Anggota Kelompok :
Renny Indah Kurniawan - 16.20.0240
Nurma Chabibah - 16.20.0243
Dian Euquyne - 17.41.01.21.0249
BAB I
PENDAHULUAN
2
PEMBAHASAN
3
Kini, Kodak jatuh bangkrut setelah gagal beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah
populernya kamera digital dan ponsel pintar berfitur kamera.
Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan di
Kota New York pada 19 Januari 2012. Di Amerika Serikat, perusahaan yang jatuh bangkrut
berhak mengajukan perlindungan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan yang
berlaku agar tidak sampai dilikuidasi. Selanjutnya pengadilan akan menentukan apakah
perusahaan yang bangkrut ini,sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak kreditur, bisa
diselamatkan melalui penjualan aset atau restrukturisasi korporat.
Dewan Direktur dan seluruh timsenior manajemen yakin bahwa itu merupakan langkah
yang benar untuk masa depan Kodak. Untuk bertahan, Kodak mengungkapkan telah
mendapat pinjaman berjangka 18 bulan dari Citigroup sebesar US$950 juta.Didirikan 130
tahun lalu, perusahaan Amerika itu pernah merajai industri peralatan fotografi seperti
penjualan kamera dan film. Bahkan Kodak pulayang memperkenalkan teknologi kamera
digital. Namun, tanpa disadari teknologi itulah yang lambat laun menghantam bisnis Kodak,
yang selama dekade 1980an hingga 1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain nomor satu
industry fotografi. Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian film yang menjadi bisnis
inti Kodak dan sejumlah competitor mengembangkan produk kamera digital. Apalagi kini
muncul teknologi ponsel pintar, yang dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi.
Menurut sejumlah pengamat, perusahaan pelopor fotografi tersebut tak sanggup melawan
arus digital yang semakin berkembang setiap tahun. Tidak seperti IBM dan Xerox Corp, yang
sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun.
Mereka menilai kesalahan Kodak membuang proyek- proyek baru terlalu cepat yang
menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas pada penilaian Rochester, New York,
yang memberhentikan perusahaan untuk dapat berinovasi pada teknologi lain. Kodak tak
pernah mengembangkan kehadiran teknologi baru di pusat-pusat dunia. Sejak 1888, George
Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap gambar pada pelat kaca besar. Tak puas
dengan terobosan itu, dia melanjutkan untuk mengembangkan film roll dan kemudian kamera
Brownie. Selanjutnya pada tahun 1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan
membuat terobosan besar di tahun 1975 yaitu saat salah satu insinyur, Steve Sasson,
menemukan kamera digital. Namun, Kodak tak segera peka terhadap
potensi pasar tersebut dan tak fokus pada high-end kamera bagi pasar niche. Para eksekutif
juga takut mengorbankan penjualan film yang merupakan produk inti mereka. Bahkan
seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari Universityof Missouri berpendapat bahwa
George Eastman wafat dengan menyisakan pengaruh yang membuat Kodak tetap berada di
4
tempat dan tidak mengembangkan produknya, tapi itu tidak memungkinkan orang untuk
bergerak maju.
Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut melewatkan
peluang bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan pada 2011 lalu,
Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung
secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun beberapa pengulas
gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubungke web tanpa membonceng pada
smartphone atau koneksi Wi-Fi. Analis mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok
media sosial jika telah berhasil meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online
untuk menyimpan, berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Tapi sebaliknya, Kodak terlalu
berfokus pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan sosial seperti
Facebook.
Dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan Kodak pun terus menurunt ajam. Dulu
mempekerjakan lebih dari 60.000 orang di mancanegara, Kodak kini hanya memiliki sekitar
7.000 pekerja. Nilai pasarnya pun kini tenggelam hinggadi bawah US$ 150 juta dari
sebelumnya, sekitar 15 tahun lalu, senilai US$ 31miliar. Dalam beberapa tahun terakhir,
pimpinan perusahaan gagal memulihkan keuntungan tahunan. Kas yang terus terkuras
membuat Kodak kesulitan memenuhi kewajibannya terhadap karyawan dan pensiunannya.
