Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam terhadap An. A usia

Remaja (14 tahun) dengan diagnosa Hidrosefalus Post Operasi penyambungan

VP Shunt Hari Ke-2 di Ruang Kemuning Rumah Sakit Umum Daerah

Dr.Hi.Abdoel Moeloek provinsi Lampung disimpulkan bahwa :


1. Hidrosefalus adalah penumpukkan cairan serebrospinal secara aktif yang

menyebabkan dilatasi sistem fentrikel otak keruang subaradnoid atau ruang

subdural.
2. Tidak semua tanda dan gejala pada pengkajian yang ada pada tinjauan teori

muncul pada tinjauan kasus, seperti: Vena kulit kepala mengalami distensi.

Pembesaran kepala dari normal. Anoreksia, mual, nyeri pada luka post

operasi, luka kemerahan, pusing.


3. Analisa data yang didapat pada tinjauan kasus:
a. Gangguan rasa nyaman Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan

ditandai dengan kriteria:

DS : Klien mengatakan nyeri pada luka operasi. Klien mengatakan nyeri

seperti di tusuk tusuk. Klien mengatakan nyeri hilang timbul.

DO: Klien tampak menahan sakit, wajah klien meringis kesakitan, skala

nyeri 5 (1-10), durasi 2 menit.

b. Resiko infeksi berhubungan dengan Luka Post Operasi di tandai dengan:

DS : Klien mengatakan terdapat Luka Poat Operasi

59
60

DO : Terdapat luka post operasi VP Shunt, panjang 5 cm, lebar 3 cm,

luka di abdominalis kuadran 2 kanan bawah dan di thorax kanan

atas, luka tampak kemerahan.

c. Ansietas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang

penyakitnya ditandai dengan:

DS : Keluarga klien mengatakan bingung, Keluarga tidak mengetahui

cara perawatan penyakit anaknya.

DO : Keluarga tampak bingung, keluarga selalu bertanya terhadap

perawat tentang kondisi anaknya.

4. Diagnosa yang muncul pada klien dengan Hidrosefalus Post Operasi

penyambungan VP Shunt Hari Ke-2 adalah gangguan rasa nyaman nyeri

berhubungan dengan insisi pembedahan, resiko infeksi berhubungan dengan

luka post operasi dan ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi

tentang penyakitnya.

5. Tidak semua intervensi yang ada pada tinjauan teori ada pada tinjauan kasus

karena disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klien.


6. Tindakan mandiri, seperti beri posisi nyaman, ajarkan tarik nafas dalam,

miring kanan miring kiri dan kolaborasi dalam pemberian terapi antibiotik

ceftriaxone 500 mg/hari.


61

7. Semua implementasi dapat dilakuakan sesuai dengan rencana tindakan yang

telah dibuat pada tinjauan kasus dan dapat di laksanakan oleh penulis.
8. Hasil evaluasi ada satu masalah yang ada di tinjauan kasus yang belum

teratasi yaitu resiko infeksi, dan ada dua masalah keperawatan yang sudah

teratasi yaitu kurang pengetahuan, dan gangguan rasa nyaman nyeri.


9. Semua asuhan keperawatan dapat terdokumentasi dengan baik dan

komprehensif.

B. Saran
1. Rumah Sakit
Agar lebih meninggkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan di

semua sistem terutama pelayanan kepada pasien yang sedang di rawat dan

pasien yang sedang menjalani tahap rehabilitasi.

2. Perawat
a. Di harapkan perawat dapat mempertahankan asuhan keperawatan yang

berkualitas di semua aspek dalam pemberian perawatan komprehensif

untuk mencapai tujuan yang optimal.

b. Dalam menerapkan aspek di harapkan perawat menjalin hubungan

kerja sama yang baik antara sesama tim kesehatan lain dan juga

keluarga serta klien untuk mempermudah keberhasilan perawatan.


62

3. Bagi Institusi

Di harapkan untuk menambah buku-buku bacaan, artikel, jurnal, tentang

penyakit Hidrosefalus dan penyakit lainya, suapaya meninggkatkan

kualitas dan kuantitas pada mahasiswa dalam pembekalan, pengetahuan

dan keterampilan terutama dalam asuhan keperawatan pada klien dengan

penyakit Hidrosefalus.

Anda mungkin juga menyukai