pancasila dan Undang- Undang Dasar
1945. Negara menjamin kebebasan beragama dan HAM sesuai UUD 1945 pasal 29.
A. Pancasila Adalah Satu- Satunya azaz.
Kata Pancasila terdiri dari dua suku kata yaitu panca yang berarti lima dan sila berarti dasar. Jadi Pancasila
berarti lima dasar. Artinya, Negara kesatuan Republik Indonesia dibangun di atas 5 dasar yang kuat yaitu;
1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Pancasila Menjamin Kehidupan Agama
Simbolisme dan Pluralisme Dalam Agama.
1,Simbolisme dan pluralisme dalam agama keduanya saling berkaitan. Akhir-akhir ini, ramai dibicarakan
munculnya berbagai gerakan yang sangat adanya penekanan pada simbol-simbol di dalam agama secara yang
kemudian menimbulkan berbagai gejolak di masyarakat, bahkan cenderung melahirkan aliran baru atau . contoh
dalam Islam, dan Kristen. Pada lain pihak gerakan-gerakan pluralisme agama juga semakin marak dan meluas
ditengah banyaknya reaksi yang menolak. Penolakan terjadi disebabkan ketidak pahaman akan apa yang dimaksud
dengan pluralisme itu sendiri.
Simbolisme agama. Kata simbol ( yunani :sumbolon ) = suatu benda yang mengingatkan atau benda pengingat,
atau alat pengenal. Simbolisme adalah hal menggunakan simbol atau lambang tertentu untuk mengekspresikan
gagasan tertentu. Jadi simbol adalah kata, objek, barang atau benda, tindakan atau peristiwa yang mewakili,
menggambarkan, menandakan, atau menyampaikan sesuatu yang lebih besar, lebih tinggi, lebih luhur, daripada
objek yang melambangkannya. Misalnya cincin kawin.Dalam agama, simbol memiliki fungsi yang sama : tanda
pengingat, perlambang dari hal-hal yang agung dan luhur dalam agama tersebut. Simbol memiliki peranan penting
sebagai sarana umat mengenal dan menghayati agamanya.
Dalam agama Kristen memiliki sejumlah simbol. Yang paling popular adalah salib. Ada ayam jago (Mat.26, ikan
akronim dari Yesus Kristus sebagai Juruselamat, dan ikan juga melambangkan kisah Yunus yang keluar dari perut
ikan. Peristiwa tersebut menunjuk kepada peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Mat.12 : 40; bad. Yunus pasal
2.
Ada kecenderungan dalam masyarakat untuk mengagung-agungkan simbol keagamaan dengan berbagai
tujuan. Ada tujuan iman akibatnya orang tersebut lebih melihat simbol tersebut dan melupakan apa yang
disimbolkannya. Bahkan ada yang menjadikannya berhala seperti membuat patung, dsb.
Padahal simbol-simbol agama hanya memiliki makna sejauh simbol tersebut dipahami sesuai tujuannya.
Simbol tidak berkaitan dengan kwalitas iman seseorang,dan tidak menjamin keselamatan seseorang sebanyak
apapun simbol yang digunakannya. Pengagungan simbol dapat memicu kecongkakan seseorang menganggap
dirinya memiliki kadar iman yang lebih tinggi dari orang lain. Oleh karena itu kita harus bijaksana dengan
penggunaan simbol-simbol keagamaan agar tidak terjadi penyimpangan arti.