Kemudian Pemimpin Kodak, Antonio Perez mengajukan perlindungan kebangkrutan lewat
proses pailit, yang akan memungkinkan Kodak untuk terus bekerja memaksimalkan asset
teknologinya. Manajemen Kodak sempat menyatakan akan fokus ke industri percetakan dan
produk konsumen lain. Perusahaan yang berusia lebih dari 130 tahun itu mengaku telah
mendapatkan pinjaman dari Citigroup senilai US$ 950 juta, untuk kurun waktu 18 bulan.
Pinjaman dan perlindungan pailit AS memberi kesempatan kepada Kodak untuk menemukan
pembeli 1.100 paten teknologi produk fotografinya. Hal ini menjadi kunci untuk dapat terus
merestrukturisasi dan membayar ribuan karyawannya.
5
kerugian atau bahkankebangkrutan bagi perusahaan. Alasan yang menyebabkan kebangkrutan
dariPerusahaan Eastman Kodak dapat dilihat dari beberapa sudut pandang teorimanajemen,
yaitu :
1. Learning Organization
Setiap perusahaan seharusnya selalu dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang
sedang terjadi dipasar.Setiap orang dalam perusahaan harus dapat mengembangkan potensi
perusahaan, dan melakukan observasi secara berkelanjutan untuk mencapai hasil yang terbaik
bagi perusahaannya.
Hal ini yang tidak dilakukan oleh perusahaan Eastman Kodak Corporation. Kodak
seharusnya dapat mengembangkan potensi yang ada. Terlebih sebenarnya pelopor pertama
kamera digital adalah perusahaan Kodak.Pastinya sumber daya manusia yang ada didalamnya
juga memiliki kapasitas yang memadai apabila dilatih dan dimaksimalkan potensinya untuk
dapat menciptakan produk-produk baru yang memiliki tingkat inovasi lebih tinggi dalam hal
menghadapi perubahan teknologi yang sedang berkembang. Tetapi perusahaan ini terlalu puas
dengan apa yang diraih pada masakejayaannya yaitu abad ke 20 sehingga membuat Kodak
berdiam diri dan tidak mengembangkan potensi produknya.
"Status quo membunuh Kodak. Berdiam diri di era yang terus bergerak tak akan
membuat perusahaan berjalan dengan baik. Baik perusahaan besar maupun kecil harus tetap
bergerak maju beberapa langkah kedepan, begitupun dengan perusahaan Kodak. Akibatnya
perusahaan ini terlambat mengantisipasi trend kamera digital yang sekarang
sedang berkembang di pasar sehingga berada dalam kondisi sesulit ini. Dengan kerugian atau
penurunan penjualan produknya, Kodak seharusnya dapat belajar dari pengalaman dan
mencoba untuk berinovasi lebih baik dengan mengeluarkan berbagai produk yang dapat
membuatnya bangkitdari keterpurukan. Namun perusahaan ini memang belum memiliki
kemampuan Learning Organization. Dia tidak dapat menganalisis keberhasilan atau
kegagalan dari dikeluarkannya suatu sistem atau produk baru. Ini terbukti dengan biarpun
perusahaan ini mencoba mengeluarkan produk kamera digital namun
produk ini tidak booming dipasaran karena dinilai masih kurang memenuhi permintaan atau
selera konsumen yang selalu berubah mengikuti perkembangan teknologi.
6
Kunci kesuksesan Perusahaan adalah keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh
Perusahaan dan bagaimana keunggulan tersebut dapat dipertahankan dan diperbaharui.
Keunggulan kompetitif adalah kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk disbanding dengan
produk pesaing agar dapat menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan. Untuk
dapat bertahan dibidangnya, perusahaan harus memiliki keunggulan atas para
pesaing dan mendapatkankeuntungan.
