Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Ruang lingkup pembahasan study kasus ini membandingkan dan menyesuaikan

landasan teori pada bab II dan tinjauan kasus pada bab III pada Asuhan

Keperawatan Hidrosefalus.

Setelah melakukan Asuhan Keperawatan pada An.A Usia Remaja (14 Tahun)

dengan diagnosa Hidrosefalus Post Operasi penyambungan VP Shunt Hari Ke-2

di Ruang Kemuning Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung yang dilaksanakan pada tanggal 10-11 Juni 2015, penulis

menemukan beberapa kesenjangan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan

kasus, yaitu :

A. Pengkajian

Berdasarkan teori menurut ( Suryadi ,2006 : 128) hasil pengkajian

ditemukan :
Pembesaran tengkorak, vena kulit kepala sering terlihat menonjol, ukuran

lingkar kepala bertambah secara berangsur-angsur, vena terlihat jelas bunyi

cracked-pot pada perkusi, tanda setting sun, tanda penurunan kesadaran,

oposhotonus, dan spastik pada ekstrimitas bawah, alis mata tertarik keatas,

kemampuan makan yang berkurang, tanda peningkatan TIK (mual, muntah,

pusing pupil oedema) bingung.


Pada pengkajian klien dengan Hedrosefalus Post operasi penyambungan VP

shunt ditemukan :
1. Vena kulit kepala mengalami distensi
2. Pembesaran kepala dari normal
50
51

3. Anoreksia
4. Mual
5. Nyeri pada luka post operasi
6. Luka kemerahan
7. Pusing

Menurut teori tanda dan gejala yang muncul pada penderita Hedrocefalus

adalah :
a. Pembesaran tengkorak
b. Kelainan neurologi (Mata selalu mengarah ke bawah, gangguan

perkembangan motorik, gangguan penglihatan)


c. Terjadinya penipisan korteks serebrum yang permanen bila penimbunan

cairan di biarkan
d. Vena kulit kepala sering terlihat menonjol
e. Pada bayi yang suturanya masih terbuka akan terlihat lingkar kepala

fronto osipital yang makin membesar.


(Nanda, 2015 : 88)

Sedangkan pada saat pengkajian klien dengan Hidrosefalus Post Operasi

penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 di Ruang Kemuning tanda dan gejala

yang ditemukan :

1. Pusing
2. Nyeri pada Luka post operasi
3. Luka kemerahan

Tanda dan gejala Hidrosefalua sesuai dengan tinjauan teori namun pada An.

A tidak ditemukan beberapa data seperti :

1. Muntah, karena pada saat pengkajian klien tidak mengalami muntah.


52

2. Kelainan neurologi (Mata selalu mengarah ke bawah, gangguan

perkembangan motorik, gangguan penglihatan),karena pada saat

pengkajian klien tidak mengalami kelainan neurologi


3. Terjadinya penipisan korteks serebrum yang permanen bila penimbunan

cairan di biarkan, karena pada saat pengkajian klien tidak mengalami

penimbunan cairan karena sudah melakukan tindakan pemasangan VP

Shunt.
4. Vena kulit kepala sering terlihat menonjol, karena pada saat pengkajian

klien sudah berumur 14 tahun sehingga vena kulit kepala tidak terlihat.

B. Diagnosa

Tidak semua diagnosa/masalah yang ada pada konsep teori muncul pada

tinjauan kasus, seperti pada tabel dibawah ini:

N Diagnosa Teori Diagnosa Kasus


o
1. Resiko tinggi kurangnya volume cairan
berhubungn dengan kehilangan cairan -
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungn dengan -
anoreksia.
3. Resiko infeksi berhubungn dengan luka post Resiko infeksi berhubungan dengan luka
operasi post operasi
4. Keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungn dengan -
gangguan pertumbuhan.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
proses inflamasi, ketidak seimbangan antara -
53

suplai dan kebutuhan oksigen


6. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
insisi pembedahan dengan insisi pembedahan.

