http://irham93.perbedaan-prinsip-kerja-packet.html
Abstraksi :
Pada jurnal ini, kita akan mempelajari perbedaan pertukaran beberapa sistem yang digunakan sebagai kerangka
sebuah multiprosesor. Pertukaran sistem harus dikendalikan oleh komponen pengontrol aliran data hingga
switch pengirim data, sehingga data akan dikirim sepanjang jalur pentransmisian secara bersama-sama. Prosedur
pengendalian aliran data harus ditetapkan bersama dengan manajemen algoritma buffer untuk memberikan
sebuah karakteristik pada paket yang memiliki buffer agar dapat diawasi saat proses pengiriman dalam sebuah
sistem.
Kata kunci : Teknik Switching, Circuit Switching, Wormhole Switching, Packet Switching
I. Pendahuluan
Cara memproses sebuah hubungan pada aliran data dapat diawali dari adanya sebuah lapisan fisik. Pada lapisan
fisik, perlu diperhatikan lebih lanjut mengenai tingkatan protokol untuk pengiriman pesan dan pengelolaan
saluran fisik tiap node satu dengan yang lainnya. Teknik switching ini menerapkan protokol yang terkait dengan
penggunaan lapisan fisik yang digunakan untuk menerapkan mekanisme jaringan untuk proses pengiriman paket
data. Proses routing diperlukan disetiap lapisan fisik hingga diperoleh saluran routing yang cocok untuk
digunakan untuk mengirim data dari input hingga output sepanjang rute saluran pengiriman. Desain protokol
routing dan karakteristik akan bergantung pada layanan yang disediakan pada lapisan switching. Teknik- teknik
tersebut akan ditempatkan pada pengontrol aliran data hingga data yang dikirim melalui router dapat selaras.
Pengontrol aliran data harus ditempatkan bersama dengan manajemen algoritma buffer untuk memberikan
permintaan pembebasan sebuah pengiriman data.
II. Latar Belakang
Ketika paket data dikirimkan dari beberapa router masukkan buffer hingga berada pada keluaran buffer, maka
dapat dikatakan proses tersebut dinamakan switching. Ketika paket tersebut tiba pada routeer, maka pada router
akan mengecek apakah data yang akan dikirim sesuai dengan alamat tujuan yang telah ditetapkan. Apabila data
yang dicek telah sesuai, maka pada bagian kanal output akan meneruskan dan menerjemahkan data tersebut. Hal
ini disebut dengan routing delay atau dengan kata lain routing yang dilakukan untuk mengatur peralihan data
yang dikirim maupun yang diterjemahkan. Ketika kita ingin mengetahui tingkat delay setiap pengalihan paket
data dapat dilakukan dengan switch setup router. Maka angka dapat diamati pada switch propagasi delay router
dan pada delay internal yang akan diteruskan antara saluran buffer input dan output. Penundaan ini disebut
dengan diagram alir pengontrol delay internal (internal flow control delay), sedangkan penundaan pada
sepanjang saluran transmisi disebut dengan diagram alir pengontrol delay eksternal (external flow control
delay). Routing delay dan diagram alir pengontrol delay menentukan delay pesan yang akan diakses melalui
switch.
Kinerja Matrik :
1. Channel Width w : tidak ada saluran fisik yang dapat mengirimkan bit secara bersamaan
antara dua router uyang berdekatan, sesuai dengan ukuran Phit
2. Channel Rate \mu : puncak rate dalam satuan bit/ detik, dimana setiap bit dapat disalurkan
pada masing- masing kawat dari saluran fisik
3. Channel Bandwidth B : B= \mu dalam phits/ second, dapat didefinisikan sebagai B = w x \mu
dalam bits/ second
4. Channel Latency tm : latensi antar router tiap 1 phit, maka tm = 1/ \mu = 1/B dalam seconds/ phit
5. Startup Latency ts : waktu yang diperlukan untuk validasi paket, framming/ unframming, dan
lain sebagainya, baik disisi pengirim maupun penerima. Faktor yang mendukung ukuran pesan berupa
nilai yang statis, kepadatan jaringan ataupun jarak antar node.
6. Network Latency : jaringan yang memiliki waktu yang telah ditentukan setelah paket data telah masuk
ke jaringan router hingga waktu yang lebih tersebut ditolak. Pada bagian ini dibagi menjadi dua
komponen : waktu transmisi paket yang bergantung pada teknik switching, dan waktu pemblokiran
yang mencakup keterlambatan pengiriman paket data.