2, Pluralisme agama. Menurut kamus kata-kata asing dalam bahasa Indonesia, Pluralisme didefinisikan
sebagai keadaan masyarakat yang majemuk berdasarkan sudut pandang sosial politik. Dalam lingkup agama-
agama para teolog mengartikannya sebagai kemajemukan agama-agama. Pengertian ini sesuai dengan kondisi
masyarakat beragama di Indonesia yang majemuk.
Dalam pluralisme agama, semua agama tidak dianggap sama. Tetapi para penganut agama-agama harus
saling membuka diri terhadap masalah-masalah bersama dari sudut pandang agama masing-masing. Muara dari
keterbukaan ini adalah pembentukan etika, moral, dan spritualitas masyarakat yang plural. Jadi pluralisme agama
bukan sinkretisme .Tentang kemajemukan agama, sikap dalam komunitas Kristen ada 3:
a. Eksklusif : bahwa kebenaran dan keselamatan hanya ada melalui jalan
Kristus.

b. Inklusif meyakini bahwa Kristus juga hadir dan bekerja melalui mereka yang sama sekali
tidak mengenal Dia . Di dalam pandangan ini orang-orang dari kepercayaan lain diikutkan dalam
rencana keselamatan.
c. Pluralist : bahwa Allah atau penganut-penganut agama lain disebut kenyataan dikenal melalui
bermacam-macam jalan. Mereka yang ikut paham ini melihat kegiatan Allah Pencipta itu dalam rangka
penyelamatan dunia ini. Mereka berusaha melihat kegiatan Roh Kudus bahkan di luar tembok-tembok
Gereja. Mereka menegaskan bahwa kegiatan penyelamatan Allah itu terjadi di banyak tempat di dalam
banyak tradisi dan melalui banyak cara dan jalan.
Jadi pluralisme harus dipahami sebagai semangat untuk menghargai keyakinan agama sendiri dan
berbarengan dengan itu menghormati keyakinan agama lain. Penganut agama lain tidak dilihat sebagai musuh,
lawan atau saingan. Sebaliknya mereka adalah kawan sekerja, saudara, sesama yang memiliki tujuan yang sama
yakni kesejahteraan manusia dan alam ciptaan Allah.

D. Budaya Beragama
Pada dasarnya manusia adalah makhluk beragama ( homo religion ). Karena itu
sudah selayaknyalah manusia mengembangkan dan menjalankan budaya
beragama. Semenjak manusia pertama yakni Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa
manusia mengubah kehidupan di dunia ini dari semula damai, bahagia, tentram,
tidak ada kesulitan, tidak ada kekacauan, tidak ada penyakit dan sebagainya.Hal ini
yang menyebabkan lahirnya atau munculnya budaya beragama dimana manusia
hendak mengembalikan dirinya pada kondisi sebelumnya. Manusia tersebut antara
lain; Henokh dalam Kejadian pasal 5.

1. Budaya. Menurut kamus bahasa Indonesia, budaya adalah sebagai berikut


a. hasil penciptaan dan kegiatan batin ( akal budi )manusia seperti; kesenian,
kebudayaan, adat Istiadat dan sebagainya
b. keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk soial yang digunakan
untuk memahami lingkungans serta berbagai pengalamannya dan yang
menjadi pedoman tingka lakunya.contoh dalam alkitab adalah Lot dalam
Kejadian pasal 19.

c. Hasil akal budi dari alam sekitarnya dan dipergunakan bagi kesejahteraan
hidupnya.contoh dalam alkitab adalah Kain dan Habel dalam Kejadian
pasal 4.
Dengan demikian, budaya juga dapat dipahami sebagai seluruh hasil cipta rasa
dan karsa manusia. Ditinjau dari asal katanya; budaya dari kata budi artinya
baik, luhur, mulia, bernilai tinggi. Dan daya artinya kekuatan atau
kemampuan. Jadi budaya dapat diartikan kekuatan, atau kemampuan yang luhur,
mulia,agung, yang baik, dan bernilai tinggi yang muncul dari dalam diri manusia.
Atau segala sesuatu yang dapat dilakukan manusia untuk membangun
kehidupannya dan untuk kebaikannya itulah yang disebut budaya.