Keunggulan kompetitif yang ditekankan oleh perusahaan EastmanKodak Corporation
dari mulai awal pendiriannya adalah memberikan kualitas tinggi dan inovasi pada setiap
produknya. Dari awal pendiriannya Kodak selalu memperhatikan kualitas pada tiap
produk yang dihasilkannya. Kualitas yang ditawarkan mencakup kinerja produk yang baik,
layanan terhadap konsumen, tanggung jawab terhadap kecacatan atau kerusakan produk yang
dihasilkan, kesesuaian dengan standar-standar yang telah ditetapkan, daya tahan, dan estetika
bentuk produk. Pada abad ke-20, Kodak menjadi satu-satunya perusahaan dimana banyak
orang mempercayakan kenangan yang berharga bagi mereka untuk diabadikan dengan produk
fotografi Kodak. Hal itu disebabkan karena Kodak menawarkan kualitas gambar yang baik
untuk setiap hasil bidikan kamera filmnya. Kodak juga bertanggungjawab dengan
memberikan garansi untuk setiap produknya selama batas waktu tertentu. Selain itu, produk
Kodak juga memiliki daya tahan yang cukup kuat dan tahan lama. Namun mempertahankan
saja tidak cukup. Setiap perusahaan seharusnya dapat memperbaharui kualitasnya agar lebih
baik sesuai dengan kemajuan teknologi. Melihat keadaan Kodak yang tidak dapat
perkembangan teknologi digital saat ini, maka kualitas pun sudah tidak dapat diandalkan lagi
sebagai Competitive Advantage perusahaan. Kualitas produk para pesaing seperti Nicon atau
Canon sudah jauh diatas Kodak. Kini biarpun Kodak telah mengeluarkan kamera digital
namun kinerja produk Kodak masih terbatas dan kualitas gambar yang dihasilkannya belum
dapat menyamai atau bahkan melampaui para pesaing.Untuk hal inovasi, Perusahaan Kodak
juga tidak dapat diragukan lagi keberadaaannya pada abad yang lalu. Secara terus-menerus
Kodak berinovasi menciptakan produk-produk dengan fitur yang lebih baik dari sebelumnya.
Perusahaan ini menciptakan berbagai jenis kamera dari mulai Folding Pocket Camera,
Kodakolor film, Kamera Instamatic hingga kamera digital pertama. Namun untuk tetap
menjadi perusahaan besar yang sukses, hanyadengan menciptakan suatu competitive
advantage itu belum lah cukup. Perusahaan harus senantiasa mempertahankan dan
memperbaharuinya agar tetap mempunyai daya saing yang tinggi terhadap perusahaan lain.
Di dalam lingkungan industri, setiap perusahaan seharusnya selalu menyesuaikan diri dengan
perkembangan yang sedang terjadi dipasar agar tidak ketinggalan teknologi dengan
7
perusahaan pesaing lainnya. Perusahaan harus mengikuti trend yang sedang digandrungi oleh
masyarakat agar dapat menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan produk-
produknya. Sayangnya saat sudah menjadi besar dan sukses dengan kamera filmnya,
perusahaan ini berhenti berinovasi dan tidak dapat memperbaharui inovasinya. Kodak terlalu
fokus pada produksi kamera analog dibandingkan dengan mengembangkan dirinya untuk
dapat memberikan inovasi kamera digital bagi konsumen.Akibatnya perusahaan ini terlambat
mengantisipasi trend kamera digital yang sekarang sedang berkembang di pasar sehingga
berada dalam kondisi sesulit ini. Meskipun menurut beberapa fotografer mengatakan bahwa
pasar kamera analog tidak akan hilang, namun jumlah kapasitas produksinya akan semakin
kecil.Karena seperti yang diketahui, masyarakat sekarang lebih memilih untuk menggunakan
kamera digital yang sistem penggunaannya lebih sederhana, harga lebih terjangkau
(tergantung brand dan kualitas) dan hasil pemotretan yang jauh lebih bagus. Dibandingkan
dengan kamera analog yang harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli film dan
sistem pencetakan yang agak sulit.