Dalam sub bagian berikut, kami akan menjelaskan empat teknik switching utama yang digunakan
dalam jaringan multiprosesor. Disini kami tidak akan membahas mengenai waktu mulai ts, karena
keempat teknik switching memiliki komponen yang statis, namun hanya memberikan formula untuk
latency bebas dari gangguan, yaitu dengan asumsi bahwa saluran yang digunakan untuk mengirim
paket data bebas dari interferensi/ gangguan apapun. Latency ini lebih dikenal dengan latency
komunikasi dasar.
Untuk mempermudah, diasumsikan bahwa hanya header pada setiap data akan disimpan pada masing-
masing paket.
Pada jurnal ini, akan membahas beberapa notasi/ simbol yang akan digunakan, diantaranya :
Penempatan lapisan fisik seperti yang digunakan oleh router intermediate, probe akan menuju ke node
tujuan (Gambar 2(a)). Jalur ini dibentuk setelah probe mencapai node tujuan. Lalu bagian dari node
tersebut akan dikirim kembali (Gambar 2(b)). Begitu berhasil dikenali, maka pengirim
mentransmisikan semua pesan yang sudah ditambah bandwidth sepanjang jalur pengiriman paket.
Jalur ini merupakan bentuk dari sirkuit HW yang disediakan untuk sepanjang waktu pada jalur
pentransmisian pesan (Gambar 2(c)). Baik node tujuan atau bit terakhir dari pesan tersebut akan
diabaikan oleh sirkuit.
1. Latensi Komunikasi Dasar : sebuah paket pesan dengan ukuran M akan ditransmisikan dengan
jarak d yang membutuhkan waktu sebesar :\
tCS = d(tr+(p+1)(tw+tm))+Mtm; maka agar probe dapat mengirimkan pesan hingga mencapai
tujuan maka membutuhkan waktu sebesar d(tr+p(tw+td)); pengecekan kembali dibutuhkan waktu
sebesar d(tw+td), dan data transmisi diambil dari Mtm.
2. Keuntungan : ketika pesan dikirim dengan waktu yang lama dan panjang, waktu untuk transmisi
data akan cukup lama bila dibandingkan dengan pengaturan waktu sepanjang jalur transmisi.
3. Kekurangan : jalur fisik yang dicadangkan untuk durasi pesan tertentu akan menyebabkan pesan
akan sampai dengan waktu yang lama. Ketika header dari sebuah pesan yang dicadangkan, maka
sepanjang router/ node akan diblokir pada periode waktu tertentu.
1. Pembangunan sirkuit : Pembangunan Sirkuit: Sebelum terjadi komunikasi antara transmitter dan
receiver, terlebih dahulu membangun suatu jaringan sirkuit yang akan dilewati data yang akan
dikirimkan dari transmitter (pengirim) ke receiver (penerima).
2. Transfer Data: Setelah sirkuit terbangun, maka agar data bisa sampai ke receiver harus dilakukan
transfer data dari transmitter ke receiver. Data yang dikirim akan dilewatkan di sirkuit yang sudah
dibangun sebelumnya.
3. Diskoneksi Sirkuit: Receiver akan mengirimkan konfirmasi ke sirkuit transmitter bahwa data sudah
diterima agar koneksi dapat diakhiri.
(a) Router pertama menempatkan tujuan routing pada router pertama. (b) Paket pada router pertama akan
melakukan proses hop untuk diteruskan ke router kedua setelah menerima salinan buffer output dari
router pertama. (c) Semua paket akan diterima oleh proses hop kedua
1. Latensi Komunikasi Dasar : sebuah paket pesan dengan panjang M dikirim ke sepanjang jarak d yang
membutuhkan waktu sebesar tSF = d(tr + (tw + tm) M); untuk setiap router harus menentukan proses
hop ke router berikutnya dengan mengambil data dari tr + (tw + tm) M, dan diulangi sebanyak d kali.
2. Keuntungan : ketika paket pesan berukuran pendek dan sering terjadi pengiriman, maka link
komunikasi akan sepenuhnya dimanfaatkan ketika terjadi proses pentransmisian data.
3. Kekurangan : proses pemisahan pesan menjadi sebuah paket akan menghasilkan beberapa overhead,
maka setiap paket harus diarahkan pada setiap node tengah.
Cara Kerja :
1. Switch ini akan menyimpan semua frame untuk sementara waktu sebelum diteruskan ke host tujuan
untuk di cek terlebih dahulu melalui mekanisme CRC (Cyclic Redundancy Check). Jika ditemukan
error, maka frame akan "dibuang" dan tidak akan diteruskan ke host tujuan.