Memang alkitab pada prinsipnya menyaksikan bahwa manusia adalah ciptaan


Allah yang paling tinggi dan mulia.Manusia diciptakan khusus oleh Allah yaitu
diciptakan segambar dan serupa dengan Allah ( Morphe ) . dalam posisi itu,
manusia diberi tanggungjawab untuk memelihara, menguasai, dan mengelola
seluruh ciptaan yang lain ( Kej.2:18 ) bahakn manusia diberi talenta masing-masing
untuk dikembangkan ( Mat. 25:14-30). Kelebihan inilah yang memungkinkan
manusia menghasilkan kebudayaan.

2. Sikap Kristen Terhadap Kebudayaan ( neks setelah pertemuan tgl.


06 des. 2016 kls 2.A ).

Manusia sebagai makhluk berbudaya tidak terlepas dari tanggungjawab untuk


mengembangkan budaya demi mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik, maka
manusia harus memiliki sikap terhadap berbagai perkembangan budayanya. Dalam
buku pendidikan Agama Kristen tahun 1994 yang disusun oleh tim MGMP PAK
menyebutkan 7 sikap manusia terhadap kebudayaan sbb:

a. Sikap apatis. Yakni sikap yang tidak mau peduli atau tidak mau ambil
pusing terhadap berbagai perkembangan budaya. Sikap ini biasa juga
disebut sikap masa bodoh, dan tidak mau memikirkan budaya dan tidak
mau ikut memikirkan kemajuan budayanya.
b. Sikap dualis ( munafik ). Yaitu di satu pihak menolak kebudayaan tapi di
sisi lain diterima bulat-bulat apa saja yang dihasilkan oleh kebudayaan.
Sikap ini sangat berbahaya sebab kecenderungan dalam Gereja kita
mencela mode atau sen itetapi justru di luar Gereja kita
menggunakannya. Contoh lain lagi adalah soal berpakaian atau
mencukur rambut dan sebagainya. Dalam Yakobus 5:13, Matius 5:37,
orang Kristen dilarang munafik. Dan orang munafik dikecam oleh Yesus
(Mat.23:13-19).
c. Sikap antagonia atau kontra. Yaitu menentang, mencelah hasil
kebudayaan, antipati terhadap kebudayaan orang lain, suku lain, Negara
lain.
d. Sikap akomodatif. Yaitu sikap menerima, memakai hasil kebudayaan
tanpa memikirkan baik buruknya. Orang Kristen harus berhati-hati
terhadap sikap yang demikian supaya tidak menjadi korban kebudayaan.
e. Sikap isolatif. Yaitu sikap menjauhkan, mengasingkan diri dari budaya
yang salah. Orang Kristen harus menjadi garam dan terang dunia, dan
tentunya tidak melarikan diri dari budaya melainkan ikut, menerima,
mengembangkan budaya. Bahkan menjauhkan budaya dari berbagai hal
yang akan merusak kehidupan manusia dengan Tuhan, dengan
sesamanya, dan dengan alam semesta yang di dalamnya manusia hidup
berbudaya.
f. Sikap dominasi. Yaitu sikap ingin menguasai dan memonopoli
kebudayaan bahkan mau mengambil alih seluruh kebudayaan manusia.
Tetapi hal ini mustahil, salah, keliru bila perkembangan budaya harus
melalui persetujuan Gereja atau orang percaya. Gereja tidak boleh
memonopoli kebudayaan manusia.
g. Sikap sakralisasi. Yang dimaksud sakralisasi adalah pengudusan
kebudayaan (Roma 12:1-2 ; 1 Tes. 5:21 ; 1 Petrus 2:12 ; Yoh. 1:11). Sikap
ini paling baik dari semua sikap di atas. Menguduskan kebudayaan
artinya kita harus hati-hati dan kritis dalam menciptakan dan
menggunakan budaya. Kita harus selektif memilih dan memilah yang baik
dan yang buruk (1 Tes. 4:7). Kalau tidak, kehidupan kita akan kacau.
Bahkan jika mungkin kita mengubahnya sedemikian rupa sehingga
terluput dari perbuatan dosa.