3. Environment Analysis
a. Pemantauan Lingkungan (Environment Scanning)Langkah pertama yang mungkin
dilakukan untuk menghadapiketidakpastian dalam lingkungan adalah dengan menentukan
hal apa saja yang penting bagi perusahaan. Namun sering kali perusahaan
mengabaikannya kemudian menyesali tindakan-tindakan tersebut dikemudian hari.
Penyesalan inilah yang sedang dialami Kodak. Perusahaan fotografi tersebut sebenarnya
berkesempatan besar untuk menjadi perusahaan yang memproduksi kamera
digital yang terbaik, karena Kodak yang pertama kali menemukan kamera digital. Namun
perusahaan tidak melihat potensi tersebut dan akhirnya kehilangan kesempatan
mendapatkan pasar yang penting yang telah direnggut oleh perusahaan pesaing.
Seharusnya tidak akan terjadi hal seperti itu apabila Kodak melakukan pemantauan
lingkungan sebelumnya. Para manajer harus mencari informasi seperti pesaing,
hambatan, produk substitusi, keadaanekonomi, perubahan teknologi, dan lain-lain.
Pemantauan lingkungandiperlukan untuk memahami perubahan-perubahan, kesempatan-
kesempatan, dan ancaman-ancaman di lingkungan sekitarnya.
8
skenario-skenario untuk masa depan. Jika perusahaan Kodak sudah melakukan
pengembangan skenario-skenario untuk perusahaannya, maka tidak akan terjadi kondisi
sesulit ini. Karenamereka sudah membuat rencana-rencana kemungkinan yang akan dilakukan
bila terjadi hasil yang berbeda-beda.Seperti halnya kemajuan teknologi dan tindakan pesaing-
pesaing seperti Canon dan Nicon yang semakin agresif, Kodak seharusnya sudah memiliki
rencana alternatif yang akan dijalankan untuk dapat bertahan dan menyaingi pesaing-
pesaingnya tersebut.
c. Peramalan (Forecasting)
Peramalan perlu dilakukan untuk memperkirakan bagaimana tepatnya beberapa variabel
akan berubah dimasa depan. Ini yang merupakan kesalahan dari para manajer Kodak. Mereka
tidak dapat memperkirakan kemajuan teknologi dan selera masyarakat yang semakin
berkembang, serta jumlah permintaan atas produk kamera analog yang semakin lama semakin
berkurang karena adanya kamera digital.
4. Competitive Environment
a. Pembeli (Buyer)
Dengan adanya para pesaing seperti Canon, Nicon, Sony dan lain-lain membuat
konsumen memiliki banyak pilihan dalam membeli kamera.Hal ini membuat kekuatan tawar-
menawar pembeli menjadi sangat kuat,karena konsumen bisa sangat selektif dalam
menentukan pilihannya. Selera masyarakat juga berubah-ubah mengikuti trend yang sedang
terjadi.Seiring perkembangan zaman disertai dengan kemajuan teknologi dankesibukan
masyarakat maka mereka lebih menginginkan untuk sesuatu yang lebih mudah, seperti halnya
kamera digital. Dulu Perusahaan Kodak mencapai kejayaan pada abad ke 20 saat dunia hanya
9
mengenal kamera analog yang agak besar dan sistem penggunaannya agak sulit.
Sekarangzaman sudah berubah, konsumen lebih memilih untuk membeli kamera digital yang
sistem penggunaannya lebih mudah. Namun sayang perusahaan Kodak terlambat
mengantisipasi trend kamera digital yang berkembang saat ini. Meskipun Kodak sempat
mencoba memproduksi kamera digital namun ternyata pasar produk mereka telah direnggut
oleh perusahaan lain yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen nya.