2. Switch jenis ini adalah yang paling "dipercaya".
3. Kelemahannya meningkatnya Latency Time akibat proses pengecekan
1. Latensi Komunikasi Dasar : sebuah paket sepanjang M akan dikirim dengan jarak d yang
membutuhkan waktu sebesar tVCT = d (tr + tw + tm) + max (tw, tm) M, dengan asumsi bahwa tidak
ada paket yang terpotong. Hanya header routing serta switching dan latensi antar router. Siklus waktu
saluran flits telah ditentukan, setelah header tiba di router tujuan antara waktu maksimum switching
dengan latensi antar router. Ini diasumsikan bahwa saluran memiliki input buffer dan output buffer.
Cara kerja :
1. Switch Jenis ini hanya mengecek alamat tujuan saja (yang ada pada header frame). Selanjutnya frame
akan diteruskan ke host tujuan.
2. Kondisi ini akan dapat mengurangi Latency Time.
3. Kelemahannya tidak dapat mengecek frame yang error dan akan diteruskan ke host tujuan.
4. Switch ini adalah yang tercepat di jenisnya.
T data=Max(t s , t w )L
C. Scouting Switching
Scouting switching merupakan mekanisme aliran kontrol gabungan yang dilakukan untuk
memberikan trade-off antara kinerjadengan toleransi kesalahan. Dalam PCS, data flit di inputkan
setelah rute telah di setup. Untuk mengurangi biaya biaya overhead yang berasal dari rute setup di
setiap PCS, dalam metode scouting switching data flit pertama selalu lebih jauh dari header flit.
Jika K = 0, maka aliran kontrol akan mirip dengan wormhole. Sementara tinggi K menjamin setiap
rute akan memiliki setup untuk pengiriman paket. Urutan nomor pengiriman K menengah akan
memungkinkan header akan terkirim dengan jarak masing- masing header yang telah ditentukan.
Ini membuat header flit mampu melintasi ke sepanjang saluran dengan mudah jika diperlukan.
Pada (Gambar 8) menunjukkan diagram ruang pentransmisian untuk pesan yang telah diproses di
tiga link menggunakan scouting switching. Parameter K disebut dengan jarak kebocoran probe.
Gambar 8: Diagram waktu pentransmisian pesan sepanjang 3 link menggunakan Scouting Switching.
Setiap saluran telah berhasil mentransmisikan header, pesan orientasi returning backward positif akan diterima.
Untuk setiap channel virtual, maka memogram sebuah counter yang terkait dengan virtual channel yang
disediakan oleh header ketika pesan afirmasi positif maupun negatif diterima. Data flits dapat sampai ke
penerima, apabila jumlah counter sama dengan K. Ruang dan jarak antara data pertama dan link header dapat
meningkat menjadi 2K-1. Delay dasar scouting switching dapat dihutung sebagai berikut :
V. Kesimpulan
Teknik- teknik switching digunakan untuk mengakses kinerja yang lebih baik. Virtual Cut Switching
memberikan layanan pengiriman pesan dengan menggunakan saluran kawat. Wormhole Switching
membutuhkan beberapa buffer dan menurunkan tingkat buffer di switch dan karena menggunakan saluran kawat
yang baik. Mad Postman Switching dapat menampilkan peningkatan kinerja pada pentransmisian. Pada VCT
dan Packet Switching, pesan harus benar- benar disimpan dalam sebuah router. Dengan menggunakan saluran
virtual dimana saluran pentransmisian pesan belum terblokir dapat mengurangi delay yang berasal dari
pemblokiran saluran. Tetapi harus meningkatkan beberapa multiplexing pesan sehingga meningkatkan delay
pada data flits yang dikirim pada setiap paket. Juga dapat dilakukan dengan meningkatkan delay aliran kontrol
saluran virtual dan delay sepanjang saluran fisik. Efek wormhole pada pentransmisian pesan tidak dapat
dihindari, karena buffer yang dibutuhkan sangatlah kecil. Sehingga Packet Switching memiliki delay lebih
sehingga terdapat fitur khusus yang dideteksi. Apabila jalur pentransmisian memiliki waktu yang rendah, maka
teknik wormhole memiliki banyak delay/ throughput yang dapat dibandingkan dengan teknik switching jaringan
yang lainnya. Dalam trafik tinggi, packet switching dapat beroperasi sangat baik. Semua teknik switching
dianggap sebagai teknik optimalisasi transmisi paket pesan. Sebaliknya, PCS dan Scouting Switching dianggap
sebagai teknik dengan tingkat pentransmisian sangat rendah, karena data flits mudah berpindah ke router yang
lain.