PENDAHULUAN
Kereta api adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri
maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun
sedang bergerak di atas jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api.
(Sumber : UU No.23 Tahun 2007 ). Stasiun merupakan tempat kereta api berangkat dan
berhenti untuk melayani naik dan turunnya penumpang dan/atau bongkar muat
barang dan/atau untuk keperluan operasi kereta api yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan dan kegiatan penunjang stasiun serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. (Sumber : UU No.13 Tahun
1992)
Pembangunan jalur kereta api ini akan segera dibangun dan masuk dalam
program pemerintah Sulawesi. Rencana pembangungan jalur kereta api di
Sulawesi dimulai Juni 2014 dari Kabupaten Barru, sekitar 120 km (kilometer)
arah utara Makassar, pembebasan tanah dan pengerjaan rel menggunakan dana
APBD dan APBN . Perencanaan pembangunan rel kereta api Makassar-Manado
ini masuk dalam usulan program prioritas regional Sulawesi tahun 2013 di bidang
infrastruktur (Sumber : Makassartoday.com). Sebagai sebuah transportasi massal, yang
mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah banyak serta murah,
kereta api menjadi salah satu alternative transportasi darat yang dapat segera
diadakan di daerah Sulawesi khususnya kota Makassar. Keberadaan stasiun
merupakan bagian terpenting sebagai terminal pemberangkatan dan menurunkan
1
penumpang, serta dalam proses interaksi dan aktivitas bagi pengguna transportasi
kereta api yang menunggu jadwal keberangkatannya.
1.5. METODOLOGI
Adapun metode penulisan yang digunakan yakni pendekatan kualitatif yaitu
tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis,
(sumber : Wikipedia.com) yakni sebagai berikut :
1. Perumusan Masalah
Dalam tahap ini akan merumuskan masalah-masalah yang muncul
dari latar belakang dibangunnya suatu Stasiun Kereta Penumpang &
Barang di Makassar dengan Pendekatan Arsitektur Tropis yang
3
kemudian dijawab dalam proses perancangan dengan mengadakan studi
dan pendekatan literature.
2. Kompilasi Data.
Dalam proses ini dilakukan pengumpulan data yang diperlukan
dalam proses perancangan, pengambilan data dapat dilakukan dengan:
Media Internet
3. Analisa Semua data yang diperoleh dari kompilasi data dianalisa untuk
memperoleh pemecahan dengan mengemukakan alternatif-alternatif pemecahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan tenaga uap atau
listrik yang terdiri atas rangkaian gerbong yang ditarik oleh lokomotif dan
berjalan di atas rel atau rentangan baja. (Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia).
4
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun 2011, Kereta api
adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya yang akan ataupun sedang
bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Kereta api dibagi
dalam berbagai macam, yaitu :
5
Stasiun menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun 2011,
merupakan prasarana atau tempat bagi penumpang naik kereta api dan sebagai
tempat pemberhentian kereta api.
1) Keselamatan,
2) Keamanan,
3) Kenyamanan,
4) Naik turun penumpang,
5) Penyandang cacat,
6) Kesehatan,
7) Fasilitas umum.
Stasiun dapat dibagi menurut apa saja yang harus diangkut atas dua jenis,
yakni (Sumber : Soebianto, 1979) :
1) Stasiun penumpang terdiri atas gedung gedung stasiun dengan peron
peron dan kelengkapan kelengkapan lain lainnya, digunakan untuk
mengangkut orang, bagasi, pos, dan barang hantaran.
2) Stasiun barang terdiri atas gudang gudang barang, tempat muat dan
bongkar dan kelengkapan kelengkapan lainnya yang diperlukan untuk
mengangkut barang.
1. Stasiun Kecil, juga disebut perhentian, yang biasanya oleh kereta api cepat
dan kilat dilewati saja. Stasiun-stasiun yang paling kecil dikenal dengan nama
perhentian kecil hanya diperlengkapi buat menerima dan menurunkan
penumpang saja.
6
Gambar2.1. Stasiun Kecil
(Sumber :http://repository.usu.ac.id)
(Sumber :http://repository.usu.ac.id)
3. Stasiun besar terdapat dalam kota kota besar dan disinggahi semua
kereta api. Pengangkutan penumpang dan barang lainnya dipisahkan
sedangkan dapat pula terdapat suatu stasiun langsiran yang tersendiri.
(Sumber : http://repository.usu.ac.id)
Menurut Soebianto (1979) stasiun kereta api menurut bentuknya terbagi sebagai
berikut.