10
Kodak sebenarnya bukan tidak menyadari adanya ancaman kameradigital ini. Pada tahun
1981, setelah Sony merilis kamera digital, Kodak melakukan riset pasar yang sangat detail
mengenai ancaman fotografi digital.Kesimpulan riset tersebut, yaitu :
1. Fotografi digital berpotensi menggerus bisnis inti Kodak yangdidominasi kamera film.
2. Butuh waktu untuk transformasi teknologi tersebut, namun Kodak punya sekitar satu
dekade untuk bersiap-siap. Ini harusnya jeda waktu (windows of opportunity) yang cukup
bagi Kodak untuk mempersenjatai diri.
Mengingat kesimpulan tersebut, Kodak bukannya mentransformasi teknologi yang
digunakan tetapi perusahaan ini malah melakukan kesalahan strategis. Daripada
meningkatkan kualitas dan mematangkan teknologi kamera digital agar dapat beralih dengan
baik ke teknologi yang baru, Kodak justru hanya mau mengembangkan teknologi digital demi
memperbaiki kualitas kamera film. Jelas ini merupakan kesalahan strategis yang cukup fatal
dari pihak manajemen Kodak.Manajemen Strategis diperlukan oleh setiap perusahaan untuk
dapatmenciptakan dan melaksanakan strategi yang akan dilakukan perusahaan
untuk mencapai kemajuan. Seharusnya saat Kodak mengidentifikasikan misi, danstrategi
perusahaan untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh perusahaan, Kodak
mempertimbangkan juga keadaan internal dan eksternal dari perusahaaan. Karena ancaman
dari perusahaan pesaing lainnya sudah tidak memungkinkan untuk Kodak berjalan lambat
seperti yang dilakukannya. Kodak adalah bukti bahwa suatu perusahaan akan jatuh jika
tidak punya mindset yang terbuka pada perubahan, sebesar apapun perusahaan tersebut.
Perusahaan harus melakukan transformasi, jika bisnis utama tidak bisa lagi dipertahankan.
Kodak bukannya tidak tahu perubahan itu akan datang,tetapi perusahaan ini tidak membuka
diri, kemudian lambat beradaptasi dengan perubahan.Hal lain yang perlu ditekankan adalah
bahwa sebuah perusahaan harus terus berinovasi bahkan jika hasil inovasi tersebut akan
menghabiskan bisnis inti. Inilah yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Terus
menantang dirinya sendiri dengan inovasi-inovasi baru. Jika tidak, perusahaan pesaing akan
melakukan hal tersebut, dan perusahaan akan ketinggalan start untuk mendapat pasar yang
luas.Dalam bisnis, waktu sangat berperan penting. Jika perusahaan menjadi pemain pertama
di pasar untuk satu produk tertentu, maka perusahaan tersebut akan selangkah didepan, dan
pasar akan di bawah kendalinya. Kodak seharusnya bisa memanfaatkan ini karena ia yang
mewujudkan fotografi digital pertama kali. Namun perusahaan ini gagal memanfaatkan
keadaan tersebut,dan akhirnya mengalami kebangkrutan.
11
2.4 Analisis Kodak East Corporation dalam BCG Matrix
Dalam menganalisis kategori unit bisnis perusahaan maka dapatmenggunakan BCG
Matrix dengan mengkombinasikan pertumbuhan bisnis perusahaan dan penguasaan pangsa
pasar atau posisi kompetitif perusahaan. Pada masa kejayaannya atau abad ke- 20, Kodak
pernah mencapai kategori Star (Bintang). Perusahaan ini dapat menghasilkan uang dalam
jumlah besar karena dapat menguasai pangsa pasar yang luas produk kamera analog disetiap
cabang dari perusahaan multinasional yang didirikan di berbagai negara. Tetapi seiring
dengan perkembangan zaman, Kodak sekarang dalam posisi DOG. Kategori Dog kemudian
membuat perusahaan ini memutuskan untuk melakukan divestasi dan alih fokus perusahaan
menjadi bisnis komersial printing karena menganggap bisnis kamera sudah tidak
menguntungkan lagi. Divestasi dilakukan untuk menjual bisnis yang bukan merupakan bagian
dari bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus
pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya, dalam hal ini perusahaan Kodak banyak
menjual hak paten digital nya.
