Anda di halaman 1dari 4

RETINOPATI PADA PREMATURITAS

Arti Lukitasari
Abstrak. Retinopati pada prematuritas merupakan kelainan vasoproliferatif berupa neovaskularisasi
retina pada bayi. Termasuk faktor resiko seperti usia kehamilan singkat, berat badan lahir sangat
rendah, sepsis, distress pernafasan, apneu, asfiksia, tranfusi darah, terapi oksigen berkepanjangan,
saturasi oksigen tidak stabil, defisiensi vitamin E.. Pada stadium awal pembuluh darah retina yang
abnormal dapat beragresi secara spontan, pada stadium lanjut diperlukan terapi yang lebih agresif,
misalnya cryoterapi, fotokoagulasi laser, skleral buckle dan vitrektomi. Deteksi dini dan tatalaksana
yang tepat dapat mencegah kebutaan. (JKS 2012; 2: 118-121)
Kata kunci : Retinopati, prematuritas

Abstract. Retinopathy on prematurity is a part of vasoproliferative abnormality in the form of


retinal neovascularization in infant. The risk factors are short term of gestation, very low birth
weight, sepsis, respiratory distress, apnea, blood transfusion, long term oxygen therapy, unstable
oxygen saturation and vitamin E deficiency. On the early stage, the abnormal retina vein vessel can
be spontaneously regress and in the next stage aggressive therapy such as cryotherapy, laser
photocoagulation, slcleral buckle and vitrectomy is necessary. Early detection and proper treatment
can prevent blindness. (JKS 2012; 2: 118-121)

Keywords : Retinopathy, prematurity

Pendahuluan Patogenesis dan Diagnosis


Peningkatan jumlah bayi prematur yang Pada kondisi normal, pembuluh darah
bertahan hidup akibat kemajuan perawatan mulai tumbuh saat usia 16 minggu masa
neoratus telah meningkatkan jumlah bayi gestasi. Pembuluh darah berkembang dari
yang berpeluang terkena retinopati pada diskus optikus menuju ora serata.
prematuritas. Pembuluh darah akan mencapai daerah
Retinopati pada prematuritas merupakan nasal pada usia 8 bulan kehamilan dan
penyebab kebutaan terbesar pada neoratus daerah temporal setelah bayi lahir, jadi
diseluruh dunia.1 Angka kejadian kelahiran pada bayi yang lahir prematur, pembuluh
prematur pada bayi lahir hidup di RS Cipto darah retina sudah komplit.5,6 Bila bayi
Mangunkusumo tahun 2007 adalah lahir secara prematur sebelum pertumbuhan
20,22%, dan 71% dari bayi lahir premature pembuluh darah ini mencapai tepi retina,
mengalami retinopati pada prematuritas.2 maka pertumbuhan pembuluh darah (yang
Faktor resiko retinopati pada prematuritas normal akan terhenti sehingga bagian tepi
adalah multifaktorial, antara lain faktor usia retina yang tidak ditumbuhi pembuluh
kehamilan, berat badan lahir yang sangat darah) tidak mendapatkan oksigen dan
rendah, kecil masa kehamilan, sepsis, nutrisi yang cukup. Hal ini menyebabkan
distress pernafasan, apneu, asfiksia, tranfusi bagian tepi retina akan mengirimkan sinyal
darah, terapi oksigen berkepanjangan, ke daerah retina yang lain untuk mecukupi
saturasi oksigen tidak stabil, defisiensi kebutuhan oksigen dan nutrisinya. Sebagai
vitamin E, paparan sinar pada mata bayi akibatnya maka pembuluh darah abnormal
dan sebagainya.2 mulai tumbuh dimana pembuluh darah
Retinopati pada Prematuritas merupakan (neovaskularisasi) ini sangat lemah dan
kelainan vasoproliferatif retina pada bayi mudah pecah/berdarah serta menyebabkan
prematur dengan perubahan patologis pertumbuhan jaringan perut pada retina
utama berupa neovaskularisasi retina.3,41 yang dapat menyebabkan tarikan pada
retina sampai terlepasnya retina dari
Arti Lukitasari adalah Dosen Bagian Ilmu tempelanny/ablasio retina.6,7
Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh

118
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 2 Agustus 2012

Deteksi dini dan tatalaksana yang tepat Classification of Retinopathy of


dari retinopati pada prematuritas dapat Prematurity yang dicanangkan pada tahun
mencegah kebutaan. American Academic 1984. Terdapat empat parameter klasifikasi
of Pediatries dan American Academic of retinopati pada prematuritas, yaitu :
Opthalmology pada tahun 2006 1. Zona retinopati pada prematuritas
merekomendasikan bahwa bayi dengan merupakan lokasi antara anterior dan
berat lahir <1500 gram atau usia gestasi posterior retina yang terbagi atas tiga
kurang dari 32 minggu dengan atau tanpa zona, yaitu :
terapi oksigen dan bayi denganberat lahir Zona I adalah area yang
1500-2000 gram atau usia gestasi lebih mengelilingi optic nerve dan
dari 32 minggu dengan keadaan klinis macula dengan jarak dua kali
yang tidak stabil dan membutuhkan alat dengan pusat optic nerve (retina
penunjang paru jantung dianjurkan untuk posterior dalam area 60 cc
menjalani skerining retinopati pada lingkaran dengan titik pusat nervuss
prematuritas.4,8 optikus).
Pada workshop retinopati pada Zona II berbentuk donat yang
prematuritas Departemen Ilmu Kesehatan merupakan perluasan dari batas
Anak dan Departemen Ilmu Penyakit Mata zona I yang menyentuh oraserata
Fakultas Kedokteran Unair membuat daerah nasal. (Dari cincin posterior
kesepakatan bahwa semua bayi yang (zona I) kearah oraserata nasal).
lahir dengan berat <1500 gram atau Zona III adalah sisa zona yang
usia kehamilan <34 minggu harus segera berbentuk seperti bulan sabit (sisa
dikonsultasikan ke dokter mata. daerah retina temporal).
Pemeriksaan setidaknya dilakukan satu
kali sebelum penderita pulang dari rumah 2. Retinopathy of prematurity stage
sakit.9 Pada bayi yang lebih besar atau usia (tingkat keparahan atau beratnya
kehamilan >34 minggu, pemeriksaan retinopati pada prematuritas terbagi
sesuai dengan permintan dokter anak menjadi 5 stadium.1
dimana tergantung dari kondisi bayi (FiO2 Stadium I, ditemukan demarcation
tinggi > 1 minggu, tranfusi multiple, dsb). line (yaitu adanya garis batas antara
Pemeriksaan awal (skrining) dilakukan daerah vaskularisasi dan non
pada bayi usia kehamilan >30 minggu saat vaskularisasi di retina).
usia kronologis 2-4 minggu, sedangkan Stadium II, ditemukan ridge (garis
bayi dengan usia kehamilan 30 minggu, batas meninggi/melebar dan berisi
pemeriksaan dilakukan saat usia (ridge).
9
kronologis 4 minggu. Pemeriksaan mata Stadium III, ditemukan proliferasi
harus diulang setiap 1-2 minggu hingga pembuluh darah retina. (ridge
vaskularisasi retina lengkap mencapai diikuti proliferasi fibrovaskuler).
zona 3. Hasil pemeriksaan oelh dokter Stadium IV, terjadi partial retinal
mata harus dilaporkan dalam bentuk detachment (lepasnya retina
klasifikasi International yaitu berdasarkan subtotal).
International Committee for the Stadium V, terjadi toal retinal
Classification of Retinopathy of detachment.
1
Prematurity.
Retinopati pada prematuritas merupakan 3. Retinopathy of prematurity extent
suatu penyakit progresif. Dalam (perluasan retinopathy prematurity).
mendiagnosa retinopati pada prematuritas Perluasan retinopati pada prematuritas
ini kita berpedoman pada International memperhitungkan keadaan pembuluh

