Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

LISTRIK DASAR
TAHANAN DALAM MULTIMETER
( Percobaan 01)
Selasa, 5 April 2016

Disusun Oleh :
SITI ROHMAH
3.30.15.0.23
LT-1A

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG


2015/2016
I. Pendahuluan
Amperemeter adalah suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur
besarnya arus listrik dari suatu rangkaian. Tahanan dalam amperemeter sangat kecil,
idealnya sama dengan nol.
Voltmeter adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mengukur besarnya
tegangan listrik dari suatu rangkaian. Tahanan dalam dari sebuah voltmeter sangat besar
sedangkan idealnya tak terhingga.
Batas ukur multimeter untuk tegangan dan arus sudah ditentukan sebelumnya.
Untuk mengukur arus yang lebih besar dari batas ukur multimeter tersebut, maka pada
multimeter dipasang tahanan yang dihubungkan secara parallel dengan multimeter
sedangkan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari batas kemampuan multimeter,
maka pada multimeter dipasang tahanan yang dihubungkan secara seri dengan
multimeter.

Penentuan tahanan parallel (shunt)


Sebagai contoh multimeter mempunyai data sebagai berikut :
Batas ukur multimeter = 25mA
Tahanan dalam multimeter = 0,01 Ohm
Multimeter tersebut akan digunakan untuk mengukur arus sebesar 500 mA.
Makat ahanan parallel yang harus dipasang untuk memperbesar kemampuan ukur
multimeter adalah sbb :
I = 500 mA Ish

I Rm = 25 mA

Gambar1.1. penentuan tahanan shunt


Ish = 500 25 = 475 mA
Ish x Rsh = IRm x Rm
475 x Rsh = 25 x 0,01
Rsh = 0,25/475 = o,ooo5263 Ohm
Jadi untuk mengukur besarnya arus 500 mA dimana batas ukur multimeter
tersebut = 25 mA dan tahanan dalam 0,01 Ohm maka dipasang tahanan shun sebesar
0,0005263 Ohm.
Penentuan Tahanan Seri
Arus yang diperbolehkan melalui multimeter = 10 mA
Besarnya tegangan yang akan diukur = 20 Volt
Tahanan dalam = 150 Ohm

Rse 150 Ohm

20 Volt

Gambar1.2. Penentuan Tahanan Seri


Maka didapat Rse = 1850 Ohm, jadi untuk mengukur tegangan 20 Volt dimana
batas ukur multimeter tersebut adalah 1,5 Volt dan tahanan dalam 150 Ohm, maka
tahanan seri yang dipasang adalah 1850 Ohm.

II. Landasan Teori

Pengukuran Hambatan Dalam Amperemeter


Hambatan dalam sebuah amperemeter dapat diukur atau dicari nilainya dengan dua cara.
Cara pertama adalah dengan menganggap dan memperlakukan amperemeter sebagai
sebuah yang kemudian diberi arus dan kemudian diukur tegangannya seperti pada
gambar 1.1. cara kedua serupa dengan cara pertama, tetapi voltmeter pada cara pertama
itu diganti dengan sebuah hambatan yang sudah diketahui nilainya, seperti pada gambar
1.2.

Untuk rangkaian padagambar 11, nilai hambatan dalam amperemeter dapat dicari dengan
persamaan,
V
RA=
I
Dengan V adalah tegangan yang terbaca pada voltmeter, dan i adalah kuat arus yang
terbaca pada amperemeter. Untuk rangkaian pada 12, nilai hambatan dalam amperemeter
dapat dicari dengan persamaan,
I 1I 2
RA= R
I2
Dengan i 1 adalah kuat arus yang terbaca pada amperemeter sebelum R dipasang dan
i 2 adalah kuat arus yang terbaca pada amperemeter setelah R dipasang.
Pengukuran Hambatan Dalam Voltmeter
Hambatan dalam sebuah voltmeter dapat diukur dengan dua cara. Cara pertama adalah
dengan menganggap atau memperlakukan voltmeter sebagai sebuah hambatan beban
yang kemudian diberi arus dan kemudian diukur kuat arusnya seperti pada gambar 13.
cara kedua serupa dengan cara pertama, tetapi amperemeter pada cara pertama itu diganti
dengan sebuah hambatan yang sudah diketahui nilainya, seperti pada gambar 14.

Untuk rangkaian pada gambar 13, nilai hambatan dalam voltmeter dapat dicari dengan
persamaan,
V
RV =
I
Dengan V adalah tegangan yang terbaca pada voltmeter, dan i adalah kuat arus yang
terbaca pada amperemeter. Untuk rangkaian pada 14, nilai hambatan dalam voltmeter
dapat dicari dengan persamaan,
V 1 V 2
RA= R
V
Dengan V 1 adalah beda potensial yang terbaca pada amperemeter sebelum R dipasang
dan V 2 adalah beda potensial yang terbaca pada voltmeter setelah R dipasang.
R = 220

III. Gambar Percobaan

Gambar 3.1 Gambar pengukuran arus rangkaian dan tegangan pada amperemeter dengan
menggunakan resistor 47 ohm

V2

V1

Gambar 3.2 Gambar pengukuran arus rangkaian dan tegangan pada amperemeter dengan
menggunakan resistor 220 ohm

R = 680
Gambar 3.3 Gambar pengukuran tegangan pada voltmeter dengan menggunakan resistor
220 ohm
R = 820

Gambar 3.4 Gambar pengukuran arus dan tegangan rangkaian dengan menggunakan 3
buah resistor yaitu

V
R = 47
R = 330

Gambar 3.5 Gambar pengukuran arus dan tegangan rangkaian dengan menggunakan 3 buah
R = 270 resistor yaitu

