Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi

yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat

merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera

setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering

diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan

merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang

dilahirkan. Salah satu kelainan tersebut adalah hidrosefalus. (Latifa, 2013).

Di Amerika Serikat insidens hidrosefalus congenital adalah 1 dari 1000

kelahiran dimana insiden Hidrosefalus dapatan tidak diketahui secara pasti.

Internasional insiden dari Hidrosefalus dapatan tidak diketahui. Sekitar

100.000 pemasangan shunting dilakukan setiap tahun pada Negara-negara

berkembang tetapi sedikit infromasi yang tersedia untuk negara lainnya.

Hidrosefalus adalah salah satu dari kelainan tersering yang menimpa lebih dari

10.000 bayi setiap tahun, dan lebih dari 50% kasus Hidrosefalus adalah

Hidrosefalus congenital. Angka kejadian Hidrosefalus di dunia cukup tinggi, di

Netherland 650 kasus pertahun, di Amerika dilaporkan kasus Hidrosefalus

1
2

sekitar 2 permil. Sedangkan di Indonesia belum ada laporan keseluruhan

hanya ada laporan dari Bali yaitu dari tahun 1992-2005 dilaporkan sekitar 812

kasus selama 14 tahun, kira-kira 10 permil.

(Muliawan, 2005 : 20)

Menurut penelitian WHO untuk wilayah ASEAN jumlah penderita

Hidrosefalus di beberapa negara adalah sebagai berikut, di Singapura pada

anak 0-9 th : 0,5%, Malaysia : anak 5-12 th 15%, India anak 2-4 th 4%, di

Indonesia berdasarkan penelitian dari Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas

Indonesia terdapat 3%.

Berdasarkan Medical Record RSAM Bandar Lampung, pada tahun 2015 dari

bulan April sampai bulan Juni jumlah pasien penderita Hidrosefalus adalah 14

orang dengan persentase 5,6%, pasien dengan Hisprung 48 0rang persentase

19,2%, pasien dengan Hipospadia 25 orang persentase 10,0%, pasien dengan

CKR 23 orang persentase 9,2%, pasien dengan Appendic 15 orang persentase

6,0%, pasien dengan Meningokel 13 orang pesentase 5,2%, pasien dengan

Atresiaani 10 orang persentase 4,0%, pasien dengan Combostio 6 orang

persentase 2,4%, pasien dengan nefrolitiasis 3 orang persentase 1,2%, pasien

dengn CKS 5 orang persentase 2,0%. Berdasarkan uraian di atas penyakit

Hidrosefalus menepati urutan ke 5 di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar

Lampung dari bulan April sampai Juni.


3

Berdasarkan data di atas penulis tertarik mengangkat Asuhan Keperawatan ter

hadap An. A usia Remaja ( 14 Tahun) dengan diagnosa Hidrosefalus Post

Operasi penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 di Ruang Kemuning Rumah Sakit

Umum Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2015.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menggambarkan asuhan keperawatan secara komprehensif

meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual pada Asuhan Keperawatan ter

hadap An. A usia Remaja ( 14 Tahun) dengan Hidrosefalus Post Operasi

penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 di Ruang Kemuning Rumah Sakit Umum

Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

2. Tujuan Khusus

Penulis mampu menggambarkan :

a. Konsep teori penyakit dan asuhan keperawatan klien dengan Hidrosefalus

Post Operasi penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 di Ruang Kemuning

Rumah Sakit Umum Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.


b. Pengkajian status kesehatan pada klien dengan Hidrosefalus Post Operasi

penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 di Ruang Kemuning Rumah Sakit

Umum Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.


c. Analisa data hasil pengkajian pada klien dengan Hidrosefalus Post Operasi

penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 di Ruang Kemuning Rumah Sakit

Umum Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.


4

d. Diagnosa yang muncul pada klien dengan Hidrosefalus Post Operasi

penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 di Ruang Kemuning Rumah Sakit

Umum Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.


e. Rencana asuhan keperawatan sesuai dengan yang muncul pada klien

dengan Hidrosefalus Post Operasi penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 di

Ruang Kemuning Rumah Sakit Umum Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung.
f. Tindakan mandiri, kolaborasi pasien Hidrosefalus Post Operasi

penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 di Ruang Kemuning Rumah Sakit

Umum Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.


g. Dokumentasi yang benar pada klien dengan Hidrosefalus Post Operasi

penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 di Ruang Kemuning Rumah Sakit

Umum Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan studi kasus ini adalah An. A dengan diagnosa medis

Hidrosefalus Post Operasi Penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 Pada Tanggal

8 juni 2015 Diruang Kemuning Rumah Sakit Umum Dr.H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung.

4. Metode Penulisan

Menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi kasus. Tekhnik

pengambilan data pada kasus dengan pengamatan, wawancara, pemeriksaan

fisik, dokumentasi atau catatan perawatan, partisipasi aktif, studi kepustakaan.


5

5. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Berisikan tentang konsep dasar penyakit meliputi definisi, etiologi, klasifikasi,

tanda dan gejala, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan

Hidrosefalus,serta asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan.

BAB III TINJAUAN KASUS

Terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, catatan

perkembangan.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisikan ulasan naratif dari setiap tahapan keperawatan mulai pengkajian

sampai evaluasi yang dilakukan dengan membandingkan antara konsep teori

di BAB II dan tinjauan kasus di BAB III

BAB V PENUTUP

Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
6

Anda mungkin juga menyukai