12
2. Perusahaan Kodak berubah menjadi Perusahaan digital printing dengan melakukan
divestasi untuk memperbesar jumlah aset dalamrangka melakukan reksturisasi
perusahaan.
c. Evaluasi Sasaran dan Rencana
1. Perusahaan berfokus pada kamera digital
Keuntungan :Kodak tetap berada di bidang fotografi yang telah membesarkan
namanya.
Kerugian : Kodak harus meninggalkan bisnis film yang menjadi bisnis utamanya,
kodak juga harus dapat meningkatkan inovasinya dan mengejar ketinggalannya dari
perusahaan pesaing karena bila tidak Perusahaan ini akan semakin jatuh lebih dalam
ke jurang kebangkrutan.
2. Perusahaan mengubah inti bisnis menjadi digital printing.
Keuntungan : perusahaan dapat memperbaiki kondisi perusahaan dengan beralih
bisnis ke digital printing yang lebih potensial.
Kerugian : Perusahaan harus menjual aset perusahaan seperti hak paten dalam
rangka untuk membayar karyawan dan dapat melakukan restrukturisasi perusahaan.
d. Pemilihan Sasaran dan Rencana
Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari dua alternatif diatas dan juga
mempertimbangkan kekuatan internal dan eksternal perusahaan dalam bidang fotografi saat
ini maka manajer Perusahaan Eastman Kodak Corporation memilih untuk melakukan rencana
alternatif yang kedua yaitu : Perusahaan mengubah fokus bisnis Kodak dari fotografi
menjadi bisnis digital printing
e. Penerapan
Seperti yang diketahui, bahwa menerapkan tidak akan semudah dan sesederhana
merencanakan sesuatu. Maka untuk mengalihkan bisnisnya dari produk fotografi menjadi
bisnis printing juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak yang harus
dilakukan oleh perusahaan Kodak karena dia tidak memiliki modal dan aset yang cukup
untuk merestrukturisasi perusahaan ini dan membayar gaji ribuan karyawan.
Sebagai langkah pertama pertama maka Pemimpin Kodak,Antonio Perez memutuskan
untuk mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan lewat proses pailit ke Pengadilan
di Kota Newyork padatanggal 19 Januari 2012 melalui Chapter 11 Undang-Undang
kepailitan.Chapter 11 pada intinya berfungsi membantu perusahaan yangsedang terancam
bangkrut atau pailit, tetapi masih memiliki prospek padamasa datang. Itulah sebabnya pasal
13
ini disebut dengan bankruptcy protection atau proteksi pailit. Keputusan ini dinilai cukup baik
karena akan memungkinkan Kodak untuk terus bekerja memaksimalkan aset teknologinya.
Kemudian untuk dapat membayar ribuan karyawan dan merestrukturisasi perusahaannya,
Kodak memerlukan banyak uang dan harus melakukan peminjaman uang. Maka dari itu,
Perusahaan fotografi ini menjual lebih dari 1100 hak paten digital imaging milik Eastman
Kodak yang berhubungan dengan capturing, manipulating, dan sharing foto digitalkepada
beberapa perusahaan seperti Apple, Google, Facebook, dan SiliconValley. Penjualan ini
rampung dengan nilai USD 525 juta.Keputusan untuk menjual hak paten Eastman Kodak
secara besar besaran dilakukan untuk memenuhi prasyarat peminjaman uang sebesar USD
830 juta. Karena untuk melakukan pinjaman yang besar maka perusahaan harus
mempunyai aset yang besar. Ini merupakan kebijakan dari pertimbangan factor resiko.