7
Letak gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur-sepur yang
berakhiran di stasiun tersebut. Maksud pembuatan stasiun siku-siku agar jalan
baja dapat mencapai suatu daerah sampai sedalam-dalamnya, misilnya daerah
industri, perdagangan pelabuhan seperti di kota Jakarta.
(Sumber : http://repository.usu.ac.id)
1. Stasiun Sejajar
Letak gedung adalah sejajar dengan sepur sepur dan merupakan stasiun
pertemuan.
(Sumber : http://repository.usu.ac.id)
2. Stasiun Pulau
Posisi stasiun sejajar dengan sepur sepur tetapi letaknya berada di tengah tengah
antara sepur.
(Sumber : http://repository.usu.ac.id)
8
Gambar 2.7. Stasiun Semenanjung
(Sumber : http://repository.usu.ac.id )
9
b. Over track station
Menurut Triwinarto 1997, Bangunan stasiun kereta api itu sendiri pada
umumnya terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
10
1) Tempat tunggu,
2) Naik-turun dari dan menuju kereta api,
3) Tempat bongkat muat barang.
Bagian ini bisa beratap atau tidak.
4. Emplasemen
Emplasemen terdiri atas :
1) Sepur lurus,
2) Peron,
3)Sepur belok sebagai tempat kereta api berhenti untuk memberi
kesempatan kereta lain lewat.
6) Pelat bergerigi pada lantai peron sebelah tepi sebagai tanda batas
aman berdiri bagi orang tuna netra,
7) Sistem pembelian dan pengntrolan karcis dengan mesin secara
otomatis,
11
8) Tempat untuk memperbaiki lokomotif,
9) Kamera dan televisi sebagai alat pengawasan oleh masinis untuk
mengetahui penumpang sudah masuk ke dalam kereta api agar kereta
dapat di tutup,
10) Tiang pembatas sebagai tanda kereta api berhenti, disesuaikan dengan
panjang atau jumlah rangkaian kereta.
Tropis merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu tropikos yang
berarti garis balik yang meliputi sekitas 40% dari luas seluruh permukaan bumi. Garis-
garis balik ini adalah garis lintang 2327 utara dan selatan. Daerah tropis didefenisikan
sebagai daerah yang terletak diantara garis isotherm 20 di sebelah bumi utara dan
selatan (sumber : Lippsmeier, 1994).
Tropis adalah daerah di permukaan bumi, yang secara geografis berada disekitar
ekuator, yaitu dibatasi oleh dua lintang. Area ini terletak diantara 23.5 LU dan 23.5
LS. (Sumber : Wikipedia.com)
(Sumber : http://etheses.uin-malang.ac.id/1522/7/07660018_Bab_2.pdf )
12
Iklim Tropis adalah Climate (iklim) berasal dari bahasa Yunani, klima yang
berdasarkan kamus Oxford berartiregion (daerah) dengan kondisi tertentu dari
suhu dryness (kekeringan),angin, cahaya dan sebagainya. Dalam pengertian ilmiah, iklim
adalah integrasi pada suatu waktu (integration in time) dari kondisi fisik lingkungan
atmosfir, yang menjadi karakteristik kondisi geografis kawasan tertentu. Sedangkan
cuaca adalah kondisi sementara lingkungan atmosfer pada suatu kawasan tertentu.
Secara keseluruhan, iklim diartikan sebagai integrasi dalam suatu waktu mengenai
keadaan cuaca (Sumber : Koenigsberger, 1975:3).
Daerah dengan iklim tropis didunia terdiri 2 jenis, yaitu daerah dengan iklim
tropis kering, sebagai contoh adalah di negara-negara Timur Tengah, Meksiko, dan
sekitarnya, serta daerah dengan iklim tropis lembab, yang terdapat pada sebagian besar
negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, walaupun untuk beberapa daerah di
Indonesia, misalnya beberapa bagian pulau Nusa Tenggara mengarah pada kondisi tropis
kering. (Sumber : Lippsmeier, 1994)
- Kelembaban rendah,
- Curah hujan rendah,
- Radiasi panas langsung tinggi,
- Suhu udara pada siang hari tinggi dan pada malam hari rendah (45o dan - 10o Celcius),
- Jumlah radiasi maksimal, karena tidak ada awan,
- Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi balik bumi cepat berlangsung (cepat
dingin bila dibandingkan tanah basah/lembab),
- Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar dingin karena radiasi balik sudah habis.
Pada siang hari radiasi panas tinggi dan akumulasi radiasi tertinggi pukul 15.00. Sering
terjadi badai angin pasir karena dataran yang luas,
- Pada waktu sore hari sering terdengar suara ledakan batu-batuan karena perubahan
suhu yang tiba-tiba drastis.
