Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
iklim
Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah
beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung
dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat
LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah
hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan
dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya
jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim
kemarau.Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.
Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan
memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
Suhu optimum antara 24-30 C (Atarahman, 2011).
Tanah
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang
gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-
7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan
teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum
antara 50-600 m dpl (Atarahman, 2011).
2.1.1.3 Lahan marginal
Luas lahan kering yang sudah digunakan untuk pertanian baru mencapai
47.76 juta, sehingga masih banyak lahan kering yang berpotensi untuk
pengembangan pertanian (Abdurachman et al., 2008).
Lahan-lahan pertanian yang subur semakin terbatas ketersediaannya
karena telah beralih fungsi menjadi lahan-lahan pemukiman guna memenuhi
kebutuhan perumahan dan infrastruktur bagi penduduk yang semakin meningkat.
Oleh karenanya perluasan lahan pertanian, guna mengupayakan peningkatan
produksi pertanian, diarahkan ke wilayah-wilayah tanah masam dan marginal,
yang sebagian besar terdiri atas Ultisol dan Oksisol.
2.1.1.5. Hipotesis
empat bulan pada periode musim hujan, yakni mulai bulan maret sampai dengan
Juni.
Bahan yang digunakan adalah benih Jagung hibrida , beni,h jagung pulut
tugal, selang, meteran, jangka sorong kayu, paku, dan alat tulis menulis.
1. Pengolahan lahan
dengan cara memecahkan bongkahan tanah menjadi halus sehingga kondisi tanah
gembur.
1. Pembuatan petakan
2. Penanaman
60.
4. Pemeliharaan
jagung yang tidak tumbuh serta dilakukannnya penyiangan di saat setiap jadwal
praktikum, pemberian pupuk anorganik pada 28 HST, berupa pupuk KCL 600
gram/petak , SP-36 120 gram/ petak, Urea 150 gram/petak. Pemberian pupuk
sesudahnya. Penyiraman pagi atau sore, jika terjadi hujan tidak dilakukan
umur 42 HST.
5.2. Pembahsan
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
Saran pada praktikum ini
Pada saat ap;ikasi pupuk kandang sapi sebaikya petakan di tutup degan
menggunakan jerami slag-alnag, agar pada saat hujan pupuk tidak terbawa run off,
karea aplikasi pupuk kadag sapi dilakukan pada bulan april yaitu puncak hujan di
kota kendari dan sebaiknya untuk prkatikum nutrisi selanjutnya membuat denah
percobaan sebaikya melihat keheterogena dari lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2015, Sulawesi Tenggara dalam angka 2015. Badan Pusat
Statistik. Sulawesi Tenggara.
Indrasari, A dan A. Syukur, 2006. Pengaruh emberian pupuk kandang dan unsur
hara mikro terhadap pertumbuhan jagung pada ultisol yang dikapur.
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6 (2) : 116-123.
Wahyudi I., 2009. Serapan hara tanaman jagung (zea mays l.) Akibat pemberian
pupuk guano dan pupuk hijau lamtoro pada Ultisol Wanga. J. Agroland
16 (4) : 265 - 272.
Produksi Tanaman Jagung Manis hibrida (Zea mays L. var) dan Jagung
pulut lokal muna (Zea mays ssp) yang diperlakukan dengan dosis pupuk
kandang sapi berbeda pada lahan marginal
Oleh:
MUH. MASYUDDIN AL-AMIN
NIM. D1B115043
kelas Agroteknologi C
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir praktikum
Nutrisi Tanaman [3(2/1)]
Dosen Pengampu:
Andi Awaluddin, S.P., M.P.
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANAIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2017