Komposisi kimia dan kualitas (bahan tambang primer dan produk samping by-product;
untuk batubara : CV, TM, Ash, S)
Bidang lemah (kekar, retakan, cleavage dalam endapan bijih / cleats dalam batubara)
Sifat-sifat fisik lainnya (bobot isi - SG,voids, porositas, permeabilitas, kandungan lengas
- moisture content)
4.Konsiderasi Ekonomi
Faktor-faktor ini akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan
keuntungan
Umur tambang
5.Faktor Teknologi
6.Faktor Lingkungan
Kontrol atmosfir (kontrol kualitas, kontrol panas dan kelembaban, serta untuk tambang
bawah tanah : ventilasi,)
3. Pengupasan Tanah Pucuk ( top soil) - Maksud pemindahan tanah pucuk adalah untuk
menyelamatkan tanah tersebut, agar tidak rusak sehingga masih mempunyai unsur tanah
yang masih asli, sehingga tanah pucuk ini dapat diguanakan dan ditanami kembali untuk
kegiatan reklamasi, tanah pucuk yang dikupas tersebut akan dipindahkan ke tempat
penyimpanan, sementara atau langsung di pindahkan ke timbunan. Hal tersebut
bergantung pada perencanaan dari perusahaan.
8. Pengupasan parting (parting removal) - Parting batubara yang memisahkan dua lapisan
atau lebih batubara peerlu dipindahkan agar tidak mengganggu dalam penambangan
batubara.
10. Perataan dan Rehabilitasi Tanah ( spreading) - Terdiri dari pekerjaan penimbunan,
perataan, pembentukan, dan penebaran tanah pucuk diatas disposal overburden yang telah
di backfilling, agar daerah bekas tambang dapat ditanami kembali untuk pemulihan
lingkungan hidup (reclamation).
11. Penghijauan (reclamation) - Merupakan proses untuk penanaman kembali lahan bekas
tambang, dengan tanaman yang sesuai atau hampir sama seperti pada saat tambang belum
dibuka.
12. Kontrol (monitoring) - Kegiatan ini ditujukan untuk pemantauan terhadap aplikasi
rencana awal penambangan. kontrol akan dilakukan terhadap lereng tambang, timbunan,
ataupun lingkungan, baik terhadap pit yang sedang aktif maupun pit yang telah
ditambang
(Klasifikasi Hartman,1987)
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TAMBANG TERBUKA
Pemilihan metode penambangan dilakukan berdasarkan pada metode yang dapat memberikan
keuntungan optimum dan bukan pada dangkal dalamnya letak endapan bahan galian tersebut,
serta mempunyai perolehan tambang (mining recovery) yang terbaik.
Ongkos penambangan per ton atau per bcm endapan mineral/bijh lebih murah karena tidak perlu
adanya penyanggaan, ventilasi dan penerangan
Kondisi kerjanya baik, karena berhubungan langsung dengan udara luar dan sinar matahari.
Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih leluasa, sehingga produksi bisa
lebih besar.
Pemakaian bahan peledak bisa lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik, karena :
o Adanya bidang besar (free face) yang lebih banyak
o Gas-gas beracun yang ditimbulkan oleh peledakan dapat dihembuskan angin dengan cepat
Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar, karena batas endapan dapat dilihat dengan
jelas.
Relatif lebih aman, karena adanya yang mungkin timbul terutama akibat kelongsoran.
Pengawasan dan pengamatan mutu bijih (grade control) lebih mudah.
Konsentrasi operasi (kegiatan) tinggi
Perencanaan lebih sederhana
Para pekerja langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan yang lebat atau suhu yang
tinggi mengakibatkan efisiensi kerja menurun, sehingga hasil kerja juga menurun.
Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian akan semakin banyak tanah
penutup (overburden) yang harus digali.
Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah yang jumlahnya cukup banyak.
Alat-alat mekanis letaknya menyebar. Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar.
Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang
dibor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan
ketrampilan operator.
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemilihan metode pemboran
yaitu : kekerasan, kekuatan, elastisitas, plastisitas, abrasivitas, tekstur, struktur, dan karakteristik
pembongkaran.
1. Kekerasan
Kekerasan adalah daya tahan permukaan batuan terhadap goresan. Batuan yang keras akan memerlukan
energy yang besar untuk menghancurkanya. Pada umumnya batuan yang keras mempunyai kekuatan
yang besar pula (Lihat table 2.1). Kekerasan batuan diklasifikasikan dengan skala Fredrich Van Mohs
(1882).
2. Kekuatan (strength)
Kekuatan mekanik suatu batuan merupakan daya tahan batuan terhadap gaya dari luar, baik bersifat static
maupun dinamik. Kekuatan batuan dipengaruhi oleh komposisi mineralnya, terutama kandungan kuarsa.
Batuan yang kuat memerlukan energi yang besar untuk menghancurkanya.
Bobot isi (density) batuan merupakan berat batuan per satuan volume. Batuan
dengan bobot isi yang besar untuk membongkarnya memerlukan energy yang
besar pula.
Batuan yang masif mempunyai kecepatan rambat gelombang yang besar. Pada umumnya batuan yang
mempunyai kecepatan rambat gelombang yang besar akan mempunyai bobotisi dan kekuatan yang besar
pula sehingga sangat mempengaruhi pemboran.
5. Abrasivitas
Abrasivitas adalah sifat batuan yang dapat digores oleh batuan lain yang lebih keras. Sifat ini dipengaruhi
oleh kekerasan butiran batuan, bentuk butir, ukuran butir, porositas batuan, dan sifat heterogenitas batuan.
6. Tekstur
Tekstur batuan dipengaruhi oleh struktur butiran mineral yang menyusun batuan tersebut. Ukuran butir
mempunyai pengaruh yang sama dengan bentuk batuan, porositas batuan, dan sifat-sifat batuan lainya.
Semua aspek ini berpengaruh dalam keberhasilan operasi pemboran.
7. Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus Young (E). Modulus
elastisitas batuan bergantung pada komposisi mineral dan porositasnya. Umumnya batuan dengan
elastisitas yang tinggi memerlukan energi yang besar untuk menghancurkanya.
8. Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi permanen setelah tegangan
dikembalikan ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum hancur. Sifat ini sangat dipengaruhi oleh
komposisi mineral penyusunya, terutama kuarsa. Batuan yang plastisitasnya tinggi memerlukan energi
yang besar untuk menghancurkannya.
9. Struktur Geologi
Struktur geologi seperti sesar, kekar, dan bidang perlapisan akan berpengaruh terhadap peledakan batuan.
Adanya rekaha-rekahan dan rongga-rongga di dalam massa batuan akan menyebabkan terganggunya
perambatan gelombang energy akibat peledakan. Namun adanya rekahan-rekahan tersebut juga sangat
menguntungkan untuk mengetahui bidang lemahnya, sehingga pemboran akan dilakukan berlawanan arah
dengan bidang lemahnya.
Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau
batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.
Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau
batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.
Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin untuk melaksanakan
usaha pertambangan.
IUP Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan
penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.
IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP
Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.
Izin Usaha Pertambangan Khusus, yang selanjutnya disebut dengan IUPK, adalah izin
untuk melaksanakan usaha pertambangan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.
a. Bucket dredging
b. Suction dreging
c. Grab dreging
a. System Hydraulic
System Hydraulic
Syarat utama pada metode penambangan ini adalah tersedianya air yang cukup. Material hasil
penggalian ditampung dalam suatu sumuran, yang
selanjutnya dipompa ke sebuah instalasi yang disebut jig.
Persyaratan dasar metode penambangan ini adalah endapannya lunak, lebar, terbatas, terbentuk
dekat permukaan, dan terdapat persediaan air yang cukup.