Unsur budaya yang diterima orang Kristen hendaknya adalah yang terkikis dan
terhindar dari noda dan dosa artinya tidak menciptakan dosa baru tetapi
menciptakan manusia bebas dari dosa (Kej. 1:26-28 ; 2:18-20 ; 11:19 ; Kel. 31:1-11 ;
Kis. 14:8-19 ; Roma 12:4-8 ; 2 Korintus 5:10 ; Galatia 1:13-14 ; Kolose 2:2-8).

3. Arti dan Tujuan Budaya Beragama

a. Arti Budaya Beragama

Budaya beragama berarti segala budaya yang terkait dengan agama atau
kegiatan keagamaan. Yakni segala sesuatu yang dipikirkan, dikerjakan, di rasakan
manusia dalam lingkup agama. Diantaranya adalah tata ibadah, pujian, doa,
nyanyian, tata Gereja dan sebagainya. Semuanya itu menunjukkan kesetiaan
kepada Tuhan.

b. Tujuan Budaya Beragama, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan
untuk beriman atau percaya dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Hal ini
merupakan jalan untuk mendapatkan kebahagiaan lahir batin dalam hidup ini.
Dalam hal ini setidaknya ada dua hal yang mendorong manusia untuk beragama:

Manusia menyadari bahwa disekitar hidupnya ada kuasa yang lebih besar
yang mempengaruhi hidupnya baik yang menyenangkan maupun yang
tidak menyenangkan. Karena itu manusia melakukan berbagai macam
cara rohani untuk menyenangkan yang memiliki kuasa atau kekuatan
tersebut.
Manusia sadar bahwa ia ada karena ada sesuatu yang menyebabkannya.

C. Agama Sebagai Penuntun Hidup dan Tidak Bertentangan dengan Pancasila.


Pada dasarnya ajaran agama tidak bertentangan dengan Pancasila, keduanya menjadi penuntun hidup
dimana agama berfungsi mengatur perilaku hidup umat kepada Tuhan yang disembahnya dan Pancasila
mengatur hidup berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat mendukung
dn memperkuat nilai-nilai religi ilahi yang terkandung dalam setiap ajaran agama yaitu nilai Ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai demokrasi dan kebijaksanaan, dan nilai keadilan social.
D. Pancasila dan Agama Sebagai Dasar Pembentukan Karakter ( Kepribadian ).
Diskusi kelompok:
1. Bagaimana menjadi insane Pancasila sekaligus sebagai insane beragama ?
2. Bagaimana membiasakan hidup beragama yang Pancasilais
Selamat Berdiskusi

BAB. III. PERANAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN


A. Pandangan Kristen Tentang Agama
Di dalam agama Kristen juga terdapat ciri-ciri umum yang ada pada setiap agama yaitu; kepercayaan akan
Allah, upacara keagamaan, ajaran tentang dosa, keselamatan, dan kehidupan sesudah mati. Tetapi agama Kristen
mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Pada umumnya suatu agama adalah usaha manusia yang
mendekatkan diri dan mengikatkan dirinya kepada kuasa yang lebih tinggi yang berasal dari dunia luar seperti
arwah, roh. Dalam agama Kristen manusia digambarkan juga sebagai yang mencari Allah.Tetapi hal ini bukanlah
unsur yang mendasari lahirnya agama kristen.Unsur yang paling menentukan lahirnya agama kristen adalah
Anugerah yaitu tindakan Allah karena kasih-Nya datang mencari dan menjumpai manusia, dan menyelamatkannya
dari dosa (Yoh.3:16; Ef. 2:8,9; Roma 5:8 ). Allah tahu bahwa manusia tidak akan mampu mencari dan mendekati
Allah yang tidak terbatas. Karena itu Allah sendiri mendekati manusia, menyatakan diri kepadanya, dan akhirnya
manusia mengenal-Nya. Kemudian Allah memberi iman kepada manusia sehingga manusia mengenal dan
mengasihi Allah ( Amos 5:4-6 ; Yoh.4:21-26 ). Artinya Allahlah yang berinisiatif untuk memulihkan hubungan diriNya
dengan manusia dan dunia, mengikatkan diri dengan manusia, dan manusia merespon tindakan Allah tersebut
dengan iman, ketaatan, dan memperhatikan titah Allah ( Mz.103:1-4; Roma 7:25; Yoh.14:26; 15:16; 16:13).. Dengan
demikian, agama Kristen adalah agama yang muncul sebagai perwujudan tanggapan manusia atas inisiatif Allah
dan bukan sebagai usaha manusia mencari Allah.