Kecepatan angin rata-rata pada waktu siang hari dapat digambarkan sebagai memadai
untuk kenyamanan, yaitu sekitar 1.0 m/det. Pada waktu musim hujan yaitu sekitar 2.0
m/det. Pada waktu musim panas akan memberikan gambaran tersendiri mengenai upaya
pencapaian pendinginan pasif bangunan. Sekalipun terdapat kondisi yang luar batas
kenyamanan thermal manusia, sebenarnya terdapat potensi iklim natural yang dapat
mewujudkan terciptanya kenyamanan dengan strategi lain. Kenyamanan tersebut
tercapai dengan interaksi antar fungsi iklim dengan lingkungan maupun dengan
pemanfaatan teknologi.
Kriteria Perencanaan pada Iklim Tropis Lembab yaitu Kondisi iklim tropis lembab
memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan,
mengingat ada beberapa factor-faktor spesifik yang hanya dijumpai secara khusus pada
iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra
bangunan dan nilai-nilai estetika bangunan yang terbentuk akan sangat berbeda dengan
kondisi yang ada di wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya. Menurut DR. Ir. RM.
Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis
lembab adalah, yaitu :
14
a. Kenyamanan Thermal
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh
manusia bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh
lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya.
- Udara tidak berbau, terutama bau badan dan bau dari asap rokok yang
merupakan masalah tersendiri karena mengandung berbagai cemaran
kimiawi walaupun dalam variable proporsi yang sedikit.
- Sirkulasi Udara
Prinsip upaya perancangan bangunan pada daerah beriklim tropis yang benar
harus mempertimbangkan pemanfaatan sebanyak mungkin kondisi alam, diantaranya
adalah pengupayaan pemikiran penghawaan alami untuk memenuhi kebutuhan udara dan
kelancaran sirkulasi udara pada bangunan tersebut.
16
udara didalam ruang dan kurangnya pengaruh sinar matahari, juga disebabkan oleh
faktor-faktor:
a. Air hujan:
Akibat merembesnya air hujan dari luar dinding kedalam dinding bangunan yang
disebabkan oleh sistem talang air hujan yang tidak benar, misalnya talang datar yang
teletak diatas dinding memanjang, penyusupan air hujan melalui sela daun pintu,
jendela dan lain-lain yang tidak rapat sempurna dan masih terkena tampias air hujan.
b. Kondisi air tanah
Akibat merembesnya air dari tanah melalui pondasi dan dinding ke lantai secara
kapilerisasi. Dengan demikian pemecahan teknis akibat adanya kelembaban tinggi
secara rinci juga tergantung dari penyebab utama timbulnya hal tersebut.
Dengan memperhatikan dua hal diatas, dalam perancangan tata ruang, perlu
dipikirkan 1). Spesifikasi arah angin dominan pada suatu lokasi dimana bangunan akan
didirikan, dan 2). Dengan memperhitungkan perancangan tata ruang yang dapat
menghasilkan ruang dengan kondisi suhu ruang yang bervariasi, untuk mengarahkan dan
memperlancar sirkulasi udara ruang, yaitu dengan upaya pengolahan pelubangan-
pelubangan yang berbeda-beda.
Pada kasus-kasus tertentu dapat terjadi, angin yang datang masuk ke ruangan
ternyata terlalu kencang, sehingga justru menimbulkan perasaan yang tidak nyaman.
Untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan dan diupayakan adanya semacam louvre atau
kisi-kisi yang dipasang pada lubang tersebut. Kisi-kisi tersebut berfungsi sebagai sarana
untuk membelokkan dan memperlambat kecepatan angin yang masuk ruangan, sehingga
ruangan bisa terasa nyaman. Brown (1987:87) menyatakan bahwa dengan dipasangnya
louvre atau kisi-kisi tersebut, dapat mengurangi kecepatan angin dari 9 - 40 km/jam
menjadi 5 7,5 km/jam.
18
pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Cahaya langit yang
sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
- Komponen langit.
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada
tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya.
- Lebar teritis
Pemanfaatan Sinar Matahari, Secara umum sinar matahari yang masuk kedalam ruangan
bisa dibedakan dalam beberapa jenis:
1. Sinar Matahari Langsung, yang masuk kedalam ruang tanpa terhalang oleh apapun,
3. Sinar matahari refleksi luar, yaitu sinar matahari hasil pantulan (refleksi) cahaya dari
benda-benda yang berada diluar bangunan, dan masuk kedalam ruangan melalui lubang-
lubang cahaya. Termasuk disini adalah sinar matahari yang terpantul dari tanah,
perkerasan halaman, rumput, pohon yang selanjutnya terpantul kebidang kerja didalam
ruangan (bidang kerja adalah suatu bidang khayal atau anggapan, setinggi 75 cm dari
lantai, yang dipergunakan sebagai titik tolak perhitungan penyinaran).