119
Arti Lukitasari, Retinopati pada Prematuritas

darahnya. Disini derajat beratnya gagal dalam mencegah terjadinya


penyakit ditentukan dengan retinopati pada prematuritas stadium
menghitung atau menganggap mata IV dan V. Pitasilikon diletakkan
sebagai sebuah jam yang terbagi atas disekitar ekuator dan dikencangkan
12 area dan setiap area adalah 300. untuk mengurangi traksi dari cairan
vitreous pada jaringan parut fibrous
4. Plus disease. dan retina sehingga menyebabkan
Kita harus memperhatikan apakah retina kembali ke permukaan dinding
Retinopati pada Prematuritas disertai bola mata.
dengan plus disease atau tidak yaitu
dengan adanya pembuluh darah yang - Vitrektomi
berotasi dan berkelok-kelok plus Vitrektomi diindikasikan pada
disease dapat muncul pada stadium retinopati pada prematuritas stadium V,
manapun. Plus disease menunjukkan namun pada stadium ini kemampuan
tingkat yang signifikan dari dilatasi untuk dapat melihat lagi juga rendah.
vaskuler dan urtuosity yang ada Terapi untuk Retinopati pada
dipembuluh darah retina belakang. Prematuritas harus dilakukan sedini
Adanya plus disease menggambarkan mungkin agar dapat menyelamatkan
adanya peningkatan aliran darah yang penglihatan bayi.
melewati retina.7,9
Agar dapat melakukan terapi sedini
Penatalaksanaan mungkin untuk retinopati pada
Retinopati pada prematuritas yang ringan prematuritas ini perlu deteksi dini dan
(stadium I dan II) pembuluh darah retina skrining pad bayi dengan resiko tinggi
yang abnormal dapat beregresi secara terkena retinopati pada prematuritas.
spontan dan bayi akan tumbuh dengan Terapi yang dilakukkan disaat
penglihatan normal. Namun pada tingkat pernyakitnya belum terlalu parah merusak
yang lebih berat yaitu grade III, IV, V retina, akan mempunyai tingkat
diperlukan terapi yang lebih agresif, keberhasilan yang tinggi dan
misalnya krioterapi, foto koagulasi laser, menyelamatkan bayi dari kebutaan
skleral buckle dan vitrektomi. 9 permanen.7

- Krioterapi Ringkasan
Teknik pembekuan ini telah cukup lam 1. Peningkatan jumlah bayi premature
digunakan, namun saat ini telah jarang yang bertahan hidup akibat kemajuan
digunakan. perawatan di NICU telah meningkatkan
jumlah bayi yangberpeluang terkena
- Foto koagulasi laser RPP.
Terapi laser adalah terapi yang tepat 2. Beberapa keadaan telah diidentifikasi
mengenai jaringan yang terkena. sebagai factor risiko terjadinya RPP
Terapi fotokoagulasi laser cenderung seperti paparan pada oksigen
lebih aman disbanding krioterapi, konsentrasi tinggi, anemia-transfusi ,
karena tidak menyebabkan kerusakan defisiensi vitamin E, paparan pada
pada struktur jaringan yang lain. cahaya terang, kadar O2 serum yang
tinggi seta septicemia, disamping
- Skleral buckle beberapa factor lain yang belum begitu
Terapi ini merupakan terapi bedah jelas perannya.
yang digunakan bila terapi lerio laser

120
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 2 Agustus 2012

3. Masih diperlukan banyak penelitian


untuk menjelaskan besarnya potensi
risiko masing-masing factor tersebut
secara terpisah.

Daftar Pustaka
1. The committee for the classification of
retinopathy of prematurity, Dalam : An
International Classification of Retinopathy
of Prematurity. Arch Opthalmology.
1984 : 102 : 1130-4
2. Palmer EA, Flynn JT, Hardy RJ, dkk.
Incident and early course of retinopathy
of prematurity. Ophthalmology. 1991.
98 : 1628-40
3. Langston DP, Retina and vitreous,
Dalam : Langston DP. Manual of Ocular
Diagnosis and Therapy. Boston : Little
Brown. 1995 : 155-80
4. Phelps DL. Retinopathy of prematurity :
An estimate of vision loss in the United
States 1979. Pediatric. 1981. 98 : 1628-40
5. American Academic of Opthalmology.
Retina and vitreous. Basic and Clinical
Science Course section USA. 1997.
92-100
6. Kansky JJ, Retina vascular disorders,
Dalam : Kansky JJ, penyunting, Clinical
Ophthalmology. Edisi ke-3. London :
Butterworth Heinemann. 1994. 374-6
7. Risk factor for retinopathy of prematurity.
Country Hills eye center. Dikutip dari:
http://www.connections.com/eyedoc/ropri
sk.html
8. Miller SJH, Diseases of retina, Dalam :
Miller SJH, Persons Disease of the
Eye. Edisi 18. Edinburgh : Churchill
Livingstone. 1990. 231-9
9. Flynn JT, Bancalari E, Bachynski BN,
Buckley EB, dkk. Retinopathy of
prematurity diagnosis, severity and
natural history. Opthalmology. 1987. 94 :
620-9

121

Anda mungkin juga menyukai