Peminjaman uang ini adalah bagian dari upaya Kodak agar keluar dari ancaman
kebangkrutan. Perusahaan yang berusia lebih dari 130 tahun itu mengaku telah mendapatkan
pinjaman dari Citigroup senilai US$ 950 juta, untuk kurun waktu 18 bulan.
Setelah penjualan selesai, kini Kodak dapat menjalankan bisnis digital printing yang
merupakan rencana mereka setelah memutuskan mengakhiri produksi kamera. Karena
meskipun dengan penjualan besar besaran ini Kodak tak lagi memiliki paten digital imaging,
mereka masih tetap mempunyai 9600 hak paten lain namun di area yang berbeda. Dan selain
menjual hak paten dan beralih bisnis ke commercial printing, ternyata Kodak juga
melakukan langkah bisnis baru dengan melisensikan brand kamera ikoniknya tersebut ke
perusahaan lain yakni JK Imaging. Lisensi itu sendiri adalah izin untuk menikmati manfaat
ekonomi dari suatu obyek yang dilindungi Hak Kekayaan Intelektual untuk jangka waktu
tertentu. Sebagai imbalan atas pemberian lisensi tersebut, penerimal isensi wajib membayar
royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangkawaktu tertentu. Maka dengan persetujuan antar
kedua belah pihak ini, JK Imaging dapat memakai nama Kodak untuk berbagai produknya.
Tak hanyakamera digital saja, namun brand tersebut juga akan dipakai di kamera videopocket
dan projector portable. Keputusan-keputusan yang diambil oleh para manajer Kodak ini
merupakan strategi mereka dalam menghadapi kondisi krisis. Meskipun perusahaan ini
tidak dapat kembali berjaya sebagai perusahaan fotografi namun setidaknya dia dapat
mempertahankan perusahaan ini dengan beralih ke strategi alternatif yaitu bisnis commercial
printing. Melisensikan brand-nya juga merupakan langkah yang tepat agar brand produk
kamera Kodak tidak begitu saja hilang dari pasaran biarpun brand
tersebut berada dibawah kendali perusahaan lain.
14
2.6 Analisis SWOT Kodak
a. Strength (Kekuatan)
1. Brand image yang sudah terkenal dan bagus
2. Perusahaan yang pertama kali menciptakan kamera digital
3. Harga kamera yang terjangkau
4. Pelayanan terhadap konsumen yang ramah bila ada keluhan
b. Weakness (Kelemahan)
1. Tidak dapat beradaptasi dengan teknologi digital
2. Terlalu fokus pada produk kamera analog
3. Kualitas hasil gambar yang kurang memuaskan
4. Fitur kamera digital masih sedikit dibandingkan dengan pesainglainnya
5. Produk kamera digital yang masih berjumlah sedikit
c. Oppurtinity (Kesempatan)
1. Pada era sekarang banyak orang-orang yang menganggap bahwadokumentasi adalah
penting.
2. Memiliki pangsa pasar yang luas karena Kodak merupakan perusahaan multinasional
d. Threatness (Ancaman)
1. Persaingan antar perusahaan yang semakin agresif
2. Kemajuan teknologi yang semakin canggih
3. Munculnya perusahaan- perusahaan baru yang bergerak dibidang yangsama
4. Tersedianya barang substitusi kamera digital yaitu handphone dan tablet PC yang
memiliki kamera dengan resolusi tinggi
Dengan melihat hasil analisis SWOT untuk perusahaan Eastman Kodak Corporation ini
sepertinya dengan keterlambatan Kodak untuk mengantisipasi teknologi digital membuat
Perusahaan ini sulit menciptakan strategi-strategi bisnis yang dijalankan untuk dapat
mempertahankan perusahaannya. Meskipun demikian sebenarnya tidak menutup
kemungkinan untuk bangkit apabila Kodak mau berusaha keras untuk memperbaiki
kelemahannya, karena perusahaan ini juga masih memiliki kekuatan yang dapat
dikembangkan.
15
BAB III
KESIMPULAN
16