D. ZAMAN KEAGAMAAN
Kemajuan peradapan manusia dimulai ketika manusia mengenal
agama. Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan
peradaban manusia sehingga berdampak positif terhadap perkembangan
keperawatan. Pada permulaan Masehi, agama kristen mulai
berkembang. Agama kristen cukup besar mempengaruhi profesi
keperawatan. Salah satu catatan di awal sejarah digambarkan bahwa
keperawatan merupakan bentuk perintah dari Diakonia, suatu
kelompok kerja seperti perawat kesehatan masyarakat atau yang
mengunjungi orang sakit. Dalam awal kehidupan gereja, Diakonia
dijalankan oleh perempuan yang ditunjuk oleh pimpinan gereja. Peran
mereka adalah mengunjungi orang yang sedang sakit. Penunjukan
dilakukan pada wanita yang memiliki status sosial yang tinggi. Pada
masa ini, keperawatan mengalami kemajuan yang berarti seiring dengan
kepesatan perkembangan agama kristen.
Kemajuan terlihat jelas, pada masa pemerintahan Lord
Constantine, ia mendirikan xenodhoecim atau hospes dalam bahasa latin
yaitu tempat penampungan orang yang membutuhkan pertolongan,
terutama bagi orang-orang sakit yang memerlukan pertolongan dan
perawatan. Kemajuan profesi keperawatan pada masa ini juga terlihat
jelas dengan berdirinya Rumah sakit terkenal di Roma yang
bernama Monastic Hospital. Rumah Sakit ini dilengkapi dengan fasilitas
perawatan berupa bangsal perawatan, bangsal untuk orang cacat,
miskin dan yatim piatu. Sejak abad pertengahan institusi yang bergerak
dalam bidang sosial (1100 M sampai 1200 M) mulai bergerak merawat
lansia, orang sakit dan orang miskin (Deloughery, 1995).
Seperti di Eropa, pada pertengahan abad VI masehi, keperawatan
juga berkembang di benua Asia. Tepatnya di Asia Barat Daya yaitu Timur
Tengah seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama
Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan
Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam. Kegiatan
pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat
muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W,
yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang
membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau
miskin(Elly Nurahmah, 2001). Sementara sejarah perawat di Eropa dan
Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan
modern, Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah,
seorang perawat muslim. Talenta perjuangan dan kepahlawanan
Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke
generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke
generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah (Miller Rosser,
2006)
Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper
Presented at the 3rd International Nursing Conference "Empowerment
and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century" yang
diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998,
menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa
sejarah islam. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam
aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan
memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya
berbagai macam penyakit. Saat kota Madinah berkembang, Rufaidah
mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun
tenda di luar Masjid Nabawi saat damai . Dan saat perang Badr, Uhud,
Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi sukarelawan dan merawat
korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit
lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi Muhammad SAW
sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka
akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti.
Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim,
atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan
bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang
luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi
kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga
perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti
seimbang. Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus
Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya
tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga merupakan penyokong
advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan
pentingnya penyuluhan kesehatan (health education)
Memasuki abad VII Masehi, agama Islam tersebar ke berbagai
pelosok negara dari Afrika, Asia Tenggara sampai Asia Barat dan Eropa
(Turki dan Spanyol). Pada masa itu di jazirah Arab berkembang pesat
ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene, dan obat-
obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti menjaga
kebersihan diri (personal hygiene), kebersihan makanan, air dan
lingkungan berkembang pesat. Masa Late to Middle Ages (1000 1500
M), negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan
perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam
peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga
sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita,
serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki,
hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004).