19
4. Sinar matahari refleksi dalam, yaitu sinar matahari pantulan cahaya dari benda-benda
atau elemen-elemen didalam ruang itu sendiri. Sinar matahari yang bermanfaat karena
terangnya, juga akan mendatangkan panas, atau setidak-tidaknya akan menaikkan suhu
ruang, dengan demikian perlu diperhatikan kenyataan:
1). Bahwa gangguan sinar matahari datang dari silau sinarnya, dan kemudian sengatan
panasnya,
2).Sinar matahari disamping memberi terang juga memberi panas.
o Pemanfaatan cahaya langsung didalam ruang biasanya hanya dipergunakan pada suatu
kasus atau keadaan khusus, yang memerlukan suatu effek arsitektural khusus, kesan
aksentuasi, atau untuk suatu fungsi-fungsi tertentu saja.
20
pemanfaatan sinar matahari perlu memperhitungkan 3 faktor yang akan mempengaruhi
derajat/tingkat penyinaran suatu ruang, yaitu:
Yang dimaksud ketinggian lubang cahaya adalah jarak vertikal yang diperhitungkan dari
bidang kerja kearah ambang atas maupun ambang bawah lubang cahaya.
o Lebar Lubang Cahaya Lebar lubang cahaya merupakan dimensi horizontal dari lubang
cahaya tersebut.
o Kedalaman ruang adalah jarak batas ruang terluar dengan batas datang sinar (misalkan:
panjang oversteck dimuka ruang).
Menurut Soetiadji, lebar lubang cahaya juga memberi pengaruh pada derajat/tingkat
penyinaran sesuai tabel dibawah ini:
1. Dikurangi 22 % Turun 7 %
2. Dikurangi 50 % Turun 25 %
Dari tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa ketinggian lubang cahaya ternyata lebih
berperan dalam menentukan derajat/tingkat penyinaran ruang dibandingkan dengan
kelebaran (dimensi horisontal) lubang cahaya.
2. Makin tinggi lubang cahaya, akan makin efektif tingkat penyinaran yang dihasilkan pada
suatu ruang.
Dari tabel tersebut bisa dinyatakan bahwa oversteck dimuka lubang cahaya sangat
mempengaruhi derajat/tingkat penyinaran pada suatu ruang, dengan demikian perlu
perhitungan yang matang dalam perencanaan oversteck diatas/dimuka lubang cahaya,
supaya tidak merugikan kwalitas penyinaran pada ruang tersebut
22
1. Memasang tabir sinar matahari pada bagian luar ruang/lubang cahaya. Cara ini
bisa mereduksi radiasi panas sebesar 90 95 %
2. Memasang tabir sinar matahari dibagian dalam ruang/lubang cahaya. Cara ini
dapat mereduksi radiasi panas sinar matahari sebesar 60 70 %
Tabir sinar matahari bisa berupa tabir horisontal (horizontal blind), atau tabir
sinar matahari vertikal (vertical blind), yang pemasangannya bisa dengan cara
pemasangan dengan bentuk permanen, atau yang bersifat adjustable/moveable,
yang bisa diatur sesuai kebutuhan.
Pada penerapannya dalam ungkapan fisik, fungsi tabir sinar matahari bisa
berfungsi ganda, yaitu disamping sebagai sarana untuk mereduksi radiasi panas
sinar matahari, juga sebagai sarana pengatur derajat/tingkat penyinaran ruang,
dengan demikian sebaiknya tabir sinar matahari tersebut diberi warna yang
terang/cerah untuk dapat memberi effek bias yang maksimal.
Adapun studi banding arsitektur yang akan diterapkan dalam perancangan diambil
dari fungsi atau tipe bangunan sejenis.
23
International Airport dan National Exhibition Centre. Stasiun kereta api ini
bersebelahan dengan jalur mesin M42. kata International merujuk ke airport
(bandara), bukan kepada pelayanan kereta api internasional. Stasiun ini dibuka tahun
1975 dan memiliki pelayanan kereta tetap ke banyak tempat di Negara tersebut.
Pelayanan dari terminal bandara (airport) ke stasiun kereta International
Birmingham dari tahun 1984 sampai 1995. Kereta terbang di ketinggian 15 mm dari
permukaan laut melalui sebuah rute 620 m. Dioperasikan hampir 11 tahun tetapi
lecet karena onderdil sistem tidak lama terpakai. Sementara waktu digantikan dengan
bus.