B. Fungsi Agama Bagi Manusia Dan Masyarakat


Pada hakekatnya setiap agama mempunyai beberapa fungsi antara lain;
1.Fungsi edukatif yang juga dibenarkan dalam suatu agama. Fungsi edukatif mencakup; tugas membimbing
mengajar.Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-petugasnya yang baik melaksanakan
ibadat, upacara korban, khotbah, renungan, meditasi dan sebagainya.Petugas-petugas yang dimaksud seperti;
Imam di bait Allah bagi orang Yahudi, Pendeta bagi agama Kristen, Pastor bagi Katolik, Ustad dan Kiai bagi agama
islam, Pendeta juga bagi agama hindu budha.Dukun bagi agama kafir. Dan sebagainya.Kebenaran ajaran mereka
dapat diterima dan diyakini tidak dapat keliru didasarkan pada kepercayaan penganut-penganutnya bahwa petugas-
petugas agama tersebut dapat berhubungan secara langsung dengan yang gaib, yang Ilahi, yang sacral dan
mendapat ilham khusus darinya.Tugas bimbingan dan pengajaran yang diberikan para petugas agama juga
dibenarkan dan diterima berdasarkan pertimbangan yang benar. Pengalaman dari masa ke masa membenarkannya.
Masyarakat mempercayakan anggota-anggotanya kepada lembaga agama dengan keyakinan bahwa mereka
sebagai manusia dibawah bimbingan agama akan berhasil mencapai kedewasaan pribadinya yang utuh. Hal
tersebut berlangsung melalui proses hidup yang telah ditentukan, pertumbuhan yang penuh ancaman dari situasi
yang tidak menentu, dan masa bahaya yang dapat menggagalkannya mulai dari lahir, kanak-kanak, menuju ke masa
remaja dan masa dewasanya. Bahkan pada saat-saat paling menentukan segalanya, petugas agama sebagai
pembimbing dan pendamping masih sangat terasa perlu.
Sebelum orang mengenal sistim pendidikan modern ( sistem persekolahan ) lembaga agama dijadikan pusat
pendidikan satu-satunya. Keunggulan dan kelebihan pendidikan keagamaan, bahkan sampai sekarang tetap diakui
masyarakat luas. Ini dapat dilihat dari keanggotaan yang tidak teratur bahwa banyak keluarga lebih suka mengirim
anak-anak ke pusat-pusat pendidikan keagamaan daripada ke pusat pendidikan Negara.Kunci keberhasilan
pendidikan kaum agamawan terletak dalam pendayagunaan nilai-nilai rohani yang merupakan pokok-pokok
kepercayaan agama. Nilai-nilai yang ditanamkan adalah makna dan tujuan hidup, hati nurani, rasa tanggungjawab,
Tuhan, hidup kekal, ganjaran yang setimpal atas perbuatan yang baik dan yang jahat.