V
IV. Hasil Percobaan R = 47

Tabel 1.1 Hasil pengukuran arus yang mengalir pada rangkaian dan tegangan pada
amperemeter dengan menggunakan resistor 47 ohm.
Tegangan Sumber (V) Tegangan pada Arus yang mengalir
amperemeter (V) (mA)

12 0,3 220
10 0,4 210
7 0,125 80
5 0,25 125

Tabel 1.2 Hasil pengukuran arus yang mengalir pada rangkaian dan tegangan pada
amperemeter dengan menggunakan resistor 220 ohm.
Tegangan Sumber Tegangan pada Arus yang mengalir
(V) amperemeter (mA)
(V)
12 0,76 55
10 0,57 45
7 0,4 31
5 0,3 22
Tabel 1.3.AHasil pengukuran tegangan pada rangkaian dan tegangan pada voltmeter
dengan menggunakan resistor 47 ohm.
TeganganSumber Tegangan V1 TeganganV2
(V) (V) (V)

12 12 12
10 10 10
7 7 7
5 5,5 5,2

Tabel 1.3.AHasil pengukuran tegangan pada rangkaian dan tegangan pada voltmeter
dengan menggunakan resistor 680 ohm.
TeganganSumber Tegangan V1 TeganganV2
(V) (V) (V)

12 12 12
10 10 10
7 7 7
5 5 5

Tabel 1.3.AHasil pengukuran tegangan pada rangkaian dan tegangan pada voltmeter
dengan menggunakan resistor 820 ohm.
TeganganSumber Tegangan V1 TeganganV2
(V) (V) (V)

12 13,44 12
10 10 10
7 7 7
5 5,25 5

Tabel 1.3.BHasil pengukuran tegangan pada rangkaian dan tegangan pada voltmeter
dengan menggunakan resistor 47 ohm.
TeganganSumber Tegangan V1 TeganganV2
(V) (V) (V)

12 12 12
10 10 10
7 7 7
5 5,5 5,2
Tabel 1.4 Hasil pengukuran arus yang mengalir dan teganganpada rangkaian dengan
menggunakan tiga buah resistor.

TeganganSumber Arus yang Tegangan


(V) mengalirpada R2 dan (V)
R3
(mA)
12 10 12
10 8 10
7 5,25 6
5 4,25 5

V. Pembahasan
Dari data yang tercantum pada tabel diatas menunjukkan bahwa apabila pada
amperemeter dipasang voltmeter maka terbaca adanya suatu tegangan listrik walaupun
nilainya sangat kecil, hal ini dikarenakan pada amperemeter tersebut atau pada
beberapa alat ukur listrik pasti mempunyai nilai resistansi yang terdapat didalamnya
walaupun nilainya kecil, itulah mengapa pada setiap pengukuran sering dijumpai
perbedaaan nilai baik itu arus, tegangan, maupun hambatan saat dihitung secara real
dengan yang diukur secara langsung menggunakan alat ukur
terdapat nilai tahanan dalam pada amperemeter tersebut yang nilainya kecil. Besarnya
tegangan juga bergantung pada nilai tegangan penyuplai yang digunakan semakin
besar tegangan penyuplai maka nilai tegangan yang terbaca akan semakin besar juga.

VI. Pertanyaan dan Jawaban

1. Tentukan tahanan dalam pada amperemeter !


2. Tentukan tahanan dalam pada voltmeter!

Jawab :

1. misal menggunakan data hasil pengukuran tabel 1.1


V = 0,35 V (tegangan yang terbaca pada voltmeter)
I = 250 mA = 0,25 A (arus yang terbaca pada multimeter)
Rd = V/I
= 0,35/0,25
= 1,4
Jadi, hambatan dalam pada amperemeter tersebut adalah 1,4 ohm

2. misal menggunakan data hasil pengukuran tabel 1.3


V2 = 10 V (Voltmeter dipasang pada R)
R = 220
V1 = 9,5 V (Voltmeter yang terukur)
I = V2/R
= 10/220
= 0.045 A
Rd = V1/I
= 9,5/0,045
= 211,11
Jadi, tahanan dalam pada voltmeter tersebut adalah 211,11 ohm
VII. Kesimpulan& Saran

A. KESIMPULAN

1. Multimetermempunyaitahanandalamsehinggadalampenunjukanhasil yang ada di


multimeterberbedadengan label pabrik.
2. Toleransi yang diberikan (5%-10%)
itumenunjukkankesalahandalammembacaataujenismultimeter
3. Dapatmengukurtahanandalam voltmeter dalammultimeterdenganrumus Rd =V/IR
4. Dapatmengukurtahanandalam Ampere dalammultimeterdenganrumus
Rd = VI/I

B. SARAN
1. Sebelumkitamelakukanpengukuranataupunpengecekansuatukomponen,
kitaharusmelakukankalibrasiterlebihdahulu.
2. Apabilainginmelakukanpengukuranpadateganganpadabateraikitaharus
mengubah AC menjadi DC denganmenekantombol AC/DC, sedangkanpada
listrik 3 phasajenisteganganpadamuultimeteer digital harus AC.
3. Berhati-hatidalampenggunaanmultieter, di karenakanapabilakitasalahdalam
mengaturtombolputardapatmengakibatkanrusaknyamultimetertersebut.

VIII. Referensi

Wasono,Adi , 2009 , Praktikumlistrikdasar , Semarang


www.Lpratikum.blogspot.com/?m=1
http://www.uniksharianja.com/2015/09/cara-mengukur-nilai-tahanan-resistor-dengan-
multimeter.html
http://www.geocities.ws/nerdi/penggunaan_multimeter_sebagai_ohmmeter.html

Anda mungkin juga menyukai