7. Perubahan proses keluarga berhubungan


dengan penyakit, hospitalisasi anak -
8. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan luka post operasi -
9. Ansietas berhubungn dengan kurangnya
- pengetahuan tentang penyakit

Pembahasan :

1. Diagnosa yang ada di teori tetapi tidak ada di tinjauan kasus


a. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan
b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia.


c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi
d. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

gangguan pertumbuhan.
e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penyakit,

hospitalisasi anak

Karena saat pengkajian diagnosa pada teori tidak sesuai dengan keluhan

pasien pada saat pengkajian.

2. Diagnosa yang ada di tinjauan kasus tetapi tidak ada di teori


a. Resiko infeksi berhubungan dengan Luka post operasi
54

b. Ansietas berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan tentang

penyakit nya.
c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
d. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan

C. Intervensi

Tahap ini membahas antara rencana tindakan yang ada pada teori dan

tindakan keperawatan yang dilakukan pada diagnosa :

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Insisi pembedahan

intervensinya di rencanakan sesuai teori dan di sesuaikan dengan kondisi

klien, yaitu : kaji skala nyeri klien, beri posisi nyaman, ajarkan teknik

relaksasi, lakukan kegiatan untuk mengalihkan nyeri, kolaborasi dalam

pemberian obat sesuai dengan ketentuan.


2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi intervensinya

direncanakan di sesuai dengan kondisi klien, yaitu : kaji derajat luka, kaji

tanda-tanda infeksi, ganti balutan/hari, mobilisasi klien setiap 2 jam

sekali, ajarkan keluarga tentang perawatan luka, kolaborasi dalam

pemberian antibiotik.
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,

ajarkan keluarga untuk mengungkapkan ketidak tahuannya, beri

pendidikan kesehatan tentang Hidrosefalus tanda gejala dan cara

perawatannya, dan kaji ulang pengetahuan keluarga tentang Hidrosefalus

setelah diberi pendidikan kesehatan.


55

D. Implementasi

Implementasi yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan

dan disesuaikan dengan kondisi klien dan diagnosa yang ada yaitu untuk

diagnosa ke-1 mengkaji skala nyeri, memberi posisi nyaman, mengajarkan

teknik relaksasi, melakukan kegiatan untuk mengalihkan nyeri, melibatkan

keluarga dalam mempertahankan aseptik (teknik mencuci tangan yang baik,

membuang tisu kotor, menjaga kebersihan anak, dll) dan berkolaborasi

dengan dokter dalam pemberian antibiotik : ceftriaxone 500 mg/hari. Untuk

diagnosa ke-2 mengganti balutan dengan steril, mengajarkan keluarga cara

untuk perawatan luka, mengkaji derajat luka, mengkaji tanda-tanda infeksi,

memobilisasi pasien tiap 2 jam sekali.

E. Evaluasi

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan terhadap An.A, evaluasi

akhir yang didapat pada tiap-tiap diagnosa adalah :

1. Evaluasi masalah Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

Insisi pembedahan, masalah teratasi dengan hasil skala nyeri 2 (1-10),

Klien mengatakan nyeri berkurang, Klien terlihat rileks, Klien terlihat

nyaman
56

2. Evaluasi masalah resiko infeksi berhubungan dengan Luka post operasi

mengkaji derajat luka, masalah teratasi sebagian dengan hasil luka

terlihat kering dan bagus. Klien mengatakan terdapat luka Post Operasi,
Terdapat luka post operasi VP Shunt, Panjang 5 cm,lebar 3 cm, luka di

abdominalis kuadran 2 kanan bawah dan thorax kanan atas, luka tampak

kemerahan.
3. Evaluasi masalah Ansietas berhubungan dengn kurang pengetahuan

tentang penyakit masalah teratasi setelah penulis memberikan

pendidikan kesehatan dan mengkaji ulang pengetahuan keluarga dari

penulis mendapatkan data subjektif : Ibu klien mengatakan mengerti

tentang penyebab, dan cara pencegahan penyakit Hidrosefalus, keluarga

sudah mengetahui cara perawatan anaknya, keluarga tidak bingung,

keluarga tampak bertanya kepada perawat.

Anda mungkin juga menyukai