2. Fungsi Penyelamatan Agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk
mencapai kebahagiaan yang terakhir yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak
karena kebahagiaan itu diluar kemampuan manusia.Orang berpendapat bahwa hanya manusia agama yang
dapat mencapai titik itu, entah manusia yang hidup dalam dunia primitif ataupun dalam masyarakat modern.Para ahli
agama membedakan dua kategori agama yaitu:
a. Agama alamiah, yaitu agama yang diciptakan manusia sendiri. Dalam hal ini manusia yang mencari
Ilah atau Tuhan.
b. Agama wahyu, yaitu agama yang dibuat Tuhan. Dalam hal ini, Tuhanlah yang mencari manusia. Tuhan
berkomunikasi dengan manusia dan mewahyukan seperangkat kebenaran ( dogma, moral, dan cara
peribadatan ) kepada manusia. Dikatakan bahwa kebenaran-kebenaran wahyu bersifat mutlak dan
tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh manusia. Meskipun demikian manusia harus menerimanya
dengan iman pembebasan dan penyucian merupakan kebutuhan manusia yang berdosa. yaitu:
Pembebasan dari dosa atau roh-roh jahat
Upacara penyucian. Ini dimaksudkan untuk melimpahkan suatu kekuatan yang
positif dapat memperkaya dan memberi berkat.

BAB. IV. KRISTEN SEBAGAI WARGA NEGARA RI


A. Pemerintah Adalah Hamba Allah dan Diangkat Oleh Allah
Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 agustus 1945 sudah 3 masa yang berbeda yaitu
pertama, masa orde lama yakni masa pemetaan demokrasi yang kemudian berdampak pada lahirnya partai politik
untuk membela kepentingan Negara. kedua masa orde baru yang dikenal dengan system pemerintahan demokrasi
terpimpin yang kemudian mengesahkan 3 kelompok partai politik saja yakni GOLKAR, PDI dan PPP, dan masa
reformasi yaitu masa dimana kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat dalam menentukan Eksekutif, legislative
melalui pemilihan langsung. System ini berbeda dengan masa sebelumnya dimana eksekutif ditentukan oleh
legislative disetiap jenjang pemerintahan, dan legislative sendiri ditentukan oleh partai dan utusan golongan.
Siapun yang ditentukan oleh Negara baik melalui legislative maupun melalui rakyat secara langsung dalam
pengakuan 5 dokumen keesaan gereja diyakini sebagai pemberian Tuhan untuk Negara dank arena itu pemerintah
adalah hamba Allah di dunia yang diangkat dan ditentukan oleh Allah melalui proses demokrasi. Pengakuan 5
dokumen keesaan geraja didasarkan pada firman Tuhan dalam Roma 13: 1-7 yang kemudian berimplikasi pada
penghayatan bahwa setiap warga Negara mempunyai kewajiban terhadap Negara dan pemerintah yang sah yaitu;
1. Setiap warga Negara tunduk pada pemerintah karena pemerintah adalah hambah Allah
di dunia untuk menjaga, memelihara, mengayomi dan memberi rasa aman kepada
seluruh warga Negara tanpa membeda-bedakan kelompok dan golongan. Kata tunduk
disini dapat diartikan; takut, taat dan berbuat baik kepada pemerintah berdasarkan
aturan hokum yang berlaku ( Roma 13: 2- 5 ).
2. Setiap warga Negara berkewajiban membayar pajak. Warga Negara yang baik adalah
dia yang setia membayar pajak sesuai aturan yang berlaku ( Roma 13: 6 ;Bad. Matius
22: 15- 22 ).
3. Setiap warga Negara bertunduk kepada pemimpin yang di atasnya.
4. Dalam kehidupan bernegara dimana orang Kristen menjadi warga Negara atau menjadi
bagian dari Negara berkewajiban menjaga, memelihara dan menjunjung tinggi nilai- nilai
kebangsaan yang terkandung dalam hokum dan perundang- undangan yang berlaku.
Untuk konteks Indonesia nilai- nilai yang dimaksud adalah; nilai- nilai Pancasila dan UUD
1945, binnhekaan tunggal ika. NKRI wajib dan mutlak dipertahankan oleh setiap warga
Negara.
5. Sebagai warga Negara, orang Kristen berkewajiban untuk mendoakan dan
mengusahakan kesejahtraan Negara, sebab kesejahtraannya adalah bagi warganya tak
terkecuali bagi orang Kristen ( Yeremia 29: 1- 15 ).

Anda mungkin juga menyukai