Pergantian sistem yang terpilih, DCC Doppelmayr Cable Car Cable Liner, yang
di umumkan akhir tahun 2000 dan konstruksi dimulai tahun 2001. walaupun konstruksi
pada dasarnya selesai awal tahun 2002, menunda untuk memulai konstruksi dari
Interchange baru dari stasiun kereta api dan berarti tidak mungkin untuk membuka
sistem tersebut sampai Maret 2003 ketika Interchange selesai. Sistem tesebut awalnya
dikenal sebagai SkyRail tetapi di tahun 2004 berganti nama menjadi AirRail Link.
(sumber : Wikipedia.com)
Kesimpulan:
Perancangan bangunan lebih mengutamakan ruang publik contohnya lobby yang luas
dan tingggi. Menggunakan material kaca dan rangka baja sebagai strukturnya.
b. Spandau Railway Station, Berlin
24
Stasiun Kereta Api Spandau di Berlin, Jerman, adalah salah satu stasiun kereta api
yang paling modern. Berlin berjarak 236 km dari tengah Kota Rostock. Stasiun kereta
ini bermaterialkan baja dan kaca, garis-garis yang jelas dan memiliki sentuhan bangunan
berteknologi tinggi. Stasiun ini merupakan salah satu yang terpenting di Jerman.
Digunakan kira-kira 300 ribu penumpang setiap harinya. Ia punya 14 platform, 5 level,
beda ketinggian antara dasar hingga level teratas 25 meter.
Bangunan stasiun ini, mulai berdiri sejak tahun 1868. Dulunya bernama Lehrter
Bahnhof. Setelah direnovasi, Berlin Hauptbahnhof mulai beroperasi pada tahun 2006. Ia
merupakan satu one stop point. Tak hanya naik kereta, di kompleks luas stasiun orang
bisa jalan-jalan, cuci, mata sambil nongrong di kafe hingga belanja. Ukuran stasiun
Berlin 430 x 430 meter persegi.
Bagian depan stasiun adalah lapangan terbuka nan luas. Seperti alun-alun tapi
berplester. Konstruksi stasiun Berlin didominasi kaca dan baja. Dari dalam dan luar
berkesan modern. Bagian dalamnya bersih dan rapi. Terlihat snagat luas. Dari hall
utama, kita bisa melihat ke hampir semua bagian. Mulai level bawah tanah sampai
paling tinggi. (sumber : Wikipedia.com)
Kesimpulan:
Penggabungan bentuk lengkung dan kotak dengan struktur rangka baja membuat
bangunan lebih kokoh. Material kaca sebagai pelindung bangunan sehingga
pencahayaan alami lebih maksimal.
Stasiun ini awalnya dibuat pada tahun 1851, kemudian pada tahun 1992,
mulailah ditambahkan hutan mini seluas 4.000 meter karya Rafael Moneo. Athocha
25
Station dengan luas area lahan khusus dengan luas 4.000 meter persegi untuk
ditempatkan sebagai taman tropis yang menakjubkan.
Taman tersebut ditumbuhi lebih dari 7.000 tanaman serta memiliki 260
spesies yang berbeda, semuanya diatur dan ditata sedemikian rupa dari mulai jenis
tanaman yang tinggi besar hingga tanaman yang kecil, sehingga membentuk sebuah
taman yang indah serta memberikan kenyamanan bagi calon para penumpang
kereta. Apalagi dilengkapi dengan adanya kolam yang berisikan 22 spesies ikan dan
kura-kura. Maka lengkaplah sudah panorama hutan tropis di dalam stasiun kereta
api tersebut.
Melihat dari bentuk atap stasiun sendiri yang melengkung, memberikas kesan
sebuah rumah kaca. Stasiun ini memang sudah sejak pertama kali diresmikan pada
tahun 1851 memiliki bentuk seperti itu, namun belum semegah ini tentunya. Meskipun
sempat mengalami kebakaran dan rusak ditelan api pada tahun 1892, namun stasiun ini
direnovasi kembali tahun 1992 hingga mengalami berbagai perubahan bentuk. Bentuk
aslinya yang pertama kali dibangun berubah fungsi tidak hanya dijadikan sebagai
tempat layanan terminal saja melainkan menjadi kumpulan toko-toko, kafe, juga klub
malam, melengkapi megahnya bangunan. (sumber : Wikipedia.com)
Kesimpulan:
Tanaman dalam bangunan memerikan kesejukan terhadap bangunan dan juga sebagai
estetika tersendiri dalam stasiun.
26
ASAS DAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6
60100114048
2017
27
28
29